Anda di halaman 1dari 12

Pengaplikasian Dosis Pupuk Bokashi dan KNO3 (Ana Amiroh) 25

PENGAPLIKASIAN DOSIS PUPUK BOKASHI DAN KNO3 TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON (Cucumis melo L.)

Ana Amiroh
Fakultas Pertanian
Universitas Islam Darul Ulum Lamongan
anaamiroh2012@gmail.com

Abstract : Melon production produced by the farmer on average still


low 105.29 tons/ha since the system has been champion by farmers is still
traditional in nature. The purpose of this research is to know how much
influence the fertilizer dosing KNO3 and bokashi towards growth and
melon crops. This research was carried out in the village of Siser, Laren,
Lamongan. Height of 8 m above sea level. This research method using
Random Design Group (RAK) factorial, which consisted of two factors.
Factor I namely Fertilizer Bokashi (B) include: B0 = control; B1 = 10
tonnes/ha; B2 = 20 ton/ha; B3 = 30 tons/ha. While the Factor II i.e.
KNO3 (K) Fertilisers: K0 = control; K1 = 125 kg/ha; K2 = 150 kg/ha;
K3 = 175 kg/ha. Conclusion of this research is to 1) there is a real
difference in treatment doses of fertilizer bokashi on the plant and the
number of variables of the leaf age 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40 days after
planting, the number of flower age 20, 25, 30 days after planting, fruit
diameter at age 60 days after planting, weight of fruit at the age of 60
days after planting, weight brangkasan at age 60 days after planting; 2
KNO3 dosing treatment) on there is no real difference in all parameters
and all age observations; 3) combination the best treatment at the
treatment bokasi doses of 30 tons/ha and KNO3 dosing 175 kg/ha.

Keywords: bokashi fertilizer, KNO3, melon plants

PENDAHULUAN sistem pembuangan, Anti kanker,


Tanaman melon yang aslinya Menurunkan resiko stroke dan
berasal dari Timur Tengah ini penyakit jantung, dan Mencegah
merupakan salah satu dari buah- penggumpalan darah.
buahan yang tidak perlu dimasak Tanaman melon memiliki
untuk memakannya. Dari hasil sistem perakaran yang agak dangkal
penelitian, kandungan vitamin C dan serta membutuhkan banyak unsur
mineral potasiumnya sangat bagus, hara untuk pertumbuhan dan
kadar airnya tinggi dan rendah kalori produksinya, sehingga pada
(Padmiarso, 2009). Sedangkan budidaya tanaman melon harus
menurut Whikoto,(2007) Kandungan dilakukan pemupukan secara
vitamin C pada melon akan berkala. Unsur hara yang paling
mencegah terjadinya sariawan dan dibutuhkan tanaman melon adalah
peningkatan ketahanan tubuh pupuk Nitrogen (N), fosfor (P), dan
terhadap penyakit. Buah melon kalium (K). Pupuk utama yang harus
mempunyai khasiat untuk Membantu disediakan pada tanaman melon
26 Saintis, Vol. 9, No. 1, April 2017

adalah pupuk N, P, dan K (Sobir, memanfaatkan seluruh potensi


2010). sumberdaya alam di lingkungan
Indonesia saat ini sedang pertanian sehingga tidak memutus
mengupayakan pengembangan dan mata rantai ekologi pertanian
penerapan pertanian organik dalam (Anonymous, 2002).
mewujudkan pertanian modern, KNO3 (Potasium Nitrate)
tangguh dan efisien dengan adalah pupuk Water Soluble yang
menggerakkan berbagai upaya untuk mengandung unsur sebagai berikut :
memanfaatkan sumberdaya pertanian 13% Nitrogen dan 46% Potasium
secara optimal dalam rangka (K2O) serta 2% Cl. Fungsi KNO3
membangun pertanian yang adalah untuk pertumbuhan bunga
berwawasan lingkungan, berdaya dan pemacu pertumbuhan bunga
saing tinggi, berkelanjutan, baru. Pupuk ini adalah pupuk daun
berkerakyatan dan terdesentralisasi yaitu pemakaiannya disemprot ke
menuju pertanian yang mandiri, maju daun. Mekanisme kerja KNO3 adalah
dan sejahtera. Upaya tersebut dapat sebagai berikut : KNO3 bekerja
ditempuh apabila didukung dengan pertama kali melalui Etylene
ilmu pengetahuan dan teknologi (Hormon Bunga).
tepat guna (Syamsuddine ,2011). Nitrat yang terkandung dalam
Dalam beberapa tahun terakhir KNO3 akan memperbanyak Nitrat
masyarakat mulai memperhatikan Reductase Enzyme (NRA) pada daun
persoalan lingkungan dan ketahanan setelah 24 jam setelah pemupukan.
pangan tanpa menyebabkan Penambahan Nitrat pada Amonia
terjadinya kerusakan sumber daya inilah yang menjadi dasar kegiatan
tanah, air, dan usaha. Teknologi KNO3. Amonia diperlukan untuk
seperti pupuk kimia, yang lebih metabolisme nitrogen untuk
diminati oleh petani dari pada pembentukan Amino Acids, terlebih
pertanian yang ramah lingkungan. Methionine, hormon pembentuk
Dalam rangka mendukung Ethylene, hormon pemacu
pengembangan pertanian pertumbuhan bunga.
berkelanjuatan maka diperlukan Produksi melon yang
inventarisasi teknologi pertanian dihasilkan oleh petani rata-rata masih
alternative yang mampu rendah 77.86 ton/ha karena sistem
mempertahankan dan meningkatkan budidayanya yang dilakuan oleh
produksi tanpa menyebabkan petani masih bersifat tradisional.
dampak terhadap lingkungan, dan Setelah memperhatikan penyebab
secara sosial budaya dapat rendahnya produktifitas melon dan
dilaksanakan oleh petani. masalah perilaku petani yang telah
Pupuk organik sangat penting diuraikan di atas maka perlu di
digunakan untuk meningkatkan dan lakukan penelitian dengan
menjaga kestabilan produksi menggunakan perlakuan
pertanian khususnya tanaman pangan “Pengaplikasian dosis pupuk bokashi
dan hortikultura, merupakan suatu dan KNO3 terhadap pertumbuhan
teknologi yang murah, tepat guna dan hasil tanaman melon”.(Cucumis
dan mudah tersedia pada tingkat melo . L).
petani, khususnya dengan
Pengaplikasian Dosis Pupuk Bokashi dan KNO3 (Ana Amiroh) 27

Tujuan penelitian ini adalah untuk control; K1 = 125 kg/ha; K2 = 150


mengetahui berapa besar pengaruh kg/ha; K3 = 175 kg/ha
dosis pupuk bokashi dan KNO3 Dari kedua faktor tersebut
terhadap pertumbuhan dan hasil diperoleh 10 kombinasi perlakuan.
tanaman melon (Cucumis melo L). Adapun kombinasi perlakuannya
sebagai berikut : B0K0; B1K1;
BAHAN DAN METODE B1K2; B1K3; B2K1; B2K2; B2K3;
Penelitian ini dilaksanakan di B3K1; B3K2; B3K3. Kesepuluh
Desa Siser, Kecamatan Laren, kombinasi tersebut diulang tiga kali
Kabupaten Lamongan. Ketinggian ulangan sehingga diperoleh 30
tempat 8 m di atas permukaan laut. perlakuan (30 petak percobaan).
Bahan yang digunakan dalam Data yang diperoleh dari hasil
penelitian ini adalah : benih Melon pengamatan dihitung dengan analisa
varietas Glamor Sakata, Pupuk sidik ragam dengan uji Fisher (uji –
bokashi, KNO3, Pestisida untuk F pada taraf 5% dan 1%), apabila
pengendalian hama dan penyakit. terjadi perbedaan nyata dilanjutkan
Alat yang digunakan adalah : dengan uji Beda Nyata Terkecil
cangkul, pisau, kaleng bekas susu, (BNT 5%).
timbangan, meteran, sprayer,
gunting, papan nama, alat-alat tulis HASIL DAN PEMBAHASAN
penunjang lainnya.
Penelitian ini dilakukan Tinggi Tanaman
dengan menggunakan metode Hasil analisis ragam
Rancangan Acak Kelompok (RAK) menunjukkan bahwa terdapat
faktorial, yang terdiri dari 2 faktor. perbedaan yang nyata pada
Faktor I yaitu Pupuk Bokashi (B) perlakuan dosis pupuk bokashi
antara lain : B0 = control; B1 = 10 terhadap tinggi tanaman pada
ton/ha; B2 = 20 ton/ha; B3 = 30 pengamatan umur
ton/ha. Sedangkan Faktor II yaitu 10,15,20,25,30,35,40 hst.
Pupuk KNO3(K) antara lain : K0 =

Tabel 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm) Pada Pengamatan Umur


Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm) Pada Pengamatan Umur
Perlakuan 10 hst 15 hst 20 hst 25 hst 30 hst 35 hst 40 hst
B0 13.50 a 88.50 a 133.75 a 253.75 a 403.75 a 522.00 a 577.75 a
B1 24.83 b 92.50 b 138.33 b 258.33 b 408.33 b 582.50 b 632.08 b
B2 49.50 c 99.67 c 144.33 c 263.50 c 413.67 c 596.58 c 660.92 c
B3 68.83 d 101.83 d 148.33 d 269.00 d 416.83 d 655.08 d 689.08 d
BNT 5% 8.55 2.40 2.42 2.58 2.06 17.17 14.30
Keterangan : Angka-angka yang Diikuti oleh Huruf yang sama dalam Kolom yang
Sama Tidak Berbeda Nyata dengan Uji BNT 5%
28 Saintis, Vol. 9, No. 1, April 2017

Tabel 1. Dapat dilihat bahwa kandang dengan berbagai bahan-


setiap pengamatan pada parameter bahan organik lainnya yang memiliki
tinggi tanaman menunjukkan unsur hara yang tinggi dan relatif
perbedaan yang nyata terhadap cepat terurai.
perlakuan dosis pupuk bokashi Ditambahkan oleh
dimulai umur 10 hst menghasilkan Nazaruddin (2000) dan Umar (2008),
pertumbuhan tinggi tanaman yang bahwa kandungan hara yang sedikit
berbeda nyata pada umur 10 hst, 15 atau kurang dalam tanah dapat
hst, 20 hst, 25 hst, 30 hst, 35 hst, 40 diperbaiki melalui pemupukan
hst. Hal ini disebabkan karena pupuk berupa pemberian pupuk organik
bokashi mengandung sejumlah unsur lebih lanjut Sutanto (2006)
hara dan bahan organik yang dapat mengemukakan bahwa untuk
memperbaiki sifat fisik kimia, dan memperoleh pertumbuhan dan
biologi tanah. produksi yang optimum maka hara
Ketersediaan unsur hara dalam tanah harus tersedia bagi
dalam tanah, berpengaruh pada tanaman dalam bentuk larutan dalam
struktur tanah dan tata udara tanah tanah dalam jumlah yang cukup dan
sehingga mempengaruhi berimbang sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dapat diserap oleh
akar serta kemampuan akar tanaman sistem perakaran tanaman.
dalam menyerap unsur hara. Ditambahkan oleh Anderson
Perkembangan sistem (1988), menyatakan bahwa tinggi
perakaran yang baik sangat tanaman akan bertambah dengan
menentukan pertumbuhan vegetatif makin meningkatnya populasi.
tanaman yang pada akhirnya Pertambahan tinggi tanamn juga erat
menentukan pula fase reproduktif hubungannya dengan kompetisi
dan hasil tanaman. Pertumbuhan auksin pada jaringan meristem.
vegetatif yang baik akan menunjang Ditambahkan oleh Jalid dan
fase generatif yang baik pula. Adrizal (1995) pemberian bahan
Buckman dan Brady (1982), organik terutama berupa bokashi sapi
menjelaskan bahwa jumlah pori nyata meningkatkan tinggi tanaman
tanah yang lebih besar akan .Ketersediaan unsur hara yang cukup
meningkatkan perkembangan akar bagi tanaman yang disebabkan oleh
dan kemampuan akar menyerap air berkurangnya kompetisi
dan unsur hara yang ada, dan pada menyebabkan tanaman mampu
akhirnya dapat mempengaruhi memaksimalkan pembelahan sel
pertumbuhan serta hasil tanaman. meristem (sel muda) sehingga
Salah satu kendala yang dihadapi tanaman menjadi semakin tinggi
sehingga pupuk kandang jarang seiring dengan bertambahnya umur
digunakan karena ketersedaian unsur tanaman (Riadi, 2009).
hara yang dihasilkan sangat lambat
tersedia (slow release), sehingga Jumlah Daun
produksi tanaman tidak maksimal,
maka upaya yang digunakan untuk Hasil analisis ragam
mengatasi hal tersebut adalah menunjukkan bahwa terdapat
mengkombinasikan antara pupuk perbedaan yang nyata pada
Pengaplikasian Dosis Pupuk Bokashi dan KNO3 (Ana Amiroh) 29

perlakuan dosis pupuk bokashi pengamatan umur 10 hst, 15 hst, 20


terhadap jumlah daun pada hst, 25 hst, 30 hst, 35 hst, 40 hst.

Tabel 2. Rata-Rata Jumlah Daun (helai) Pada Pengamatan Umur


Rata-Rata Jumlah Daun (helai) Pada Pengamatan Umur
Perlakuan 10 hst 15 hst 20 hst 25 hst 30 hst 35 hst 40 hst
B0 6.00 a 19.00 a 34.50 a 47.00 a 55.50 a 64.50 a 71.25 a
B1 11.67 b 26.67 b 41.25 b 59.00 b 67.67 b 80.33 b 84.17 b
B2 14.25 c 28.58 c 44.00 c 58.75 c 74.25 c 86.00 c 101.58 c
B3 24.75 d 39.58 d 54.50 d 69.33 d 85.00 d 97.00 d 112.00 d
BNT 5% 2.79 2.92 2.87 2.88 3.92 4.16 5.97
Keterangan : Angka-angka yang Diikuti oleh Huruf yang sama dalam Kolom yang Sama
Tidak Berbeda Nyata dengan Uji BNT 5%

Tabel 2. Dapat dilihat bahwa setiap yang diperlukan dalam jumlah yang
pengamatan pada parameter jumlah paling besar, dan berperan dalam
daun menunjukkan perbedaan yang merangsang pertumbuhan vegetatif
nyata terhadap perlakuan dosis tanaman sehingga proses fisiologis
pupuk bokashi dimulai umur 10 hst tanaman dapat berlangsung lebih
dengan jumlah daun rata-rata akhir baik.
yaitu 28.00 helai. Menurut Roemianto (2000),
Jumlah daun tanaman melon mengatakan bahwa fisiologis
merupakan salah satu ciri morfologis tanaman juga mempengaruhi sifat
selain tinggi tanaman. Jumlah daun morfologisnya artinya secara
ini berperan dalam penyerapan sinar morfologi jumlah daun akan
matahari yang secara langsung akan berkembang dengan baik akibat
berkaitan dengan kinerja klorofil faktor-faktor fisiologis berfungsi
dalam berfotosintesis. Pertambahan normal dan fator-faktor fisiologis itu
jumlah daun serta penambahan tinggi sangat berhubungan erat dengan
tanaman secara fisiologis tanaman pemeliharaan dan teknik budidaya
akan berdampak positif. Diketahui tanaman. Bentuk pemeliharaan dan
bahwa jumlah daun tanaman melon teknik budidaya tersebut dapat
ini sudah mengalami kesetabilan dibuktikan dengan perlakuan dosis
yang tinggi terhadap pengaruh pupuk bokashi dan pupuk KNO3.
lingkungan yang berbeda-beda Tanaman yang
(Yuniwati, 2005). pemeliharaannya dan teknik
Ditambahkan oleh Sarief budidayanya baik akan dapat
(1989), sebagaimana organisme memberikan pertumbuhan dan
hidup lainnya, tanaman secara umum perkembangan secara fisiologis
untuk melangsungkan optimal. Sumber N utama tanah
pertumbuhannya memerlukan unsur adalah dari bahan organik melalui
hara makro dan mikro, dimana unsur proses mineralisasi NH4+ dan N03ˉˉ.
N, P, dan K merupakan unsur utama Selain itu N dapat juga bersumber
30 Saintis, Vol. 9, No. 1, April 2017

dari atmosfir (78 % NV melaui curah Luas Daun


hujan (8 – 10 % N tanah),
penambatan (fiksasi) oleh Hasil analisis ragam
mikroorganisme tanah baik secara menunjukkan bahwa terdapat
simbiosis dengan tanaman maupun perbedaan yang nyata pada
hidup bebas. Walaupun sumber ini perlakuan dosis pupuk bokashi
cukup banyak secara alami (Lakitan, terhadap luas daun pada umur 10
1998) hst,15 hst, 20 hst, 25 hst, dan 30 hst.

Tabel 3. Rata-Rata Luas Daun (cm) Pada Pengamatan Umur


Rata-Rata Luas Daun (cm) Pada Pengamatan Umur
Perlakuan 10 hst 15 hst 20 hst 25 hst 30 hst
B0 17.00 a 77.25 a 227.25 a 377.25 a 457.25 a
B1 30.75 b 118.75 b 259.58 b 409.58 b 495.42 b
B2 40.42 c 138.42 c 288.42 c 446.75 c 525.83 c
B3 54.58 d 159.25 d 309.25 d 459.25 d 549.42 d
BNT 5% 5.28 10.50 11.55 13.36 12.97
Keterangan : Angka-angka yang Diikuti oleh Huruf yang sama dalam Kolom yang
Sama Tidak Berbeda Nyata dengan Uji BNT 5%

Tabel 3. Dapat dilihat bahwa pertumbuhan dan perkembangan


setiap pengamatan pada parameter tanaman, antara lain pertambahan
luas daun menunjukkan perbedaan ukuran panjang atau tinggi tanaman,
yang nyata terhadap perlakuan dosis pembentukan cabang dan daun baru.
pupuk bokashi dilihat bahwa pada Menurut Krishnamoorthy
umur 10 hst, 15 hst, 20 hst, 25 hst, 30 (1981), luas daun erat hubungannya
hst, nilai tertingginya adalah B3 dengan kemampuan tumbuhan untuk
(137.35). menghasilkan asimilat yang
26 selanjutnya sangat berpengaruh
Hal ini diduga karena rentang terhadap pertumbuhan tanaman.
dosis perlakuan kurang lebar Ditambahkan oleh Usman
sehingga pengaruhnya tidak berbeda. (1993), bahwa tanaman melon sangat
Unsur nitrogen yang dominan memberikan arti pertumbuhan
terkandung dalam pupuk bokashi fegetatif baik jika varietas yang
berfungsi dalam meningkatkan ditanam sesuai dengan lokasi,
pertumbuhan vegetatif tanaman mikroklimat yang baik dan
terutama untuk memacu karakteristik genetik yang
pertumbuhan daun. Diasumsikan dimilikinya.
semakin besar luas daun maka makin
tinggi fotosintat yang dihasilkan,
sehingga semakin tinggi pula Jumlah Bunga
fotosintat yang ditranslokasikan.
Hasil analisis ragam
Fotosintat tersebut digunakan untuk
menunjukkan perbedaan yang nyata
Pengaplikasian Dosis Pupuk Bokashi dan KNO3 (Ana Amiroh) 31

pada perlakuan dosis pupuk bokashi hst, 25 hst dan 30 hst


terhadap jumlah bunga pada umur 20

Tabel 4. Rata-Rata Jumlah Bunga (kuntum) Pada Pengamatan Umur


Rata-Rata Jumlah Bunga (kuntum) Pada Pengamatan Umur
Perlakuan 20 hst 25 hst 30 hst
B0 9.75 a 12.50 a 25.50 a
B1 19.83 b 25.17 b 37.25 b
B2 44.42 c 49.50 c 63.67 c
B3 63.83 d 68.83 d 83.75 d
BNT 5% 8.47 8.78 9.16
Keterangan : Angka-angka yang Diikuti oleh Huruf yang sama dalam Kolom yang
Sama Tidak Berbeda Nyata dengan Uji BNT 5%

Tabel 4. Dapat dilihat bahwa telaah kesuburan tanah dapat


terdapat perbedaan yang nyata yang mencarikan fakta akan kebutuhan
ditunjukkan oleh perlakuan dosis pupuk oleh tanaman oleh tanaman
pupuk bokashi 30 ton/ha. Nampak yang diimbangi dengan pengendalian
pada perlakuan dosis pupuk bokashi faktor lingkungan.
30 ton/ha mempengaruhi jumlah Adapun faktor lingkungan
bunga tanaman melon. dimaksud adalah teknis budidaya,
Hal ini diduga secara umum pemanfaatan sarana produksi
pertumbuhan generativ tanaman pertanian dan pengendalian hama-
banyak dipengaruhi oleh unsur hara penyakit tanaman.
yang terkandung di dalam pupuk Hal ini dapat disimpulkan
bokashi yaitu unsur hara makro bahwa pemupukan yang tepat dan
seperti Nitrogen (N), Phosphat pengaturan jarak tanam yang optimal
(P205), dan Kalium (K2O) juga dapat memberikan kontribusi yang
mempunyai unsur hara mikro seperti besar dalam menentukan
Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan pertumbuhan dan perkembangan
Sulfur (S). Unsur Pospor sebagian bunga serta pertumbuhan dan
besar diperoleh dalam bentuk padat, perkembangan organ-organ tanaman
sedangkan Nitrogen dan Kalium lainnya.
sebagian besar dari kotoran cair
(Musnawar, 2008). Diameter Buah
Menurut Djoehana (1986), Hasil analisis ragam
bahwa pemberian pupuk yang tepat menunjukkan perbedaan yang nyata
menurut umur tanaman dapat pada perlakuan dosis pupuk bokashi
direspon pupuk tersebut secara terhadap diameter buah pada umur
optimal dan berimbang sesuai panen umur 60 hst
dengan kebutuhannya. Ditambahkan
oleh Poerwowidodo (1993), bahwa
32 Saintis, Vol. 9, No. 1, April 2017

Tabel 5. Rata-Rata Diameter Buah (cm) Pada Pengamatan Umur


Rata-Rata Diameter Buah (cm) Pada Pengamatan Umur
Perlakuan 60 hst
B0 21.70 a
B1 24.73 b
B2 26.65 c
B3 30.28 d
BNT 5% 1.18
Keterangan : Angka-angka yang Diikuti oleh Huruf yang sama dalam Kolom yang
Sama Tidak Berbeda Nyata dengan Uji BNT 5%

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat maksimal karena kondisi tanaman


bahwa diameter buah lepas panen masih dalam keadaan sehat
nilai terbaiknya dipengaruhi oleh meskipun umurnya sudah tua, ketika
perlakuan dosis pupuk bokashi 30 embrio sudah dibentuk maka
ton/ha. cadangan makanan akan disimpan di
Diduga pemberian dosis jaringan sekitar embrio (Efendi,
pupuk bokashi 30 ton/ha mampu 2011).
meningkatkan diameter buah
tanaman melon. Besarnya nilai Berat buah
diameter buah akibat terjadinya buah Hasil analisis ragam
mengalami pembesaran. Semakin menunjukkan perbedaan yang nyata
besar buah maka semakin besar nilai pada perlakuan dosis pupuk bokashi
diameternya. Buah menjadi besar terhadap berat buah pada umur panen
disebabkan unsur hara yang tersedia umur 60 hst.
bisa diproses oleh tanaman secara

Tabel 6. Rata-Rata Berat Buah (kg) Pada Pengamatan Umur


Rata-Rata Berat Buah (kg) Pada Pengamatan Umur
Perlakuan 60 hst
B0 4.85 a
B1 6.31 b
B2 8.04 c
B3 8.78 d
BNT 5% 0.64
Keterangan : Angka-angka yang Diikuti oleh Huruf yang sama dalam Kolom yang
Sama Tidak Berbeda Nyata dengan Uji BNT 5%
Pengaplikasian Dosis Pupuk Bokashi dan KNO3 (Ana Amiroh) 33

Berdasarkan tabel 6, dapat masa produksi berakhir, maka


dilihat bahwa diameter buah lepas pemanenan secara fisiologis
panen nilai terbaiknya dipengaruhi sehingga berat buah lepas panen
oleh perlakuan dosis pupuk bokashi beratnya lebih sempurna, cadangan
30 ton/ha. Diduga pemberian dosis makanan yang tersimpan di
pupuk bokashi 30 ton/ha mampu sekeliling embrio lebih banyak
meningkatkan berat buah tanaman (Efendi, 2011).
melon. Bertambahnya dosis pupuk Ditambahkan oleh
bokashi sampai 30 ton/ha Prihmantoro (2001), bahwa tanaman
menunjukkan adanya pertambahan komoditas pertanian baik
berat buah melon. Hal ini diduga hortikultura maupun pangan sangat
karena bertambahnya dosis pupuk membutuhkan unsur hara sebagai
bokashi akan menambah pemacu pertumbuhan awal yaitu
ketersediaan hara bagi tanaman nitrogen. Pupuk nitrogen secara
(Anonymous, 2007). langsung nyata untuk pertumbuhan
Ditambahkan oleh Erina vegetatif tanaman, tetapi secara tidak
(2006) menyatakan bahwa langsung jika pertumbuhan
dekomposisi bahan organik akan vegetatifnya baik maka pertumbuhan
meningkatkan kapasitas memegang generatifnya akan termotifasi untuk
hara dan air, sehingga lebih tersedia menjadi lebih baik.
bagi tanaman.
Perbedaan nyata tersebut Berat brangkasan
menunjukkan bahwa kombinasi Hasil analisis ragam
perlakuan yang cocok, sehingga menunjukkan perbedaan yang nyata
menghasilkan berat buah yang lebih pada perlakuan dosis pupuk bokashi
tinggi niainya, karena buah yang terhadap berat brangkasan pada umur
berat dan kadar air yang dibutuhkan panen umur 60 hst
oleh embrio tercukupi. Kondisi
tanaman yang masih sehat sampai

Tabel 7. Rata-Rata Berat Brangkasan (kg) Pada Pengamatan Umur


Rata-Rata Berat Brangkasan (kg) Pada Pengamatan Umur
Perlakuan 60 hst
B0 7.85 a
B1 9.31 b
B2 11.04 c
B3 11.78 d
BNT 5% 0.58
Keterangan : Angka-angka yang Diikuti oleh Huruf yang sama dalam Kolom yang
Sama Tidak Berbeda Nyata dengan Uji BNT 5%

Berdasarkan tabel 7, dapat dilihat Menurut Dwijosapoetra (1986), berat


bahwa berat brangkasan lepas panen brangkasan tanaman dipengaruhi
nilai terbaik atau terberat pada B3. oleh unsur N yang diserap tanaman,
34 Saintis, Vol. 9, No. 1, April 2017

kadar air dan kandungan unsur hara 2. Pada perlakuan dosis KNO3
yang ada dalam sel-sel jaringan tidak terdapat perbedaan
tanaman. Hal ini diduga berat nyata pada semua parameter
brangkasan tanaman melon dan semua umur pengamatan.
dipengaruhi oleh faktor luar dan 3. Pada semua perlakuan pupuk
faktor dalam tanaman, karena laju bokashi 30 ton/ha dan KNO3
fotosintesa dan pertumbuhan yang 175 kg/ha tidak saling
relatif sama, dan disertai kondisi berinteraksi terhadap
lingkungan yang sesuai dan respon pertumbuhan dan hasil
yang sama terhadap unsur hara pada tanaman melon.
masing-masing perlakuan, didukung 4. Perlakuan terbaik yang dapat
pula oleh perakaran yang luas, meningkatkan pertumbuhan
mengakibatkan organ-organ tanaman dan hasil tanaman melon
yang terbentuk sama beratnya. yaitu perlakuan dosis bokasi
Hal ini sesuai pendapat 30 ton/ha dan dosis KNO3
Haryadi (1994), diduga juga karena 175 kg/ha.
masing – masing perlakuan
mempunyai respon yang sama Saran
terhadap pertumbuhan dan Penggunaan dosis pupuk
perkembangan, sehingga komponen bokashi 30 ton/ha, dapat diujikan
yang terdiri dari akar dan batang untuk varietas-varietas unggul
mempunyai ukuran yang relatif tanaman melon yang sama untuk
sama. Berat brangkasan merupakan lokasi yang berbeda atau diujikan
hasil penangkapan energi oleh untuk varietas unggul yang lain
tanaman pada proses fotosintesis, dengan lokasi yang sama. Penelitian
sehingga pelarut pemelihara tekanan yang sama juga dapat diujikan untuk
fungsi air memegang peranan waktu tanam awal musim hujan yang
penting dalam menentukan berat bertujuan untuk mengetahui
brangkasan. pengaruh curah hujan dan
kelembapan tinggi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian DAFTAR PUSTAKA
pengaplikasian dosis pupuk bokashi Anonymous, 2007.Hara Mineral Dan
dan KNO3 terhadap pertumbuhan dan Transpor Air Serta Hasil
hasil tanaman melon (Cucumis melo Fotosintesis Pada Tumbuhan.
L.), dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat perbedaan nyata ___________2002.http://ntb.litbang.
pada perlakuan dosis pupuk deptan.go.id/ind/2002/TPH/p
bokashi pada peubah tinggi emupukan.doc
tanaman dan jumlah daun
umur 10 hst, 15 hst, 20 hst, Anderson, 1988. Ilmu Tanah dan
25 hst, 30 hst, 35 hst, 40 hst, Pemupukan. Erlangga.
jumlah bunga umur 20 hst, Jakarta.
25 hst, 30 hst, diameter buah
60 hst, berat buah 60 hst, Buckman dan Brady, 1982. Sifat dan
berat brangkasan 60 hst. Ciri Tanah. Universitas
Pengaplikasian Dosis Pupuk Bokashi dan KNO3 (Ana Amiroh) 35

Gadjah Mada Press. Margianasari, 2012. Bertanam Melon


Yogyakarta. Eksklusif Dalam Pot. Penebar
Swadaya. Depok.
Dwijosapoetra, D. 1986. Pengantar
Fisiologi Tumbuhan. Marsono, 2001. Aplikasi Fine
Gramedia. Jakarta. Compost Kotoran Sapi
Terhadap Pertumbuhan dan
Effendi, 2011. Bioteknologi Dalam Produksi tanaman Melon.
Pemuliaan Tanaman. IPB. STPP Press. Medan. Skripsi p
Bogor 107.

Erina R. A.2006. Pengembangan Musnawar,2008. Aplikasi Fine


Tanaman Melon DiLahan Compost Kotoran Sapi
Gambut Dengan Budidaya Terhadap Pertumbuhan dan
Inovatif. Produksi tanaman Melon.
STPP Press. Medan. Skripsi
Firmansyah, 2011. Budidaya Melon p108. 35
Unggul. Penebar Swadaya.
Depok. Nazaruddin, 2000, Budidaya
Hanim, 2012. Pengaruh Macam Pengaturan dan Panen Sayuran
Pupuk Kandang dan Dosis Dataran Rendah. Penebar
Pupuk Npk Terhadap Swadaya. Jakarta.
Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Kubis Bunga Dataran Nuryanto Hery, 2007. Budidaya
Rendah PadaMedia Pot. Melon. Azka MuliaMedia.
Unisda Press. Lamongan. Jakarta.
Skripsi p 12-13.
Padmiarso, 2009. Panduan Praktis
Ismawati Effi, 2005. Pembuatan dan
Budidaya Melon. Bee Media
Aplikasi Pupuk Organik Padat
Indonesia. Jakarta
Penebar Swadaya. Jakarta.
Purwowidodo, 1999. Konservasi
Kuswandi Heri, 2012. Pengaruh
Tanah di Kawasan Rutan.
Macam Media Tanam dan
Fakultas Kehutanan. IPB.
Pupuk Hayati terhadap
Bogor.
Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Kubis Bunga
Prihmantoro, 2001. Memupuk
Dataran Rendah Media Pot.
Tanaman Sayur. Penebar
Unisda Press.Lamongan.
Swadaya. Jakarta.
Skripsi p 16.
Rukmana, 2007. Budidaya Melon
Lakitan, 1995. Fisiologi
Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.
Pertumbuhan Dan
Perkembangan Tanaman. PT.
Sahari Panut, 2005. Pengaruh Jenis
Raja Grafindo Persero. Jakarta.
Dan Dosis Pupuk Kandang
Terhadap Pertumbuhan Dan
36 Saintis, Vol. 9, No. 1, April 2017

Hasil Tanaman Krokot Landa.


Fakultas Pertanian. Universitas Suryana, 2009. Ilmu Tanah.
Sebelas Maret. Surakarta. Universitas Paddjaran.
Skripsi p 3-4. Bandung.
Susanto,2002. Respon Pertumbuhan
Santosa Joko, 2007. Uji Varietas dan Produksi Tanaman Melon
Melon Dengan Menggunakan Terhadap Pemberian Pupuk
Mulsa Sintetik.Fakultas Npk dan Pemangkasan Buah.
Pertanian.Unisri.Palembang. USU Press. Medan. Skripsi p
239-240.
Sarief, S., 1989. Kesuburan dan
pemupukan Tanah Pertanian. Sutanto, R., 2006. Penerapan
Pustaka Buana. Bandung. p Pertanian Organik. Kanisius.
171 . Yogyakarta.
Umar, S., 2008. Aplikasi Bokashi
Setiadi, 2001. Bertanam Melon. dan Posidan-HT Terhadap
Penebar Swadaya. Jakarta. Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Melon. Laporan
Sobir, 2014. Berkebun Melon Karya Ilmiah Praktik Akhir.
Unggul. Penebar Swadaya. STPP Gowa, Sulawesi Selatan.
Jakarta. P 112.

Solokin, 2013. Pengaruh Jumlah Whikoto, 2007. Bertanam Melon


Benih Perlubang Dan Dosis Dalam Polibag. Sinar Cemerlang
Pupuk Gandapan Maxima. Abadi. Jakarta.
Unisda. Lamongan. Skripsi p
26-17.

Anda mungkin juga menyukai