Anda di halaman 1dari 8

MODUL PERKULIAHAN

Pengetahuan
Lingkungan
Sumber Daya Alam II

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

09
Teknik Teknik Industri 190571001 Annisa Maharani Suyono, S.T., M.M

Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Mahasiswa mampu menjelaskan
kepentingan energy dan mineral mengenai kepentingan energy dan
sebagai sumber daya alam mineral sebagai sumber daya alam
Sumber Daya Mineral dan Energi
Sumber daya mineral merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
(unrenewable resources). Jumlahnya sumber daya tersebut sangat terbatas dan proses
pembentukan serta pemulihannya membutuhkan waktu lama. Untuk itu, pemanfaatannya
harus digunakan seefektif dan seefisien mungkin. Sumber daya mineral (mineral resource)
adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya
mineral sendiri menurut keyakinan geologi dapat berubah menjadi cadangan setelah
dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang (Nugraha,
2014:1)
Sumber daya energi sangat penting, karena sumber daya energi merupakan segala
sesuatu yang berguna dalam membangun nilai didalam kondisi dimana kita menemukannya.
Untuk itu sumber daya energi adalah aset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia.
Selain itu sesuatu dapat dikatakan sebagai sumber daya harus memiliki 2 kriteria, yaitu:
 Harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan (skill) untuk memanfaatkannya.
 Harus ada permintaan (demand) terhadap sumber daya tersebut.
Sumber daya energi bisa meliputi semua yang terdapat di bumi baik yang hidup
maupun benda mati, berguna bagi manusia, terbatas jumlahnya dan penguasaannya
memenuhi kriteria teknologi, ekonomi, sosial dan lingkungan. Sumber daya energi di sisi lain
merupakan sumber daya yang digunakan untuk kebutuhan menggerakan energi melalui
proses transformasi panas maupun transformasi energi lainnya. (Braunstein, 2001)
Sumber daya energi terdiri dari sumber daya alam non-hayati mineral patra, yaitu
minyak bumi dan gas bumi, mineral seperti batubara dan uranium. Sumber daya energi di
luar air dan minyak/gas bumi, seperti panas bumi, surya, angin, arus laut, pasang surut, panas
laut serta sumber daya alam hayati seperti kayu bakar. Energi itu sendiri dapat berupa energi
kimiawi, listrik, gelombang, nuklir, mekanis, dan panas.

Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Energi


Menurut Sukanto Reksohadiprojo (1994), jenis-jenis sumber daya energi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sumber daya energi yang dapat diperbaharui
Sumber daya energi yang dapat diperbaharui atau dapat diisi kembali atau tidak
terhabiskan (renewable) adalah sumber daya energi yang bisa dihasilkan kembali baik
secara alamiah maupun dengan bantuan manusia.

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
b. Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui
Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya energi yang
habis sekali pakai. Misalnya: minyak bumi, gas bumi, dan batu bara.

Klasifikasi Sumber Daya Mineral :


a. Sumber daya mineral hipotetik (hypothetical mineral resource)
Sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan perkiraan
pada tahap survei tinjau.
b. Sumber daya mineral tereka (inferred mineral resource)
Sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil
tahap prospeksi.
c. Sumber daya mineral terujuk (indicated mineral resource)
Sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil
tahap eksplorasi umum.
d. Sumber daya mineral terukur (measured mineral resurce)
Sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil
tahap eksplorasi rinci.
e. Sumber daya mineral pra keleyakan (prefeasibility mineral resource)
Dinyatakan berpotensi ekonomis dari hasil studi pra kelayakan yang biasanya
dilaksanakan di daerah eksplorasi rinci dan eksplorasi umum.
f. Sumber daya mineral kelayakan (feasibility mineral resource)
Dinyatakan berpotensi ekonomis dari hasil studi kelayakan atau suatu kegiatan
penambangan yang sebelumnya dilakukan di daerah eksplorasi rinci.

Kegunaan Sumber Daya Mineral dan Energi


a. Peranan Energi dalam pembangunan di Indonesia
Energi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi tercapainya sasaran
pembangunan. Peranan energi untuk pembangunan di Indonesia mencakup dua hal
yaitu sebagai sumber dana pembangunan (penerimaan pemerintah) yang berasal dari
devisa (ekspor) dan yang utama untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang
dibutuhkan dalam pembangunan. (Howard,2000)
b. Peranan energi sebagai sumber penerimaan negara
Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi (penerimaan migas),
memberikan sumbangan yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia.

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Walaupun peranan minyak dan gas bumi dalam penerimaan negara relatif semakin
menurun, namun dalam jangka waktu lima tahun terakhir (1996/97-1999/2000) rata-
rata penerimaan minyak dan gas bumi dibandingkan dengan jumlah penerimaan
dalam negeri masih mencakup yaitu sekitar 30%. Penerimaan minyak dan gas bumi
dipengaruhi antara lain oleh besarnya tingkat produksi minyak mentah dan kondesat,
volume ekspor LNG dan LPG, harga minyak mentah dan biaya produksi. Unsur lain
yang juga penting dan mempengaruhi besarnya penerimaan minyak dan gas adalah
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Selain sebagai sumber penerimaan
negara, minyak dan gas bumi juga berperan sebagai sumber penerimaan devisa.
(Horne, 2004)
c. Peranan energi untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Dalam hal ini terlihat bahwa hubungan perekonomian dengan energi sedemikian kuat,
peningkatan kegiatan ekonomi biasanya diikuti dengan meningkatnya konsumsi
energi. Di Indonesia tercermin dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi sebesar 7%
per tahun mengakibatkan pertumbuhan konsumsi energi meningkat sebesar 10%.
Hubungan tersebut disebut dengan ”elastisitas energi” terhadap kegiatan energi, atau
dapat didefenisikan sebagai perubahan pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat
perubahan pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan kegiatan ekonomi.
Listrik sebagai Sumber Daya Energi Tenaga listrik merupakan sarana produksi
maupun sarana kehidupan sehari-hari yang memegang peranan penting dalam upaya
mencapai sasaran pembangunan. Sebagai sarana produksi, tersedianya tenaga listrik
dalam jumlah dan mutu pelayanan yang baik serta harga yang terjangkau merupakan
penggerak utama dan sangat mendorong laju pembangunan di berbagai sektor lain.
Pembangunan di berbagai sektor ini sangat penting bagi tercapainya tujuan
pembangunan seperti menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapapatan
nasional, mengubah struktur ekonomi, yang pada gilirannya akan meningkatkan
permintaan tenaga listrik. Di samping itu, tersedianya tenaga listrik yang merata dan
dipergunakan secara luas untuk keperluan sehari-hari akan dapat meningkatkan
kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
Minyak bumi, gas bumi dan batu bara merupakan sumber daya energi yang dapat
dimanfaatkan untuk memproduksi listrik. Pemanfaatan minyak bumi, gas bumi dan
batu bara sebagai pemasok untuk memproduksi listrik di Indonesia mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Keterbatasan cadangan minyak bumi untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri menyebabkan pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
melakukan diversifikasi energi untuk sektor Pembangkit Listrik Negara (PLN) bentuk
diversifikasi ini telah dapat dirasakan dengan berdirinya pusat pembangkit listrik
tenaga air, tenaga gas, maupun panas bumi. (Achnan, 1998)
Sebagai salah satu bentuk energi yang sudah siap dipergunakan oleh konsumen,
tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk mencapai sasaran
pembangunan, sehingga perlu diusahakan serasi, selaras, dan serempak dengan tahap
pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sasaran pembangunan ketenagalistrikan
harus selalu menunjang setiap tahap pembangunan nasional baik dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat maupun dalam mendorong peningkatan ekonomi. (Bronto,
2004)

Indikator Kerusakan dan Pencemaran Sumber Daya Mineral dan Energi.


Beberapa indikator mengenai terjadinya kerusakan sumber daya mineral dan energi ini dapat
kita perhatikan dari uraian berikut ini :
a. Semakin banyak dan meluasnya lubang-lubang bekas galian mineral tambang atau
bekas galian tanah untuk pembuatan “bata” dan genting yang dibiarkan tanpa upaya
reklamasi.
b. Semakin luasnya areal semak-semak belukar dan tanah gundul bekas penebangan
hutan ilegal dan peladangan bakar yang tidak dihijaukan kembali.
c. Semakin menurunnya tingkat kesuburan tanah/lahan untuk budidaya pertanian, karena
siklus pemanfaatan lahan yang terlalu intensif tanpa upaya penyuburan kembali
(refertilization).
d. Semakin banyaknya terjadi tanah longsor di wilayah pegunungan/perbukitan, dan
tanah terbuka bekas penggalian tambang permukaan (emas, timah, batubara dan lain-
lain).
e. Semakin bertambahnya areal lahan kritis akibat dibiarkan begitu saja dan terbakar
setiap tahun.
f. Semakin kecilnya debit air sungai dari tahun ke tahun.
g. Semakin besarnya perbedaan debit air sungai pada musim hujan dengan musim
kemarau.
h. Semakin dalamnya permukaan air tanah dan mengeringnya sumur penduduk di daerah
ketinggian.
i. Adanya penetrasi air asin pada sumur penduduk di beberapa kota pantai/pesisir.

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
j. Semakin kecilnya “Catchment Water Areas” (daya serap lahan terhadap curahan air
hujan).
k. Semakin tingginya pencemaran air sungai (terutama sungai-sungai di Pulau Jawa).
l. Semakin menyempitnya luas areal hutan lindung/hutan alami sebagai akibat “illegal
logging”, (pencurian kayu) terutama di Pulau Jawa.
m. Semakin luasnya HPH dan HTI yang kurang diimbangi dengan upaya reboisasi yang
berhasil (karena seringnya dimanipulasi).
n. Semakin maraknya pertanian ilegal di kawasan tanah/hutan negara akibat desakan
kebutuhan penduduk miskin, terutama di pulau Jawa.
o. Semakin berkurangnya keragaman/jumlah “species” tumbuhan dan hewan liar,
karena banyak yang telah punah sebagai akibat kebakaran hutan dan perburuan hewan
yang sering terjadi. (Bronto dan Hartono, 2003)

Manajemen Pegelolaan Sumber Daya Mineral dan Energi


Menyadari bahwa fungsi sumber daya alam mineral sebagai sumber daya alam yang tidak
terbaharui, masih memegang peranan penting didalam pembangunan nasional di masa
mendatang, maka perlu dikembangkan visi, misi kebijaksanaan, strategi dan program
pembangunan energi dan sumber daya mineral yang berlandaskan paradigma dan konsep
pembangunan berkelanjutan dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
(Sillitoe,1999) Sehingga pengelolaan energi dan sumber daya mineral yang berwawasan
kemasyarakatan dan lingkungan hidup didasarkan pada empat faktor mendasar yaitu:
- Pemerataan dan Keadilan
Pemanfaatan sumber daya alam dalam hal ini energi dan sumber daya mineral untuk
semaksimal mgkin untuk kemakmuran rakyat merupakan dasar kebijaksanaan
pembangunan energi dan sumber daya mineral yang berwawasan kemasyarakatan dan
lingkungan hidup. Konsep kemitraan dan eksistensi yang bersinergi antara kegiatan
pertambangan tradisional, skala kecil menengah dan skala besar perlu dikembangkan,
sehingga memberikan kepastian kepada masyarakat, dunia usaha dan pemerintah tentang
arah, lingkup ruang gerak dan tingkat keleluasaan didalam pelaksanaan pembanguann
energi dan sumber daya mineral yang berwawasan kemasyarakatan dan lingkungan
hidup.
- Pendekatan Integratif
Pelaksanaan pembangunan energi dan sumber daya mineral harus dilaksanakan
melalui pendekatan kewilayahan yang terintegrasi, dengan memperhatikan daya dukung

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
sosial, dan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup, keterpaduan seluruh sektor dalam
pemanfaatan segenap potensi kekayaan alam dan sumber daya manusia, optimasi dari
seluruh potensi dari pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki secara merata dan
keberkeadilan dengan menerapkan atas konservasi sumber daya alam serta efisiensi
dalam pengusahaannya.

- Wawasan Jangka Panjang


Sumber daya mineral adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui oleh karena
itu eksploitasinya perlu dilaksanakan dengan asas efisiensi yang berlandaskan pada
pencapaian nilai tambah yang maksimal. Pemanfaatan sumber daya alam mineral juga
harus didasarkan kepada wawasan keberlanjutan sehingga apabila sumber daya alam
habis dieksploitasi tidak menimbulkan biaya sosial bagi generasi masa depan. Kegiatan
pasca tambang harus dikembangkan berdasarkan dimensi ruang dan waktu sehingga
‘reklasifikasi’ dari kegiatan pemanfaatan energi dan sumberdaya mineral menjadi
kegiatan lainnya (industri, pertanian, pariwisata, dll) dapat dikembangkan secara
simultan.

- Menghargai Keanekaragaman
Indonesia sebagai negara dan bangsa yang pluralistis, harus dapat menghargai
keanekaragamannya dan menjadikan basis pembangunan energi dan sumber daya mineral
karena keberhasilannya sangat ditentukan oleh kondisi sosial budaya ekonomi dan
ekologi sekitar wilayah kegiatan. (Darmoyo, 2001)

Untuk dapat melaksanakan pembangunan energi dan sumber daya mineral yang berwawasan
kemasyarakatan dan lingkungan hidup diperlukan keikutsertaan segenap pelakunya
(stakeholder) dalam suatu kemitraan yang sinergis. (Soeria-Atmadja, 2002)

Kemitraan yang sinergis dapat dilaksanakan berdasarkan beberapa hal dibawah ini :
 Segenap pelaku pembangunan mempunyai visi dan persepsi yang sama tentang
makna pembangunan energi dan sumber daya mineral.
 Segenap pelaku pembangunan mengetahui peran dan posisinya serta peran dan
posisi mitranya.

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
 Menghargai posisi mitranya dan berpikir positif serta mendukung tugas dan fungsi
mitranya.
 Setiap pelaku memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang
diciptakan demi kepentingan bersama dalam kerangka pencapaian tujuan.
 Dalam menjalankan tugasnya dan fungsinya setiap pelaku harus berpegang pada
etika sosial, etos kerja dan profesionalime.

Daftar Pustaka

1. Jati, W.R., 2015. Bonus Demografi sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi: Jendela
Peluang atau Jendela Bencana di Indonesia. Populasi, 23(1), pp.1-19.
2. Dariah, A., Rachman, A. and Kurnia, U., 2004. Erosi dan degradasi lahan kering di
Indonesia. Dalam.

‘20 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai