Anda di halaman 1dari 40

Bab 5

PENGUKURAN KUALITAS KIMIA UDARA


Dr. Burhan Muslim, SKM. M.Si.
Kuat Prabowo, SKM. M.Kes.

Pendahuluan

P
ernahkah saudara melihat Stasiun Pemantauan Kualitas Udara Ambien Otomatis yang
berisi data Indeks Standar Pencemar Udara?. Data tersebut berisi pencemar utama
yang semuanya merupakan pencemar udara yang bersifat kimia. Pada modul bab 3
saudara juga sudah mempelajari tentang Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang
ditetapkan berdasarkan lima pencemar utama, yaitu : karbon monoksida (CO), sulfur dioksida
(SO2), nitrogen dioksida (NO2), ozon permukaan (O3), dan partikel debu (PM10). Maka pada
modul bab 5 ini, Saudara akan mempelajari bagaimana melakukan pengukuran-pengukuran
parameter kimia tersebut. Pengukuran kualitas kimia udara bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi zat pencemar bahan kimia yang ada di udara. Data hasil pengukuran bahan kimia
di udara tersebut sangat diperlukan untuk berbagai kepentingan, diantaranya untuk
mengetahui tingkat pencemaran udara di suatu daerah atau untuk menilai keberhasilan
program pengendalian pencemaran udara yang sedang dijalankan.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang valid (representative), maka dari mulai
pengambilan sampel udara sampai dengan analisis di laboratorium harus menggunakan
peralatan, prosedur dan operator (teknisi, laboran, dan analis) yang dapat dipertanggung
jawabkan. Perlu diketahui bahwa konsentrasi zat pencemar di udara ambien sangat
dipengaruhi oleh :
 Sumber emisi (alamiah dan anthropogenik)
 Faktor meteorologi (temperatur, tekanan, kelembaban, intensitas matahari, curah
hujan , mixing height, arah dan kecepatan angin )
 Faktor topografik
Karena intensitas sumber emisi dan faktor meteorologis (khususnya arah dan
kecepatan angin) selalu berubah, maka dengan demikian konsentrasi zat pencemar di udara
ambien juga selalu berubah (tidak konstan). Perubahan konsentrasi zat pencemar di udara
ambien terjadi karena perubahan waktu (temporal) dan juga terjadi karena perubahan tempat
(spatial)
Berdasarkan proses pembentukannnya, zat pencemar di udara ambien dapat
dibedakan di zat pencemar primer dan zat pencemar sekunder. Zat pencemar primer dapat
didefinisikan sebagai zat pencemar yang terbentuk di sumber emisinya (SO2, NOx), sedangkan
zat pencemar sekunder merupakan zat pencemar yang terbentuk di atmosfer, yang

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 1


merupakan produk dari reaksi kimia beberapa zat pencemar (seperti senyawa oksidan dan
ozon). Sedangkan berdasarkan bentuknya, zat pencemar di udara dibedakan atas zat
pencemar berupa aerosol, atau partikulat (debu) dan zat pencemar berupa gas ( SO2, NOx,,
Ozon dll).
Setelah mempelajari Bab 5, secara umum Saudara diharapkan mampu melakukan
pengukuran kualitas udara secara kimia yang meliputi mengukuran partikel debu melayang
(suspended particulate matter), Sulfur dioksida (SO2), Karbon monoksida (CO), Nitrogen oksida (NO2),
Kadar oksidan (ozon), Hydro Carbon (HC), serta Hydrogen Sulfida ((H2S). Sedangkan secara khusus
Saudara diharapkan mampu melakukan pengukuran kalitas udara secara kimia melalui pengambilan
sampel udara, metoda yang digunakan, serta prosedur pengukurannya. Penguasaan materi pada Bab
ini akan memudahkan Saudara untuk mempelajari dan menguasai materi pada Bab 6 yang
membahas tentang pengukuran kualitas udara secara mikrobiologi. Kemampuan melakukan
pengukuran ini nantinya merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam tugas sebagai
sanitarian yang dituntut untuk mampu melakukan pengukuran kualitas udara baik secara fisik,
kimia maupun mikrobiologi, sebagai bagian dari kemampuan melakukan evaluasi terhadap
kualitas udara, yang selanjutnya kita bisa memberikan rekomendasi pengendalian kualitas
udara.
Untuk dapat memahami dengan baik pada Bab 5, Saudara harus membacanya dengan
teliti dan secara berurutan masing-masing bagian. Pada bagian akhir dari Bab ini, Saudara akan
menemukan soal utuk latihan dan melihat tingkat penguasaan materi pada Bab ini.
Kerjakanlah latihan tersebut secara sungguh-sungguh sesuai dengan alokasi waktu yang
disediakan. Saudara tidak dibenarkan menjawab soal latihan sambil berdiskusi dan mencari
jawaban soal pada Bab ini. Setelah selesai mengerjakan soal, cocokkanlah jawaban Saudara
dengan kunci jawaban yang disediakan pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban
Saudara yang betul kemudian tentukan skor dengan menggunakan rumus seperti yang telah
dikemukakan pada bagian pengantar modul ini. Saudara dapat melanjutkan mempelajari Bab
6 bila skor Saudara telah mencapai 75%. Bila skor yang Saudara peroleh masih kurang dari
75%, maka Saudara harus membaca kembali modul ini dari awal sampai akhir dan
mengerjakan test kembali.

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 2


Topik 1

Konsep dan Teknik Pengambilan Sampel


A. Konsep Pengambilan Sampel

Menurut US Environmental Protection Agency (EPA) pengambilan sampel udara adalah


pengambilan sampel yang bertujuan untuk mengetahui kadar emisi polutan dari sumber tetap
(stationary sources), mengetahui kadar emisi dari sumber tidak tetap (motor vehicles), mengetahui
komponen atau bahan yang terkandung pada produk perminyakan dan untuk mengetahui kadar polutan
udara di lingkungan. Sedangkan pengertian dari kementrian lingkungan hidup pada Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 tahun 2010, memiliki definisi yang sama dengan EPA namun tidak
diartikan secara spesifik oleh peraturan yaitu pengambilan sampel udara yang bertujuan untuk
memonitoring kualitas udara di lingkungan untuk menghindari pencemaran udara. Jadi
pengambilan sampel udara adalah upaya pengumpulan data terkait kualitas udara, dimana data
tersebut akan digunakan dalam pengambilan keputusan.
Tahapan pertama dalam pengambilan sampel udara adalah pemilihan lokasi yang sesuai,
sehingga dapat menghasilkan data yang diperlukan. Tahap berikutnya adalah merencanakan
prosedur pengambilan sampel udara untuk setiap tempat yang akan diambil. Konsentrasi
parameter dalam sampel udara yang akan dianalisa harus mempunyai harga yang sama
dengan udara asalnya. Sampel udara yang representatif sangat tergantung pada teknik
pengambilan dan pengawetan sampel. Set sampel udara yang diambil pada suatu periode waktu
akan sah apabila mereka menampilkan suatu gambaran yang benar dari kualitas udara pada
lokasi tempat pengambilan sample. Pengambilan sampel udara adalah suatu rangkaian rantai
kegiatan pengawasan kualitas udara, dimana ketelitian dan kebenaran hasil tergantung pada
sampel yang representatif dan ketelitian analisa. Apabila sampel udara tidak atau kurang
representatif, maka akan merupakan suatu kerugian besar di dalam analisa, sehingga dapat
menyebabkan kekeliruan dalam pengambilan keputusan.
Mengingat bahwa keadaan setempat dan peralatan yang ada akan mempengaruhi
pemilihan metode pengambilan sample udara, maka dalam uraian berikut disajikan penjelasan
dari suatu metode seperti yang telah dianjurkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Pengumpulan data tentang parameter pencemaran udara yang akan diukur, tahap awalnya
adalah penentuan lokasi pengambilan sample yang dapat mewakili suatu kondisi lingkungan yang
akan diukur. Untuk itu perlu dilakukan pemetaan daerah, dan hasil pemetaan ini merupakan
masukan untuk menentukan titik lokasi pengambilan sample udara. Pada umumnya lokasi
pengambilan sampel dalam pengukuran udara peralel dengan bentuk sumber pencemaran.
Misalnya bila sumber pencemar berbentuk lingkaran, maka titik pengambilan sampel juga
berbentuk lingkaran dengan jarak tertentu dari sumber tadi. Bila sumber pencemar berbentuk
garis, maka lokasi peng ambilan sampel juga berbentuk garis paralel dengan sumber.
Hal-hal lain yang perlu mendapatkan perhatian dalam menentukan lokasi pengambilan
sampel adalah arah angin. Lokasi untuk pengambilan hendaknya terletak di daerah yang

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 3


searah dengan angin bertiup, dilakukan pada daerah terbuka, sehingga aliran udara tidak terhambat
bangunan dan pepohonan. Dalam pengambilan sampel udara tidak tergantung pada cuaca baik
mendung, cerah maupun hujan (hujan gerimis). Penentuan titik lokasi pengambilan sampel udara
ambien pada suatu sumber pencemaran adalah sebagai berikut (SNI-19-7119.9-2005) :
 Sumber Titik
Adalah sumber pencemar yang tidak bergerak (stasioner), mempunyai lokasi tertentu, dapat
diidentifikasi dan menambah beban pencemaran udara. Contohnya adalah suatu pabrik.
 Sumber Kawasan
Adalah sumber yang mempunyai luasan tertentu. Contohnya adalah kumpulan beberapa
industri pada suatu wilayah (kawasan industri), penimbunan sampah kota pada suatu
wilayah, atau sekelompok sumber titik yang jaraknya saling berdekatan, dapat berupa
sumber diam atau bergerak sulit ditentukan lokasinya secara pasti kecuali kawasannya,
misalnya suatu kota dengan lalu lintas yang padat.
 Sumber Garis
Adalah sumber pencemar dengan bentuk memanjang dan dianggap menimbulkan
pencemaran terhadap lingkungan secara terus menerus. Contoh sumber garis adalah jalan
raya di luar kota dengan lalu lintasnya yang padat.

Gambar : Penentuan Lokasi Pemantauan Kualitas Udara Roadside


Sumber : SNI-19-7119.9-2005.

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 4


Gambar : Lokasi Peralatan Pemantau Yang Relatif Dekat Dengan Bangunan atau Pohon Tinggi
Sumber : SNI-19-7119.9-2005.

Gambar : Lokasi Peralatan Pemantau Yang Relatif Jauh Dengan Bangunan atau Pohon Tinggi
Sumber : SNI-19-7119.9-2005.

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 5


Dalam melakukan sampling udara, kita dapat membagi daerah monitoring
(pemantauan) atas tiga daerah dengan keperluan dan cara sampling yang berbeda-beda satu
sama lainnya, yaitu:
a. Daerah ambient
Daerah ambient merupakan daerah tempat tinggal penduduk (pemukiman) dimana
diperkirakan seseorang mengalami keterpaan terhadap zat pence-mar yang berlangsung
selama 24 jam. Sehingga, konsentrasi zat pencemar udara harus sekecil mungkin dan
memenuhi baku mutu udara yang diper-syaratkan.
b. Daerah tempat kerja (work place)
Daerah tempat kerja (work place) merupakan daerah dimana seseorang bekerja selama
periode waktu tertentu. Biasanya seseorang bekerja di in-dustri/pabrik selama 8 jam per hari,
sehingga keterpaparan zat pencemar terhadap seseorang yang bekerja diharapkan tidak
mengganggu kesehatannya.
c. Daerah sumber pencemar udara
Daerah sumber pencemar udara, yang berasal dari cerobong asap pabrik perlu dilakukan
monitoring terhadap jenis dan konsentrasi zat pencemar, minimal setiap penggantian
teknologi proses dan penggunaan bahan baku yang berbeda.
Dalam pengukuran kualitas udara dengan menggunakan metode dan peralatan yang
manual dan metode konvensional, maka tahap pertama adalah dilakukan sampling yang
dilanjutkan dengan analisa di laboratorium. Untuk pengumpulan de-bu biasanya digunakan
teknik filtrasi dimana debu di tahan pada permukaan filter dengan porositas tertentu,
sedangkan untuk mengumpulkan gas dari udara ambien diperlukan suatu teknik
pengumpulan tertentu.
Teknik pengumpulan gas yang umum digunakan untuk menangkap gas pencemar di
udara ambien adalah teknik absorpsi, adsorpsi, pendinginan dan pengumpulan pada kantong
udara (bag sampler atau tube sampler). Pengertian sampling disini adalah pengambilan suatu
contoh udara pada tempat-tempat tertentu, dimana diharapkan konsentrasi zat pencemar
yang didapat dari hasil pengukuran dapat mewakili konsentrasi contoh secara keseluruhan.
Dalam melakukan sampling udara ini, ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan:

1. Lokasi dan titik pengambilan sampel.


Lokasi dan titik pengambilan sampel harus menggambarkan kondisi sesungguhnya pada
daerah dan waktu tertentu. Sehingga lokasi dan titik pengambilan sampel harus menjamin
bahwa kita mendapatkan sampel yang representatif. Penentuan lokasi dan titik pengambilan
sampel akan berhasil dengan baik apabila fasilitas dan aksesibilitas untuk menuju lokasi
tersebut cukup memadai.

2. Parameter kualitas lingkungan


Parameter kualitas lingkungan akan sangat tergantung pada persyaratan baku mutu
lingkungan udara dan peraturan perundang-undangan dan tujuan pengambilan sampel yang
ditetapkan. Dengan mengetahui parameter yang akan diuji, petugas pengambil sampel dapat

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 6


mempertimbangkan jumlah dan volume minimum, jenis pengawetan serta penanganan
sampel yang harus dilakukan.

3. Ukuran, jumlah dan volume sampel


Ukuran, jumlah dan volume sampel yang akan diambil sangat tergantung kepada
parameter yang akan di uji, metoda pengujian dan distribusi pencemar di udara. Apabila
sampel yang akan diambil berlebihan, maka akan menambah biaya dan waktu yang
dibutuhkan, namun apabila sampel yang diambil kurang, maka akan menimbulkan masalah
pada saat pengujian.

4. Homogenitas sampel
Homogenitas sampel memegang peranan yang sangat penting dalam pengambilan sampel
udara. Sampel yang diambil dari media udara yang homogen diharapkan dapat mewakili
kondisi kualitas udara yang sesungguhnya.

B. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel udara dilihat lokasi pemantauannya terbagi dalam dua
kategori yaitu teknik sampling udara emisi, dan teknik sampling udara ambien. Sampling udara
emisi adalah teknik sampling udara pada sumbernya seperti cerobong pabrik dan saluran
knalpot kendaraan bermotor. Teknik sampling kualitas udara ambien adalah sampling kualitas
udara pada media penerima polutan udara/emisi udara. Untuk sampling kualitas udara
ambien, teknik pengambilan sampel kualitas udara ambien saat ini terbagi dalam dua
kelompok besar yaitu pemantauan kualitas udara secara aktif (konvensional) dan secara pasif.
Dari sisi parameter yang akan diukur, pemantauan kualitas udara terdiri dari
pemantauan gas dan partikulat. Teknik pengumpulan gas yang umum digunakan untuk
menangkap gas pencemar di udara adalah dengan teknik absorpsi, teknik adsorbsi, dan teknik
evacuated yaitu pendinginan dan pengumpulan pada kantong udara (bag sampler atau tube
sampler), sedangkan teknik pengumpulan partikulat/debu yang sering di gunakan adalah
teknik Impaksi, teknik filtrasi, dan teknik elektrostatik presipitator.

1. Teknik Absorpsi
Teknik absorpsi adalah teknik pengumpulan gas berdasarkan kemampuan gas
pencemar terabsorpsi/bereaksi dengan larutan pereaksi spesifik (larutan absorben). Pereaksi
kimia yang digunakan harus spesifik artinya hanya dapat bereaksi dengan gas pencemar
tertentu yang akan di analisis. Efisiensi pengumpulan nya sangat dipengaruhi oleh:
 Karakteristik dari gas pencemar, yaitu kemampuan/kecepatan absorpsi zat pencemar
pada larutan spesifik
 Waktu kontak antara gas pencemar dengan pereaksi spesifik
 Luas permukaan bidang kontak/ukuran gelembung.

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 7


Untuk menangkap kadar gas-gas berbahaya secara konvensional, menggunakan
sampling udara dengan impinger yang langkah –langkah kerjanya yaitu:
 Menarik udara dengan pompa hisap ke dalam tabung impinger yang berisi larutan
penangkap.
 Mengukur kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan pe-nangkap baik
dengan metoda konvensional maupun instrumental.
 Menghitung kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara yang dipompa
dan hasil pengukuran.

Gambar : Peralatan impinger


Sumber : Arief, Latar Muhammad (2017).

Peralatan impinger secara keseluruhan terdiri dari :


 Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang tahan korosi. Ke-cepatan
hisap stabil dan dapat diatur dengan potensiometer
 Tabung impinger : tempat reaksi antara kontaminan udara dengan larutan penangkap
(dapat lebih dari satu tabung).
 Moisture absorber : tabung berisi bahan penyerap uap air (desikan) untuk melindungi
pompa dari korosi.
 Flow meter, yaitu alat pengukur kecepatan aliran udara dengan metoda bub-ble flow.
Untuk melakukan pengumpulann gas pencemar tersebut diperlukan alat absorber.

Alat absorber seperti diperlihatkan pada gambar berikut :

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 8


Gambar : Tabung dan peralatan impinger
Sumber : Arief, Latar Muhammad (2017).

2. Teknik adsorbsi
Teknik adsorbsi berdasarkan kemampuan gas pencemar teradsorbsi pada per-mukaan
padat adsorbent. Jenis adsorben yang umum digunakan adalah karbon aktif, TENAX-GC atau
Amberlite XAD). Teknik ini digunakan untuk pengumpulan gas-gas organik seperti senyawa
hidrokarbon, benzene, toluene dan berbagai jenis senyawa organik yang mampu terserap
pada permukaan adsorben yang digunakan.
Efisiensi pengumpulan gas analit/gas pencemar pada adsorbent tergantung:
1. Konsentrasi gas pencemar disekitar permukaan adsorben.
Semakin tinggi konsentasi gas pencemar semakin tinggi efisiensi pengum-pulan.
2. Luas permukaan adsorben, semakin kecil diameter adsorben semakin luas permukaannya,
semakin banyak gas analit yang teradsorpsi.
3. Temperatur. Semakin tinggi temperatur semakin rendah efisiensi pengumpulan gas analit,
oleh sebab itu teknik ini jarang digunakan untuk pengumpulan gas pencemar dari sumber
emisi (cerobong) dengan temperatur gas yang ting-gi.
4. Kompetisi dari gas organik lain.
Senyawa organik yang lain akan ikut terdesorbsi peda permukaan padat sehingga efisiensi
pengumpulan semakin berkurang.
5. Sifat/karateristik dari adsorben yang digunakan
Harus digunakan jenis adsorben yang cocok/sesuai dengan jenis gas analit yang akan
diukur. Karbon aktif yang bersifat non polar cocok untuk gas or-ganik yang polaritasnya rendah
seperti senyawa hidrokarbon

Gambar : Tabung adsorber berisi karbon aktif


Sumber: http://www.envisupply.com

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 9


Gambar : Tabung adsorber berisi karbon aktif
Sumber: http://www.envisupply.com

3. Teknik evacuated
Teknik pengumpulan contoh gas dengan evacuated , memerlukan alat penampung gas
yaitu berupa botol yang inert yang telah divakumkan atau dengan kantong udara yang terbuat
dari bahan tedlar atau Teflon, atau digunakan jarum suntik ( gas syringe). Teknik ini sering
digunakan untuk gas pencemar dengan konsentrasi yang tinggi dan tidak memerlukan
pemekatan contoh udara.

4. Teknik Direct Reading


Alat ini dapat digunakan untuk mengetahui secara lansung kosentrasi kontaminan di
udara. Alat ini menggunkan sistem sensor berdasarkan dari sifat kimia dan fisik dari
kontaminan

5. Teknik Impaksi
Untuk pengumpulan partikulat /debu dari udara berbeda dengan pengumpulan gas.
Yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan partikulat adalah ukuran diameter dari
partikulat tersebut. Ukuran partikulat di dalam matrik gas /udara bervariasi dari ukuran lebih
besar dari ukuran molekul (0.0002 mikron) sampai mencapai ukuran 500 µm. Setiap teknik

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 10


pengumpulan mempunyai kemampuan mengumpulkan range ukuran partikulat yang tertentu
.
Teknik pengumpulan yang umum digunakan adalah teknik pengumpulan secara
impaksi. Udara yang mengandung partikulat di hisap/ ditarik melalui nozzle dengan laju aliran
udara tertentu , kemudian ditumbukan ke permukaan plate , maka partikel dengan diameter
tertentu tidak bisa mengikuti aliran gas yang dibelokkan (karena gaya inertia) , sehingga
partikel debu tersebut tertahan pada permukaan plate . Sedangkan untuk partikel debu yang
lebih kecil akan mempunyai kemampuan mengikuti aliran gas masuk kedalam plate
berikutnya , yang selanjutnya akan terperangkap dalam plate yang berikutnya. Dengan
demikian terjadi pemisahan debu berdasarkan ukuran partikel .

Gambar : Mekanisme pengumpulan debu dengan impaksi


Sumber: http://www.envisupply.com

6. Teknik Filtrasi
Pengumpulan partikulat/debu dengan teknik filtrasi merupakan teknik yang paling
populer. Jenis filter yang digunakan adalah filter fiber glass , cellulose, polyurthen foam .
Setiap jenis filter mempunyai karateristik tertentu yang cocok untuk penggunaan tertentu.
Filter fiber glass merupakan filter yang paling banyak digunakan untuk pengukuran
SPM (suspended particulate mater) atau TSP (Total Suspended Particulate) , terbuat dari
mikro fiber gelas dengan porositas < 0,3 µm, yaitu mempunyai efisensi pengumpulan
partikulat dengan diameter 0,3 µm sebesar 95%. Filter ini tahan korosif dan dapat digunakan
pad temperatur 540oC. Tetapi kelemahannya , filter ini mudah sobek.

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 11


Gambar : Filter Udara Tahan Korosif

7. Teknik Elektrostatik Presipitator.


Udara yang mengandung partikulat dilewatkan ke dalam medan listrik, yaitu 2 (dua)
plat logam yang dialiri muatan positif dan negatif. Maka partikulat yang bermuatan akan
menempel pada plat yang bermuatan berlawan dangan muatan partikel. Susunan peralatan
pengumpulan sampel udara untuk pencemar debu diperlukan peralatan pengambilan sampel
udara yang pada umumnya terdiri dari collector, flowmeter dan pompa vacuum.
Peralatan yang lazim digunakan dalam sampling kualitas udara adalah peralatan
impinger untuk sampling gas-gas diudara. Dalam melakukan pengumpulan gas pencemar
dengan metode ini , perlu diperhatikan efisiensi pengumpulan gas pencemar. Untuk itu, dalam
pelaksanaann-ya harus digunakan alat absorber, pereaksi kimia, waktu sampling dan laju
aliran yang sesuai dengan prosedur standar yang ditetapkan. Susunan Peralatan Pengumpulan
Gas/Debu Untuk pengumpulan contoh gas pencemar atau debu diperlukan peralatan
pengambilan contoh udara yang pada umumnya terdiri dari collector, flowmeter dan pompa
vacuum. Collector berfungsi untuk mengumpulkan gas/debu yang tertangkap contohnya :
 Kertas filter untuk menangkap debu
 Tabung impinger, fritted bubbler untuk mengumpulkan gas dengan metode absorpsi
 Tube adsorbent karbon aktif untuk mengumpulkan gas hidrokarbon dengan metode
adsorpsi.
 Flowmeter (rotameter) : berfungsi untuk mengetahui laju aliran udara ambien yang
terkumpul, sehingga volume gas /udara yang dikumpulkan dapat diketahui
 Pompa vacuum : berfungsi untuk menarik gas /udara dari luar masuk ke dalam colletor
dan flowmeter.
Untuk menghubungkan collector dengan flowmeter (rotameter) dan pompa
digunakan connector yang terbuat dari bahan yang innert, yang tidak akan bereaksi dengan
gas pencemar atau akan mengotori sampel gas. Biasanya digunakn bahan dari gelas atau
plastik atau tubing dari silikon atau jenis tubing lainnya. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa
tidak terjadi kebocoran dalam rangkaian peralatan sampling tersebut.

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 12


Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!

1. Jelaskan apa maksud dan tujuan pengambilan sampel udara, pada pemeriksaan kualitas
kimia udara ?
2. Sebutkan dan jelaskan penentuan titik lokasi pengambilan sampel udara ambien pada suatu
sumber pencemaran menurut SNI-19-7119.9-2005?
3. Sebutkan dan jelaskan beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam melakukan
pengambilan sampling udara?
4. Sebutkan macam-macam teknik pengambilan sampel udara, pada pemeriksaan kualitas
kimia udara?
5. Jelaskan mekanisme pengambilan sampel udara dengan menggunakan teknik absorpsi
pada pemeriksaan kualitas kimia udara?

Petunjuk Jawaban Latihan


1. Untuk membantu anda dalam menjawab soal latihan no. 1 sd 3 tersebut, silahkan anda pelajari
kembali materi tentang konsep pengambilan sampel.
2. Sedangkan untuk menjawab soal latihan no. 4 dan 5 tersebut, silahkan anda pelajari kembali
materi tentang teknik pengambilan sampel.

Ringkasan
1. Pengambilan sampel udara adalah suatu rangkaian rantai kegiatan pengawasan kualitas
udara, dimana ketelitian dan kebenaran hasil tergantung pada sampel yang representatif dan
ketelitian analisa. Apabila sampel udara tidak atau kurang representatif, maka akan
merupakan suatu kerugian besar di dalam analisa, sehingga dapat menyebabkan kekeliruan
dalam pengambilan keputusan.
2. Teknik pengumpulan gas yang umum digunakan untuk menangkap gas pencemar di udara
ambien adalah teknik absorpsi, adsorpsi, pendinginan dan pengumpulan pada kantong
udara (bag sampler atau tube sampler). Pengertian sampling disini adalah pengambilan
suatu contoh udara pada tempat-tempat tertentu, dimana diharapkan konsentrasi zat
pencemar yang didapat dari hasil pengukuran dapat mewakili konsentrasi contoh secara
keseluruhan.
3. Peralatan yang lazim digunakan dalam sampling kualitas udara adalah peralatan impinger
untuk sampling gas-gas diudara. Dalam melakukan pengumpulan gas pencemar dengan
metode ini , perlu diperhatikan efisiensi pengumpulan gas pencemar. Susunan Peralatan

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 13


Pengumpulan Gas/Debu Untuk pengumpulan contoh gas pencemar atau debu diperlukan
peralatan pengambilan contoh udara yang pada umumnya terdiri dari collector, flowmeter
dan pompa vacuum.

Tes 2
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

1. Pada saat akan melakukan pengambilan sampel udara pada pengukuran kadar debu di
permukiman, maka perlu juga diukur parameter-parameter lain yang dapat
mempengaruhi kadar debu udara lingkungan. Salah satu parameter yang harus diukur
adalah parameter yang mempegaruhi area permukiman mana yang akan terpapar oleh
debu pada saat itu. Apakah parameter yang dimaksud pada kasus diatas?
A. Suhu udara
B. Arah angin
C. Curah hujan
D. Kecepatan angin
E. Kelembaban udara

2. Suatu wilayah permukiman terdapat di sepanjang jalan raya dengan kepadatan


kendaraan yang sangat tinggi. Masyarakat pada permukiman tersebut banyak yang
mengeluhkan pencemaran udara akibat aktivitas lalu lintas. Sanitarian Puskesmas
setempat ingin melakukan pemantauan kualitas udara. Pengambilan sampel bedasarkan
sumber pencemar apa yang tepat untuk kasus tersebut diatas?
A. Titik
B. Garis
C. Kotak
D. Kawasan
E. Lingkaran

3. Suatu wilayah permukiman terdapat industri pengolahan logam yang dikeluhkan warga
karena adanya emisi debu dari cerobong asapnya. Sanitarian Puskesmas setempat ingin
melakukan pemantauan kualitas udara. Pengambilan sampel bedasarkan sumber
pencemar apa yang tepat untuk kasus tersebut diatas?
A. Titik
B. Garis
C. Kotak
D. Kawasan
4. Pengambilan sampel dengan cara udara yang mengandung partikulat dilewatkan ke
dalam medan listrik, yaitu 2 (dua) plat logam yang dialiri muatan positif dan negatif. Maka

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 14


partikulat yang bermuatan akan menempel pada plat yang bermuatan berlawan dangan
muatan partikel. Apakah nama teknik pengambilan sampel tersebut?
A. Teknik Absorbsi
B. Teknik Disorbsi
C. Teknik Elektrostatik Presipitator.
D. Teknik Kompaksi

5. Pengambilan sampel dengan cara udara dilewatkan pada bahan yang terbuat dari mikro
fiber gelas dengan porositas < 0,3 µm, yaitu mempunyai efisensi pengumpulan partikulat
dengan diameter 0,3 µm sebesar 95%. Apakah nama teknik pengambilan sampel
tersebut?
A. Teknik Absorbsi
B. Teknik Disorbsi
C. Teknik Evacuated
D. Teknik Filtrasi

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban Tes 1 yang terdapat di bagian
akhir Bab 5 ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Topik 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = -------------------------------------------------- X 100 %
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = Baik Sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Bagus, artinya Saudara sudah
memahami dengan baik materi Topik 1 dan dapat melanjutkan ke Topik 2. Jika masih dibawah
80 %, Saudara harus mengulangi materi Topik 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

Topik 2

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 15


Metoda dan Prosedur Pengukuran
A. Metoda Pengukuran

Berbagai jenis metode pengukuran zat pencemar di udara dapat digunakan untuk
mengukur zat pencemar, dari mulai metode analitik yang sederhana dengan waktu
pengukuran yang lama sepert titrasi atau gravimetri sampai metode analitik yang paling
mutakhir, yaitu menggunakan prinsip fisiko-kimia yang mampu mengukur gas pencemar
dengan konsentrasi rendah secara automatik dengan waktu pengukuran yang cepat ( ± 60
detik). Pada tulisan ini akan hanya diberikan beberapa metode analisa yang umum digunakan
untuk beberapa parameter udara . Metode Pengukuran zat pencemar di udara diantaranya
sebagai berikut :

1. Sulfur dioksida (SO2)

a) Metode pararosaniline-spectrofotometri.
SO2 di udara diserap/diabsoprsi oleh larutan kalium tetra kloromercurate (absorbent) dengan
laju flowrate 1 liter/menit. SO2 bereaksi dengan kalium tetra kloromercurate membentuk
komplek diklorosulfitomercurate. Dengan penambahan pararosaniline dan formaldehide
akan membentuk senyawa pararosaniline metil sulfonat yang berwarna ungu kemerahan.
Intensitas warna diukur dengan spectrofotometer pada panjang gelombang 548 nm. Susunan
peralatan untuk sampling SO2  Midget Impinger  trap  rotameter  pompa hisap

b) Metode UV-spectrofotometri.
Prinsip dasar pengukuran gas SO2 dengan sinar ultra violet adalah berdasarkan
kemampuan molekul SO2 berinteraksi dengan cahaya pada panjang gelombang 190 –230 nm,
menyebabkan elektron terluar dari molekul gas SO2 akan tereksitasi pada tingkat energi yang
lebih tinggi (excited state). Elektron pada posisi tereksitasi akan kembali ke posisi ground state
dengan melepaskan energi dalam bentuk panjang gelombang tertentu. Dengan mengukur
intensitas cahaya tersebut maka dapat ditentukan konsentrasi gas SO2. Metode ini praktis
mudah dioperasikan , stabil dan akurat, metode ini metode yang dipakai untuk alat
pemantauan kualitas udara scara automatik dan kontinyu. Perlu diketahui bahwa ketelitian
dan keakuratan metode ini , sangat dipengarhui oleh sistem kalibrasi alat tersebut.

2. Oksida-oksida Nitrogen.
a) Metode Griess-Saltman-spectrofotometri
NO2 di udara direaksikan dengan pereaksi Griess Saltman (absorbent) membentuk
senyawa yang berwarna ungu. Intensitas warna yang terjadi diukur dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 520 nm. Susunan perlatan untuk sampling NO2 adalah  Fritted
Impinger  trap  rotameter  pompa hisap.

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 16


Absorber untuk penangkapan NO2 adalah absorber dengan desain khusus dan porositas
frittednya berukuran 60 µm. Untuk pengukuran NO, sample gas harus dilewatkan ke dalam
oxidator terlebih dahulu (seperti KMnO4, , Cr2O3) .
b) Metode chemiluminescence
Gas NO diudara direaksikan dengan gas ozon membentuk nitrogen dioksida tereksitasi.
NO2 yang tereksitasi akan kembali pada posisi ground state dengan melepaskan energi berupa
cahaya pada panjang gelombang 600 - 875 nm. Intensitas cahaya yang diemisikan diukur
dengan photomulltifier , Intensitas yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi NO di
udara. Sedangkan gas NO2 sebelum direaksikan dengan gas ozon terlebih dahulu direduksi
dengan katalitik konventor.

3. Karbonmonoksida
a) Metode Nondispersive infrared (NDIR).
Pengukuran ini berdasarkan kemampuan gas CO menyerap sinar infra merah pada
panjang 4,6 µm . Banyaknya intensitas sinar yang diserap sebanding dengan konsentrasi
CO di udara. Analyzer ini terdiri dari sumber cahaya inframerah, tabung sampel dan
reference, detektor dan rekorder.

b) Metode Lain
Metode lain yang juga digunakan adalah metode oksidasi CO dengan campuran CuO-
MnO2? dalam suasana panas membentuk gas CO2. Selanjutnya CO2 tersebut diabsorpsi
dengan larutan Ba(OH)2 berlebih. Kelebihan Ba(OH) dititrasi asam oxalat menggunakan
indikator phenol phthalin . Metode yang lain adalah oksidasi CO oleh I2O5? dalam suasana
panas menghasilkan gas I2. Selanjutnya gas tersebut ditangkap oleh larutan KI membentuk
warna kuning dan diukur dengan specktrofotmeter. Kedua metode ini hanya cocok untuk
untuk konsentrasi CO relatif tinggi 5 ppm.

4. Ozon/Oksidan
a) Metode Neutral Buffer Potassium Iodine (NBKI) –spectrofotometri.
Gas /udara yang mengandung ozon dilewatkan dalam pereaksi kalium iodida pada buffer
pH netral (pH 6,8), membebaskan Iodium. Selanjutnya Iodium yang dibebaskan diukur
intensitasnya pada panjang gelombang 350 nm.
Susunan peralatan untuk pengukuran ozon adalah sebagai berikut:
 Fritted Impinger  trap  rotameter  pompa hisap
b) Metode Chemiluminescence.
Gas ozon direaksikan dengan gas asetilin membentuk aldehide yang tidak stabil , yang
selanjutnya akan melepaskan energi dalam bentuk cahaya. Intensitas cahaya yang
diemisikan diukur dengan fotomultiplier, yang berbanding lurus dengan konsentrasi ozon.
Panjang gelombang cahaya yang diemisikan pada panjang gelombang 300 – 600 nm.

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 17


5. Hidrokarbon
a) Pengukuran secara langsung dangan Gas Chromatograf
Hidrokarbon diukur sebagai total hidrokarbon (THC) dan Non Methanic Hydrocarbon
(NMHC). Metode yang digunakan adalah kromatografi gas dengan detektor Flame Ionisasi
(FID). Hidrokarbon dari udara dibakar pada flame yang berasal dari gas hidrogen membentuk
ion-ion. Ion yang terbentuk pada flame akan ditangkap oleh elektrode negatif. Banyaknya arus
ion yang terbentuk menunjukkan konsentrasi hidrokarbon
b) Metode adsorpsi dengan adsorbent karbon aktif .
Contoh gas dilewatkan ke dalam tube karbon aktif dengan laju alir gas tertentu ( ± 0, 3
liter/menit) . Waktu sampling tergantung kepada konsentrasi hidrokarbon dan banyaknya
adsorben karbon aktif yang digunakan. Untuk melepaskan hidrokarbon , karbon aktif
dilarutkan dalam pelarut tertentu ( seperti CS2), kemudian disuntikan ke dalam GC. Atau
karbon aktif di „purging“ dengan gas inert seperti N2, atau He, kemudian dialirkan /disuntikan
ke dalam GC. Untuk
6. Suspended Particulate Matter /Debu
Sebagaimana diketahui bahwa ukuran diamater debu atau partikulat yang terdapat di
atmosfer bervariasi, dari mulai ukuran lebih besar dari . Oleh sebab itu , sampai diameter
ukuran 500 ukuran molekul 0,0002 dalam pengukuran debu yang harus diperhatikan adalah
metode analisa yang digunakan dan kemampuan kisaran diameter partikulat yang dapat
diukur. Banyak metode analisa yang dapat digunakan untuk pengukuran partikulat diatmosfer
dengan kisaran diameter partikulat tertentu.

a. Metode High Volume sampling


Metode ini digunakan untuk pengukuran total suspended partikulat matter (SPM) , yaitu
partikulat dengan diameter ≤ 100 µm. Prinsip dasar udara dihisap dengan flowrate 40-60 cfm,
maka suspended particulate matter (debu) dengan ukuran < 100 m akan terhisap dan
tertahan pada permukaan filter microfiber dengan porositas < 0,3 µm. Partikulat yang
tertahan di permukaan filter ditimbang secara gravimetrik, sedangkan volume udara dihitung
berdasarkan waktu sampling dan flowrate.

Gambar : Skematis High Volume sampler

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 18


b. Pengukuran PM 10 dan PM 2.5.
Pengertian PM 10 dan PM 2.5 adalah partikulat atau debu dengan diameter ≤ 10
mikron dan ≤ 2.5 mikron . Untuk pengukuran partikulat dengan diameter tersebut di atas
diperlukan teknik pengumpulan impaksi, dengan metode tersebut dimungkinkan untuk
memisahkan debu berdasarkan diameternya . Diameter yang lebih besar akan tertahan pada
stage paling atas, semakin ke bawah, maka semakin kecil diameter yang dapat terkumpulkan
permukaan stage . Setiap Cascade Impactor terdiri dari beberapa stage, ada yang 3 , 5 sampai
9 stage (plate) tergantung kepad keperluaannya . Salah jenis Cascade Impactor yang terdiri
dari 9 stage adalah Cascade Impactor buatan Graseby Andeson.
Prinsip pengukuran Kertas saring yang telah ditimbang, disimpan di masing-masing stage
(plate) yang terdapat pada alat Cascade Impactor. Selanjutnya udara dilewatkan ke dalam
Cascade Impactor flow rate tertentu dan dibiarkan selama 24 jam atau lebih tergantung
kepada konsentrasi debu di udara ambient. Setelah sampling selesai, debu-debu yang
terkumpul pada masing-masing stage ditimbang , menggunakan neraca analitik .
Satuan Konsentrasi Untuk menyatakan konsentrasi zat pencemar gas atau debu di
udara ambien, dapat digunakan satuan yang berdasarkan : Satuan berdasarkan berat /volume
(w/v), yaitu satuan yang menyatakan berat zat pencemar per volume udara ambien.
Contohnya satuan g/m3.mg/m3 atau Satuan berdasarkan volume/volume (v/v) , yaitu
satuan yang menyatakan volume zat pencemar per volume gas. Contohnya satuan % volume,
ppm . (part permillion) , ppb (part perbillion).
Pengertian satuan ppm adalah menunjukkan perbandingan volume antara volume zat
pencemar dengan volume udara ambient , yaitu bagian volume zat percemar per satu juta
volume gas . Contohnya : Konsetrasi CO sebesar 1 ppm , artinya dalam satu juta bagian volum
gas buang mengandung 1 bagian volume gas CO, atau Dalam 1 m3 volume gas emisi
mengandung 1 ml gas CO atau sebaliknya. Untuk konversi satuan dari satuan ppm ke satuan
g/m3 digunakan rumus :

g/m3 = (ppm / 24,45) x BM x 103)

Dimana:
 24,45 = konversi untuk 1 mol = 24,45 liter ( 25oC , 1 atm)
 BM = berat molekul
 103 = konversi dari ml ke liter.

Perlu diketahui bahwa gas merupakan zat yang volumenya berubah dengan perubahan
temperatur dan tekanan. Maka dalam menyatakan konsentrasi zat pencemar dalam udara
digunakan kondisi standar yaitu kondisi dimana volume udara ditetapkan dan kondisi tertentu
, yang dinyatakan dengan kondisi standar

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 19


Hasil pengukuran zat pencemar dinyatakan dengan kondisi standar , artinya banyaknya zat
pencemar persatuan volume udara pada kondisi standar, yaitu pada temperatur 25oC dan
tekanan 1 atmosfer (760 mm Hg). Untuk mengkonversi dari kondisi volume udara pada kondisi
sampling ke volume udara kondisi standar digunakan rumus di bawah ini:

V std = V sample x (P sample/ Pstd)) x (T std/T sample)

Dimana :
 V std = Volume udara pada kondisi standar 25 C , 1 atm (m3)
 V sample = Volume udara pada kondisi sampling ( m3)
 P sample = tekanan udara pada kondisi sampling ( mm Hg)
 P std = tekana udara pada kondisi standar ( 760 mm Hg)
 T std = Temperatur pada kondisi standar (273 + 25 K)
 T sample = Temperatur pada kondisi sampling ( 273 + C ).

Ringkasan berbagai metoda analisa kualitas udara untuk berbagai parameter yang
akan diukur dapat dilihat di tabel berikut :
Metode Analisa Kualitas udara

NO Parameter Metode Analisis Peralatan


1 Partikel debu melayang Gravimetri High Volume Air Sampler
(suspended particulate matter)
2 Sulfur dioksida (SO2) Pararosanilin Spectrofotometer
3 Karbon monoksida (CO) NDIR CO Analyzer
4 Nitrogen oksida (NO2) Gries Saltzman Spectrofotometer
5 Kadar oksidan (ozon) Neutral KI Spectrofotometer
6 Hydro Carbon (HC) Flame Carbon Analyzer Hydro Carbon Analyzer
7 Hydrogen Sulfida ((H2S) Jacobs, Braveiman Spectrofotometer
8 Ammonia (NH3) Nessler Spectrofotometer
9 Timah Hitam (Pb) Gravimetris, Exstraktif AAS, Spectrofotometer

B. Prosedur Pengukuran

1. Prosedur Pengukuran Partikel Debu

a. Prinsip Kerja
Partikel debu adalah suatu kumpulan senyawa dalam bentuk padatan yang tersebar di
udara dengan diameter yang sangat kecil, kurang dari satu mikron sampai dengan maksimal
500 mikron. Ukuran partikel debu yang membahayakan kesehatan umumnya ber-kisar antara

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 20


0,1 mikron sampai 10 mikron. Partikel debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang
relatif lama dalam keadaan melayang-layang, dan dapat masuk ke dalam tubuh manusia
melalui saluran pernapasan. Selain dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan, partikel
debu juga mengganggu daya tembus pandang mata dan juga dapat mengadakan berbagai
reaksi kimia di udara.
Dalam penulisan berikut ini, akan diuraikan metoda pengukuran debu Gravimetric
High Volume Methode. Metode ini merupakan metode yang dianjurkan dalam rancangan
Baku Mutu Lingkungan di Indonesia. Disamping itu, WHO juga telah menganjurkan pemakaian
metode ini untuk pengukuran partikel debu. Prinsip kerja metode ini ialah dengan cara
melewatkan udara dalam volume tertentu melalui saringan serat gelas (glass fiber filter). Baik
sebelum maupun sesudah pengambilan contoh, saringan serat gelas tersebut ditimbang untuk
menentukan jumlah partikel debu di udara. Selama pengambilan contoh udara, kecepatan
aliran udara yang dilewatkan melalui filter di jaga agar tetap konstan yaitu dengan
menggunakan suatu alat yang disebut flow controller. Demikian juga perlu digunakan lapse
time meter yang dapat mencatat kurun waktu pengambilan sampel/contoh Total volume
contoh udara dihitung dengan memperhatikan kecepatan aliran dan waktu sampling tersebut
di atas. Metode ini dapat untuk mengumpulkan contoh partikel debu melayang dalam jumlah
yang banyak, sehingga akan dapat dilakukan analisa lanjutan bilamana diperlukan.
Udara ambien dihisap dengan pompa hisap berkecepatan 1,1 s/d 1,7 m 3/menit dari
bawah atap rumah sampler dengan melewati suatu saringan. Partikel debu dengan diamter
0,1 sampai 100 mikron akan masuk bersama aliran udara dan terkumpul pada permukaan
saringan serat gelas. Metode ini dapat digunakan untuk mengambil contoh udara selama 24
jam. Apabila kandungan partikel debu sangat tinggi, maka waktu pengukuran dapat dikurangi
menjadi 6 sampai 8 jam.

b. Peralatan.
 Sampler, yang terdiri dari face plate, gasket, tempat saringan, pengontrol aliran
udara, pengatur waktu dan motor. Sampler ini harus mampu menghisap udara
dengan kecepatan antara 1,1 sampai 1,7 m3/menit, dan udara dilewatkan melalui
saringan berukuran 20 x 25 cm.
 Pelindung sampler (sampler shelter).
 Adalah alat yang berfungsi sebagai rumah atau pelindung seluruh komponen
peralatan pada point a, dari segala gangguan yang tidak diinginkan.
 Alat pencatat aliran udara. Alat ini berguna untuk mencatat kecepatan aliran udara
periode waktu selama 24 jam.
 Pengatur aliran udara, alat ini berguna untuk mengatur aliran udara
sample/contoh dengan daya sekitar 0,008 m3/menit.
 Meteran waktu, alat ini berfungsi untuk menunjukkan waktu sampai dengan 1440
menit dengan tingkat ketelitian 1 menit.
 Timbangan analitis, alat ini berfungsi untuk menimbang filter dengan ukuran 20 x
25 cm, dengan angka kepekaan 0,1 mg.

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 21


 Filter dengan ukuran luas 400 cm2
 Almari Pengering
 Pinset
 Eksikator
 Neraca Analitik

c. Prosedur Kerja.

(1). Persiapan
 Alat harus berjarak > 20 meter dari pohon besar
 Jarak alat dari bangunan tinggi sekurang-kurangnya 2 kali perbedaan tinggi alat
dengan bangunan tersebut
 Alat harus jauh dari Incenerator atau tempat pembakaran lainnya.

(2). Kalibrasi air flow Kontrol


 Pasang kerta pencatat volume udara terhisap (chart recorder paper) kemudian
putar chart recorder dengan cara memutar baut searah gerak jarum jam sehingga
jari-jari waktu dikehendaki tepat pada titik star.
 Hidupkan alat, perhatikan apakah jarum pencatat pada air flow control sudah
bergerak bebas mencapai garis lingkar paling luar pada chart recorder, bila jarum
belum mencapai garis lingkar paling luar putar switch “ADJ” searah gerak jarum
jam hingga jarum pencatat tersebut tepat berada pada garis lingkar paling luar.
 Bila pemutaran switch “ADJ” sudah max tetapi jarum pencatat belum pada posisi
yang dikehendaki, putar switch voltage selektor yang berada pada running timer
searah gerak jarum jam dan berhentilah memutar bila jarum pencatat tersebut
sudah berada pada posisi yang tepat, kemudian matikan alat.

(3). Persiapan filter.


 Filter yang akan dipakai diperiksa dahulu dari kemungkinan lobang/kerusakan dan
perlu diberi nomor.
 Sebelum digunakan filter dipanaskan ke dalam oven dengan suhu 100 cC selama +
30 menit. Filter kemudian disetimbangkan dengan memasukkan kedalam
desikator agar dingin, Filter ditimbang sampai ukuran miligram, dan jangan dilipat
sebelum digunakan dalam pengambilan contoh udara.

(4). Pengambilan contoh.


 Filter serat gelas dipasang pada tempat yang telah ditentukan, dengan bagian yang
kasar menghadap ke atas.
 Setelah pengambilan sample (24 jam) catat jumlah waktu yang diperlukan, nomor
filter, nomor seri alat HVS, lokasi serta keterangan lain pada amplop manila yang
telah disiapkan.
 Filter yang telah dipakai diambil, dilipat pada bagian panjang filter, hingga
permukaan yang mengandung partikel debu sampel yang saling bersentuhan.

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 22


d. Cara analisa

Untuk analisa gravimetri, filter yang telah dipakai terlebih dahulu disimpan dalam
desikator selama 24 jam kemudian ditimbang. Catat berat filter (sebagai berat akhir).
Selisih berat awal dan berat akhir adalah berat debu yang tertangkap. Bila diperlukan,
filter yang sudah ditimbang dapat disimpan untuk analisa selanjutnya. Berat SPM dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :

( Wf - Wi )
SPM = ----------------------------- x 106
Vt
Keterangan :
SPM = Berat partikel debu, ug/m3
Wf = Berat akhir filter, gram
Wi = Berat awal, gram
Vt = Volume udara contoh, m3
106 = Faktor konversi dari gram ke ug.

Gambar : High Volume Sampler (HVS)

FORM PEMERIKSAAN KADAR PARTIKEL DEBU DI UDARA

Hari/Tanggal Pemeriksaan : ............................................................

Data pemeriksaan :
1. Berat filter Awal (sebelum) : ........................................................... gram
2. Berat filter akhir (sesudah) : ............................................................ gram
3. Kecepatan Aliran Udara : ............................................................ lpm
4. Lama sampling : ............................................................ menit/jam
5. Volume sampel Udara : ........................................................... liter/m3

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 23


Perhitungan :

( sesudah ) - ( sebelum ) x 1.000.000


Kadar partikel Debu = ------------------------------------------------------------------
Volume Sampel Udara

( .............................gr - .......................gr ) x 1.000.000


= -------------------------------------------------------------------------------
..................... liter/m3

= ........................ mikro gram/liter(m3 )

Mengetahui :

Pembimbing Praktikum Praktikan

[ ] [ ]
2. Prosedur Pengukuran Gas Sulfur

Salah satu bahan polutan yang dapat mencemari udara ialah gas sulfur dioksida. Gas SO 2
ini ditimbulkan sebagai akibat proses pembakaran bahan fosil untuk energi. Disamping itu gas
SO2 timbul dari hasil kegiatan industri peleburan (smelting), industri asam sulfat dan
pengilangan minyak. Gas SO2 merupakan gas yang tidak dapat terbakar, tidak berwarna dan
dapat berada di udara dalam bentuk gas maupun yang terlarut dalam butiran-butiran air.
a. Prinsip kerja.
Metode Pararosaniline berdasarkan pada prinsip kerja penyebaran gas SO2 di udara
dalam larutan potassium tetrachloromercurate dan akan terbentuk dichloro-sulfitomercurate
complek yang tahan terhadap oksidasi oleh zat asam dari udara. Dari metode ini akan
terbentuk suatu warna yang intensi-tasnya dapat diukur sebagai gambaran kadar SO2 di
udara. Intensitas warna dapat diukur dengan Colorimeter atau spectrophotometer. Metode
ini dianjurkan karena peralatan yang digunakan relatif cukup sederhana. Untuk pengukuran
SO2 pada konsentrasi antara 25 sampai l000 ug/m3, dapat diukur dengan menggunakan
prescribe sample conditions. Sedang untuk kadar dibawah 25 ug/m3 dapat diukur dengan cara
memperbesar contoh udara yang dihisap. Salah satu asset metode ini ialah didapatnya suatu
keadaan sampel yang relatif stabil sesudah pengambilan contoh. Apabila sampel disimpan
dalam suhu 3 derajat C selama 30 hari, maka tidak dijumpai adanya gas SO2 yang hilang.
Metode ini didasarkan pada reaksi Schiff. Pada awalnya reaksi ini digunakan untuk
mengetes formal dehyde dan kemudian dimodifikasi untuk mengetes SO2 oleh Steigmann dan
Kozlyaeva. Metode ini digunakan oleh EPA di USA. Dalam pengukuran SO2 ada kemungkinan
gangguan-ganggu-an dari beberapa bahan oksidan, seperti NOx, Ozone, Besi, Mn dan Cr.

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 24


Namun demikian gangguan tersebut dapat di-kurangi atau dihilangkan dengan penambahan
larutan sulfamic acid, asam phosphat atau dapat juga dengan penundaan waktu analisa.

b. Peralatan.
 Midget Impenger
 Pompa hisap udara
 Flow control devise
 Spectrophotometer. berkemampuan mengukur absorben gelombang 548 nm.
 Gelas Ukur
 Labu ukur 25 ml
 Pipet volume 10 ml
 Pipet ukur

c. Reagensia.
 Air destilasi, air yang digunakan harus bebas dari bahan-bahan oksidasi.
 Reagen absorbsi, Bahan ini sangat beracun, sehingga bila mengenai kulit harus
segera dicuci dengan air. Larutan penyerap ini ialah Potasium tetrachloro-
mercurate (TCM).
 Sulfamic acid 0,6 persen
 Formaldehyde 0,2 persen
 Pararosanilin 0,2 persen
 Larutan standar SO2
 Larutan Sodium thiosulfat 0,1 N dan 0,01 N
 Larutan sulfat standar
 Reagen Pararosaniline.

d. Cara pengambilan contoh.

Metode ini pada umumnya digunakan untuk waktu pengambilan 30 menit, 1 jam,
ataupun 24 jam. Apabila sampel terpaksa harus disimpan lebih dari satu hari sebelum
dianalisa, maka sampel harus disimpan dibawah suhu 5 derajat C dalam refrigerator.

(1). Untuk sampling time selama 30 menit dan 1 jam :


Masukan 10 ml TCM (larutan absorbsi) kedalam impinger seperti yang telah diatur
dalam sampling sistim. Atur kecepatan aliran udara 0,5 sampai 1 liter/menit. Selama
dan sesudah sampling, lindungi larutan penyerap dari cahaya matahari secara
langsung. Penentuan volume udara sampel dihitung dengan pengalian antara
kecepatan aliran dengan waktu dalam menit. Harus dicatat pula kondisi meteorologi
setempat seperti suhu, kelembaban dan arah serta kecepatan angin.

(2). Untuk sampling time selama 24 jam :

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 25


Masukan 50 ml larutan TCM dalam absorber yang lebih besar, dan atur kecepatan
aliran udara 0,1 1iter/menit, dengan rangkaian sampling seperti midget impenger,
flow rate dan pompa penghisap.

e. Prosedur
 Midget impenger diisi dengan penyerap.
 Hubungkan dengan pompa isap dan listrik.
 Catat waktunya (t menit) dan debit pompa.

f. Cara analisa.
 Ambil 10 ml contoh uji, masukkan dalam labu ukur 25 ml
 Tambahkan 1 ml 0,6 % Sulfamic acid, tunggu 10 menit
 Tambahkan 2 ml 0,2 % formal dehida
 Tambhakan 5 ml 0,2 % Pararosanilin, tambah aquadest bebas CO2 sampai batas,
diamkan selama 30 menit.
 Baca absorbansinya pada spectrophotometer dengan panjang gelombang 575 nm.
 Baca konsentrasinya pada grafik kalibrasi (standart)

3. Prosedur Pengukuran Nitrogen Oksida

Nitrogen monoksida dan Nitrogen dioksida merupakan polutan oksida nitrogen utama
yang paling umum terjadi. Polutan ini disebabkan oleh adanya proses pembakaran pada suhu
tinggi. Di atmosfer gas NO akan dioksidasi menjadi NO2, sedangkan gas NO adalah gas yang
tidak berwarna, tidak berbau dan sedikit larut dalam air. Sedangkan NO2, merupakan gas yang
berwarna coklat kemerahan dengan bau yang tajam khas, bersifat korosif dan mudah
teroksidasi. NO dan NO2 dapat diukur secara terpisah maupun bersama-sama sebagai Oksida
Nitrogen (NOx).

a. Prinsip kerja metode Saltzman.

Metode ini merupakan metode manual yang telah dipergunakan di Amerika dan Eropa.
Metode Saltzman didasarkan pada reaksi specifik dari ion nitrit dengan reagen pembentuk
warna. Warna azo atau jelas yang terjadi dapat diukur secara kolorimetrik. NO2 di udara
diubah menjadi ion nitrit melalui kontak dengan larutan penyerap yang mengandung reagen
pembentuk warna. Metode ini dianjurkan, karena peralatan yang dibutuhkan cukup
sederhana dan tidak mahal. Untuk menganalisa sampel dipergunakan sebuah kolorimeter,
atau lebih disarankan spectrophotometer.
Metode ini cukup dapat dipercaya untuk periode sampling 2 jam. Jika NO2 harus diukur
untuk periode lebih dari 2 jam atau dicurigai terdapat kelebihan oksidator atau reduk-tor,
maka satu seri sampel untuk periode pendek (15—30 menit) harus diambil dan masing-
masing sampel dianalisa secepat-cepatnya. Metode ini cukup peka untuk menditeksi kadar

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 26


NO2 yang rendah sampai beberapa ug/m3 untuk periode sampling 10 menit dengan debit 0,4
liter/menit.

b. Peralatan
 Alat penyerap (Midget Impenger)
 Alat pengukur aliran udara. Alat ini dapat mengukur aliran secara tepat antara 0,3
dan 0,6 1/menit.
 Pompa udara. Pompa hisap yang memenuhi syarat, dipakai untuk mengambil
sampel dengan aliran yang ditentukan dengan interval 2 jam.
 Pipet 1 ml, berskala dengan pembagian 0,1 ml, dan pipet volumetric 10 ml.
 Gelas ukur berskala 50 ml dengan pembagian skala 1 ml 100 ml dengan pembagian
skala 1 ml dan 1000 ml dengan pembagian skala 10 ml.
 Labu ukur : 25, 150, 250, 1000 ml
 Gelas piala 2 liter atau lebih besar.
 Botol reagen, pengaduk mekanik
 Spectrophotometer.

c. Reagensia.
 Larutan induk, adalah 0,1% N (1 Naftil). Etilen diamin dihidrokhlorid. 0,1 gram
reagen dilarutkan dalam 100 ml air.
 Reagen penyerap. 5 gr asam sulfanilat dilarutkan dalam 800 ml air suling.
Campuran ini harus diaduk secara mekanik. Kedalam campuran yang sudah dingin
ditambahkan 140 ml asam acetat glacial dan 20 ml larutan 0,1 N larutan point 1
dan diencerkan sampai 1 liter. Reagen ini dapat tahan disimpan dalam almari
pendingin (coklat) selama 2 bulan.
 Larutan standar Natrium Nitrit (larutan induk) 2,03 gr/1. Larutan induk dibuat
dengan cara menimbang 2,03 gr reagen yang berbentuk butiran padat dan
dilarutkan dengan air suling dalam labu ukur sampai 1 liter. Larutan ini tahan
sampai 3 bulan.
 Larutan Natrium Nitrit 0,0203 gr/1. Larutan selalu dibuat baru dengan cara
memipet 10 ml larutan induk kemudian diencerkan dalam 1 liter.

d. Prosedur.

 Midget Impenger diisi penyerab /absorbing


 Midget impenger, flow meter dan pompa dipasang menurut urutannya. Dalam
area yang mengandung kadar debu tinggi, disarankan untuk menggunakan filter
supaya flow meter terbebas dari debu.
 Untuk waktu sampling yang singkat, 10 s/d 30 menit digunakan absorber dengan
reagen sebanyak 10 ml. Sampel udara dialirkan melalui bubler sehingga diperoleh

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 27


warna yang cukup.
 Pembentukan warna akan sempurna dalam waktu 15 menit. Warna dapat tahan
lama jika tutup betul-betul rapat.
 Setelah pengambilan contoh uji, diukur volume hasil penyerap. Jika volume
menyusut pada saat pengambilan contoh uji, volume dibuat seperti volume asal
dengan menambahkan aquades.
 Baca absorbansinya dengan menggunakan spectrophotometer pada panjang
gelombang 550 nm.
 Lihat konsentrasinya dengan melihat grafik kalibrasi standar antara konsentrasi
versus absorbansinya.

Konsentrasi NO2 dalam sample dihitung berdasarkan :


μg Vol
NO2 (mikro gram/ m ) = -------- X --------------- X 0,53 . 103
3

Qt 10

Dimana 1 μg/m3 NO2 = 0,53 . 10-3 ppm


Vol = volume penyerap akhir
4. Prosedur Pengukuran Ozon dan Oksidan
Istilah oksidan merupakan zat di dalam udara selain oksigen yang memiliki sifat dapat
mengoksidasi. Ozon (O3), Nitrogen dioksida dan peroksiasetil nitrat (PAN) merupakan oksidan
yang umum terdapat di udara perkotaan. Oksidan dapat terjadi di udara dengan adanya sinar
matahari yang kuat. Untuk keperluan pengukuran, biasanya oksidan dibagi menjadi dua, ialah
O3 dan total oksidan.

a. Prinsip metode Kemiluminisen.

Metode ini merupakan suatu metode yang otomatis berdasarkan pada reaksi fase gas dari
etilen dan Ozon. Ozon ini dapat bereaksi dengan etilen berlebihan dan menghasilkan ozonida
yang membebaskan cahaya pada penguraiannya. Intensitas cahaya ini diukur secara
fotometris dan berbanding langsung dengan kadar O3 di udara. Alat analisa yang didasarkan
pada prinsip ini umumnya dapat dipercaya, mudah dioperasikan, spesifikasi tinggi dan sangat
peka. Metode ini dipergunakan untuk mengukur O3 pada kisaran dari 10-2000 ug/m3 (0,005-
lebih 1 ppm). Untuk pengukuran normal dianjurkan memakai skala 0—500 ug/m3 (0-0,25
ppm) dan dari 0-1000 ug/nA

b. Peralatan.
 Midget Impanger
 Flow meter
 Pompa Hisap
 Spektrofotometer

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 28


c. Reagensia.
 Potasium dihydrogen phosphate (KH2PO4) sebanyak 13,61 gram.
 Disodium Hydrogen Phosphate (Na2HPO4) sebanyak 14,2 gram.
 Potasium Iodide (KI) sebanyak 10 gram.
 Ketiga regensia tersebut dimasukkan dalam labu ukur 1 liter, kemudian masukkan
aqudest dalam labu ukur sampai batas/tera.
 Larutan standar Iodine. 16 gram KI dan 3,173 gram Iodine dilarutkan sampai
campur dengan aquadest hingga 500 ml tepat. Simpan dalam kamar sehari
sebelum dipakai. Larutan ini adalah 0,05 N Larutan standart Iodida.

d. Prosedur Kerja
 Rangkaikan berurutan midget impinger , Tabung U, Flow meter, Vakum pump,
Generatior. ( Sebelumnya midget impinger diisi 10 ml absorbing solution ).
 Generator dihidupkan dan udara dipompa selama 15 menit, Q Ltr / Mnt.
 Bila Terjadi perubahan warna pada absorbing solution dari tak berwarna menjadi kuning,
masukan cairan kedalam botol coklat dan periksa dengan spectrophotometer pada
panjang gelombang 352 nm.
 Bacalah % Transmisinya dan cocokan pada grafik standar yang sudah ada.

5. Prosedur Pengukuran Hidrogren Sulfida (H2S)


Pengukuran H2S dapat menggunakan metode Methylen blue.

a. Prinsip cara kerja

Udara sampel yang di duga mengandung H2S diserap ke dalam 30 ml larutan Cadmium
sulfat dengan bantuan pompa hisap udara dengan kecepatan 1 cm3 selama 30 menit.

b. Analisa
 Udara contoh sebanyak 50 ml ditambah dengan 0,6 cc pereaksi amine sulfuric
acid dan ferri chlorida.
 Contoh diukur dengan spectrophotometer, panjang gelombang 670 nm.
 Larutan blanko dipakai sebagai titik nol.
 Sebagai larutan pembanding dipakai larutan standar sulfida yang equivalen
dengan 0-5 ug H2S/ml.

c. Perhitungan.

Untuk perhitungan kadar H2S dipakai rumus :

H2S (ppm) = 22,4 x ugrl H2S dalam larutan contoh


volume udara (dalam liter)

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 29


6. Prosedur Pengukuran Hidrokarbon (HC)

a. Prinsip Kerja Metode: Gas Kromatografi

Metode ini mencakup suatu pengumpulan komponen yang direncanakan untuk


pengukuran hidro karbon total secara semi kontinyu dalam udara ambien. Prinsip kerja
metode ini adalah dengan memasukkan sampel udara segera ke dalam detektor ionisasi
nyala untuk pengukuran hidrokarbon. Pengukuran hidrokarbon total mencakup senyawa-
senyawa lain yang terionisasi dalam nyala hidro karbon dan mem-berikan respon pada
detektor. Gangguan yang disebabkan oleh udara dalam sampel dapat dihilangkan dengan
meng-gunakan udara sebagai carier gas yang hidro karbonnya telah direduksi sampai
kurang dari 0,1 ppm, dengan cara melewatkannya melalui alat oksidasi katalitik.

b. Peralatan.
 Analisator Hidrokarbon. Penggunaan alat ini biasanya telah ada petun-juknya, sesuai
dengan manual dari pabrik pembuatnya.
 Diagram analisator, yang komponen utamanya adalah :
 Khromatograph gas, dengan detektor ionisasi nyala hidrogen dan alat yang
sesuai.
 Particulate filter, untuk melindungi valve.
 Pompa sampling.
 Pengoksidasi hidro karbon, untuk meng-oksidasi kontaminan yang
biasanya selalu ada di udara.
 Reaktorkatalistik.

c. Reagensia dan bahan-bahan.


 Kalibrasi campuran gas. Disamping methan dan karbon monoksida, butane dapat
juga sebagai campuran.
 Gas pembawa (carter gas): Helium, Nitrogen ataupun udara kemurnian tinggi yang
mengandung kurang dari 1,3 mg/m3 (2 ppm) hidrokarbon sebagai methana.
 Bahan bakar: hidrogen atau campuran gas yang inert dengan hidrogen.
 Zero gas, (gas untuk meng-nol-kan alat), udara yang mengandung tidak lebih 0,1
ppm hidro karbon dan 0.1 ppm karbon monoksida.

d. Analisa.
 Baca konsentrasi senyawa hidro karbon total pada alat pembaca.
 Untuk memperoleh pengukuran udara non methana di-lakukan dengan jalan
mengurangi konsentrasi methana dari konsentrasi hidrokarbon total.

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 30


7. Prosedur Pengukuran Karbon Monooksida (CO)

Pengukuran Karbon Monooksida (CO) menggunakan metode otomatis secara


elektronik dengan pembacaan secara langsung pada display Alat Monoxor II Merk
Bacharach.

a. Prinsip
Sampel udara masuk melewati filter, diteruskan ke CO sensor yang berfungsi sebagai
detector yang peka. Yang kemudian menghasilkan beda potensial sehingga menggerakan
signal yang ditunjukan dengan angka digital pad display sebagai kosentrasi CO.
b. Peralatan : Monoxor II, Merk Bacharach
c. Bahan : Silinder Gas CO standart kosentrasi kurang lebih 5 ppm
d. Cara Uji
 Aturlah tombol Power ke posisi On
 Tunggu sampai Instrument CO Display stabil ( 1 menit )
 Display akan menunjukan angka kosentrasi CO dalam udara dengan satuan ppm
e. Pembacaan
Bila terbaca pada angka display 005 kosentrasi CO di udara adalah 5 ppm

8. Prosedur Pengukuran Timah Hitam (Pb)

Pengukuran Timah Hitam (Pb) dapat menggunakan metoda Spektrofotometer


dengan perbandingan kurva kalibrasi standart

a. Prinsip

Timah hitam bereaksi dengan Dipenhyl Thio Carbazone ( Dithizon ) pada pH 11,5
membentuk garam komplek merah bata ( Pb Dithizonate ) yang diekstrasi dengan
kloroform.

b. Peralatan
 Filter dan Filter holder
 Flow meter
 Pompa Isap, Generator
 Spektrofotometer, Labu Takar, Erlenmeyer, Corong Pisah, Gelas Beker, Pipet,
Kompor listrik, Almari asam.

c. Bahan

 HNO3 1 : 4
Ambil 100 ml HNO3 pekat dicampur dengan 400 ml aquadest.
 HClO4 – HNO3 2 : 3

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 31


Ambil 200 ml HCLO4 pekat dicampur dengan 300 ml HNO3 pekat
 Larutan Buffer
80 gram Dibasic Amonium Citrat ditambah 2 gram Hydroksilamine Hidrokloride dan
8 gram KCN dilarutkan dalam 200 ml aquadest dan ditambah 400 ml NH4OH pekat.
 Larutan Dithizone dan chloroform
 Dipenhyl ThioCarbazone (Dithizon) dilarutkan dgn kloroform hingga 250 ml

d. Larutan Standart Pb.

BM Pb ( NO3 ) 2 X 100 mg dalam 1 ltr


BM Pb 159,9 mg/Ltr

100 mg Pb Ditimbang 159,9 mg Pb ( NO3) 2 , Larutkan dalam aquadest, tepatkan


sampai 1 liter ( larutan I ) = Kons 100 mg Pb = 100.000 ug. Syarat konsentrasi Pb
dalam atmosfer = 0,1 – 10 ug/m3 . Untuk mendapatkan konsentrasi Pb 1 ug , maka
larutan I tersebut diencerkan dengan cara pengenceran bertingkat.
Cara Pengenceran :
 Pengenceran 10 x mendapatkan 10.000 ug Pb
 Ambil 10 cc larutan I 100 ml Larutan II
 Pengenceran 10 x

e. Cara uji
 Sampel Pb di udara ditangkap dengan filter dengan jumlah volume udara mencapai
150 – 200 m3
 Sampel partikel Pb dilarutkan dengan 10 ml campuran asam nitrat dan perklorat 3
: 2 sampai menjadi pasta kemudian dipanaskan sampai kering untuk
menghilangkam perklorat.
 Kemudian dilarutkan lagi dengan 10 ml HNO3 1 : 4 dan disaring
 Filtrat ditambah 15 ml larutan buffer
 Kemudian diekstrasi dengan 10 ml larutan dithizone dan dibaca dengan
Spektrofotometer pada panjang gelombang 510 nm, dengan menggunakan blanko
seperti pengerjaan diatas.

f. Perhitungan

Kosentrasi Pb = ug
Q Liter / Menit X t menit
= ………..ug/L
= ………...ug/m3

9. Prosedur Pengukuran Amoniak (NH3)


Pengukuran kadar Amoniak ini menggunakan metoda Spektrofotometer

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 32


a. Prinsip
Amoniak dengan Nessler akan menghasilkan larutan berwarna kuning sampai kuning
coklat, dan warna ini diserap oleh spektrofotometer pada panjang gelombang 434 nm.

b. Peralatan
 Midger Impinger
 Pompa Vakum
 Gelas ukur, Pipet, Labu takar
 Spektrofotometer

c. Bahan
 Larutan Penyerap 0,014 ml H2SO4 pekat, masukan dalam aquadest sampai 1 Liter.
 Larutan Nessler.
 100 gram HgCl2 dicampur homogen dengan KI sebanyak 70 gr.
 160 gram NaOH dilarutkan dalam 500 ml aquadest bebas CO2, dinginkan, tuangkan
dalam campuran diatas ( HgCl2 + KI ) sambil diaduk, jadikan 1 lt dengan aquadest
bebas CO2 dalam labu takar 1 lt.
 Larutan standart NH3. 3,1471 gr NH4Cl anhidrat , larutkan dengan aquadest sampai
1000 ml dalam labu takar 1000 ml.

d. Cara uji
Pengambilan samplel
 Midget Impinger di isi larutan penyerap
 Hubungkan dengan pompa vakum dan listrik
 Catat waktunya ( t menit ) dan debit pompa

e. Cara analisa
 Ukur hasil penyerapanya
 Ambil 10 ml masukan labu ukur 10 ml
 Tambah 0,5 ml larutan Nessler tutup campur
 Baca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 434 nm

f. Perhitungan

Rumus = ug x Vol x 1,41 . 10 -3 ppm


Q.t 10

Dimana : ug / m = 1,41 . 10 -3 ppm


Q = Debit Pompa
T = Waktu ( Menit )
Volume = Volume penyerap akhir

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 33


10. Pengukuran Karbon Dioksida (CO2).

a. Prinsip
Gas CO2 di udara diserap dengan Ba(OH)2 yang kosentrasinya diketahui, maka Ba(OH)2
yang bereaksi dengan CO2 dapat diketahui

b. Peralatan
 Midget Impinger.
 Flow meter.
 Pompa Isap.
 Generator.
 Erlenmeyer.
 Vol pipet.
 Gelas ukur.
 Buret.
 Pipet ukur.

c. Bahan
 Larutan Ba(OH)2. 4,3 gram Ba(OH)2 dan 1 gram BaCl2 dilarutkan dengan aquadest
hingga 1 Liter
 Larutan HCl. 4,6 ml HCl 37% diencerkan dgn aquadest bebas CO2 hingga 1 liter.
 Larutan PP. 1 gram indicator PP dilarutkan dengan 100 ml etanol

d. Cara uji
 Sampel udara di serap melalui Midget Impinger yang berisi Ba(OH)2 dengan debit Q
liter / menit selama t menit, masukan dalam Erlenmeyer
 Kemudian ditambah indicator PP dan dititrasi dengan HCl
 Kemudian dilakukan titrasi blanko

e. Perhitungan

Kosentrasi = Blanko – Sampel ( ml ) x Vol CO2 x 100 %


Q Liter/menit x t menit

Latihan
Untuk dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah Latihan
berikut!

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 34


1) Jelaskan metoda pengambilan sampel pada pengukuran kadar debu/partikulat di udara?
2) Jelaskan metoda pengambilan sampel pada pengukuran kadar Sulfur Oksida (Sox)?
3) Sebutkan dan jelaskan prosedur pengukuran partikulat/debu di udara ?
4) Sebutkan dan jelaskan prosedur pengukuran gas Nitrogen Oksida (NOx)?
5) Sebutkan dan jelaskan prosedur pengukuran Karbon Monooksida (CO)?.

Petunjuk Jawaban Latihan

1. Untuk membantu anda dalam menjawab soal latihan no. 1 dan 2 tersebut, silahkan anda
pelajari kembali materi tentang metoda pengambilan sampel.
2. Sedangkan untuk menjawab soal latihan no. 3 s.d. 5 tersebut, silahkan anda pelajari
kembali materi tentang prosedur pengukuran.

Ringkasan
1. Ringkasan berbagai metoda analisa kualitas udara untuk berbagai parameter yang akan
diukur dapat dilihat di tabel berikut :

NO Parameter Metode Analisis Peralatan


1 Partikel debu melayang Gravimetri High Volume Air
(suspended particulate matter) Sampler
2 Sulfur dioksida (SO2) Pararosanilin Spectrofotometer
3 Karbon monoksida (CO) NDIR CO Analyzer
4 Nitrogen oksida (NO2) Gries Saltzman Spectrofotometer
5 Kadar oksidan (ozon) Neutral KI Spectrofotometer
6 Hydro Carbon (HC) Flame Carbon Analyzer Hydro Carbon Analyzer
7 Hydrogen Sulfida ((H2S) Jacobs, Braveiman Spectrofotometer
8 Ammonia (NH3) Nessler Spectrofotometer
9 Timah Hitam (Pb) Gravimetris, Exstraktif AAS, Spectrofotometer

2. Metoda pengukuran debu dengan Gravimetric High Volume Methode adalah merupakan
metode yang dianjurkan dalam rancangan Baku Mutu Lingkungan di Indonesia. Prinsip
kerja metode ini ialah dengan cara melewatkan udara dalam volume tertentu melalui
saringan serat gelas (glass fiber filter). Baik sebelum maupun sesudah pengambilan
contoh, saringan serat gelas tersebut ditimbang untuk menentukan jumlah partikel debu
di udara.

Tes 2

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 35


Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

1. Seorang tenaga kesehatan lingkungan melakukan pengambilan contoh gas NO 2 untuk uji
emisi pada sebuah kendaraan roda dua. Pada saat pengambilan contoh emisi, asap dari
knalpot kendaraan dialirkan ke dalam midget impinger yang berisi larutan absorben.
Selanjutnya terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah sebagai indikasi adanya
NO2 yang terikat oleh absorben tersebut. Apa senyawa absorben yang digunakan untuk
mengikat gas NO2 tersebut?
A. Asam nitrat
B. Asam sulfat
C. Asam asetat
D. Natrium korida
E. Natrium hidroksida

2. Seorang sanitarian melakukan pengukuran kadar debu (partikulat) udara di suatu lokasi
dengan mengambil sampel udara selama satu jam , dengan menggunakan peralatan High
Volume Sampler (HVS). Hasil penimbangan kertas saring sebelum pengambilan sampel
adalah 0,232 mg. Sedangkan hasil pengukuran kertas saring setelah pengambilan sampel
udara adalah 0,568 mg. Debit udara pada pengambilan sampel udara adalah 7.m 3/jam.
Berapakah kadar debu udara di lokasi tersebut ?
A. 0,055 mg/m3
B. 0,048 mg/m3
C. 0.036 mg/m3
D. 0,023 mg/m3
E. 0,067 mg/m3

3. Seorang sanitarian melakukan pengambilan sampel udara untuk menentukan kadar debu dengan
menggunakan alat Low Volume Air Sampler (LVAS) di sebuah pemukiman. Beberapa informasi
yang diperoleh dari pengambilan sampel dan proses yang menyertainya adalah:
 Suhu udara 31 °C
 Kecepatan angin 2 m/s
 Kelembaban udara relative 70%
 Berat saringan udara sebelum digunakan 2,372 gram
 Lama waktu sampling 5 jam
 Kecepatan aliran udara saat sampling 20 liter/menit
 Berat saringan setelah digunakan 2, 374 gram
Berapakah kadar debu yang diperoleh dari pengambilan sampel tersebut?
A. 333 ug/m3
B. 333 mg/m3
C. 0,333 ug/m3
D. 0,033 mg/m3

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 36


E. 0,333 gram/m3

4. Dalam pemilihan metode analisis pencemaran udara perlu pertimbangan presisi dan
akurasi metode yang digunakan. Pengukuran yang berdasarkan kemampuan gas
menyerap sinar infra merah pada panjang 4,6 µm, banyaknya intensitas sinar yang diserap
sebanding dengan konsentrasi di udara disebut :
A. Galvanic colori metric analyzer
B. Ampere metric colori metric analyzer
C. Conducti metri analyzer
D. Metode Nondispersive infrared (NDIR).

5. Dalam pemilihan metode analisis pencemaran udara perlu pertimbangan presisi dan akurasi
metode yang digunakan. Pengukuran yang berdasarkan kemampuan molekul berinteraksi
dengan cahaya pada panjang gelombang 190 –230 nm, menyebabkan elektron terluar dari
molekul gas akan tereksitasi pada tingkat energi yang lebih tinggi (excited state) disebut :
A. Galvanic colori metric analyzer
B. Ampere metric colori metric analyzer
C. Metode UV-spectrofotometri.
D. Metode Nondispersive infrared (NDIR).

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci Jawaban Tes 2 yang terdapat di bagian
akhir Bab 5 ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi Topik 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = -------------------------------------------------- X 100 %
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan : 90 – 100 % = Baik Sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Bagus, artinya Saudara sudah
memahami dengan baik materi Topik 2. Jika masih dibawah 80 %, Saudara harus mengulangi
materi Topik 2, terutama bagian yang belum dikuasai.

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 2


Kunci Jawaban Tes

Tes 1 Tes 2
1) B 1) C
2) B 2) B
3) A 3) D
4) C 4) D
5) D 5) C

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 3


Daftar Pustaka
Arief, Latar Muhammad, 2017. Bahan Kuliah Hygiene Industri “Metode Sampling”, Jakarta :
Universitas Esa Unggul.

Depkes RI, 1992. Pedoman Pemeriksaan Kualitas Udara.

Depkes RI, 1990. Pedoman Pemeriksaan Kualitas Udara, BTKL Yogyakarta.

Kepmenkes RI, 2002. Nomor 1335/MENKES/SK/X/2002 Tentang Standar Operasional


Pengambilan dan Pengukuran Sampel Kualitas Udara Ruangan Rumah Sakit.

Lodge James P., 1989. “ Methods of Air Sampling and Analysis , Third Edition, Lewis Publisher
Inc., Michigan.

Moh. Irsyad, 2001. “Modul Analisa Udara”, Laboratorium Udara Teknik Lingkungan ITB.

SNI-19-7119.1-2005 : Udara Ambien-Bagian 1 : Cara Uji Kadar Amoniak (NH3) dengan metoda
indofenol menggunakan spektrofotometer. Badan Standardisasi Nasional (BSN), 2005

SNI 19-7119.3-2005: Udara Ambien-Bagian 3 : Pengambilan sampel partikel debu atau Total
Suspended Particulate (TSP) dalam udara ambien menggunakan High Volume Air Sampler
(HVAS), Badan Standardisasi Nasional (BSN), 2005

SNI 19-7119.6-2005: Udara Ambien Bagian 6: “Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji
Pemantauan Kualitas Udara Ambien” Badan Standardisasi Nasional (BSN), 2005

SNI 19-7119.2-2005 Udara ambien-bagian 7: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO2) dengan
metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer, Badan Standardisasi Nasional
(BSN), 2005

SNI 19-7119.7-2005 : Udara ambien-bagian 7: Cara uji kadar sulfur dioksida (SO2) dengan
metode pararosanilin menggunakan spektrofotometer, Badan Standardisasi Nasional (BSN),
2005

SNI 19-7119.8-2005 Udara ambien-bagian 7: Cara uji kadar oksidan dengan metode neutral
buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer, Badan Standardisasi Nasional
(BSN), 2005.

SNI-19-7119.9-2005 : Udara Ambien-Bagian 9 : Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji


Pemantauan Kualitas Udara Roadside, Badan Standardisasi Nasional (BSN), 2005.

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 4


SNI 19-4845-1998 : Metode pengujian kandungan gas CO di udara dengan menggunakan NDR,
Badan Standardisasi Nasional (BSN), 2005

Warner Peter O, 1977. “Analysis of Air Pollutants “ , A wiley-Interscience publication John


Wiley &Sons, New York.

Wight Gregory D., 1994. Fundamentals of Air Sampling, Lewis Publishers, Tokyo.

https://www.scribd.com/doc/310431635/Pengambilan-Sampel-Udara

 Penyehatan Udara-Pengukuran Kualitas Kimia Udara 5

Anda mungkin juga menyukai