Anda di halaman 1dari 138

KEBIJAKAN DALAM ASESMEN

KOMPETENSI DAN KREDENSIAL


KEPERAWATAN
RSUD Sidoarjo
Presented by: 20.11.2020

Prof. Dr. H. Nursalam, M.Nurs (Hons)


NIRA: 35780088971
Professor in Nursing Sciences Universitas Airlangga
Ketua DPW PPNI dan Ketua AIPNI Jawa Timur
Ketua Kolegium Kepemimpinan dan Manajemen Kep Indonesia
Ketua DIKLAT DPP PPNI
Wakil Ketua I AIPNI Pusat
Ketua Dewan Pengawas AIPVIKI Pusat
Outlines
INTRODUCTION
1. Masalah Pelanggaran ETIKOLEGAL
2. Fungi Organisasi Profesi PPNI
3. Dasar Hukum dan Kebijakan Kredensial
4. Asesmen Kompetensi
5. Kredensial dalam Keperawatan
Alur Proses Kredensial
INTRODUCTION
m y
n o
c o m
E i g
e w a d
e n a r
t h e p
i s t h
i t y i s
t i v i t y
l “Berjauhan seperti ini bukan keiinganku, tapi
r e a u a
C i r i t menjadi takdirku ...
Sp Menjadi tegar, bukan pilihanku tapi menjadi
salah satu jalan melawan pandemi covid-19
yang semakin menggebu”
a) Volatility
TANTANGAN PERUBAHAN
Uncertainty Complexity Ambiguity

Perubahan Masa depan yang Kompleksitas Perbedaan


N - A
yang terjadi tidak pasti dan akibat globalisasi
G A
perspektif dan
- C
begitu cepat tidak bisa dan banjir sudut pandang
N - U
diprediksi informasi
T A yang
V
N A N
menyulitkan

T A interpretasi
H
l B A
R U
PE 22
OPPORTUNITY & CHALLENGING

1. Future skill & industrial needs


2. be Enterpreuner
3. Generation era
4. We are trully in digital era
5. Internal capability of Institution
6. Indonesian Regulation on Nursing Profession &
others
b) NEW NORMAL
Sebuah adaptasi gaya hidup baru yang diterapkan utk
memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Pandemi
Covid tidak bisa hilang begitu saja, sementara kehidupan
manusia masih harus terus berlanjut.

“ this is not only health crisis but human


crisis; jobs crisis; a humanitarian crisis
and development crisis (UN).
It is
not the strongest
of the species that survive,
nor the most intellignet, but the
one

Who can survive?


most adaptable
to change
LEARN & DEVELOP:
Charles Darwin
1) Percaya pd passion 1809 - 1882
2)Tidak membuang Kesempatan dlm Pendidikan
3) Tidak terlena dgn gemerlap yg dimiliki
4) Lihai dlm mengembangkan diri
5) Tidak membatasi diri, mau belajar hal baru
6) Pandai dlm negosiasi & Koneksi
1
MASALAH:vPelanggaran Legal dan
Etik Keperawatan?
Fakta..
Kasus Pelanggaran
Legal Etik 1 ?
Apakah Sesuai
dengan Kode Etik?
Kasus Pelanggaran
Legal Etik 2 ?

Bagaimana Prinsip
Memberikan Asuhan
Keperawatan?
Kasus Pelanggaran
Legal Etik 3 ?
Masih Banyak Potensi
Pelanggaran?
Risiko Munculnya Masalah Etik
dalam Praktik Keperawatan?
SUMBER MASALAH ETIK

1. Dasar-dasar moral makin memudar & sendi agama makin


menipis
2. Perkembangan IPTEK yg meningkat di Era VUCA
3. Kemajuan & perkembangan masyarakat sebagai pengguna
jasa: (Kesadaran Hak; Tk. Ekonomi yg meningkat; Kesenjangan
si kaya dan si miskin; IPTEK meningkat) – PENYAKIT 3 …SI
(...GENGSI, POSISI, SEBUNGKUS NASI)
4. Perubahan dalam masyarakat perawat (kurangnya kemampuan
- etik; masuknya tenaga LN) – (nursalam, 2000)
Nakes dan Masyarakat
Era globalisasi a pengetahuan masyarakat tentang hak – hak
hukum sangat cepat meningkat

Hubungan Masa Lalu a Hak – hak pasien tidak di hargai


Nakes VS Ps Nakes tdk pernah salah Nakes kebal
Vertikal Paternalistik hukum

Hubungan Saat Ini Pasien sebagai mitra


Nakes VS Klien a Kedudukan hukum sama
Kontraktual Horisontal Hak & kuwajiban hukum sama
“The world is a dangerous place
to live; not because of the
people who are evil, but because
of the people who don't do
anything about it.“
(Albert Einstein)
2 FUNGSI ORGANISASI
PROFESI (UMUM)
PENINGKATAN DAN PENGAWALAN AKUNTABILITAS
PROFESI

Pengembangan & Penyempurnaan norma profesi

Sosialisasi norma profesi berkelanjutan

Peningkatan kepatuhan norma profesi


PROFESIONALISME DALAM
PENDIDIKAN KESEHATAN
Karakteristik perawat sebagai profesi adalah;
1. Kelompok pengetahuan, melandasi keterampilan
untuk menyelesaikan masalah praktik keperawatan
TETAPLAH MENJADI
2. Pendidikan yang memenuhi stadar diselenggarakan
PRIBADI YG-
di Perguruan Tinggi
HARMONI 3. Pengendalian terhadap standar profesi
• HUMBLE
• AGILE 4. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap
• RESPECT tindakan yang dilakukan
• MOTIVATION
• OUTSTANDING
5. Fungsi yang mandiri
• NATION 6. Berpegang pada nilai kode etik dan taat pada
• INTEGRITY peraturan yg berlaku
PROFESIONALISME PERAWAT

Manusia sebagai klien Profesi keperawatan

Melaksanakan praktik
keperawatan sesuai
dengan ilmu
keperawatan
Terdapat tanggung jawab moral,
etik, dan hak asasi manusia
Standar untuk dapat
sebagai pemberi pelayanan
dipublikasikan dalam praktik

Credentialing Pengawalan kualitas


pelayanan

Lisensi
Sertifikasi Registrasi Kode etik
(SIPP)
profesi Standar
UU 38/2014 profesi dan
Ijazah dan STR PMK 26/2019 praktik
SERKOM
keperawatan
Bekerja
DEWI IRAWATY
FUNGSI OP PERAWAT
DALAM PENGEMBANGAN PROFESI

PEMERSATU PRAKTIK YG AMAN


AKUNTABILITAS PROFESI
PENGATUR
PENDIDIKAN YG
PEMBINA BERKUALITAS
•KOMPETENSI & KEWENANGAN
PENGEMBANG •STANDAR PROFESI
•ETIKA PROFESI KEHIDUPAN
PENGAWAS •DUTY OF CARE
PROFESI YG
KONDUSIF
FUNGSI PPNI ….……
• A. Std Kompetensi • B. Kode Etik
• Std Praktik keperawatan
• Std Pddk Tinggi Indonesia
Kep Mengembangkan Menetapkan dan
dan / atau mengkawal kode
menetapkan
standar profesi
etik perawat

Menetapkan, Advokasi,
membina dan MENDUKUNG
menyeleng- UNTUK SALING
garakan CPD MELENGKAPI
• C. Continuing
•D. REGULASI
professional •KEBIJAKAN YG
development AMAN DAN
• (CPD) RECOGNIZE
STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI PRAKTIK KINERJA PROFESIONAL


• General : Ners Sp, Ners, Vokasi
bersama KONSIL KEPERAWATAN
• Pengkajian • Jaminan Mutu
• Diagnosis Keperawatan • Pendidikan
• Khusus : Kamar Bedah, GADAR, • Perencanaan • Penilaian Kerja
Critical, Komunitas, ANAK , Jiwa • Implementasi • Kesejawatan
dll è IKATAN /HIMPUNAN
PERAWAT • Evaluasi • Etik
• Riset
• Pemanfaatan Sumber-
sumber

DALAM KERANGKA STANDAR KOMPETENSI ICN


3 Dasar Hukum Kredensial
LATAR BELAKANG

UU.RI.36 th.2014,
Mengatur Kualitas
Menentukan keberhasilan
program peningkatan derajad
kes. masy

perencanaan, UU.RI.36 ,2014 psl. 62 ;


pengadaan, UU.44 ,2009 psl 13, 29, PMK
pembinaan dan no. 42 tahun 2015
pengawasan Kewenangan klinis,
kompetensi, etika profesi
dan
SOP

SPKK
Kredensial
KARS
KPS ;3
,9,15 &16 1. Jaminan kualitas SDM
AP.3 2. Bukti fisik pendelegasian kewenangan
3. Legalitas dan Perlindungan hukum
DASAR HUKUM KREDENSIALING
A. UU Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
B. UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
C. UU Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
D. UU Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
E. Permenkes 46 Tahun 2013 tentang registrasi tenag
Kesehatan
F. SNARS Edisi 1
G. Standart Akreditasi JCI 2012
H. Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB)
A
UU Nomor 38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan
PMK 26/2019:
PELAKSANAAN UU 38/2014

1 2
JENIS PERAWAT PERIZINAN

3 PENYELENGGA
4
PRAKTIK MANDIRI
RAAN PRAKTIK
PERAWAT
KEPERAWATAN

5 6 PEMBINAAN DAN
KEBUTUHAN PELAYANAN PENGAWASAN
KESEHATAN/KEPE-
RAWATAN DALAM SUATU
WILAYAH
7 KETENTUAN
PERALIHAN
(3) PENYELENGGARAAN PRAKTIK
KEPERAWATAN
Tempat praktik 1 PALING RENDAH PROFESI NERS
mandiri perawat

klinik 2 MEMASANG PAPAN NAMA PRAKTIK


FASYANKES
puskesmas

DILETAKKAN PADA BAG/RUANG YG MUDAH


RS 1 TERBACA

Tempat Rumah KLIEN 2 NAMA PERAWAT, NO. STRP, NO. SIPP, DAN KET
“MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN"
praktik Rumah jompo

Panti asuhan tidak memerlukan SIPP sepanjang telah memiliki


TEMPAT LAIN SIPP di tempat praktik mandiri Perawat, klinik, atau
SESUAI Panti sosial
Puskesmas pada wilayah kerja yang sama
DENGAN
KLIEN
SASARANNYA sekolah dilaksanakan berdasarkan penugasan dari
Fasyankes tempat Perawat bekerja
perusahaan
TUGAS DAN WEWENANG

Pemberi asuhan Penyuluh dan konselor bagi Pengelola pelayanan


keperawatan klien keperawatan

Pelaksana tugas
Pelaksana tugas berdasarkan dalam keadaan
Peneliti keperawatan pelimpahan wewenang keterbatasan tertentu
KEWENANGAN PERAWAT

Pengertian • Adl hak dan otonomi untuk melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan
Kewenangan kemampuan, tingkat pendidikan, dan posisi sarana kesehatan ( Juklak Kep
Perawat Men Kes 1239/2001 )

(1) Perawat bertugas sebagai:


a. pemberi Asuhan Keperawatan (2) secara bersama ataupun
UU 38-2014 tt b. penyuluh dan konselor bagi Klien; sendiri-sendiri.
Kep c. pengelola Pelayanan Kep’ (3) harus dilaksanakan
Pasal 29 d. peneliti Keperawatan secara bertanggung jawab
e. pelimpahan wewenang; dan akuntabel.
f. keadaan keterbatasan

Perawat berwenang
• pelimpahan wewenang hrs tertulis • melakukan tindakan
• secara delegatif atau mandat medis sesuai dg
Pasal 32 kompetensinya
• Profesi/vokasi terlatih yg memiliki
• Kompetensi yang dibutuhkan • pelayanan kes’ sesuai
dg program Pemerintah.
PELIMPAHAN WEWENANG

Disertai pelimpahan Hanya kpd perawat profesi


tanggung jawab atau perawat vokasi terlatih

Untuk melaksanakan Delegatif


tindakan medis dari dokter
harus tertulis dan sesuai dengan
dan evaluasi pelaksanaannya kompetensinya
Mandat

Di bawah pengawasan tenaga medis yang melimpahkan


Pelaksana tugas
berdasarkan Perawat lulus pelatihan atau orientasi yang
pelimpahan wewenang diselenggarakan Pem atau Pemda
Pelaksanaan program
pemerintah
Dilakukan sesuai dengan ketentuan
Tanggung Jawab Hukum
Dalam Pratik Medis Keperawatan

Pengertian • wajib menanggung segala sesuatu akibat dari apa yg telah dilakukan
Tanggung • Yg dilakukan oleh setiap individu berdasarkan hati nurani atas kewajiban.
Jawab • bersifat kodrati, artinya sudah merupakan bagian dari kehidupan manusia,
• ciri manusia yang beradab (berbudaya).

• kekuasaan membuat keputusan memerintah dan melimpahkan tanggung


jawab kepada orang lain
Difinisi • hak seorang individu utk melakukan sesuatu tindakan dg batas-batas
Kewenangan tertentu & diakui oleh individu lain dalam suatu kelompok tertentu sesuai
dengan kompetensinya
Kewenangan Atribusi
adl kewenangan yg di dapatkan seseorang utk memberikan pelayanan
public atas undang – undang yg berlaku sesuai dg kompetensi yg
dimilikinya.

Kewenangan Delegasi
Adl pelimpahan kewenangan dari seseorang kpd orang lain yang
memiliki kompetensi yg sama dalam suatu lingkup kerja atau team
disertai dengan pelimpahan tanggung jawabnya.
JENIS2
KEWENANGAN Kewenangan Mandat
Adl pelimpahan kewenangan dari seseorang kepada orang lain yang
memiliki kompetensi yang sama dalam suatu lingkup kerja atau team tidak
disertai dengan pelimpahan tanggung jawabnya

Kewenangan Reanimasi ( Good Samaritan )


kewenangan melakukan tindakan kepada sesama tanpa
pamrih dengan di dasari rasa kemanusiaan.
Wewenang perawat pada keadaan
keterbatasan la;
Pasal 33 • keadaan tidak adanya dokter • pengobatan utk penyakit umum
tugas dalam dan/atau kefarmasian • merujuk pasien sesuai dg
keadaan • ditetapkan oleh Pemda Kab/Kota. ketentuan
keterbatasan • dengan memperhatikan kompetensi • melakukan pelayanan
kefarmasian secara terbatas

Tujuan: utk menyelamatkan nyawa Klien & mencegah kecacatan lebih


lanjut; mrnguangi ras sakit dan menstabilkan kondisi pasien
Pasal 35 •memberikan pertolongan pertama, Perawat dapat melakukan tindakan medis &
Dalam pemberian obat sesuai dg kompetensiny
keadaan •merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau kecacatan Klien.
darurat •ditetapkan oleh Perawat sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.
•keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Menteri.
B UU No 36/ 2009 Tentang Kesehatan
C 44
or
om 9
N 0 0
RI n 2
UU ahu
T
UU RI Nomor 44
Tahun 2009
TUGAS DAN FUNGSI RS
(UU NO. 44/2009 TTG RUMAH SAKIT)

• TUGAS
Memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
• FUNGSI
- Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai standar pelayanan RS
PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

PELAYANAN
PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN
PENUNJANG
MEDIK KEPERAWATAN FARMASI
MEDIK
q Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit
kepada masyarakat
q Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti
diskriminasi, dan efektif
q Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien
q Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana
q Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu
atau miskin
q Melaksanakan fungsi sosial
SDM (UU RS)
– Persyaratan sumberdaya manusia :
Rumah sakit harus memiliki tenaga tetap yg meliputi tenaga
medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga
kefarmasian, tenaga manajemen rumah sakit dan tenaga
nonkesehatan

– Jumlah dan jenis sumber daya manusia harus sesuai


dengan jenis dan klatifikasi Rumah Sakit
SDM (UU RS)
– Tenaga medis yg melakukan praktik kedokteran di RS wajib
memiliki SIP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
– Tenaga Kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit
wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
– Setiap tenaga kesehatan yg bekerja di rumah sakit harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
rumah sakit, standr prosedur operasional yg berlaku, etika
profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan
keselamatan pasien
D UU No. 36 Tahun 2014
E SNARS EDISI 1/ 2018
KKS (Kompetensi dan Kewenangan Staff)
Standart 9
DASAR PELAKSANAAN KREDENSIAL
SNARS Edisi 1/ 2018

1. Standar KKS 9
• Rumah sakit menyelenggarakan pengumpulan dokumen
kredensial dari anggota staf medis yang diberi izin
memberikan asuhan kepada pasien secara mandiri.
2. Standar KKS 9.1
• Rumah sakit melaksanakan verifikasi terkini terhadap
pendidikan, registrasi, izin, pengalaman, dan lainnya dalam
kredensialing staf medis.
… CON’T DASAR PELAKSANAAN KREDENSIAL
SNARS Edisi 1/ 2018

3. Maksud dan Tujuan KKS 9 sampai KKS 9.2


• Dokumen kredensial adalah dokumen yang dikeluarkan
oleh badan resmi
• untuk menunjukkan bukti telah dipenuhinya persyaratan
seperti ijazah dari fakultas kedokteran, surat tanda
registrasi, izin praktik, fellowship, atau bukti pendidikan
dan pelatihan yang telah mendapat pengakuan dari
organisasi profesi kedokteran
Elemen Penilaian KKS 9
1. Proses penerimaan, kredensial, penilaian kinerja, dan rekredensial staf medis
diatur dalam peraturan internal staf medis (medical staf bylaws). (R)
2. Setiap dokter yang memberikan pelayanan di rumah sakit wajib
menandatangani perjanjian sesuai dengan regulasi rumah sakit. (lihat juga
TKRS 6 EP 4). (D,W)
3. Ada proses kredensial dan pemberian kewenangan klinis oleh rumah sakit
untuk pelayanan diagnostik, konsultasi, dan tata laksana yang diberikan oleh
dokter praktik mandiri dari luar rumah sakit seperti kedokteran jarak jauh
(telemedicine), radiologi jarak jauh (teleradiology), dan interpretasi untuk
pemeriksaan diagnostik lain: elektrokardiogram (EKG), elektroensefalogram
(EEG), elektromiogram (EMG), serta pemeriksaan lain yang serupa. (lihat juga
TKRS 6.2 EP 2). (D,W)
Elemen Penilaian KKS 9.1
1. Ada bukti dilaksanakan verifikasi dari sumber utama terhadap
kredensial terkait pendidikan, izin/sertifikat, dan kredensial lain
sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau yang
dikeluarkan oleh instansi pendidikan atau organisasi profesional
yang diakui. (D,W)
2. Ada bukti dilaksanakan kredensial tambahan dari sumber yang
mengeluarkan kredensial apabila staf medis meminta kewenangan
klinis canggih atau subspesialisasi. (D,W)
Elemen Penilaian KKS 9.2
1. Pengangkatan staf medis dibuat berdasar atas kebijakan rumah sakit dan
konsisten dengan populasi pasien rumah sakit, misi, dan pelayanan yang
diberikan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
2. Pengangkatan tidak dilakukan sampai setidaknya izin/surat tanda registrasi
sudah diverifikasi dari sumber primer dan anggota staf medis kemudian
melakukan pelayanan perawatan pasien di bawah supervisi sampai semua
kredensial yang disyaratkan undang-undang dan peraturan sudah diverifikasi
dari sumber asli
3. Untuk staf medis yang belum mendapatkan kewenangan mandiri, dilakukan
metode supervisi, frekuensi supervisi, dan supervisor yang ditunjuk
didokumentasikan di arsip kredensial individu tersebut.
KKS Standar 10/
Pemberian Kewenangan Klinis
… CON’T DASAR PELAKSANAAN KREDENSIAL
SNARS Edisi 1/ 2018

4. KKS 16 (SNARS, 348)…………. (KPS 15)


• Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk
mengumpulkan, verifikasi, dan mengevaluasi kredensial
profesional pemberi asuhan (PPA / SKPL) lainnya dan staf
klinis lainnya (pendidikan, registrasi, izin, kewenangan,
pelatihan, dan pengalaman).
5. KKS 17 (SNARS, 350)
• bila pendidikannya vokasi maka kewenangannya adalah sebagai
PPA lainnya.
KKS 16 Tenaga Kesehatan Lainnya
17
K S
K
F Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB)
4 Asesmen Kompetensi
5 Domains of the ASEAN Nursing
Common Core Competencies

1. Ethic and Legal Practice


2. Professional Nursing Practice
3. Leadeship & Management
4. Education & Research
5. Professional, Personal and Quality
Development
PENCAPAIAN
KOMPETENSI ASEAN + A-K-S-I
A- TTITUDE
• BERSADSARKAN ETIK KEPERAWATAN: J-A-B-V-C
J – USTICE (Adil)
A – AUTONOMY (menghargai)
B – BENEFICIENCY & NON MALEFICIENCY (manfaat, tdak merugikan)
V – VERACITY (kejujuran)
C – CONFIDENTIALITY & COMMITMENT (kerahasiaan & pengorbanan)

K – NOWLEDGE IN NURSING SCIENCE AND BASIC

S – KILL IN CARING
I – INTERNALISATION INTO NURSE CHARACTERS WITH
G – S – T (GREETING - SORRY & SERVE – THANKS)
70
A. Asesmen Kompetensi
Asessmen kompetensi merupakan proses yang dilaksanakan oleh seorang asesor
untuk menentukan level kompetensi seseorang. Proses ini mencakup
pengumpulan data dan bukti untuk menentukan apakah seseorang mempunyai
level kompetensi yang dibutuhkan.
Tujuan Asesmen Kompetensi

1. Rekognisi kompetensi terkini dari perawat


2. Rekognisi pembelajaran sebelumnya dari perawat
3. Determinasi pencapaian dalam proses belajar
4. Sertifikasi pencapai belajar
5. Menilai gab perawat untuk tujuan pelatihan
6. Mengukur kinerja perawat
7. Klasifiksi tenaga dalam kemajuan karirnya
8. Memenuhi persyaratan tempat kerja
9. Memenuhi persyaratan lisensi dan regulasi
Tahapan Asesmen Kompetensi

1. Mengajukan permohonan asessmen (form AK1)


2. Menetapkan unit kompetensi
3. Menetapkan Asesmen Lapangan
4. Menetapkan instrument asesmen;
5. Melaksanakan asesmen kompetensi;
6. Melakukan analisa; menilai adanya yang belum kompeten dan
asesmen keseluruhan
7. Melaporkan hasil asessmen
8. Membuat rekomendasi kewenagn klinis dengan mengeluarkan
surat penugasan klinis (SPK)
9. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewengan klinis
1) Mengajukan Permohonan Asessmen
(form AK1)

1. Asessmen mandiri (Form AK2)


2. Pra konsultasi
3. Asessmen (Form AK3 dan 4)
4. Usulan banding jika perlu (Form AK5)
5. Keputusan hasil asessmen
6. Pemberian sertifikat kompetensi
2) Menentukan Unit Kompetensi

1. Asessmen mandiri
2. Perencanaan asessmen
3. Kontekstualisasi dan review rencana asessmen
4. Mengorganisasikan asessmen
5. Menentukan fokus dan kebutuhan perangkat
6. Daftar cek bukti porto folio
7. Ceklist perangkat observasi
8. Perangkat daftar pertanyaan lisan
9. Rekomendasi asessmen
3) Menetapkan AL

1. Perawat mengisi formulir permohonan asesmen


2. Karu dan Manajer melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan
3. Sub komite kredensial menugaskan asesor untuk verifikasi
4. Sub komite kredensial dan asesor memberikan rekomendasi
5. Asesor mengadakan pertemuan dengan perawat untuk melakukan
penilaian mandiri
6. Sub komite kredensial memberikan rekomendasi kelanjutan
asesmen kompetensi
7. Sub komite kredensial menugaskan asesor dan mitra bestari
4) Menetapkan Isntrumen Asesmen

• FORM-01 Permohonan sertiifikasi/ • FORM - 06 DAFTAR CEK


UKOM PELAKSANAAN ASSMN **
• FORM-02 Asesmen mandiri
• FORM - 04 PERSETUJUAN ASESMEN
• FORM - 05 DAFTAR CEK PRA
ASESMEN • FORM - 07 Pelaksanaan asesmen dan
• FORM-03 Merencanakan dan rekomendasi
mengembangkan asesmen • FORM - 08 Umpan balik asesmen
• FORM-03 A (Cheklist Observasi) • FORM - 09 Kaji ulang pelaksanaan
• FORM-03 B (Instrumen Penilaian asesmen
Lisan)
• FORM-03 C (Instrumen Penilaian Tulis)
• FORM-03 D (Instrumen Evaluasi
Portofolio)
5) Melakukan Asesmen Kompetensi

1. Asesmen kompetensi dilakukan dengan verifikasi portofolio,


training record dan sertifikasi
2. Melakukan penilaian secara observasi
3. Melakukan penilaian secara tertulis
4. Melakukan penilaian secara lisan
Form AK1 - Permohonan Asessmen
Form AK2 – Asesmen Mandiri
Form AK3 – Asesmen
Form AK3 – Rencana Asesmen
Form 3A – Instrumen Ceklist Observasi
Form 3B – Instrumen Penilaian Lisan Form 3C – Instrumen Penilaian Tertulis
Form 3D – Checklist Evaluasi Portofolio
Form AK4 – Asesmen
Form 7 – Pengambilan Keputusan
Form 8 - Umpan Balik Asesmen
Form 9 – Kaji Ulang Asesmen
6) Melakukan Analisis

• Menilai adanya yang belum dapat dinyatakan kompeten


dan menilai hasil asessmen secara keseluruhan.
• Evaluasi rekomendasi; memberikan rekomendasi
terhadap asessmen kompetensi yang dilakukan, apakah
perawat atau bidan yang mengajukan asessmen
kompetensi dapat ditingkatkan kewenangan klinisnya
atau tidak dengan diberikan surat penugasan klinis
7) Melaporkan Hasil Asesmen

• Asesor meberikan laporan hasil asesmen kompetensi


kepada ketua sub komite kredensial
• Ketua sub komite krednesial memberikan laporan hasil
asessmen kompetensi kepada ketua komite keperaatanm
sebagai bahan rekomendai setiap perawat-bidan
memperoleh penugasan klinis baru dari direktur rumah
sakit
8) Membuat Rekomendasi

• Membuat rekomendasi kewenagn klinis dengan


mengeluarkan surat penugasan klinis (SPK) oleh direktur
rumah sakit berdasarkan rincian kewengana klinis yang
ditepakan untuk perawat dan bidan
9) Melakukan Pembinaan dan Pemulihan

• Melakukan pembinaan dan pemulihan kewengan klinis


secara terbuka sesuai periode peningkatan jenjang karir,
bekerjasama dengan sub komite mutu
5 Kredensial Keperawatan di
Rumah Sakit
Komite Keperawatan

Merupakan wadah non-struktural rumah sakit yang mempunyai


fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme
keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu
profesi dan pemeliharaan profesi sehingga pelayanan-asuhan
keperawatan kepada pasien diberikan secara benar (ilmiah) sesuai
standar yang baik (etis) sesuai kode etik profesi serta hanya diberikan
oleh tenaga keperawatan yang kompeten dengan kewenangan yang
jelas.
Komite Keperawatan
Proses kredensial (Credentialing)

Proses mereview, memverifikasi dan mengevaluasi


dokumen – dokumen. Proses kredensial menjamin
perawat untuk menentukan apakah yang bersangkutan
layak diberi kewenangan klinis (clinical privilege)
untuk melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit
Re-Kredensial (Re-Credentialing)

Proses re-evaluasi oleh suatu rumah sakit terhadap


tenaga perawat yang telah bekerja dan memiliki
kewenangan klinis (clinical privilege)) dirumah sakit
tersebut untuk menentukan apakah yang bersangkutan
masih layak diberi kewenangan klinis tersebut untuk
suatu periode tertentu.
Tujuan Kredensialing

1. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga


keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan benar kompeten.
2. Pengakuan dan penghargaan terhadap praktik klinik keperawatan
yang berada di semua level
3. Pengembangan profesional diri melalui jenjang karier.
4. Mendorong perawat klinik terlibat dalam perkembangan organisasi.
5. Meningkatkan kepuasan kerja perawat untuk mengurangi Turn Over
6. Perkuatan proses rekuitmen
Tugas sub Komite Kredensial

a. Menyusun porto folio untuk self evaluasi perkembangan profesional


b. Menentukan komponen standar kredensial :
– Ijazah
– STR (Surat Tanda Registrasi)
– Sertifikat Pelatihan
– Surat tanda berkelakuan baik atau tidak terlibat kriminal
– Surat pernyataan memiliki pengetahuan atau keterampilan khusus yang
diuraikan dalam uraian tugas (bagi perawat yang sudah bekerja)
– Surat penyataan telah menyelesaikan program orientasi rumah sakit atau
orientasi di unit tertentu
– Surat hasil pemeriksaan kesehatan (sesuai ketentuan)
Istilah Dalam Kredensial

Kewenangan klinis Keperawatan


• Uraian intervensi keperawatan yang dilakukan oleh perawat
berdasarkan area praktiknya

Penugasan Klinis
• Penugasan direktur / kepala RS kepada perawat untuk melakukan
asuhan keperawatan di RS tersebut berdasarkan daftar
kewenangan klinis
Peluang Kredensial bagi perawat

• Proses kredensial justru harus dicari bagi semua perawat


untuk mendapatkan kewenangan klinis seluas-luasnya
sesuai area praktik pelayanan kesehatan
• Kewenangan klinis memperkuat perlindungan terhadap
praktik keperawatan baik oleh RS / pelayanan kesehatan
maupun oleh PPNI dan badan kelengkapannya /
organisasi seminat
Proses kegiatan Komite Kredensial
(PMK 49 th 2013)
• Penyusunan kewenangan klinis
• Melakukan asesmen
• Memberikan laporan hasil kredensial
• Memberikan rekomendasi kewenangan klinis
• Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinis
• Melakukan kredensial ulang
Kredensial Keperawatan dilakukan oleh
Mitra Bestari
• Mitra Bestari (peer group) adalah sekelompok tenaga keperawatan dengan
reputasi dan kompetensi yang baik untuk menelaah segala hal yang
terkait dengan tenaga keperawatan (PMK 49 th 2013)

• Unsur-Unsur Mitra bestari adalah


– Organisasi profesi
– Kolegium keperawatan
– Unsur pendidikan tinggi keperawatan

• Kegiatannya berdasarkan pada pengembangan kompetensi khusus.


Kredensial
Praktik Mandiri Perawat
Dasar Hukum
• PerMenKes RI no. 17 tahun 2013 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat.
• SK DPP PPNI no 011/DPP.PPNI/SK.K.S/III/2017
tentang Pedoman Praktik Keperawatan Mandiri
Hambatan proses kredensial

• Belum semua komite keperawatan di Indonesia memahami


proses kredensial (Dirjen Keperawatan dan keteknisian Medik
Kemkes 2016)
• Proses kredensial belum tersosialisasi secara tepat dan benar
sehingga manfaat kredensial tidak diketahui à cenderung
menakutkan
• Proses kredensial justru harus dicari bagi semua perawat untuk
mendapatkan kewenangan klinis seluas-luasnya sesuai area
praktik pelayanan kesehatan
Surat Penugasan
(Clinical Appointment)

Surat yang diterbitkan oleh Kepala Rumah Sakit


kepada seorang tenaga keperawatan untuk
melakukan tindakan keperawatan dirumah sakit
tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang
ditetapkan baginya.
Alur Proses Kredensial
Tahapan proses kredensial
1. Perawat mengajukan permohonan untuk memperoleh
kewenangan klinis dengan metode self assessment
2. Sub komite mengkaji dan memberikan rekomendasi tindakan
keperawatan yang diajukan oleh pemohon.
• Entry level exam (uji tulis generalis)
• Work Place Assessment (uji kinerja/ kompetensi) sesuai dengan jenjang
• Sistem ujian oleh asesor

3. Direktur rumah sakit menerbitkan surat penugasan


Alur Kredensialing Perawat

Direktur Rumah Komite


Perawat Sakit keperawatan

Clinical apointment/ Surat


Kewenangan Kerja Klinmis
Proses Kredensial
Rekomendasi Clinical
Komite Appointmen

Perawat Standar
Aspek yang di Kredensial

1. Kompetensi Akademis
- Kognitif
- Psikomotor
2. Kesehatan
- Kompetensi Fisik
- Kesehatan Mental/ Perilaku
Target kredensial

• Setiap Perawat memiliki surat “Clinical


Apoinntment” dari Direktur RS sesuai dengan
“Clinical Privilege” berdasarkan mekanisme “
Credentialing”
Instrumen Kredensial
• Apabila Buku panduan Kredensial Nakes sdh selesai maka
instrumen yg diperlukan yaitu:
• 1. SPO kredensial
• 2. Format pengajuan / permohonan Kredensial
• 3. Format uji dan Metode Uji / asesmen dan
• 4. Format kredensial
• 5. RKK
• 6. OPPE
CONTOH SPO
CONTOH SURAT KOMITE NAKES
CONTOH SPKK
OPPE (On Going Professional Practice Evaluation) /
Evaluasi berkelanjutan praktek profesional

• sebuah alat skrining (penapis) yang digunakan untuk


mengevaluasi kewenangan klinis dari para staf medis
rumah sakit dalam melakukan pelayanan
• Alat ini juga digunakan untuk mengidentifikasi dan
menemukan para staf medis yang melaksanakan –
atau yang diduga melaksanakan- pelayanan medis di
bawah standar
OPPE Di SNARS =
MONITORING DAN EVALUASI BERKELANJUTAN ANGGOTA STAF MEDIS ( Standar KKS 11/
hal 340)
Harus dapat mengenali hasil pencapaian :
• Pengembangan potensial kewenangan klinis dari anggota staf medis, dan layanan
yang diberikan.
• Evaluasi perilaku dilaksanakan secara kolaboratif antara subkomite etik dan disiplin,
manajer SDM, manajer pelayanan, dan kepala unit kerja.
• Monitoring dan evaluasi anggota staf medis berdasar atas berbagai sumber data
termasuk data cetak, data elektronik, observasi dan, interaksi teman sejawat.
Elemen Penilaian KKS 11
• Ada regulasi penilaian kinerja untuk evaluasi mutu praktik profesional berkelanjutan,
etik, dan disiplin staf medis.
Point Penilaian OPPE
• Patient Care
• Interpersonal/Comunication Skill
• Individual Perormance assessment
• Individual Perormance Professionalism
• Individual Perormance Tools Use
• Individual Perormance Reject/ repeated
• DLL
CONTOH OPPE
FORM 3 OPPE
Perolehan Kewenangan Klinis

Daftar rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege)


diperoleh dengan cara :
1. Menyusun daftar kewenangan klinis dilakukan dengan meminta
masukan dari setiap Kelompok khusus.
2. Mengkaji kewenangan klinis bagi Pemohon dengan menggunakan
daftar rincian kewenangan klinis (delineation of clinical privilege).
3. Mengkaji ulang daftar rincian kewenangan klinis bagi tenaga
perawat dilakukan secara periodik.
White Paper

• Bukan “standar keperawatan”, BUKAN SOP/clinical pathway


• Memuat kriteria kapan seorang perawat dianggap kompeten untuk
melakukan asuhan keperawatan tertentu dengan aman
• Syarat kualifikasi pendidikan/ pelatihan/ jumlah kasus yang telah
ditangani, keikut sertaan dalam organisasi profesi / seminar
• Merupakan tolok ukur / acuan bagi mitra bestari dalam proses
kredensial seseorang praktisi layak diberi CP asuhan keperawatan
tertentu
• Setiap Rumah sakit menyusun sendiri dengan mengacu pada standar
profesi
Rekomendasi Kewenangan Klinis
Diberikan oleh komite keperawatan berdasarkan masukan dari subkomite kredensial.
Subkomite kredensial melakukan rekredensial bagi setiap perawat yang mengajukan
permohonan pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis (clinical
appointment), dengan rekomendasi berupa:
1) Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan
2) Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah
3) Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi
4) Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu
5) Kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi
6) Kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri.
Kriteria Pemberian Rekomendasi
1) Pendidikan
a) Lulus dari sekolah keperawatan yang terakreditasi atau dari sekolah
keperawatan luar negeri dan sudah diregistrasi
b) Menyelesaikan program pendidikan konsultan.
2) Perizinan (lisensi)
a) Memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan bidang profesi
b) Memiliki izin praktek dari dinas kesehatan setempat yang masih berlaku.
3) Kegiatan penjagaan kualitas profesi
a) Menjadi anggota organisasi yang melakukan penilaian kompetensi bagi
anggotanya
b) Berpartisipasi aktif dalam proses evaluasi kualitas klinis.
… Con’t Kriteria Pemberian Rekomen
4) Kualifikasi personal
a) Riwayat disiplin dan etik profesi
b) Keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui
c) Keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak terlibat penggunaan
obat terlarang dan alkohol, yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan
terhadap pasien
d) Riwayat keterlibatan dalam tindakan kekerasan
e) Memiliki asuransi proteksi profesi (professional indemnity insurance).
5) Pengalaman dibidang keprofesian
a) Riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi
b) Riwayat tuntutan medis atau klaim oleh pasien selama menjalankan
profesi.
Pemulihan Kewenangan Klinis

Bagi perawat yang ingin memulihkan kewenangan klinis yang


dikurangi atau menambah kewenangan klinis yang dimiliki
dapat mengajukan permohonan kepada komite keperawatan
melalui kepala/direktur rumah sakit. Selanjutnya, komite
keperawatan menyelenggarakan pembinaan profesi antara lain
melalui mekanisme pendampingan (proctoring).
Berakhirnya Kewenangan Klinis
Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan klinis
(clinical appointment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh
kepala atau direktur rumah sakit. Surat penugasan klinis untuk
setiap tenaga perawat memiliki masa berlaku untuk periode tertentu,
misalnya dua tahun. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan
tersebut rumah sakit harus melakukan rekredensial terhadap tenaga
perawat yang bersangkutan.
Pencabutan Kewenangan Klinis
Pertimbangan pencabutan kewenangan klinis tertentu oleh kepala
atau direktur rumah sakit didasarkan pada kinerja profesi di
lapangan, misalnya perawat yang bersangkutan terganggu
kesehatannya, baik fisik maupun mental. Selain itu, pencabutan
kewenangan klinis juga dapat dilakukan bila terjadi kecelakaan
kerja yang diduga karena inkompetensi atau karena tindakan
disiplin dari komite keperawatan. Namun demikian, kewenangan
klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan kembali bila tenaga
perawat tersebut dianggap telah pulih kompetensinya.
A N
TK
UA
NG R I
M E DI
G AN
L IN A H
SA EN
l M
G A N
LIN A K
SA D O
l EN
G M
LIN
SA
l
Kiat : ..us: hati tulus, hidup lurus,
ibadah bagus, ikhtiar serius, doa jangan putus

Anda mungkin juga menyukai