ANANG SUGENG C
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
081331259696
Anang Sugeng Kadhi
akusukambahdi@gmail.com
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
MATERI PAK
1. Pengertian Korupsi
2. Faktor Penyebab Korupsi
3. Dampak Masif korupsi
4. Nilai & Prinsip Anti Korupsi
5. Upaya Pemberantasan Korupsi
6. Gerakan, kerjasama, instrumen internasional
7. Delik Korupsi
8. Peran mahasiswa dalam gerakan anti-korupsi
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Pokok Bahasan
arti kata dan definisi korupsi secara
tepat dan benar; Pengertian Korupsi
2. Mahasiswa mampu menjelaskan
sejarah korupsi dan
Sub Pokok Bahasan
pemberantasan korupsi di
Indonesia dengan benar; 1. Definisi Korupsi
3. Mahasiswa mampu menjelaskan 2. Bentuk-bentuk Korupsi
bentuk-bentuk korupsi dan perilaku
koruptif dengan benar;
3. Sejarah Korupsi
4. Mahasiswa mampu membedakan
bentuk tindak pidana korupsi dan
perilaku koruptif;
5. Mahasiswa mampu menganalisis
perbuatan korupsi dan perilaku
koruptif di masyarakat;
6. Mahasiswa mampu mengevaluasi
dan memahami berbagai bentuk
tindak korupsi dan perilaku
koruptif.
Pretest
Nilai filosofis apa yang bisa anda simpulkan
dari gambar dibawah ini??
1……………?
2……………?
3……………?
PERTEMUAN KE 2
DEFINISI KORUPSI
DEFINISI
KORUPSI “KORUPSI” dari bahasa Latin
“corruptio” atau “corruptus”
“corruptio” dari kata “corrumpere”,
➔ “corruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan
“corruptie/korruptie” (Belanda).
DEFINISI
KORUPSI Di Malaysia dipakai kata
“resuah” dari bahasa Arab
“risywah”,
menurut Kamus umum Arab-
Indonesia artinya korupsi.
PENDAPAT PAKAR
PENDAPAT PAKAR
menguraikan istilah korupsi dalam berbagai
bidang, yakni yang menyangkut masalah
penyuapan, yang berhubungan dengan
manipulasi di bidang ekonomi, dan yang
menyangkut bidang kepentingan umum.
Hal ini diambil dari definisi “financial
manipulations and deliction injurious
to the economiy are often labeled
corrupt”
PENGERTIAN
Korup artinya buruk, rusak, busuk;
1 Koruptif artinya bersifat korupsi ( sifat takut berkorban
dan mudah ditaklukkan ) kamus B.Ind.
“Fight Corruption:
be the one who helps
build a better society”.
FAKTOR
PENYEBAB
KORUPSI
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa mampu menjelaskan POKOK BAHASAN :
faktor pendorong terjadinya Faktor Penyebab Korupsi
korupsi;
SUB POKOK BAHASAN :
2. Mahasiswa dapat membedakan
1. Faktor Penyebab Korupsi;
faktor internal dan faktor eksternal
2. Penyebab Korupsi dalam
penyebab terjadinya korupsi; Perspektif Teori;
3. Mahasiswa dapat menyimpulkan 3. Faktor Internal dan
faktor internal dan faktor eksternal Eksternal Penyebab
Korupsi.
pendorong prilaku korup;
4. Mahasiswa mampu mengeliminir
sikap diri sendiri yang cenderung
mendorong perilaku korup;
5. Mahasiswa dapat menumbuhkan
sikap anti korupsi.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Faktor Penyebab Korupsi
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
FAKTOR INTERNAL
FAKTOR EKSTERNAL
Faktor internal
merupakan
penyebab korupsi yang faktor penyebab
datang dari diri pribadi terjadinya korupsi karena
sebab-sebab dari luar.
BEBERAPA PENDAPAT
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI
Isa Wahyudi
PERTEMUAN KE – 4
FAKTOR PENYEBAB KORUPSI
(EKSTERNAL DAN PERSPEKTIF TEORI) part 1
ANANG SUGENG C
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
1. Faktor politik,
2. Faktor hukum,
3. Faktor ekonomi dan
4. Organisasi
1. FAKTOR POLITIK
2. FAKTOR HUKUM
3. FAKTOR EKONOMI
4. FAKTOR ORGANISASI
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang
luas, termasuk sistem pengorganisasian lingkungan
masyarakat. Organisasi yang menjadi korban korupsi atau di
mana korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya
korupsi karena membuka peluang atau kesempatan untuk
terjadinya korupsi
Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh Kompas 29/7/2004
di kota Surabaya, Medan, Jakarta dan Makasar mengenai korupsi
yang terjadi di tubuh organisasi kepemerintahan (eksekutif) maupun
legislatif disebutkan bahwa tidak kurang dari 40% responden
menilai bahwa tindakan korupsi dilingkungan birokrasi
kepemerintahan dan wakil rakyat di daerahnya semakin menjadi-
jadi. Hanya 20% responden saja yang berpendapat bahwa perilaku
korupsi di Pemerintah Daerah dan DPRD masing-masing sudah
berkurang.
PROBLEM
PERTEMUAN 5
PRA KEMERDEKAAN
1.Zaman Kerajaan
Budaya korupsi didorong motif kekuasaan,
kekayaan dan wanita:
• Perebutan kekuasaan Singosari
• Pemberontakan Majapahit
• Demak
• Banten (Sultan Haji merebut kekuasaan ayahnya
Sultan Ageng Tirtayasa)
2.Zaman Penjajahan Belanda
• Kebiasaan mengambil Upeti dari rakyat terlebih
tidak hanya dilakukan oleh Belanda tetapi oleh
jajaran abdi dalem ke Lurah /Tumenggung
• Terjadinya sistem Cultuur Stelsel sistem
pembudayaan. Hasil pembudayaan tanaman
produktif seharusnya masuk ke masyarakat tetapi
dimasukkan ke kas Belanda
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
PASCA KEMERDEKAAN
1.Zaman Orde Lama
• Berdasar UU Keadaan Bahaya di bentuk Badan
Pemberantasan Korupsi dipimpin AH Nasution,M. Yamin
• Pejabat Pemerintah mengisi formulir daftar kekayaan
pejabat tetapi pada prakteknya mendapat tentangan
keras dari pejabat
• Tahun 1963 melalui Kepres No. 275 Tahun 1963
dibentuklah “Operasi Budhi” tujuannya memberantas
korupsi di lembaga negara / BUMN
• Dalam kurun waktu 3 bulan “Operasi Budhi” dapat
menyelamatkan Rp. 11 M akan tetapi karena diketuai
oleh presiden maka tugas tsb dianggap menganggu
tugas prestise Presiden dan akhirnya “Operasi Budhi”
Dibubarkan
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
PASCA KEMERDEKAAN
2.Zaman Orde Baru
Berikut ini beberapa peraturan yang terbit di masa
Orde Baru :
• GBHN Tahun 1973 tentang Pembinaan Aparatur yang
Berwibawa dan Bersih dalam Pengelolaan Negara;
• GBHN Tahun 1978 tentang Kebijakan dan Langkah-Langkah
dalam rangka Penertiban Aparatur Negara dari Masalah
Korupsi, Penyalahgunaan Wewenang, Kebocoran dan
Pemborosan Kekayaan dan Kuangan Negara, Pungutan-
Pungutan Liar serta Berbagai Bentuk Penyelewengan
Lainnya yang Menghambat Pelaksanaan Pembangunan;
• Undang-Undang No.3 Tahun 1971 tentang Tindak Pidana
Korupsi;
• Keppres No. 52 Tahun 1971 tentang Pelaporan Pajak Para
Pejabat dan PNS;
• Inpres Nomor 9 Tahun 1977 tentang Operasi Penertiban;
• Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak
Pidana Suap.
BERHASIL???
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
PASCA KEMERDEKAAN
3. Reformasi
• Presiden BJ Habibie mengeluarkan UU No.28 Tahun
1999 ttg penyelenggaraan negara yg bebas dari KKN
dibentuklah KPKPN
• Pada pemerintahan Gus Dur terjadi kasus besar
Bulloggate yg melibatkan Sofyan Winandi
(konglomerat) mendapat SP3 dari Jaksa Agung Marzuki
Darusman
• Pada Pemerintahan Megawati hukum semakin merosot
dibuktikan dengan banyaknya kasus konglomerat
bahkan anggota DPRD yg terjerat KKN mendapat
perlindungan dari pemerintah. Dan pada pemerintahan
megawati di tahun 2003 terbentuklah KPK yg diketuai
Taufiequrachman Ruki. Berbagai ancaman didapat oleh
sebagian besar jajaran Tim KPK yg pada akirnya
hampir melumpuhkan KPK pd saat Antasari Ashar
tertangkap dengan kasus yg biasa ditanganinya.
Sejarah
Perjalanan &
Tantangan KPK
JILID 1 (2008-2009)
Anthasari Azar VS Kepala Badan Reserse Kriminal
(Kabareskrim) Polri kala itu, Susno Duadji
diduga menerima gratifikasi dari nasabah Bank Century,
Boedi Sampoerna, karena berhasil “memaksa” Bank
Century mencairkan dana nasabah itu sebelum bank itu
ditutup. RUU
JILID 2 (2012) KPK
KPK (Novel Baswedan) VS mantan Kepala Korps Lalu 2019??
Lintas Polri Irjen Djoko Susilo sebagai tersangka kasus
korupsi di proyek simulator ujian SIM.
JILID 3 (2015)
BW VS BG Calon Kapolri Komisaris Jenderal Budi
Gunawan ditetapkan sebagai tersangka kasus gratifikasi
oleh KPK
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
PERJALANAN RUU KE UU KPK
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
BENTUK KORUPSI
Kerugian Keuangan Negara
Suap Menyuap
Pemerasan
Perbuatan Curang
Gratifikasi
Suap menyuap
Pasal 5 UU 20/2001 :
1. Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun
dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling
sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)
setiap orang yang:
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri
atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat
sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya; atau
b. memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang
bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan
dalam jabatannya.
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Suap
menyuap????
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Penggelapan dlm
Jabatan
PERTEMUAN KE 7
BENTUK – BENTUK KORUPSI
Anang Sugeng C
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Gratifikasi
Gratifikasi
Dasar hukum:
Pasal 12 B UU No. 31/1999 jo UU No.
20/2001
Gratifikasi
Gratifikasi merupakan setiap penerimaan
seseorang dari orang lain yang bukan
tergolong ke dalam tindak pidana suap.
Rumus:
Suap = Gratifikasi + Jabatan/kedudukan/pekerjaan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI 10
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Delik Korupsi Dalam Rumusan Undang-Undang
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Gratifikasi
PERTEMUAN 8
NILAI DAN
PRINSIP ANTI-
“Lead the people KORUPSI
to the path
of uncorrupted”
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Pokok Bahasan
nilai-nilai anti korupsi untuk Nilai-nilai anti korupsi dan
mengatasi faktor internal prinsip-prinsip anti korupsi
penyebab terjadinya korupsi;
2. Mahasiswa mampu menjelaskan
prinsip-prinsip anti korupsi yang Sub Pokok Bahasan
berpedoman pada nilai-nilai anti 1. Nilai-nilai anti korupsi
korupsi untuk mengatasi faktor
eksternal penyebab terjadinya 2. Prinsip-prinsip anti
korupsi agar korupsi tidak terjadi; korupsi
3. Mahasiswa mampu memberikan
contoh penerapan prinsip-prinsip
dan nilai-nilai anti korupsi dalam
suatu organisasi/institusi/
masyarakat untuk mencegah
terjadinya korupsi dalam setiap
kegiatannya.
PENYEBAB KORUPSI
A. NILAI-NILAI ANTI-KORUPSI
1 2 3
KEJUJURAN KEPEDULIAN KEMANDIRIAN
4 5 6
TANGGUNG
KEDISIPLINAN KERJA KERAS
JAWAB
7 8 9
KESEDERHANAAN KEBERANIAN KEADILAN
4. NILAI-NILAI ANTI-KORUPSI
1 2 3
KEJUJURAN KEPEDULIAN KEMANDIRIAN
GENERASI PEMIMPIN ANTI KORUPSI
4. NILAI-NILAI ANTI-KORUPSI
4 5 6
TANGGUNG
KEDISIPLINAN KERJA KERAS
JAWAB
GENERASI PEMIMPIN ANTI KORUPSI
4. NILAI-NILAI ANTI-KORUPSI
7 8 9
KESEDERHAAN KEBERANIAN KEADILAN
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
B. PRINSIP-PRINSIP ANTI-
KORUPSI
AKUNTABILITAS
TRANSPARANSI
KEWAJARAN
KEBIJAKAN
KONTROL KEBIJAKAN
PERTEMUAN
10
UPAYA
PEMBERANTASAN
KORUPSI
“No impunity to
corruptors“
Kompetensi Dasar
POKOK BAHASAN :
1. Mahasiswa mampu
Upaya Pemberantasan Korupsi
menjelaskan berbagai upaya
pemberantasan korupsi;
SUB POKOK BAHASAN :
2. Mahasiswa mampu
1. Konsep Pemberantasan
membandingkan berbagai
Korupsi;
kelebihan dan kelemahan
2. Upaya Penanggulangan
upaya pemberantasan korupsi
Kejahatan (Korupsi) dengan
dari berbagai sudut pandang;
Menggunakan Hukum
3. Mahasiswa mampu
Pidana;
menjelaskan berbagai upaya
3. Berbagai Strategi dan/atau
apa yang dapat dilakukannya
Upaya Pemberantasan
dalam rangka mencegah dan
memberantas korupsi baik di Korupsi.
lingkungannya maupun dalam
masyarakat.
A. KONSEP PEMBERANTASAN
KORUPSI
UPAYA PENANGGULANGAN
KEJAHATAN KORUPSI
JALUR PENAL JALUR NON-PENAL
• Secara fungsional/pragmatis,
operasionalisasi dan aplikasinya menuntut
biaya yang tinggi;
• Sanksi pidana mengandung sifat
kontradiktif/paradoksal, mengadung efek
sampingan yang negatif. Lihat realita kondisi
overload Lembaga Pemasyarakatan;
• Hukum pidana dan pemidanaan bukanlah
‘obat yang manjur’ atau ‘panacea’ atau
‘bukan segala-galanya’ untuk menanggulangi
kejahatan.
REALITA DI INDONESIA
PERTEMUAN
11
UPAYA
PEMBERANTASAN
KORUPSI
“No impunity to
corruptors“
Kompetensi Dasar
POKOK BAHASAN :
1. Mahasiswa mampu
Upaya Pemberantasan Korupsi
menjelaskan berbagai upaya
pemberantasan korupsi;
SUB POKOK BAHASAN :
2. Mahasiswa mampu
1. Konsep Pemberantasan
membandingkan berbagai
Korupsi;
kelebihan dan kelemahan
2. Upaya Penanggulangan
upaya pemberantasan korupsi
Kejahatan (Korupsi) dengan
dari berbagai sudut pandang;
Menggunakan Hukum
3. Mahasiswa mampu
Pidana;
menjelaskan berbagai upaya
3. Berbagai Strategi dan/atau
apa yang dapat dilakukannya
Upaya Pemberantasan
dalam rangka mencegah dan
memberantas korupsi baik di Korupsi.
lingkungannya maupun dalam
masyarakat.
6 Kerjasama Internasional
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI Upaya Pemberantasan Korupsi 6
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
PERTEMUAN
12
GERAKAN,
KERJASAMA DAN
INSTRUMEN
INTERNASIONAL
“No impunity to PENCEGAHAN
corruptors“ KORUPSI
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa mampu menjelaskan
gerakan-gerakan internasional POKOK BAHASAN
pencegahan korupsi; Gerakan-gerakan, kerjasama
2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan beberapa instrumen
kerjasama-kerjasama internasional pencegahan
internasional pencegahan korupsi.
korupsi;
3. Mahasiswa mampu menjelaskan
beberapa instrumen SUB POKOK BAHASAN
internasional pencegahan 1. Pendekatan yang
korupsi; digunakan
4. Mahasiswa mampu 2. Gerakan dan Kerjasama
membandingkan kelemahan- Internasional Pencegahan
kelemahan dan kelebihan- Korupsi;
kelebihan pemberantasan 3. Instrumen Internasional
korupsi di negara lain; Pencegahan Korupsi;
5. Mahasiswa mampu menjelaskan
4. Pencegahan Korupsi :
arti penting ratifikasi Konvensi
Anti Korupsi bagi Indonesia. Belajar dari Negara Lain.
BOTTOM UP APPROACH
Berangkat dari 5 (lima) asumsi yakni:
a) semakin luas pemahaman atau
pandangan mengenai permasalahan
yang ada, semakin mudah untuk
meningkatkan awareness untuk
memberantas korupsi;
b) adanya network atau jejaring yang baik
akan lebih membantu pemerintah dan
masyarakat sipil (civil society). Untuk itu
perlu dikembangkan rasa saling percaya
serta memberdayakan modal sosial
(social capital) dari masyarakat;
BOTTOM UP APPROACH
c) Perlu penyediaan data mengenai efesiensi dan
efektifitas pelayanan pemerintah melalui corruption
diagnostics. Dengan penyediaan data dan
pengetahuan yang luas mengenai problem korupsi,
reformasi administratif-politis dapat disusun secara
lebih baik;
d) Adanya pelatihan-pelatihan khusus. Pelatihan ini
dapat diambil dari toolbox yang disediakan oleh
World Bank yang diharapkan dapat membantu
mempercepat pemberantasan korupsi. Bahan-
bahan yang ada dipilih sendiri dan harus
menyesuaikan dengan kondisi masing-masing
negara; dan
BOTTOM UP APPROACH
e) adanya rencana aksi pendahuluan yang
dipilih atau dikonstruksi sendiri oleh
negara peserta, diharapkan akan
memiliki trickle-down effect dalam arti
masyarakat mengetahui pentingnya
pemberantasan korupsi.
(Haarhuis : 2005)
TOP-DOWN APPROACH
Pendekatan dari atas atau top-down
dilakukan dengan melaksanakan
reformasi di segala bidang baik hukum,
politik , ekonomi maupun administrasi
pemeritahan. Corruption is a symptom of
a weak state and weak institution,
sehingga harus ditangani dengan cara
melakukan reformasi di segala bidang.
(Haarhuis : 2005)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI Gerakan, Kerjasama dan Instrumen Internasional 6
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
PERTEMUAN 13
KORUPSI DALAM PERSPEKTIF TEORI
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
Robert Merton.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
PENDIDIKAN ANTI-KORUPSI
GONE THEORY
Teori yang juga membahas mengenai prilaku korupsi,
dengan baik di hadirkan oleh Jack Bologne (Bologne :
2006), yang dikenal dengan teori GONE.
Ilustrasi GONE Theory terkait dengan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kecurangan atau korupsi yang
meliputi :
1. Greeds (keserakahan),
2. Opportunities (kesempatan),
3. Needs (kebutuhan) dan
4. Exposure (pengungkapan).