Anda di halaman 1dari 33

PERAN PROMOSI

• oleh: Rita Damayanti


KESEHATAN DALAM • Disampaikan dalam Webinar United4Dignity
MENGHAPUS STIGMA • Kamis, 17 Februari 2022, pukul 09.00-09.45
DAN DISKRIMINASI
1. MENGENAL PPPKMI
2. KUSTA DALAM PERSPEKTIF
PERILAKU SOSIAL
3. DIAGNOSA DAN STRATEGI
PERUBAHAN PERILAKU
OUTLINE
4. PERAN TENAGA PROMOSI
KESEHATAN DI PUSKESMAS
1. MENGENAL PPPKMI
UU No 36 tahun 2014
PP No 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan
Tentang Tenaga Kesehatan Pasal 11
(1) `Tenaga kesehatan terdiri dari : (1) Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:
a. tenaga medis; a. Tenaga Medisàdokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter
b. tenaga keperawatan; gigi spesialis
c. tenaga kefarmasian; b. Tenaga psikologi klinis à psikologi klinis
d. tenaga kesehatan masyarakat;
c. keperawatan à berbagai jenis perawat à perawat kesehatan
e. tenaga gizi; masyarakat, perawat kesehatan anak, perawat maternitas,
f. tenaga keterapian fisik; perawat medikal bedah, perawat geriatri, dan perawat kesehatan
g. tenaga keteknisian medis. jiwa
a. Tenaga medis meliputi dokter dan d. Tenaga Kebidanan à bidan.
dokter gigi. e. Tenaga Kefarmasian à apoteker dan tenaga teknis kefarmasian
b. Tenaga keperawatan meliputi perawat yaitu sarjana farmasi, ahli madya farmasi, dan analis farmasi.
dan bidan. f. Tenaga kesehatan masyarakat à epidemiolog kesehatan, tenaga
promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan
c. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, kerja, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, tenaga
analis farmasi dan asisten apoteker. biostatistik dan kependudukan, serta tenaga kesehatan
d. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi reproduksi dan keluarga
epidemiolog kesehatan, entomolog g. Tenaga kesehatan lingkungan à sanitasi lingkungan, entomolog
kesehatan, mikrobiolog kesehatan, kesehatan, dan mikrobiolog kesehatan
penyuluh kesehatan, administrator h. Tenaga Gizi à nutrisionis dan dietisien
kesehatan dan sanitarian. i. keterapian fisik à fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara,
dan akupunktur
e. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan
j. Tenaga keteknisian medis à perekam medis dan informasi
dietisien.
kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah,
f. Tenaga keterapian fisik meliputi refraksionis optisien/optometris, teknisi gigi, penata anestesi,
fisioterapis, okupasiterapis dan terapis terapis gigi dan mulut, dan audiologis
wicara. k. Tenaga teknik biomedika à radiografer, elektromedis, ahli
g. Tenaga keteknisian medis meliputi teknologi laboratorium medis, fisikawan medis, radioterapis, dan
ortotis prostetis
radiografer, radioterapis, teknisi gigi,
teknisi elektromedis, analis kesehatan, l. Tenaga kesehatan tradisional à tenaga kesehatan tradisional4
ramuan dan tenaga kesehatan tradisional keterampilan
PASAL 50:
UU NO • Tenaga kesehatan HARUS
36/2014 MEMBENTUK ORGANISASI
tentang NAKES PROFESI sebagai wadah
Bab V untuk meningkatkan dan /
Organisasi atau mengembangkan
Profesi pengetahuan dan
ketrampilan, martabat dan
etika profesi nakes.
• Setiap jenis tenaga kesehatan
hanya dapat membentuk 1
(satu) organisasi profesi
Perkumpulan
Promotor dan
Pendidik Kesehatan
Masyarakat
Indonesia

• Berdiri sejak : 14 Februari 1988


• Jumlah Pengda : 27/34 (79%)
• Jumlah Pengcab : 148/514 (29%)
• Jumlah Anggota : 10.452 anggota/per Feb 2022
• Jumlah STR : 3.779 anggota/per Feb 2022
STANDAR PROFESI TENAGA PROMKES
DAN ILMU PERILAKU
KEPMEN Skematis Susunan
HK.01.07/MENKES/315/2020 Standar Kompetensi
MENGGANTIKAN
PERMENPAN JABFUNG
PENYULUH
KESEHATAN TAHUN
2000

TELAH
DITERBITKAN
PERMENPAN
RB JABFUNG
PKIP
www.pppkmi.org

www.pppkmi.org
2. KUSTA DALAM PERSPEKTIF
PERILAKU SOSIAL
SITUASI KUSTA DI INDONESIA

• Indonesia penyumbang
8% dari prevalensi kusta
dunia, ketiga setelah
India dan Brazilia
• Kasus anak 9,14% dari
total kasus baru
ELIMINASI KUSTA sederhana namun
SULIT karena adanya STIGMA
PERIKSA OBATI HINGGA
TEMUKAN KASUS
KONTAKNYA TUNTAS
• Tidak tahu tanda- • Takut • Obat gratis
tanda kusta • Malu tersedia di
• Tidak mau Puskesmas
ditemukan • Bagaimana
• Tidak ketemuà dengan yang
kurang ditemukan di
termotivasi layanan swasta?
untuk
menemukan- nya
STIGMA
PENYANDANG KUSTA BAHKAN BAGI KELUARGANYA
• “Kami sudah biasa • Ismail bukan penderita
diperlakukan seperti itu. kusta. Dia juga tidak
Tapi kasihan anak kami memiliki riwayat keluarga
yang kadang juga yang menderita kusta.
diperlakukan begitu. Kalau Ismail dikucilkan cuma
sedang bermain dikatain lantaran menikahi cucu
“virus” atau “kutukan”, penderita lepra pada 11
cerita Ismail, 32 tahun, tahun silam.
Kepala Dusun Komplek
Kusta, kepada KBA.ONE,
Rabu 3 Agustus 2020.
MASALAH MEDIS YANG BERMETAMORFOSA
MENJADI MASALAH SOSIAL
MASALAH TERDIAG-
SOSIAL NOSA
KUSTA

KEHILANGAN TAKUT
HAK2NYA TERTULAR

TERABAIKAN stigma adalah label


/MENARIK STIGMA permanen, cap sosial,
DIR
yang dilekatkan pada
seseorang
DISKRI-
MINASI

Diskriminasi adalah perlakuan pembedaan, pembatasan, pelecehan/


kekerasan atau pengucilan atas dasar ciri/karakteristik yang ada
FAKTOR PENYEBAB STIGMA
1. Norma: Perbedaan sebagai 2. Budaya: ‘Pasung’,
sesuatu yang tidak wajar, ‘Kutukan’, warisan
yang dianggap sebagai salah/keliru diteruskan dari
bentuk penyimpangan sosial generasi ke generasi.

STIGMA
3. Pemerintah: Kebijakan 4. Informasi: Pengetahuan
yang kurang berpihak, kurang
tentang kusta masih kurang,
kesadaran terhadap HAK
keliru dan salah
penyandang kusta
3. DIAGNOSA DAN STRATEGI
PERUBAHAN PERILAKU
DIAGNOSA PERILAKU:
COM-B Model
• Kapabilitas:
– Kemampuan untuk mencari
tahu dan pergi ke yankes
memeriksakan diri,
mengobati diri (NAVIGATING)
• Kesempatan:
– Program pengobatan yang
gratis
• Motivasi:
– Faktor pendorong: kusta
dapat diobati dan sembuh
– Faktor penghambat: stigma di
masyarakat
(Michie et all, 2011+)
SURVEI 20-30: PROMKES PROGRAM KUSTA

ITEM PERTANYAAN (20) SUBYEK SURVEI (30)


• Ajukan pertanyaan pada key • Tanyakan pada masing2
informan: perwakilan dari kelompok ini:
– Ceritakan mengapa – Masyarakat penyandang kusta:
penyandang kusta tidak mau penyandang kusta yang belum
berobat ke Puskesmas?Apakah berobat (n=5) dan pasangannya
ada lagi (probing hingga 3 (n=3), penyandang kusta yang
alasan) Urutkan dari yang telah berobat (n=8) dan
paling utama pasangannya (n=4)
• Ajukan pertanyaan pada – Petugas pemerintah (n=5):
informan: pemegang program imunisasi
di Puskesmas dan di Dinas,
– Ceritakan apakah hambatan Bidan Desa, Camat, Kades
utama bapak/ibu untuk
berobat? Apakah ada lagi – Relawan/tokoh masyarakat
(probing hingga 3 alasan) (n=5): kader, tokoh agama, guru
Urutkan dari yang paling utama
20 KATEGORI HAMBATAN
PROGRAM KUSTA

1. Individu terdampak 2. Waktu dan biaya 3. Petugas 4. Program

1.Tidak tahu tanda2 1.Transportasi sulit 1.Bersikap negatif/ 1.Tidak terdaftar


kusta 2.Biaya yang hilang diskriminatif 2.Tidak punya KTP
2.Tidak tahu kusta (opportuny cost) 2.Takut tertular 3.Sudah selesai/ tutup
dapat diobati 3.Tempat pelayanan 3.Kurang informatif 4.Lainnya:__________
3.Tidak tahu ada tidak tepat 4.Lainnya: ________
pengobatan gratis 4.Lainnya: ________
4.Kepercayaan:
penyakit
kutukan/keturunan
5.Stigma: takut
dikucilkan
6.Dilarang keluarga
7.Malu
8.Lainnya:_________
ANALISIS: 3 alasan utama
(30 X 3 = 90 alasan)

PENYANDANG KUSTA DAN PASANGANNYA (20) PEMERINTAH (5) MASYARAKAT (5)


Pasangan Pasangan
S-30 Kusta Penyandang penyandang Penyandang penyandang Koord. Koord. TOTAL
yang belum yang belum yang belum yang sudah Program di Program di Bidan di Tokoh
berobat (n=5) berobat (n=3) berobat (8) berobat (4) PKM Dinas desa Camat Kades Kader 1 Kader 2 Guru masyarakat
1 Penyandang Kusta
1.1 Tidak tahu tanda-tanda kusta
1.2 Tidak tahu kusta dapat diobati
1.3 Tidak tahu ada pengobatan gratis
1.4 Kepercayaan: penyakit kutukan
1.5 Stigma: takut dikucilkan
1.6 Dilarang keluarga
1.7 Malu
1.8 Lainnya: ________________
2 BIAYA DAN WAKTU
2.1 Transportasi
2.2 Biaya yang hilang
2.3 Tempat pelayanan tidak tepat
2.4 Lainnya: ________________
3 PETUGAS
3.1 Petugas kurang bersikap diskriminatif
3.2 Petugas takut tertular
3.3 Petugas kurang memberikan info
3.4 Lainnya: ________________
4 PROGRAM
4.1 Tidak terdaftar
4.2 Tidak punya KTP
4.3 Sudah selesai/tutup
4.4 Lainnya: ________________
STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU

EMPOWERMENT/
EDUCATION/
PEMBERDAYAAN
EDUKASI
MASYARAKAT

ENGINERING/ ENFORCEMENT/
PERATURAN DAN
INTERVENSI SANKSINYA
1. EDUCATION

INFORMATION: COMMUNICATION: EDUCATION:

• Satu/dua • Proses untuk • Proses


pernyataan mengubah perubahan
yang bermakna perilaku melalui perilaku yang
bagi subyek pertukaran ide merupakan
• PILIH PESAN dan cara hasil dari
KUNCI pandang yang pengalamannya
baru • PILIH METODE
• PILIH SALURAN EDUKASI
KOMUNIKASI
2. EMPOWERMENT
A Ladder of Citizen Participation

(Arnstein, Sherry R, 1969. Jurnal of the American Institute of Planners)

Participation is a medium of empowerment in community development


Robert D. Putnam (1993) social capital dapat memfasilitasi kerjasama yang saling
mendukung di masyarakat sehingga dapat mengatasi masalah sosial yang terjadi.
COMMUNITY
RESILIENCE
• Kemampuan masyarakat
untuk beradaptasi baik
secara mentah maupun
perilaku untuk mencapai
kehidupan yang sehat
sejahtera
3. REKAYASA PERILAKU/INTERVENSI

Yang Yang menarik Yang bermanfaat


mungkin • Tokoh idola
• Pertimbangan
untung rugi
• Murah • Bergengsi • Jangka panjang vs
• Mudah • STIGMA jangka pendek
• OBAT GRATIS • STIGMA
4. ENFORCEMENT
Behavior Change Theory (SàR)

ANTECEDENT à BEHAVIOUR à CONSEQUENCE


Tanda2 kusta à Periksa à Minum obat dan sembuh
Pemeriksaan Kesehatan wajib à Periksa à Berobat
4. PERAN TENAGA PROMOSI
KESEHATAN DI PUSKESMAS
TUGAS PROMOTOR KESEHATAN
JABFUNG PROMKES AHLI

ADVOKASI MASYARAKAT

KEMITRAAN ORGANISASI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELOMPOK/


KELUARGA

KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI INDIVIDU

JABFUNG PROMKES TRAMPIL


PROGRAM PRIORITAS

Kesehatan Ibu & Pengendalian Usaha Kesehatan


Pemberantasan
Anak dan GIZI Kesehatan Penyakit Tidak Sekolah
Penyakit Menular
Lingkungan (STBM) Menular
(1000 HPK) (ATM+Covid 19) (UKS)
(GERMAS/CERDIK)
KUSTA, FILARIASIS
MATRIKS ANALISIS PROGRAM PRIORITAS
DENGAN STRATEGI PROMKES

STRATEGI PROMKES
PROGRAM DI PUSKESMAS KIE PEMBERDAYAAN KEMITRAAN ADVOKASI
KIA: 1000 HPK
(Stunting dan imunisasi)

KESLING: STBM
PENYAKIT MENULAR:
ATM (AIDS, TB, MALARIA)
PENYAKIT TIDAK
MENULAR:
CERDIK/GERMAS
UKS
DLL.
31
Faktor penghambat di masyarakat:
Norma sosial,budaya à stigma

TAHU MAU MAMPU MUNGKIN


INFORMING: MOTIVATING: NAVIGATING PARTNERSHIP
KAMPANYE EDUKASI DECISION ENFORCEMENT
MAKING Faktor penghambat
POSTER INDIVIDU
SKILL internal
FLYERS EDUKASI KEMITRAAN
KELOMPOK PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT ADVOKASI

Faktor penghambat dari pemerintah:


kebijakan yang tidak berpihak, kesadaran
yang kurang tentang HAK dasar manusia
• SELAMATKAN PENDUDUK INDONESIA
DARI PENYAKIT KUSTA YANG DAPAT
DISEMBUHKAN
• JANGAN BIARKAN MASALAH KESEHATAN
BERLANJUT DENGAN MERAMPAS HAK
MANUSIA UNTUK HIDUP SEJAHTERA
• HAPUSKAN STIGMA DI MASYARAKAT….

Anda mungkin juga menyukai