Asmarita (09220170009)
Mutiah Alfirah ( 09220170010 )
Nur Azizah Ismail ( 09220170011 )
Nur Amelia D Djuanda ( 09220170012)
Muslindah Muharram ( 09220170015 )
RYZKA DZULHIJAH ( 09220170016 )
Nur Amalia Husna ( 09220170017 )
Nadya Amelia ( 09220170018)
NURLAELAH ( 09220170019 )
Ridwan ( 09220170020 )
MAKASSAR
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaiakan makalah ini
dengan judul IODIMETRI. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok dalam mata kuliahan KIMIA ANALISIS I.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami
semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Makalah ini
diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini kami telah berusaha dengan segenap kemampuan
dan kerjasama kami untuk membuat makalah yang sebaik-baiknya.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya . Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah yang berjudul “IODIMETRI ” dapat
memeberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Prinsip iodimetri
2. Perhitungan iodimetri
3. Contoh titrasi secara iodimetri
1
1.4 MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ilmiah ini, yaitu :
1. Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan dalam membuat makalah
2. Untuk menambah pengetahuan tentang iodimetri pada kimia analisis
3. Sebagai bahan bacaan.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
1
iodimetrik. Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan kepada pereaksi oksidasi
yang ditentukan, dengan pembahasan iodium yang kemudian dititrasi dengan
larutan natrium tiosulfat.
Metode titrasi iodometri langsung (kadang-kadang dinamakan iodimetri)
mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan ion standar. Metode titrasi tak
langsung (kadang-kadang dinamakan iodometri) adalah berkenaan dengan titrasi
dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia.
Iodium merupakan oksidator yang relatif kuat dengan nilai potensial
oksidasi sebesar +0,535√. Pada saat reaksi oksidasi, iodium akan direduksi
menjadi iodida sesuai dengan reaksi.
I2 + 2e 2 l-
Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial
reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai reduksi yang
lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan
iodium.
Larutan baku iodium yang telah dibakukan dapat digunakan untuk
membakukan larutan natrium tiosulfat. Deteksi titik akhir pada iodimetri ini
dilakukan dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna
biru pada saat tercapainya titik akhir.
Pada farmakope indonesia, titrasi iodimetri digunakan untuk menetapkan
kadar asam askorbat, natrium tiosulfat, metampiron (antalgin), serta natrium
tiosulfat dan sediaan injeksi.
Larutan I2 digunakan untuk mengoksidasi reduktor secara kuantitatif pada
titik ekuivalennya. Namun, cara pertama ini jarang diterapkan karena
I2 merupakan oksidator lemah, dan adanya oksidator kuat akan memberikan reaksi
samping dengan reduktor. Adanya reaksi samping ini mengakibatkan
penyimangan hasil penetapan.
1
2.2 PRINSIP IODIMETRI
1
rendah adalah tiosulfat, arsenik (III), antimon (III), sulfida, sulfit, timah (II) dan
ferosianida, zat-zat ini bereaksi lengkap dan cepat dengan iod bahkan dalam
larutan asam. Dengan zat pereduksi yang agak lemah, misal arsen trivalen atau
stibium trivalen, reaksi yang lengkap hanya akan terjadi bila larutan dijaga tetap
netral atau sangat sedikit asam, pada kondisi ini potensial reduksi dari zat
pereduksi adalah minimum atau daya mereduksinya adalah maksimum.
A ( Reduktor ) + I2 → A ( Teroksidasi ) + 2 I -
I2 + 2 e - → 2 I-
1
Larutan I2 dibuat dengan melarutkan I2 murni selanjutnya
distandarisasi dengan Na-tiosulfat. I2 merupakan oksidator yang bersifat
moderat, maka jumlah zat yang dapat ditentukan secara iodimetri sangat
terbatas, beberapa contoh zat yang sering ditentukan secara iodimetri
adalah H2S, ion sulfite, Sn2+, As3+ atau N2H4. Akan tetapi karena
sifatnya yang moderat ini maka titrasi dengan I2 bersifat lebih selektif
dibandingkan dengan titrasi yang menggunakan titrant oksidator kuat.
1
warna biru tua kompleks pati – iod berperan sebagai uji kepekaan
terhadap iod. Kepekaan itu lebih besar dalam larutan sedikit
asam daripada dalam larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion
iodida. Molekul iod diukat pada permukaan beta amilosa, suatu
konstituen kanji. Indikator kanji yang dipakai adalah amilosa, karena jika
dipakai amilopektin, maka akan membentuk kompleks kemerah-merahan
(violet) dengan iodium, yang sulit dihilangkan warnanya karena
rangkaiannya yang panjang dan bercabang dengan Mr= 50.000 –
1.000.000. Warna dari sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens sehingga
iodin dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga
memberikan warna ungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut
seperti karbon tetraklorida dan kloroform dan terkadang kondisi ini
dipergunakan dalam mendeteksi titik akhir dari titrasi-titrasi. Namun,
pada percobaan iodimetri kali ini kita menggunakan larutan kanji sebagai
indikator. Kanji bereaksi dengan iod, dengan adanya iodida membentuk
suatu kompleks yang berwarna biru kuat, yang akan terlihat pada
konsentrasikonsentrasi iod yang sangat rendah. Kepekaan reaksi warna
ini adalah sedemikian rupa sehingga warna biru akan terlihat bila
konsentrasi iod adalah 2 x 10-5 M dan konsentrasi iodida lebih besar
daripada 4 x 10-4 M pada 20oC. Kepekaan warna berkurang dengan
naiknya temperatur larutan. Kanji tidak dapat digunakan dalam medium
yang sangat asam karena akan terjadi hidrolisis pada kanji itu sendiri.
Keunggulan pada pemakaian kanji ini yaitu bahwa harganya murah,
namun terdapat kelemahan-kelemahan yaitu sebagai berikut : (i) bersifat
tidak dapat larut dalam air dingin; (ii) ketidak stabilan suspensinya dalam
air; (iii) dengan iod memberi suatu kompleks yang tak dapat larut dalam
air, sehingga kanji tidak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi
(karena itu, dalam titrasiiod larutan kanji hendaknya tak ditambahkan
sampai tepat sebelu m titik akhir, ketika warna mulai memudar). Iodida
pada konsentrasi < 10-5 M dapat dengan mudah ditekan oleh amilum.
Sensitivitas warnanya tergantung pada pelarut yang digunakan.
1
Kompleks iodium-amilum mempunyai kelarutan kecil dalam air
sehingga biasanya ditambahkan pada titik akhir reaksi amilum yang
dipakai sebagai indikator akan terhidrolisis, selain itu pada keadaan ini
iodide (I-) yang dihasilkan dapat diubah menjadi I2 dengan adanya
O2 dari udara bebas, reaksi ini melibatkan H+ dari asam.
a. Buret 50ml
1
b. Corong
c. Erlenmeyer 250 ml
g. Pipet tetes
h. Sendok tanduk
i. Timbangan analitik
j. Aluminium foil
a. Aquadest
c. Indikator kanji 1%
e. Vitamin C 0,2 g
1
e. Diulangi percobaan sebanyak 2 kali
1
100 ml dan dihomogenkan
4.Hasil Pengamatan
A. Tabel Pengamatan
(hilang)
(hilang)
(hilang)
B. Pembahasan
dalam air.
1
Pada percobaan ini diperoleh volume titrasi erlenmeyer I
ada yang tidak sesuai dengan literalur hasil yang didapatkan yaitu
5. Kesimpulan
bahwa :
1
a. Pada erlenmeyer I, persen kadarnya 24,7 %, berat sampel 200 mg
dan volume titrasi 2,5 ml. Pada erlenmeyer II, persen kadarnya
hasil yang didapat tidak sesuai dengan literatur pada farmakope yang
6. Saran
dilengkapi.
1
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan dalam makalah ini yaitu
sebaiknya mahasiswa lebih mendalami pemahaman tentang materi
iodimetri ini karena materi ini merupakan materi dari salah satu mata
kuliah umum yang perlu di luluskan untuk pengambilan sks berikutnya.
1
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta
Timur : Makassar