PEMBAHASAN
Setelah keseluruhan proses yang berkaitan dengan upaya menghasilkan produk untuk
perusahaan selesai, maka produk tersebut perlu disimpan , di jual dan di distribusikan kepada
para perusahaan. Tanpa aktivitas penyimpanan yang baik. Untuk menyimpan, menjual dan
mendistribusikan produk perusahaan tersebut diperlukan sejumlah pengeluaran yang
berkaitan dengan aktivitas tersebut. Tanpa aktivitas administrasi kantor, seperti untuk urusan
hukum, urusan korespondensi, urusan pajak,telepopn dan listrik, alat tulis dan sebagainya.
Maka organisasi tidak akan dapat di jalankan. Dan kegiatan tersebut memerlukan biaya yang
di sesuaikan dengan besarnya organisasi perusahan.
Biaya pemasaran
Biaya administrsi dan umum
Biaya pemasaran dapat dimulai saat biaya produksi selesai, yaitu pada saat proses
produksi selesai dan barang barang sudah siap untuk dijual. Biaya ini mencangkup biaya
penjualan dan biaya pemenuhan pesanan.
1. Biaya penjualan adalah keseluruhan aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk
mencari dan memperoleh penjualan produk perusahaan.
2. Biaya pemenuhan pesanan adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan berkaitan
dengan upaya untuk memenuhi pesanan sesuai keinginan konsumen, yang
mencangkup biaya pergudangan, pengepakan dan pengiriman, pemberian kredit
dan penagihan.
Kelompok biaya pemasaran yang merupakan biaya yang bersifat tetap jumlahnya
adalah biaya biaya yang tidak dipengaruhi oleh volume aktivitas, seperti:
Karena itu, biaya pemasaran yang bersifat tetap ini, dari satu periode ke
periode relative tidak berubah, kecuali terjadi kenaikan yang tidak di sengaja. Kenaikan biaya
tetap pemasaran yang yang di sengaja dan direncanakan seperti: kenaikan gaji staf
pemasaran, kenaikan gaji wiraniaga, dan sebagainya.Biaya pemasaran variabel adalah biaya
pemasaran yang jumlah biayanya yang akan dikeluarkan akan dipengaruhi berbagai tingkat
aktivitas yang menjadi dasar alokasi biaya tersebut.
Anggaran biaya administrasi dan umun adalah biaya yang yang jumlahnya relatif
tidak dipengaruhi oleh tingkat aktivitas perusahaan. Perubahan besarnya biaya administrasi
dan umum, khususnya perubahan yang berupa penambahan biaya, dapat disebabkan oleh
berbagai hal, baik yang direncanakan secara internal maupun faktor eksternal yang tidak
terhindarkan.Biaya administrasi dan Umum cenderung memiliki sifat tetap, sehingga relatif
tidak dipengaruhi secara langsung oleh aktivitas tertentu. Oleh sebab itu biaya administrasi
dan umum cenderung dialokasikan dalam jumlah yang sama dari bulan kebulan, kecuali
terdapat rencana kerja yang khusus pada bulan tertentu.
Laba merupakan tujuan umum keberadaan setiap perusahaan, maka laba usaha adalah
elemen penting yang menggerakkan seluruh aktivitas produktif di dalam suatu perusahaan.
Kebutuhan untuk menghasilkan laba usaha tersebut menjadi faktor penggerak utama seluruh
aktivitas ekonomi yang dilakukan setiap perusahaan, mulai dari menentukan produk yang
akan dihasilkan perusahaan, hingga menggerakkan dan mengarahkan setiap sumber daya
yang dimiliki tersebut untuk mencapai tujuan umum perusahaan. Jadi laba usahalah yang
menjadi alasan keberadaan sebuah perusahaan dan seluruh kegiatannya.
Jadi anggran Laba adalah jumlah laba yang ingin diperoleh perusahaan melalui
berbagai aktivitas operasional yang mencangkup kegiatan produksi dan penjualan didalam
suatu periode tertentu. Laba menjadi pemicu awal disusunnya anggaran perusahaan pada
suatu metode tertentu. Laba menjadi fase awal yang harus dirumuskan para penyusun.
Anggaran perusahaan, sebelum memasukifase berikutnya, yaitu menentukan anggaran
parsiaal lainnya.
Didalam proses pembuatan rencana kerja perusahaan secara keseluruhan, perlu sekali
mempertimbangkan suatu metode yang tepat didalam menetapkan jumlah laba yang
diharapkan perusahaan didalam suatu periode tertentu. Secara umum terdapat tiga metode
yang dapat digunakan didalam menyusun anggaran laba suatu perusahaan yaitu:
Dari seluruh anggaran operasi yang disusun suatu perusahaan, mulai dari anggaran
penjualan,anggaran biaya bahan baku,anggaran biaya tenaga kerja,anggaran biaya overhead
dan anggaran biaya komersial,jika digabungkan akan menghasilkan anggaran laba.
Anggaran laba sebenarnya merupakan gabungan dari anggaran pendapatan dan
anggaran biaya.Anggaran laba merupakan rangkuman dari keseluruhan anggaran pendapatan
dan anggaran biaya. perusahaan manufaktur memiliki struktur biaya dan jenis persediaan
seperti terlihat berikut ini.
A. BIAYA PRODUKSI :
1. Biaya bahan baku langsung
2. Biaya tenaga kerja lansung
3. Biaya overhead
B. BIAYA OPERASIONAL/KOMERSIAL
1. Biaya pemasaran
2. Biaya administrasi dan umum
C. PERSEDIAAN
1. Persediian bahan baku
2. Persediaan barang dalam proses
3. Persediaan bahan jadi
Setelah mengetahui dan memahami klasifikasi biaya didalam perusahaan
manufaktur,langkah berikutnya adalah melihat hubungan antara setiap biaya,persediaan dan
penjualan.Persediaan total barang jadi tersebut dikurangi dengan nilai persediaan akhir
barang jadi,akan menghasilkan harga pokok penjualan.Harga pokok penjualan tersebut
dikurangi dari nilai penjualan total,akan menghasilkan laba kotor usaha.Laba kotor usaha
dikurangi dengan biaya operasional total,yang merupakan gabungan dari biaya pemasaran
dan biaya administrasi dan umum,akan menghasilkan laba usaha yang dianggarkan.
Metode a posteriori adalah metode penyusunan anggaran laba dimana jumlah laba
ditetapkan sesudah proses perencanaan secara keseluruhan, termasuk penyusunan anggaran
Operasional.Anggaran laba merupakan bagian dari keseluruhan perencanaan itu sendiri. Laba
usaha akan akan diketahui dengan sendirinya setelah anggaran operasional disusun
perusahaan . Metode ini menggunakan anggaran penjualan sebagai titik tolak penyusunan
anggaran operasional.
Prosedur penyusunan anggaran laba dimulai dengan menyusun anggarab penjualan,
lalu dilanjutkan dengan Anggaran Produksi, Anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya
tenaga kerja langsung dan anggaran biaya Operasional.Setelah seluruh anggaran operasional
tersebut disusun, kemudian digabungkan menurut format anggaran laba maka akan
menghasilkan anggaran laba dengan sendirinya. Dengan kata lain perusahaan tidak
menetapkan anggaran laba dari awal penyusunan anggaran, tetapi anggaran laba disusun
setelah semua anggaran Operasional ditetapkan. Dan laba yang dinggarakan merupakan hasil
akhir dari seluruh anggaran operasional tersebut.
Untuk menyusun anggaran laba harus mengikuti langkah langkah dan hal hal berikut:
1. Harus diketahui dan dihitung terlebih dahulu nilai persediaan awal dan persediaan
akhir bahan baku yang dianggarkan.Nilai persediaan barang jadi dihitung pada awal
dan akhir periode.
2. Biaya bahan baku yang dianggarkan merupakan salah satu komponen dari biaya
produksi.Nilai tersebut dihitung dari anggaran kebutuhan bahan baku dan anggran
pembelian bahan
3. Biaya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk setiap unit produk yang dihasilkan dalah
hasil kali dari tarif perjam kerja dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan
setiap Unit produk tersebut.
4. Biaya Overhead yang dibutuhkan untuk setiap Unit produk didasarkan pada jumlah
jam kerja dikalikan tarif Overhead .
5. Setelah diketahui biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya Overhead dari
ketiga Produk tersebut, maka biaya Produksi dari ketiga produk tersebut dapat
dihitung dengan menjumlahkan ketiga jenis biaya tersebut untuk setiap produk yang
ada.
6. Setelah diketahui biaya produksi untuk setiap Unit produk dari perusahan tersebut,
maka selanjutnya adalah menghitung nilai persediaan awal dan nilai persediaan akhir
dari barang jadi pada periode tersebut.
7. Maka setelah itu anggaran laba dapat disusun dengan menggabungkan data data
tersebut dengan anggaran komprehensif yang telah disusun sebelumnya.
Metode a priori adalah metode penyusunan anggaran laba di mana jumlah laba di
tentukan pada tahap awal proses perencanaan (planning) secara keseluruan. Berdasarkan
jumlah laba yang telah ditentukan tersebut.Jumlah laba yang di tetepkan pada awal proses
perencanaan,akan berpengaruh secara langsung terhadap seluruh anggaran operasional. Itu
berarti ,laba yang dianggarkan perusahaan menjadi pada periode tersebut. Berarti, metode ini
menggunakan anggaran laba sebagai titik tolak penyusunan anggaran operasional.
Jadi, laba ditetapkan pada tahap awal proses perencanaan, perusahaan membuat
anggaran operasional tersebut. Jika jumlah laba yang dihasilkan di dalam anggaran tersebut
tidak sesuai dengan jumlah yang dikehendaki perusahaaan, maka anggaran operasionalnya
diubah dan disesuaikan lagi supaya target laba yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Perusahaan memilki beberapa pilihan dan semuanya terkait dengan kedua komponen
anggaran tersebut ,yaitu:
spesifikasi produk.
Sedangkan mempengaruhi harga beli suatu produk dapat dilakukan dengan
beberapa kemungkinan , antara lain :
a) Mencari pemasok ( supplier ) bahan baku lainnya,
b) Mencari bahan baku alternatif tanpa mempengaruhi kualitasnya.
b. Anggaran biaya tenaga kerja lansung dipengaruhi tarif biaya tenaga kerja yang
ditetapkan. Perusahaan dapat menggunakan tarif tenaga kerja dengan dasar
jumlah jam kerja langsung,
Walaupun perusahaan dapat memilih alternatif yang paling menguntungkan
perusahaan, tetapi perusahaan masih dibatasi dengan upah minimum regional
(UMR)
c. Biasanya anggaran biaya overhead banyak yang bersifat tetap. Karena itu,
metode penentuantarif apapun yang digunakan, menggunakan apa aja, relatif
tidak akan mengubah jumlah biaya overhead total. Yang dapat berubah adalah
biaya overhead per unit produk.
3. Mengubah anggaran penjualan dan anggaran biaya sekaligus
Perubahan jumlah voleme penjualan ( alternatif 2 ) akan berpengaruh langsung
terhadap volume produksi, jika volume produksi berubah, maka biaya produksi total
akan berubah, dan biaya produksi per unit juga dapat berubah.
Jika perusahaan menyusun anggaran laba dengan metode a priori, dimana laba telah
ditentukan terlebih dulu untuk dan anggaran operasional belum disusun. Maka metode untuk
menentukan volume penjualan dan nilai penjualan, dimana jumlah laba yang diinginkan
ditentukan terlebih dahulu, adalah dengan serangkaian langkah berikut :
Berdasarkan anggaran laba yang telah disusun tersebut, perusahaan dapat menyusun
anggaran operasional yang lebih rinci, mulai dari anggaran penjualan, anggaran produksi,
anggaran biaya overhead, anggaran biaya pemasaran, dan anggaran biaya administrasi umum.
Anggaran laba yang disusun dengan metode tersebut, didasarkan pada beberapa
asumsi dasar, yaitu :
Jika asumsi yang disusun berdasarkan proyeksi yang dibuat perusahaan tersebut
berubah, maka volume penjualan yang harus dicapai harus beruubah. Jika volume penjualan
yang dianggarkan berubah, maka hal itu akan berpengaruh langsuung terhadap volume
produksi yang dianggarkan dan anggaran biaya produksi. Itu berati seluruh anggaran
operasional akan berubah.
Tetapi metode diatas dapat memberikan gambaran awal tentang bumlah produk yang
harus dijual diperiode yang direncanakan untuk mencapai laba yang ditargetkan. Kalaupun
teradi perubahan dari sala satu elemen anggaranh, perusahaan telah mengetahui jumlah
minimal penjualan produk yang harus dicapai, sehingga elemen lain tinggal disesuaikan
Metode pragmatis adalah metode penyusunan anggaran laba, dimana jumlah laba
yang direncanakan didasarkan pada suatu standart tertentu yang telah teruji secara empiris
dan didukung oleh pengalaman. Dengan menggunakan suatu tingkat target laba yang
diperoleh dari pengalaman, penghargaan atau perbandingan, pihak manajemen menetpkan
standar laba relatif yang dianggap memadai bagi perusahaannya.
Metode ini menggunakan salah satu alternatif yaitu antara metode a posteriori
maupun a priori. Menyusun anggaran laba dengan metode pragmatis dapat dimulai
dengan menetapkan laba yang ingin diraih terlebih dulu, lalu kemudian diikuti dengan
menyusun anggaran operasional . Titik Tolak penyusunan anggaran didasarkan pada
pengalaman, perbandingan atau suatu standar tetentu yang layak bagi perusahaan.
Perbedaan pokok antara metode pragmatis dan metode a posteriori maupun a priori
adalah dari mana munculnya jumlah atau nilai rupiah yang menjadi titik tolak penyusuna
seluruh anggaran tersebut. Metode pragmatis menetapkan laba yang ditargetkan untuk
dicapai berdasarkan pengalaman masa sebelumnya tau dari laba rata rata Industri.
Metode pragmatis menggunakan volume penjualan sebagai titik tolak penyusunan
anggaran, biasanya didasarkan pada data volume penjualan tahun-tahun sebelumnya atau
8|anggaran Laba dan anggaran Operasional
berdasarkan pangsa pasar rata rata yang dimiliki perusahaan.penyusunan anggaran laba
dengan metode pragmatis dapat dikatakan menggunakan pengalamn empiris atau harapan
tertentu yang didasarkan pengalaman empiris perusahaan.
Berikut ini adalah Studi kasus yang telah kami kerjakan yang terdapat pada bab 6
dan bab 7 halaman 126 dan 154 di buku rudianto.
Latihan 6.3
Berdasarkan data dan keterangan yang terdapat pada latihan 6.3 halaman 126
maka dapat disusun anggaran biaya administrasi dan umum PT. Airsegar untuk tahun 2010.
Berikut ini adalah jawabannya:
Berdasarkan data dan keterangan yang terdapat pada latihan 7.3halaman 154
maka dapat disusun Anggaran Laba Rugi PT. ALASKAKIMAS untuk tahun2007 dengan
metode a posterior. Berikut ini adalah jawabannya:
10 | a n g g a r a n L a b a d a n a n g g a r a n O p e r a s i o n a l
Daftar Rujukan
11 | a n g g a r a n L a b a d a n a n g g a r a n O p e r a s i o n a l
LOGBOOK
Kegiatan kerja kelompok mata kuliah penganggaran perusahaan untuk kelompok 3 ini
dilaksanakan mulai tanggal 18 dan 19 Mei 2016. Lokasi kerja kelompok perpustakaan
kampus . Kegiatan kerja kelompok 3 ini antara lain:
1. pada hari pertama semua anggota mencari bahan reverensi dan materi yang akan
dibuat bahan presentasi dan makalah.
Nama Presensi
Kurdianto Jaya Hadir
Dwi Tafinia Nurhasanah Hadir
Muhammad Badruh Rahman Hadir
Muhammad Roki Hadir
Gilang Nurdiansyah Hadir
Devita Putri Juwitasari Hadir
Frengki Hadir
Vilmi Deas Pradini Hadir
Casa nova Rosyadi Hadir
12 | a n g g a r a n L a b a d a n a n g g a r a n O p e r a s i o n a l
2. Hari kedua :
Kerja kelompok pada hari kedua yaitu bergantian mengetik dan membuat makalah
dan menentukan konsep apa yang akan digunakan untuk presentasi
13 | a n g g a r a n L a b a d a n a n g g a r a n O p e r a s i o n a l
Presensi hari kedua
Nama 1
Kurdianto Jaya Hadir
Dwi Tafinia Nurhasanah Hadir
Muhammad Badruh Rahman Hadir
Muhammad Roki Hadir
Gilang Nurdiansyah Hadir
Devita Putri Juwitasari Hadir
Frengki Hadir
Vilmi Deas Pradini Hadir
Casa nova Rosyadi Hadir
3. Hari ketiga
Hari ketiga kami latihan presentasi yang dilakukan pada hari minggu
mendatang. Jadi kami tidak mencantumkan foto karena kerja kelompok dilakukan
setelah pengumpulan makalah di hari sabtu
14 | a n g g a r a n L a b a d a n a n g g a r a n O p e r a s i o n a l