Anda di halaman 1dari 20

ISBN : 978-623-6974-45-2

i
STRATEGI PRECEPTORSHIP DI
RUMAH SAKIT
SEBUAH STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN
KETERAMPILAN PRAKTIK MAHASISWA DI RUMAH SAKIT

| Tri Ismu Pujiyanto | Edy Wuryanto | Arief Shofyan Baidhowy |

Penerbit:
Unimus Press

Undang-Undang RI No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta


Pasal 2 :
1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara
otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan
menurut perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 72 :
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat
(2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan
dan atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp.
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta
atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
STRATEGI PRECEPTORSHIP DI
RUMAH SAKIT
SEBUAH STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DAN
KETERAMPILAN PRAKTIK MAHASISWA DI RUMAH SAKIT

Penulis :
Tri Ismu Pujiyanto
Edy Wuryanto
Arief Shofyan Baidhowy

Editor:
Edy Wuryanto
Arief Shofyan Baidhowy

Design Cover:
Arief Shofyan Baidhowy

vi, 15 halaman, 21 * 29.7


Cetakan I, Agustus 2021
ISBN : 978-623-6974-45-2

Penerbit : Unimus Press


Jalan Kedungmundu Raya No. 18, Semarang 50273
Telp. Fax : 024 – 76740294
Kata Pengantar

Perawat baru membutuhkan suatu program bimbingan dalam proses


adaptasi. Program bimbingan perawat baru dikenal dengan program
preceptorship. Preceptorship adalah model pengajaran klinis di mana
mahasiswa keperawatan difasilitasi untuk memperoleh kompetensi awal
yang memungkinkan mereka untuk berfungsi secara efektif di lingkungan
tempat kerja yang kompleks setelah lulus. Pusat dari model ini adalah
pembimbing, walaupun mereka mungkin adalah dokter ahli, memerlukan
dukungan pendidikan khusus untuk menjalankan peran pengawasan siswa
mereka secara efektif. Dengan metode preceptorship ini, peserta didik dapat
termotivasi karena kesesuaian kompetensi yang dilakukan melalui partisipasi
aktif pembelajaran klinik. Sedangkanpemikiran, tindakan dan sikap profesional
diperankan oleh pembimbing klinik/clinical instructor.

Diharapkan dengan buku ini mampu memberikan pandangan dan wawasan


terkait dengan strategi preceptorship yang baik di rumah sakit sehingga
meningkatkan kompetensi dan wawasan mahasiswa keperawatan.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................. i
PEMBIMBING KLINIK .................................................................................................. 1
a. Pengertian Pembimbing Klinik........................................................................... 1
b. Peran Pembimbing Klinik .................................................................................. 1
c. Karakteristik Pembimbing Klinik ........................................................................ 3
d. Kualitas Pembimbing Klinik ................................................................................... 4
e. Kinerja pembimbing klinik terdiri dari 4 aspek yaitu: .......................................... 6
f. Metode Bimbingan Klinik ................................................................................... 7
PRECEPTORSHIP ..................................................................................................... 10
a. Pengertian Preceptorship ................................................................................ 10
b. Tujuan Preceptorship ...................................................................................... 10
c. Manfaat Preceptorship .................................................................................... 10
d. Keuntungan Preceptorship .............................................................................. 11

ii
Kata Pengantar

Perawat baru membutuhkan suatu program bimbingan dalam proses


adaptasi. Program bimbingan perawat baru dikenal dengan program
preceptorship. Preceptorship adalah model pengajaran klinis di mana
mahasiswa keperawatan difasilitasi untuk memperoleh kompetensi awal
yang memungkinkan mereka untuk berfungsi secara efektif di lingkungan
tempat kerja yang kompleks setelah lulus. Pusat dari model ini adalah
pembimbing, walaupun mereka mungkin adalah dokter ahli, memerlukan
dukungan pendidikan khusus untuk menjalankan peran pengawasan siswa
mereka secara efektif. Dengan metode preceptorship ini, peserta didik dapat
termotivasi karena kesesuaian kompetensi yang dilakukan melalui partisipasi
aktif pembelajaran klinik. Sedangkanpemikiran, tindakan dan sikap profesional
diperankan oleh pembimbing klinik/clinical instructor.

Diharapkan dengan buku ini mampu memberikan pandangan dan wawasan


terkait dengan strategi preceptorship yang baik di rumah sakit sehingga
meningkatkan kompetensi dan wawasan mahasiswa keperawatan.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................. i
PEMBIMBING KLINIK .................................................................................................. 1
a. Pengertian Pembimbing Klinik........................................................................... 1
b. Peran Pembimbing Klinik .................................................................................. 1
c. Karakteristik Pembimbing Klinik ........................................................................ 3
d. Kualitas Pembimbing Klinik ................................................................................... 4
e. Kinerja pembimbing klinik terdiri dari 4 aspek yaitu: .......................................... 6
f. Metode Bimbingan Klinik ................................................................................... 7
PRECEPTORSHIP ..................................................................................................... 10
a. Pengertian Preceptorship ................................................................................ 10
b. Tujuan Preceptorship ...................................................................................... 10
c. Manfaat Preceptorship .................................................................................... 10
d. Keuntungan Preceptorship .............................................................................. 11

ii
PEMBIMBING KLINIK

a. Pengertian Pembimbing Klinik


Pembimbing klinik adalah seseorang yang diangkat dan oleh institusi
pelayanan atau pendidikan kesehatan untuk memberikan bimbingan
kepada mahasiswa yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran
praktik klinik di rumah sakit. Pembimbing klinik juga bertanggung jawab
untuk memastikan mahasiswa mempelajari dan menerapkan teori,
mendapatkan pengalaman, dan mempraktikkan teknik–teknik serta
mengembangkan diri menjadi perawat terapi (Happel, 2009).
Pembimbing klinik yang efektif yaitu pembimbing yang menunjukkan
kemampuan mengajar, memiliki kompetensi dalam keperawatan,
kemampuan mengevaluasi, kemampuan berhubungan interpersonal dan
menunjukkan kepribadian dalam memberikan bimbingan. Pembimbing
klinik merupakan salah satu komponen yang menentukan dalam
keberhasilan pembelajaran di tatanan klinik. Keberhasilan pembimbing
klinik dalam proses pembelajaran klinik selain ditentukan oleh kualitas
pribadi juga pada model bimbingan yang diterapkan (Keller, 2005)

b. Peran Pembimbing Klinik


Peran pembimbing klinik yang efektif menurut Hunter (2010) adalah sebagai
berikut :
1) Sebagai educator (guru/pendidik)
Pembimbing klinik berperan memberikan pendidikan dan
pemahaman kepada mahasiswa dalam menjalankan praktik
keperawatan di rumah sakit/puskesmas dalam bentuk desmidasi
ilmu. Peran pembimbing sebagai educator dibagi menjadi 4 yaitu:
a) Sumber informasi
Pembimbing klinik sebagai sumber informasi harus memiliki
penegtahuan/keterampilan/dan pengalaman lebih banyak dalam
hal praktik klinik keperawatan dibandingkan mahasiswa.
b) Sebagai motivator
Pembimbing klinik dapat menjadi motivator bagi mahasiswa

1
dengan menggunakan pendekatan ARDS yaitu attention
(memberikan perhatian kepada mahasiswa), relevance (memiliki
keterkatan antara ilmu dan motivasi), convidance (memiliki rasa
percaya diri), satisfaction (ilmu yang diberikan kepada
mahasiswa dapat menimbulkan rasa puas bagi seorang clinical
instructor).
c) Sebagai fasilitator
Pembimbing klinik tidak hanya mengajar mahasiswa tetapi
mampu memfasilitasi mahasiswa untuk mecapai target
kompetensi yang diharapkan.
d) Sebagai evaluator
Pembimbing klinik keperawatan mampu mengevaluasi apakah
yang dicapai mahasiswa telah sesuai dengan kompetensi yang
ditetapkan.
2) Sebagai care giver (pemberi asuhan keperawatan)
Pembimbing klinik dapat memberikan pelayanan keperawatan
secara langsung dan tidak langsung kepada klien, menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang meliputi:
a) Melakukan pengkajian dalam mengumpulkan data dan
informasi yang benar.
b) Menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan analisis data.
c) Merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya
mengatasi masalah yang muncul.
d) Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana serta
melakukan evaluasi berdasarkan respon klien.
3) Sebagai role model
Pembimbing klinik harus dapat memberikan contoh yang baik dalam
bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat. Mahasiswa
praktik juga harus diberi contoh mengenai cara bertingkah laku
maupun memberikan asuhan keperawatan yang sesuai standar.

2
c. Karakteristik Pembimbing Klinik
Karakteristik Pembimbing Klinik menurut Ulrich (2018) adalah
sebagai berikut
1) Kemampuan mengajar
a) Menekankan hal–hal yang penting kepada mahasiswa praktik.
b) Menjelaskan secara jelas kepada mahasiswa
tentang tanggung jawab sebagai mahasiswa praktik
c) Memberikan motivasi agar mahasiswa semangat dalam
menjalani praktik.
d) Mendemonstrasikan kemampuan teknik prosedur klinik kepada
mahasiswa praktik.
e) Mengizinkan mahasiswaberdiskusi secara bebas dan
mengekspresikan perasaan mereka.
f) Menggunakan sumber daya rumah sakit untuk mendapatkan
pengalaman yang lebih.
g) Menghasilkan pertanyaan dan menstimulasi mahasiswa untuk
berpikir dan belajar secara mandiri.
h) Menggunakan aktivitas belajar yang cocok dengan tujuan
pembelajaran.
2) Pengetahuan dan pengalaman
Pengetahuan teoretis dan klinis dari pembimbing klinik yang
digunakan dalam praktik keperawatan dan sikap terhadap profesi
akan mempengaruhi keefektivan pengajaran. Pengetahuan
mengenai pokok bahasan memperlihatkan keluasan dan kedalaman
pemahaman pengajar yang berhubungan dengan topik juga dengan
bidang yang lebih luas di mana pengetahuan berinteraksi dengan
pengetahuan lain.
Pengalaman yang baik dan menyenangkan yang pernah dilalui oleh
pembimbing klinik dapat membentuk sikap positif saat memberikan
bimbingan. Pembimbing klinik yang kompeten dalam memberikan
bimbingan apabila memiliki kemampuan profesional dan
kependidikan yang diukur salah satunya berdasarkan pengalaman

3
bekerja di tempat pelayanan klinik dan pengalaman menjadi
pembimbing klinik.
3) Kemampuan mengevaluasi
a) Observasi
Untuk mengevaluasi penampilanpsikomotor, sikap perilaku,
interaksi verbal, maupun nonverbal.
b) Tertulis
Untuk mengevaluasi kemampuan kognitif yaitu pemecahan
masalah melalui proses analisis sintesis. Untuk menilai
pelaporan tugas yang diberikan kepada mahasiswa praktik,
laporan pendahuluan, laporan kasus, dan keterampilan. Serta
responsi untuk menilai kemampuan dalam mengemukakan
pendapat atau alasan berdasarkan kasus atau laporan yang
telah dibuat.
c) Lisan
Untuk validasi data yang telah dikumpulkan mahasiswa saat
menyusun laporan asuhan keperawatan dan perkembangan
kasus yang terjadi.
4) Kemampuan hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal yang dibentuk antara pembimbing klinik
dan mahasiswa praktik dapat meningkatkan pembelajaran ditandai
dengan pengajar yang dapat didekati, dorongan untuk saling
menghormati, memberikan dukungan dan dorongan, dan
mendengarkan dengan penuh perhatian.
5) Kepribadian pembimbing klinik
Kepribadian pembimbing klinik yang ramah, mendukung, penuh
pengertian, dan semangat dari pengajar akan meningkatkan
pembelajaran.
d. Kualitas Pembimbing Klinik
Kualitas pembimbing klinik terdiri atas 4 aspek yaitu:
1) Kompetensi pedagogik
Dalam kompetensi pedagogik, pembimbing praktik klinik diharapkan

4
mempunyai kemampuan:
a) Merancang kegiatan pembimbingan
b) Melaksanakan kegiatan pembimbingan
c) Mengevaluasi kegiatan pembimbingan
d) Mengelola kasus
e) Memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas
pembimbingan
2) Kompetensi profesional
Dalam kompetensi profesional, pembimbing praktik klinik diharapkan
mempunyai kemampuan:
a) Menguasai materi keilmuan
b) Merencanakan, melaksanakan penelitian
c) Menyebarluaskan ilmu yang dimiliki
3) Kompetensi kepribadian
Dalam kompetensi kepribadian, pembimbing praktik klinik
diharapkan mempunyai kemampuan:
a) Berempati
b) Berpandangan positif
c) Genuine (bersikap wajar, terbuka) dan berorientasi pada tujuan
d) Menunjukkan pribadi dewasa dan teladan yaitu: bertingkah laku
sopan dalam berbicara, berpenampilan dan berbuat terhadap
peserta didik, berbagi pengalaman, etos kerja, tanggung jawab
yang tinggi
4) Kompetensi sosial
Dalam kompetensi sosial, pembimbing praktik klinik diharapkan
mempunyai kemampuan:
a) Menghargai budaya
b) Menyajikan pendapat dengan runut
c) Menghargai pendapat orang lain
d) Membangun suasana tempat praktik menjadi lebih baik

5
e. Kinerja pembimbing klinik terdiri dari 4 aspek yaitu:
1) Kompetensi profesional
Kompetensi profesional merupakan teoretis pembimbing klinik yang
digunakan selama praktik keperawatan yang terdiri atas:
a) Berminat merawat pasien
b) Melaksanakan praktik sesuai teori
c) Sebagai teladan bagi mahasiswa
d) Memiliki ketrampilan dan tehnik keperawatan
e) Memiliki pengetahuan yang profesional
f) Menjelaskan dan mendemonstrasikan tehnik yang baru
g) Membantu mahasiswa dalam menerapkan asuhan
keperawatan
2) Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal merupakan interaksi antara pembimbing
klinik dengan mahasiswa keperawatan yang terdiri atas:
a) Mengawasi kerja mahasiswa secara proporsional
b) Mengoreksi untuk perkembangan mahasiswa
c) Memecahkan masalah dengan mahasiswa
d) Mengajar mahasiswa secara bijaksana
e) Memberikan kritik yang membangun
f) Menghindari sikap otoriter dan mendominasi
g) Tidak mencela mahasiswa di depan orang lain
h) Memberi kesempatan mahasiswa untuk menjelaskan
tentang tugasnya
i) Menjalin hubungan baik dengan anggota tim kesehatan lain
j) Membimbing mahasiswa sepenuh hati
k) Memberikan kepercayaan penuh kepada mahasiswa dalam
melakukan tindakan asuhan keperawatan
l) Tidak memarahi langsung mahasiswa yang melakukan
kesalahan

6
3) Karakteristik personal
Karakteristik personal merupakan karakter yang dimiliki masing-
masing pembimbing klinik dalam proses pembelajaran klinik yang
terdiri dari:
a) Mengontrol amarah
b) Sabar
c) Bersikap kooperatif
d) Mengajari mahasiswa secara tulus dan objektif
e) Memiliki sikap antusias dan semangat saat mengajar
f) Mengelola insiden yang dibuat mahasiswa secara wajar
g) Ikut bertanggung jawab terhadap kesalahan mahasiswa dan
tidak cerewet
h) Empati terhadap mahasiswa
i) Menerima saran, metode dan pendapat yang masuk akal
j) Menghormati hak privasi mahasiswa
k) Memahami perbedaan pada mahasiswa
l) Menghindari menghakimi mahasiswa secara subjektif
m) Peduli dan tanggap terhadap kesulitan mahasiswa dalam
melaksanakan asuhan keperawatan
4) Kemampuan mengajar
Kemampuan mengajar instruktur klinik merupakan cara berbagi
keahlian dengan mahasiswanya.

f. Metode Bimbingan Klinik


1) Pre dan post conference
Preconference mempersiapkan peserta didik untuk menjalani
pengalaman mereka di lingkungan praktik, membantu
mengidentifikasi masalah klien, merencanakan perawatan dan
mengevaluasi hasil serta memberikan cara bagi mahasiswa praktik
untuk mendiskusikan klien dengan staf pengajar dan rekan sejawat
jika dalam bentuk kelompok (Ulrich, 2021).

7
2) Bedside teaching
Bedside teaching merupakan metode bimbingan yang dilakukan di
samping tempat tidur klien dengan mempelajari asuhan keperawatan
yang dibutuhkan oleh klien. Manfaat metode bedside teaching agar
pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta didik
untuk menguasai keterampilan prosedural, menumbuhkan sikap
profesional, mempelajari perkembangan biologis/fisik, melakukan
komunikasi melalui pengamatan langsung.
3) Ronde keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh
perawat, di samping pasien dilibatkan untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan, akan tetapi pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat, yang melibatkan seluruh
anggota tim.
4) Demonstrasi
Demonstrasi di antaranya dapat menyiapkan tempat yang
memungkinkan dapat dilihat oleh mahasiswa praktik, menjelaskan
tujuan demonstrasi, menjelaskan serta menunjukkan bahan dan alat
yang akan dipakai, mendiskusikan prinsip penting dalam
demonstrasi, mengidentifikasi hal-hal yang perlu diobservasi selama
demonstrasi, mendemonstrasikan setiap prosedur dan menekankan
pada bagian yang penting, memantau setiap langkah prosedur,
menginstruksikan untuk melakukan redemonstrasi, memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengevaluasi diri maupun
kelompok tentang lamanya waktu demonstrasi dan kesulitan yang
dihadapi,memberikan umpan balik dan reinforcement, mengevaluasi
proses dan mengidentifikasi untuk modivikasi.
5) Coaching
Suatu proses pembelajaran yang memberikan kesempatan seluas–
luasnya kepada mahasiswa praktik baik perorangan atau kelompok
untuk memecahkan permasalahannya sendiri dan didampingi oleh

8
fasilitator. Bimbingan melibatkan mahasiswa praktik dan fasilitator
dalam dialog satu lawan satu dan mengikuti suatu proses yang
tersusun, diarahkan pada tanggung jawab memelihara kemajuan
dan kinerja yang baik serta hubungan kerja yang positif antara
fasilitator dan staf.
6) Diskusi kelompok
Aktivitas pembimbing klinik dalam menyajikan pembelajaran klinik
dengan menerapkan metode demonstrasi, aktivitas mahasiswa
praktik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, hasil belajar
mahasiswa praktik pada aspek afektif. Dalam keberhasilan suatu
pembelajaran, peranan pembimbing klinik dalam menyajikan suatu
pembelajaran sangatlah penting. Pembimbing klinik sebagai
perencana sekaligus pelaksana harus mampu menciptakan situasi
pembelajaran yang menyenangkan bagi mahasiswa, memotivasi
dan mengarahkan mahasiswa ke dalam kegiatan belajar mengajar
sesuai apa yang telah disusun dalam sebuah rencana pelaksanaan
pembelajaran.

9
PRECEPTORSHIP

a. Pengertian Preceptorship
Preceptorship adalah model pembelajaran yang mengedepankan
dukungan emosional dan motivasi, di mana perawat yang
berpengalaman sebagai model perannya. Preceptorship dapat
mengubah perawat baru atau mahasiswa agar dapat bertanggung jawab
menjadi perawat yang profesional. Preceptorship memiliki tiga
komponen penting yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainya
terkait dengan komponen tersebut diantaranya: preceptorship itu sendiri,
preceptor (instruktur yang kompeten sehingga dapat mengajarkan,
memberikan konsultasi, memberikan inspirasi), dan preceptee (orang
yang menerima pembelajaran yaitu mahasiswa atau perawat guna
meningkatkan keterampilan sehingga dalam menjalankan praktik lebih
efektif) (Ulrich, 2021).

b. Tujuan Preceptorship
1) Membantu proses transisi dari pembelajaran ke praktisioner.
2) Mengurangi dampak sebagai “syok realita”.
3) Memfasilitasi individu untuk berkembang dari apa yang dihadapi dari
lingkungan barunya.
4) Melibatkan pengembangan perawat di dalam berorganisasi.
5) Sebagai sosialisasi dan orientasi, sehingga diskusi antara preceptor
dan preceptee diperlukan untuk memberikan pandangan dan harapan
preceptee akan memiliki kemampuan yang sama dengan preceptor-
nya. (Ciacco, 2020)

c. Manfaat Preceptorship
1) Peningkatan pengalaman preceptee dalam perawatan pasien
2) Peningkatan diri preceptor dalam memecahkan sebuah kasus
3) Peningkatan rasa kepercayaan diri preceptee
4) Peningkatan wawasan preceptor dalam memberikan bimbingan

10
d. Keuntungan Preceptorship
1) Preceptee dapat meningkatkan kepuasan dalam bekerja,
mengurai stres yang ditimbulkan selama praktik, meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, sikap dan mencipkan rasa
percaya diri.
2) Institusi rumah sakit dapat mempercepat adaptasi perawat
baru, kualitas dalam perawatan pasien meningkat,
meningkatnya kompetensi perawat sesuai standar yang
diinginkan.
3) Profesi dapat mencipkatan standar praktik perawatan yang baik,
menciptakan dukungan antar perawat.
4) Preceptor yaitu rasa percaya diri, harga diri, kesadaran diri
dalam meningkatkan kualitas perawat sebagai role model.
5) Pasien yaitu terciptanya asuhan keperawatan yang baik dan
komunikasi terapeutik terhadap pasien (Ferreira, 2018)

11
DAFTAR PUSTAKA

Ciocco, M. (2020). Fast Facts for the Nurse Preceptor: Keys to Providing a
Successful Preceptorship. Springer Publishing Company.
Ferreira, F. D. C., Dantas, F. D. C., & Valente, G. S. C. (2018). Nurses’ knowledge
and competencies for preceptorship in the basic health unit. Revista
brasileira de enfermagem, 71, 1564-1571.
Happell, B. 2009. A model of preceptorship in nursing: reflecting the complex
functions of the role. Nursing Education Perspectives, 30, 372-376.
Hunter, D. 2010. How clinical practice placements affect professional
development. Emergency nurse: the journal of the RCN Accident and
Emergency Nursing Association, 18, 30
Ulrich, B. (2018). Educating and Supporting Preceptors. Journal for nurses in
professional development, 34(4), 239-240.
Ulrich, B. (2021). Role Development for Preceptors: A Key Responsibility of
Nursing Professional Development Practitioners. Journal for Nurses in
Professional Development, 37(2), 69-70.

12
Strategi Perceptorship di Rumah Sakit :
Sebuah Strategi Untuk Meningkatkan Kompetensi dan
Keterampilan Praktik Mahasiswa di Rumah Sakit
Unimus Press @2021
Jl. Kedungmundu Raya No. 18, Tembalang
Semarang, Jawa Tengah
024 - 76740294

Anda mungkin juga menyukai