Anda di halaman 1dari 6

Analisi Udara

A. Pengertian pencemaran udara

Mari kita perhatikan bahwa udara merupakan campuran beberapa macam gas
yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara / tekanan udara
dan lingkungan sekitarnya. Udara merupakan bagian dari atmosfer bumi yaitu lapisan
yang membungus bumi dengan ketebalan ± 86 km diatas permukaan tanah, yang
memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Udara/atmosfer kita ini
berada disekeliling bumi yang berfungsi sangat penting bagi kehidupan. Adapun
komposisi udara dapat dijelaskan sebagai berikut :
Komposisi utama adalah Nitrogen (78,09%), Oksigen (20,94%), sedangkan
komponen udara dalam jumlah sedikit yaitu Argon (9,34 x 10-1%), Karbon dioksida (3 x
10-2%), dan komponen dalam jumlah sangat sedikit meliputi Neon, Helium, Metana,
Kripton, Xenon, Hidrogen, CO, NO, ozon, NO2, Amoniak, SO2(Mulyono, 2008).
Udara dibagi menjadi 2 macam yaitu udara Emisi yang merupakan kualitas udara
yang diukur secara langsung dari sumber emisi (cerobong, kenalpot. Ke-2 yaitu udara
ambien yang merupakan kualitas udara yang diukur di udara bebas (permukiman). Untuk
menyatakan kondisi kualitas udara di suatu tempat dapat dilakukan dengan indeks

kualitas udara. Indeks kualitas udara dibuat untuk memberikan kemudahan mengetahui
kondisi kualitas udara ambien kepada masyarakat dengan informasi yang sederhana,
tanpa harus menggunakan satuan-satuan yang mudah dimengerti masyarakat. Indeks
Standar Pencemar Udara (ISPU), didefinisikan sebagai  angka yang tidak mempunyai
satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu
yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk
hidup lainnya. Untuk menghitung ISPU digunakan metode perhitungan sebagai berikut :

Pencemaran udara (air pollution) adalah masuknya atau dimasukkannya zat,


energi, dan/atau komponen lainnya ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia,
sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara
ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.

B. Pengertian titik sampling dan sampel udara


Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan cara tertentu untuk
dikenai pengukuran. Pengambilan sampel dari keseluruhan populasi biasa disebut
sampling. Sampel harus bisa mewakili populasi, biasa disebut sampel yang representatif.
Sampel yang representatif dapat didekati dengan besar sampel dan teknik sampling
(Cahyono, 2018). Titik atau tempat mengumpulkan sampel biasanya disebut titik
sampling (Hariyanto dkk, 2008). Lokasi sampling dapat ditentukan atau dilakukan di
berbagai tempat/lokasi sesuai dengan tujuan penelitian (Purnomo dkk, 2018). Alasan
dilakukan sampling adalah karena populasi terlalu besar dan sumber daya yang dimiliki
seperti tenaga, biaya, waktu, dan sarana prasarana yang terbatas (Cahyono, 2018).
Menurut Widiyanto (2013) sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang
dipilih untuk sumber data, dengan demikian sampel adalah sebagian dari anggota
populasidengan karakteristik sama yang dipilih sebagai sumber data penelitian. Jadi,
sampel yang dipilih harus mencerminkan populasi.
C. Jenis jenis sampling udara
Menurut Lestari (2009) jenis sampling udara dikelompokkan menurut beberapa kategori.
Kategori tersebut adalah sebagaiberikut.
a. Berdasarkan periode waktunya terdapat empat jenis sampling udara, yaitu :
 Grab sampling, Grab sampling adalah sampling yang dilakukan sesaat (grab).
Umumnya cara sampling dilakukan untuk memperoleh gambaran pajanan secara
umum sebelum dilaukan pengambilan sampel yang lebih komprehensif.
 Short term sampling, Short term sampling adalah sampling yang dilakukan untuk
jangka waktu yang pendek (misalnya untuk pajanan yang pendek, yang kemudian
dibandingkan dengan short term exposure limit, misalnya 15 menit)
 Long term sampling, Long term sampling adalah sampling yang dilakukan untuk
jangka waktu selama delapan jam kerja yang kemudian dibandingkan dengan nilai
ambang batas delapan jam kerja.
 Continous sampling, Continous sampling adalah samling yang dilakukan secara
kontinu untuk mengetahui exposure profile dan konsenterasi kontaminan kimia
setiap saat selama proses operasi. Jangka waktu continous sampling dapat delapan
jam kerja atau lebih dari delapan jam kerja, sehingga dapat diperoleh profil
perubahan konsenterasi kontaminan yang ada di udara.
b. Berdasarkan lamanya periode waktu juga dapat diklasifikasikan juga menjadi dua,
yaitu:
 Instantaneous sample (sesaat), Instantaneous sample (sesaat), contohnya adalah
grab samples. Peralatan yang dapat dipakai untuk melakukan grab sampling antara
lain adalah vacutainer, indicator tube, dan sampling bag.
 Integrated sample, Integrated sample adalah sampel yang diambil selama periode
waktu pajanan tertentu, baik waktu pajanan 15 menit maupun pajanan delapan jam
kerja.
c. Berdasarkan penempatan/lokasinya terdapat dua jenis sampling udara, yaitu:
 Personal sampling, Personal sampling dilakukan untuk mengukur pajanan
perorangan yaitu pada pekerja. Peralatan sampling ditempatkan pada pekerja, dan
dibawa secara kontinu selama pekerja melakukan pekerjaannya. Umumnya
personal sampling ini diambil pada daerah “breathing zone” yaitu daerah di
sekitar saluran pernapasan (berjarak antara 30cm di sekitar mulut dan hidung).
 Area/Area General Sampling, Area/general area sampling dilakukan untuk
mengukur pajanan di lingkungan kerja, dan diletakkan pada lingkungan kerja.
d. Berdasarkan ada tidaknya aliran udara ke dalam media sampling, adanya aliran udara
dilakukan menggunakan pompa (active sampling) atau tidak adanya aliran udara ke
dalam media sampling (passive sampling)-tanpa pompa.
 Active Sampling, adalah pengambilan sampel udara dengan menggunakan
peralatan mekanik, misalnya pompa untuk mengalirkan udara ke dalam media
sampling. Pada sampling aktif, terdapat tiga elemen utama, yaitu:
 Calibrator, digunakan untuk menunjukkan berapa banyak udara yang telah
didorong atau diisap, dengan kalibrator pompa dapat dikalibrasi sehingga
volume udara yang terisap dapat ditentukan secara akurat.
 Sampling pump, pompa yang digunakan untuk mendorong atau mengisap
udara.
 Sampling media, media yang digunakan untuk mengumpulkan kontaminan
udara.
 Passive Sampling adalah pengambilan sampel udara tanpa menggunakan peralatan
pompa, namun melalui proses perpindahan aliran udara secara fisik, yaitu difusi
secara alami ke lapisan udara statik, atau media sampling ataupun secara proses
permeasi melalui membran.
D. Tujuan pengukuran sampel udara
Pemantauan kualitas udara ambien ialah satu kaedah yang sistematik untuk menafsirkan
tahap pencemaran udara di komuniti tertentu untuk jangka masa yang panjang. Oleh
karena itu pemantauan dan pengukuran bahan pencemar melainkan peranan yang penting
bagi merancang perubahan undang-undang dan polisi sehingga kepada pelaksanaan dan
pematuhan undang-undang pencemaran udara yang terkontrol. Tujuan utama pemantauan
kualitas udara adalah untuk:
1. Memastikan kualitas udara dan memathui standart yang ditetapkan.
2. Menyokong aktivi pematuhan dan tindakan pihak berkuasa.
3. Mendokumentasikan satu kemajuan pengawalan terhadap pematuhan undang-undang
persekitaran tertentu.
4. Menumbuhkan satu ukuran azas bagi tahap pencemar untuk bahan-bahan sesuai
standart.
5. Membangunkan polisi untuk mengontrol
6. Membekalkan data jangka pendek untuk melaksanakan rencana kontrol
7. Membekalkan data untuk pembelajaran epidemiologi
8. Memastikan IPU dipatuhi
9. Menggunakannya untuk pengesahan pemodelan pencemaran udara
10. Menganalisa tujuan terhadap bahan pencemaran dalam atmosfer.

E. Parameter Udara
1. Parameter Gas, Salah satu pencemaran udara dapat berupa gas yaitu :
 Belerang Dioksida
Senyawa sulfur di atmosfer terdiri dari H2S, SO2, SO3, dan H2SO4. Senyawa ini
dapat berbentuk asam maupun garam, dimana asam dan garamnya dalam bentuk
aerosol. Disebut aerosol yaitu suspensi padatan atau cairan dalam gas. Perlu
mahasiswa ketahui bahwa cemaran senyawa sulfur diatas yang paling penting
adalah SO2 yang memberikan sumbangan ± 50% dari emisi total. Cemaran garam
sulfat dan sulfit dalam bentuk aerosol yang berasal dari percikan air laut
memberikan sumbangan 15% dari emisi total (Sastrawijaya,2009)
Ciri ciri dari gas belerang oksida ( SOx) bau sangat tajam, beracun, bersifat
korosif, diudara SOx terikat dengan oksigen membentuk SO2 dan SO3. Sifat dari
Gas SO2 tidak mudah terbakar dan berbau tajam, sehingga dapat tercium oleh
manusia pada kosentrasi 0,3 – 1 ppm. Gas SO3 bersifat sangat reaktif, jika diudara
bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat atau H2SO4.
 Karbon Monoksida
Saudara perlu diketahui bahwa diatmosfir tidak hanya SO2, SO3 saja, ada juga
karbon monoksida (CO) yang berasal dari pembakaran tidak sempurna, contohnya
adalah bensin pada kendaraan bermotor, proses pembakaran baik di industri
maupun pertanian, pemanas rumah, pembangkit listrik, asap rokok. Kita harus
mengenal ciri-ciri dari karbon monoksida yaitu sifat dari gas ini tidak berwarna
dan tidak berbau. CO lebih mudah terikat oleh darah.
Polusi akibat gas buangan kendaraan bermotor, disamping mengandung zat – zat
karbon , juga mengandung gas CO dan Pb ( timah hitam). Gas CO terbentuk pada
pembakaraan yang tidak sempurnna, sedangkan Pb berasal dari penambahan pada
proses pembuatan bensin. Setelah gas buangan tadi terisap bersama udara
pernafasan , maka kedua zat tersebut akan sampai pada alveoli paru – paru.
 Karbondioksida
Karbon dioksida (CO2) adalah hasil pembakaran sempurna, yang bersifat tidak
beracun, namun dampaknya mengakibatkan suhu bumi menjadi meningkat. CO2
di udara sangat bermanfaat oleh makhluk hidup.
 Nitrogen Oksida
Nitrogen memegang peran penting di siklus unsur, tujuannya untuk keseimbangan
alam. Sekitar 78% udara terdiri dari nitrogen, dan 20% adalah oksigen. Nitrogen
bebas sangat dibutuhkan oleh beberapa mikroorganism. Nitrogen dioksida (NO2)
dan nitrogen monoksida (NO) adalah bahan pencemar di udara, NO merupakan
gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, contributor smog dan deposisi asam,
bereaksi dengan senyawa organik volatile membentuk ozon. NO berubah jadi
nitrat mempunyai peran dalam hujan asam jika udara dalam kondisi lemabab atau
hujan, NO2 adalah berbau tajam dan berwarna coklat kemerahan.
(Sastrawijaya,2009)
 Hidrokarbon
Senyawa ini mengandung unsur hidrogen dan karbon, hidrokarbon yang
dihasilkan manusia hanya sebesar 15%. Sumber hidrokarbon dari aktivitas
manusia adalah proses perindustrian, kendaraan bermotor dan pembakaran
sampah. HC (Hidrokarbon) adalah bahan pencemar udara yang dapat berbentuk
gas, cairan maupun padatan (Sastrawijaya, 2009).
 Ozon (O3)
Ozon adalah gas berwarna biru bening dan berbau tajam, memiliki sifat
mengoksidasi. Ozon diperoleh karena loncatan listrik di udara, ozon dapat
bereaksi dengan lapisan atas daun sehingga berbentuk bintik-bintik. Ozon dapat
merusak warna tekstil di mana warna tersebut akan memudar, dan akhirnya bahan
tekstil akan terurai.
 Khlorin
Senyawa klorin adalah asam hipokhlorit (HOCl) dan garam hipokhlorit (OCl).
Gas Klorin ( Cl2) adalah bersifat bukan logam, radioaktif, toksik dan gas
berwarna kuning kehijauan. Khlorin sering digunakan oleh industri, seperti
PDAM dan kolam renang memanfaat khlorin sebagai desinfektan.
 Timbal (Pb)
Mahasiswa perlu mengetahui bahwa timbal diudara dalam bentuk senyawa Pb-
organik, contohnya Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil yang biasanya terdapat dalam
bensin. Timbal yang terlepas diudara berasal dari proses pembakaran bahan bakar
kendaraan bermotor, penambangan, incinerator, peleburan batuan Pb.

2. Parameter Partikel
Partikel dapat dibedakan menjadi PM 10 dan PM 2,5, dimana arti PM 10 adalah
particulat yang berukuran 10 mikron atau kurang, sedangkan PM 2,5 adalah particulat
yang berukuran kurang dari 2,5 mikron. Sumber partikel dapat berasal dari cerobong
asap pabrik, debu, gas buang kendaraan bermotor, tanah, pembakaran. Salah satu
bentuknya adalah aerosol yaitu partikel zat padat atau cair yang memberi suspensi di
udara. Suspensi ini akan stabil bila ukuran partikelnya kurang dari 1-5 mikron.
Partikel ini akan tinggal di udara untuk beberapa hari. Mengapa ukuran partikel
bermacam-macam, partikel dibedakan berdasarkan ukurannya mulai 0,1 sampai 10
mikron. Mari kita bicarakan jenis – jenis partikel dibawah ini :
 Debu, Debu merupakan campuran dari berbagai senyawa organik dan anorganik
serta melayang di udara. Partikel padat berdiameter antara 5 - 100 mikron..
 Fume, Partikel padat yang berdiameter antara 0.1 - 1 mikron yang terbentuk akibat
pencairan benda padat.
 Mist, Partikel zat cair yang melayang-layang di udara dengan diameter lebih besar
dari 100 mikron.
 Smog, Partikel padat hasil pembakaran yang berdiameter kurang dari 1 mikron.
 Fog, Fog terjadi akibat kondensasi uap air di udara.

Beberapa pencemar lain yang perlu diperhatikan yaitu senyawa fluor dan asbes.
Fluorida adalah senyawa beracun dan terbesar di udara dalam bentuk gas dan padatan.
Asbes dipakai untuk keperluan rumah tangga, yang terbuat dari senyawa magnesium
hidrat.
F. Mekanisme Analisi udara
Pelaksanaan pengambilan sampel udara dilaksanakan sesuai dengan perencanaan.
Adapun prinsip sampling dan analisa dari masing-masing parameter dapat dijabarkan
dalam diagram berikut:

Peralatan sampling umumnya terdiri dari collector, flowmeter dan vacuum pump. Untuk
mengumpulkan sampel gas dapat digunakan collector seperti impinger, fritted bubbler
atau tube adsorber dimana sampel akan bereaksi terhadap penyerap yang spesifik.
Sedangkan untuk mengumpulkan sampel berupa partikel diperlukan filter. Flowmeter
berfungsi untuk mengetahui volume udara yang terkumpul, dapat berupa dry gas meter,
wet gas meter atau rotameter. Vacuum pump digunakan untuk menghisap udara ke dalam
collector. Ketelusuran data hasil pengukuran umumnya tergantung kepada alat ukur flow
meter.

Anda mungkin juga menyukai