Dosen Pengajar :
Disusun oleh :
2021/2022
Tugas 10 Pertemuan 14
Konsevasi alam adalah Suatu upaya atau program yang dilakukan oleh organisasi atau pun
pemerintah yang memiliki tujuan melindungi serta memelihara alam beserta isinya dalam
rangka mencegah kerusakan alam sehingga dapat bertahan dan dipergunakan pada masa yang
akan datang .
2. Umbrella Species adalah spesies yang konservasinya secara tidak langsung
melindungi banyak spesies lain dalam ekosistem. Karenanya umbrella species
dapat digunakan untuk membuat keputusan terkait konservasi. Spesies ini
memiliki kebutuhan habitat yang lebih besar dan kebutuhan lainnya. Lebih
jauh lagi, jika umbrella species dilestarikan, hal itu akan menghasilkan
konservasi bagi banyak spesies lainnya. Oleh karena itu, pemantauan umbrella
species dan melestarikan atau melindunginya akan menghasilkan habitat
berkualitas tinggi bagi spesies lain dalam ekosistem tersebut.
Contoh :
Hewan :
- Panda Raksasa, panda raksasa termasuk dalam umbrella species
karena spesies tersebut membutuhkan area yang luas sehingga
perlindungan jenis ini juga melindungi hewan endemik yang juga
menempati daerah yang sama. Dengan melindungu populasi panda
raksasa ini dari kepunahan bisa dilakukan dengan konservasi alam
dengan menjadikan panda raksasa menjadi hewan yang dilindungi .
- Jaguar, jaguar diklasifikasikan sebagai umbrella species karena
konservasinya tepat berkontribusi pada pemeliharaan dan
perlindungan ekosistem serta keanekaragaman hayati yang bekerja
sama dengan spesies-spesies yang menempati daerah yang sama.
Dimana jika spesies jaguar terjaga maka spesies lainnya juga akan
tetap terjaga secara tidak langsung. Jaguar adalah predator atas yang
mana jika predator tingkat atas ini menghilang maka ekosistem hutan
akan kehilangan keseimbangan
- Beruang Grizzly, beruang grizzly disebut sebagai umbrella species
karena perlindungannya membantu melindungi spesies lain di
habitatnya. memiliki wilayah habitat yang luas aman dari
pembangunan dan jalan raya. Yang mana jika populasi beruang
grizzly sehat, habitat mereka juga melindungi 80% spesies lain yang
hidup di tempat yang sama
- Serigala Merah, serigala merah termasuk dalam umbrella species
karena ekosistem yang mendukung dan melestarikan serigala merah
kemungkinan besar merupakan ekosistem yang memelihara
keanekaragaman satwa liar, tumbuhan, habitat, dan sebagainya.
Dengan memburu mangsa yang sudah tua dan lemah, red wolf
meningkatkan genetik dan keragaman spesies flora dan fauna. Sisa
dari mangsa mereka dapat menyuburkan tanah untuk tanaman dan
ekosistem, dan hewan herbivora pun dapat memakan tumbuhan
tersebut
- Punggok Tutul, punggok tutul dianggap sebagai umbrella species
karena habitatnya seperti hutan tua, dan juga merupakan rumah bagi
banyak makhluk produktif lainnya seperti moluska dan salamander.
Tumbuhan :
Tumbuhan :
Tumbuhan :
2. Suaka margasatwa
Sama halnya dengan cagar alam, suaka margasatwa juga ditetapkan apabila
suatu kawasan mempunyai keunikan yang khas. Misalnya menjadi habitat bagi
satwa liar atau ada spesies yang dilindungi hidup di kawasan tersebut.
Kawasan ini lebih fokus pada upaya pelestarian satwa. Oleh sebab itu tingkat
keragaman fauna langka dan dilindungi harus berada dalam jumlah besar,
sehingga dapat menjadi wilayah konservasi in-situ juga. Penetapan kawasan
suaka margasatwa ditujukan agar proses pengawasan terhadap spesies langka
yang dilindungi tersebut lebih mudah terlaksana.
3. Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan yang masih mempunyai ekosistem asli dan
berfungsi sebagai lokasi pengawetan alam. Wilayah ini merupakan bagian dari
kawasan pelestarian alam, termasuk juga hutan konservasi. Luas taman
nasional harus memenuhi standar untuk melangsungkan proses ekologi. Selain
sebagai tempat pelestarian spesies unik, taman nasional juga dapat menjadi
lokasi rekreasi tetapi terbatas pada wilayah yang diizinkan saja. Taman
nasional juga dapat dijadikan sebagai lokasi penelitian, pendidikan, pusat ilmu
pengetahuan, dan rekreasi yang menarik.
4. Taman Laut
Taman laut ditujukan untuk lokasi perlindungan dan perbaikan pada ekosistem
laut. Di mana ekosistem tersebut menjadi habitat flora dan fauna langka yang
dilindungi, termasuk kegiatan penanaman terumbu karang yang rusak. Sama
seperti yang lain, taman laut harus memiliki sumber daya alam yang khas dan
unik serta luasnya memadai. Selain sebagai lokasi konservasi, taman laut juga
dapat menjadi saran wisata dan tujuan komersil yang lain. Hanya saja aturan
yang diberlakukan kepada wisatawan cukup ketat demi mencegah terjadinya
aktivitas mengganggu yang bisa merusak ekosistem laut.
5. Kebun Raya
Kebun raya adalah salah satu bentuk konservasi yang dikelola dengan metode
ex-situ. Kawasan ini dibentuk dengan tujuan untuk melindungi dan
melestarikan keanekaragaman alam. Berbagai spesies flora ditanam di dalam
kebun raya yang dapat difungsikan untuk berbagai keperluan. Beberapa
bentuk pemanfaatan tumbuhan pada kebun raya yaitu membantu untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan wisata. Sebagai
penunjang di dalam kebun raya disediakan perpusatakaan serta sarana dan
prasarana yang mendukung kebutuhan ilmu pengetahuan dan daya tarik
wisata. Selain flora, kebun raya juga memelihara berbagai jenis satwa sebagai
koleksi dan sekaligus dibudidayakan serta menjadi objek riset. Seluruh flora
dan fauna yang ada di dalam kebun raya tersebut juga dapat menjadi sumber
plasma nutfah demi mencegah risiko terjadinya kepunahan.
Contoh :
- Penghapusan institusi pengelola air di Kanada dilakukan pada
pertengahan tahun 1990- an oleh lembaga pemerintah di bidang
lingkungan (Environment Canada). Kebijakan ini dimaksudkan agar
supaya pengelolaan lingkungan tidak lagi dilakukan secara sektoral.
Environment Canada menginginkan pengelolaan lingkungan
menerapkan pendekatan ekosistem yang holistik.
- Pengelolaan ekosistem Laut Baltik di Eropa dilakukan ketika
masing-masing negara yang berhubungan dengan laut tersebut
menyadari adanya degradasi kualitas laut yang dapat menimbulkan
persoalan lingkungan.
- Pengelolaan ekosistem pegunungan Himalaya dilakukan oleh sebab
terjadinya penurunan kondisi lingkungan di wilayah tersebut.
- Pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat dilakukan karena
adanya penurunan kualitas lingkungan berupa erosi dan hilangnya
lapisan tanah subur yang disebabkan oleh aktivitas perladangan kayu
manis masyarakat.
- Pendekatan Ekosistem Laut Baltik , Laut Baltik rawan terhadap
polusi karena alam dan keadaan hidrologinya yang khas.
Di pabrik ini,proses awal yaitu kumpulkan limbah limbah padat bekas hasil produksi.
setelah dilakukan langkah pengumpulan, limbah itu selanjutnya dipisahkan. Hal ini
tidak terlalu sulit dilakukan karena barang elektronik telah terfragmentasi menjadi
komponen-komponen plastik, kaca, papan rangkaian (circuit board) dan sebagainya
secara manual. Selanjutnya, robot akan melakukan proses identifikasi tiap komponen
dan memisahkannya sesuai jenis masing-masing.
Proses berikutnya adalah memanaskan komponen-komponen tersebut dalam sebuah
tungku pemanas kecil. Dengan menerapkan bermacam-macam kontrol temperatur
yang sangat tepat, tidak hanya dapat menghasilkan ekstraksi dari sebuah papan
rangkaian misalkan, namun juga dapat dihasilkan metal alloy yang diinginkan.
Hal yang menarik adalah, untuk menghasilkan metal alloy tersebut tidak dibutuhkan
unsur tertentu seperti yang biasanya dilakukan dalam menambang metal alloy dari
tanah. Plastik yang ada di papan rangkaian dimanfaatkan sebagai unsur untuk
membantu pembentukan metal alloy tadi. Jenis plastik yang bermacam-macam pada
sampah elektronik tadi dapat dibentuk ulang juga menjadi filamen. Dan filamen tadi
dapat dijadikan produk yang berbeda lewat proses printing.
Penimbunan terbuka , Cara pengolahan limbah padat yang pertama yang bisa dilakukan
melalui penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan non organik. Jenis
limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, sebab akan diuraikan oleh organisme-
organisme pengurai sehingga akan menjadikan tanah menjadi lebih subur. Sedangkan
limbah non organik tidak dapat dilakukan penimbunan terbuka karena dikhawatirkan
dapat merusak ekosistem tanah.
Sanitary landfill merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan limbah dengan cara
membuang dan menumpuk sampah/limbah di lokasi cekung, memadatkannya, kemudian
menimbunnya dengan tanah. Sistem pengolahan limbah dengan cara ini menggunakan lubang
yang sudah dilapisi tanah liat dan juga plastik untuk mencegah pembesaran di tanah dan gas
metana yang terbentuk agar menghasilkan listrik.
Proses pengolahan air limbah domestik di PT Len Indusrti (Persero) pada tahapan
Preliminary Treatment yaitu Tangki Septik, Biofilter, Grease Trap dan Sumpit/Bak Control.
Tahap Primary Treatment yaitu Bak Sedimentasi. Tahap Secondary Treatment yaitu Bak
Anoksis, Bak Biofilter Aerobik dan Bak Sedimentasi Akhir. Tahap Tertiary Treatment yaitu
Unit Desinfeksi. Analisis parameter air limbah dilakukan setiap bulan dengan parameter TSS,
BOD, COD, minyak dan lemak, pH, Ammonia, Total Coliform. Hasil analisis parameter
tersebut menunjukkan bahwa semua parameter dibawah baku mutu yang ditetapkan
PERMEN LHK Nomor 68 tahun 2016. IPAL Domestik ini memberikan nilai positif dengan
rata-rata efisiensi terhadap parameter air limbah sebesar 84.11 persen, sehingga dapat
dikatakan bahwa pengolahan pada IPAL Domestik telah berhasil dalam mengurangi beban
pencemaran dalam air limbahnya.
Pengurangan gas buang, Gas- gas berbahaya yang terkandung di dalam limbah gas
perlu untuk dikontrol jumlahnya supaya tidak mencemari udara yang ada di sekitar kita. ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengontrol jumlah gas berbahaya ini, antara lain:
Desulfurisasi. Cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan filter basah atau wet
scrubber. Desulfurisasi ini dapat menghilangkan gas sulfur oksida sebagai hasil
pembakaran bahan bakar. Selain sulfur oksida, cara ini juga dapat mengontrol jumlah
gas- gas buang lainnya seperti nitrogen oksida, karbon monoksida, dan hidrokarbon.
Menurunkan suhu pembakaran. Cara ini dapat dilakukan dengan cara memasang
alat pengubah katalitik dengan tujuan menyempurnakan pembakaran. Gas – gas
buang yang dapat dikontrol dengan menggunakan alat ini antara lain adalah nitrogen
oksida, karbon monoksida dan hidrokarbon.
Teknik pelarutan asam sulfat (h2so4) elektrolisis, tahap pertama dari percobaan ini adalah
untuk mengumpulkan semua pin dan konektor. Kita perlu tang dan cutter, obeng datar, gigi
pokoknya semua alat yang bisa mencabut warna kuning dari perangkat elektronik, mulai dari
pin, socket, processor,konektor,tembaga dan timah.
Untuk mendapatkan beberapa mikrogram emas yang tersimpan di pin, kita akan
menggunakan metode sel elektrolitik (elektrolisis /penyepuhan). Nampan kaca ini berisi dari
95% larutan asam sulfat (H2SO4). Dengan menjalankan arus listrik searah melalui sel,
dengan menggunakan pengisi baterai biasa, Tembaga terlepas dari emas, maka emas akan
membentuk sedimen di bagian bawah sel nampan (tidak larut asam sulfat emasnya dan tidak
ikut terelektrolisis. Setelah semua pin kita mandikan atau celupin dan tembaganya sudah
terlepas, diamkan dulu sebentar bak mandi kita, agar mengendap emasnya dibawah, lalu
larutan asam sulfat tadi kita buang sebanyak mungkin sampai tersisa ampas emas dibawah
nampan (bak).
10. Industri yang menurut kelompok kami bukan industri bersih ialah industri
Mebeul dan Furniture kayu .
Tahapan produksi Hanger(Gntungan Baju) melalui beberapa proses yaitu :
Pemotongan bahan awal kayu pinus gelondongan
Proses penyerutan bahan
Proses pembentukan bahan menggunakan mesin copy
Proses penghamplasan
Proses pengecekan (QC)
Proses pengecetan (Painting)
Proses pengecekan kembali(QC)
Proses pengemasan
Proses pengiriman
Proses – proses pembuatan produk hanger(Gantungan Baju)
Produk yang dibuat pada industri ini salah satu nya adalah hanger(gantungan baju)
yang terbuat dari kayu pinus . bahan baku pohon pinus ini diambil dari hutan yang berasal
dari jawa dan kalimantan . pada tahap awal proses produksi pohon pinus berupa kayu
gelondongan yang mana masuk pada proses pemotongan oleh mesin band saw dengan
masing-masing ukuran menjadi dengan panjang 40 cm dan lebar 8 cm. pada proses
pemotongan ini menghasilkan limbah sisa pemotongan-pemotongan kayu . setelah di potong
menjadi ukuran tersebut tahap berikut nya masuk pada proses penyerutan oleh mesin serut
horizontal yang mana pada proses ini menghasilkan limbah berupa hasil serutan kayu atau
serbuk kayu .
Setelah di serut hingga ukuran panjang 35cm dan lebar 5cm, masuk pada tahap proses
pembentukan hanger menggunakan mesin copy . setelah membentuk menjadi hanger
(gantungan baju) tahap selanjutnya penghamplasan dengan menggunakan mesin hamplas
agar barang produk ini halus serta rata yang mana pada proses penghamplasan menghasilkan
limbah gas berupa debu dan asap dari hasil penghamplasan tersebut. Setelah di hamplas
masuk pada tahap pengeboran untuk pengait hanger ini . lalu setelah pengeboran produk
hanger ini selesai, produk hanger sudah menjadi produk setengah jadi yang mana tinggal di
periksa oleh bagian QC (Quality Control).
Setelah menjadi bahan setengah jadi produk hanger ini di kirim kebagian QC ,
limbah-limbah yang dihasilkan berupa sisa pemotongan kayu dan serutan atau serbuk kayu
ini di kumpulkan lalu di simpan ke belakang ruang produksi yang mana terdapat lahan yang
cukup luas . setelah terkumpul sisa pemotongan dan serutan kayu ini di bakar yang mana
dapat menyebabkan polusi udara yang bisa mengakibatkan gangguan pada kesehatan manusia
dan menurun nya kualitas udara pada industri ini .
Setelah di periksa oleh bagian QC(Quality Conrol) dinyatakan lolos tanpa ada
perbaikan , tahap selanjutnya barang produksi hanger ini di kirim ke bagian pengecetan
(painting) . setelah sampai pada bagian pengecetan , tahap selanjutnya masuk pada tahap
pengecetan menggunakan cat kayu dan bahan kimia yang lain nya agar cat bertahan lama
serta mengkilap. Pada proses pengecetan memerlukan waktu untuk kering kurang lebih 15
menit per satu produk, setelah produk ini kering dimasukan ke dalam pallet untuk di kirim ke
bagian PDP(Pengemasan dan Pengiriman).
Sebelum di kirim pada bagian PDP produk tersebut di cek kembali oleh bagian QC ,
untuk menjaga kualitas barang tersebut. Apabila ada barang yang tidak lolos atau riject akan
di kembalikan ke bagian produksi untuk dilakukan repair ( perbaikan) kembali. Lalu setelah
barang dicek , dan dinyatakan lolos barang produk hanger ini dikirim ke bagian PDP untuk di
kemas dan dikirim kepada seluruh konsumen(pembeli) .
Karena menurut kelompok kami , industri mebeul dan furniture kayu tersebut dalam
pengelolaan limbah nya baik limbah padat dan gas belum maksimal sehingga masih
mencemari lingkungan disekitar industri ini . contoh nya dalam pengelolaan limbah padat
yang mana hasil dari sisa pemotongan kayu dan serutan atau serbuk kayu tersebut dalam
pengelolaannya masih dibakar yang mana dapat menyebabkan polusi udara mengakibatkan
gangguan kesehatan serta menurunnya kualitas udara di sekitar kawasan indutri tersebut .
Saran agar industri mebeul dan furniture kayu ini menjadi industri bersih
Menurut kelompok kami saran agar industri mebeul dan furniture kayu ini menjadi
industri bersih dengan memperbaiki pengelolaan limbahnya baik dari pengelolaan limbah
padat maupun gas . contohnya dalam pengelolaan limbah padat yang sebelum nya sisa
pemotongan kayu dan serutan kayu ini dibakar diganti dengan dikumpulkan terlebih dahulu
lalu di masukan kedalam karung setelah semua sisa pemotongan kayu dan serutan kayu
dimasukan kedalam karung , karung yang berisi serutan kayu bisa di jual kepada petshop
untuk dijadikan alas hewan hamster agar kotoran nya tidak bau . untuk karung yang berisi
sisa pemotongan kayu bisa di jual ke pengepul kayu bakar contohnya industri pembuatan
tahu dan tempe yang mana sisa pemotongan kayu tersebut bisa dijadikan sebagai bahan bakar
pembuatan tahu dan tempe . sehingga mengurangi polusi udara yang mana sebelum nya
akibat proses pembakaran sisa pemotongan kayu dan serutan kayu ini . selain mengurangi
polusi di udara cara tersebut juga menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dari penjualan
limbah berupa sisa pemotongan dan serutan kayu tersebut .
11. 7R
- Recycle (Mengolah kembali)
Recycle adalah sebuah kegiatan yang memanfaatkan barang bekas
dengan cara mengolah materinya untuk digunakan lebih lanjut.
Contoh :
Mengolah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
Melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos.
Mengolah bohlam lampu sebagai akuarium dan pot bunga
Membeli atau menggunakan produk yang dapat didaur ulang
dan mudah terurai.
Mengolah CD bekas sebagai tatakan gelas