Anda di halaman 1dari 10

Ns. Amrih Widiati, M.

Kep Pemeriksaan Fisik Jantung-Paru

MATERI MATRIKULASI NERS


PENGKAJIAN FISIK JANTUNG DAN PARU
Tahun Akademik 2016/2017

A. PENGKAJIAN FISIK JANTUNG

TEKNIK PEMERIKSAAN KEMUNGKINAN TEMUAN


1. INSPEKSI & PALPASI
Tujuan : untuk mengetahui adanya
kesusahan dalam pengembangan
dada, henti gerakan atau thrill
Identifikasi impuls apical
 Bentuk dan ukuran
 Cari iktus kordis (pukulan
ventrikel kiri pada dinding
dada) pada Interkosta 5
sinistra, linea medio
clavicularis sinistra (LMCS),
diameter + 2 cm.
 Sulit ditemukan pada orang
gemuk dan kelenjer mammae
besar.
 Iktus yang nyata sesuai
dengan kerja ventrikel kiri
yang meningkat.
 Bulging prekordial (daerah
prekordial yang lebih
menonjol dari dinding toraks)
kemungkinan permbesaran
ventrikel kanan atau
aneurisma aorta.

Miringkan pasien ke kiri, catat :


 Letak impuls Berges kekiri pada wanita hamil
 Diameter Peningkatan diameter, amplitude & durasi
pada dilatasi ventrikel kiri karena gagal
jantung kongestif atau kardiomiopati iskemik.
 Iktus kordis teraba atau tidak.
 Bila teraba, normal diameter + 2 cm.
 Amplitudo (seperti ketukan) Terus menerus pada hipertropi ventrikel kiri;
menyebar pada gagal jantung kongesti

 Durasi 
Bila kuat dan bergeser ke kiri à LVH.
Raba impuls ventrikel kanan pada 
Bila naik turun pada linea sternalis kiri
parasternum kiri dan area epigastrik (parasternum kiri dan area epigastrik)
à RVH.
Palpasi interkostal kanan dan kiri Pulsasi pembuluh darah besar; S2 yang
dekat sternum. Catat adanya thrill menonjol; thrill pada stenosis aorta atau
Ns. Amrih Widiati, M.Kep Pemeriksaan Fisik Jantung-Paru

pada area ini. pulmonal


2. PERKUSI
 Pada orang gemuk atau berotot agak  Pembesaran ventrikel kiri (LVH) – ke
sulit menentukannya. kiri – bawah
 Suara normal redup  Pembesaran ventrikel kanan (RVH)-
(Berlangsung singkat dan ke kanan- bawah
beramplitudo rendah, perkusi diatas  Pembesaran atrium kiri (LAH) -
organ padat seperti hati dan jantung)
sampai dengan atas klavikula sinistra
Batas jantung  Pembesaran atrium kanan (RAH) –
Atas : sampai dengan atas klavikula dextra
ICS II linea sternalis dex - ICS II
linea sternalis sinistra

Tengah :
ICS III 2-3 cm ke kiri dri linea sternalis
sinistra

Bawah :
ICS IV linea sternalis dekstra - sinistra –
ICS V mid clavikula linea sinistra
Ns. Amrih Widiati, M.Kep Pemeriksaan Fisik Jantung-Paru

3. AUSKULTASI
Dengarkan jantung dengan
stetoskop, gunakan diafragma untuk
bunyi relative tinggi (S1, S2).
Gunakan bel untuk bunyi nada
relative rendah pada batas sternum
kiri bawah dan apeks.
 Suasana tenang.
 Dengarkan bunyi jantung satu
per satu.

Dengarkan masing- masing area


 BJ I : bunyi menutupnya katup Peningkatan BJ I : takikardia, keadaan curah
Mitral (M) dan Trikuspidal (T) jantung yang tinggi (anemia, hipertiroidisme,
 BJ II : bunyi menutupnya katup latihan fisik); stenosis mitral
Aorta (A) dan Pulmonalis (P).
 BJ II-A (katup Aorta) – pada Penurunan BJ I : penurunan kontraktilitas
interkostae 2, linea sternalis ventrikel kiri ( pada gagal jantung kongesti
kanan. atau PJK), katup mitral imobil; seperti
 BJ II-P (katup Pulmonalis) --- regurgitasi mitral
pada interkostae 2, linea sternalis
kiri dan interkostae 3., linea Peningkatan BJ II : hipertensi sistemik;
sternalis kiri. dilatasi radiks aortic
 BJ I-T (katup Trikuspidalis) ---
pada interkostae 4 atau 5, linea Penurunana BJ II : katup mitral imobil, seperti
sternalis kiri. pada stenosis aortic kalsifik
 BJ I-M (katup Mitralis) --- pada
Interkostae 5, Linea Medio
Clavicula Sinistra (LMCS)  Bila tetap terdengar BJ II split, baik
BJ I lebih halus dari pada inspirasi maupun ekspirasi merupakan
BJ II tanda yang spesifik untuk Atrial Septal
 Pada keadaan normal, BJ II (A dan Defect (ASD) atau Stenosis Pulmonal.
P ) serta BJ I (T dan M) adalah
bunyi tunggal.
 Bila pasien disuruh nafas dalam
bisa terjadi bunyi yang terbelah
(split) karena pada inspirasi dalam
tekanan intra torakal berkurang,
darah lebih banyak ke paru-paru,
artinya atrium kanan dan ventrikel
kanan (katup P) sedikit lama
daripada ventrikel kiri (katup A).
Hal ini disebut “normal Splitting”.
Ns. Amrih Widiati, M.Kep Pemeriksaan Fisik Jantung-Paru

B. PENGKAJIAN FISIK PARU

TEKNIK PEMERIKSAAN KEMUNGKINAN TEMUAN


4. INSPEKSI & PALPASI
Tujuan : untuk mengetahui rasa
ketidaknyamanan dada, rasa nyeri, tanda
– tanda kesusahan dalam bernafas, dll.
Identifikasi Cuping hidung atau bernafas di bibir
 Ekspresi wajah pasien dikerutkan
Stridor : pada obstruksi jalan nafas
akibat benda asing / epiglotis
Wheezing : saat ekspirasi pada asma &
PPOM
Sianosis

 Sikap tubuh pasien  Obstruksi saluran pernafasan Þ posisi


menyokong lengan dan memfiksasi otot
bahu dan leher membantu respirasi
 Obstruksi bronkus Þ memegangi sisi-
sis TT
 Orthopnea Þ duduk atau berbaring dg
beberapa bantal

 Leher o Apakah bernafas dg otot-otot asesoris


o Gerakan ke atas klavikula > 5 mm
selama pernafasan Þ peny. Obstruksi
paru yang berat
 Konfigurasi Dada
 Tong/ barrel chest Þpeningkatan
diameter anterior posterior (AP) atau
cenderung mendekati diameter lateral,
di jumpai pada COPD lanjut.
 Flail chest Þ satu sisi dada bergerak
scr paradoksal ke dalam selama
inspirasi, dijumpai pada fraktur iga
 Kifoskoliosis Þ deformitas tulang
punggung, terdapat lengkung tulang
punggung abnormal AP dan lateral Þ
pengembangan dada dan paru sangat
terbatas.
 Pectus excavatum (corong) Þ cekung
pd sternum kompresi jantung &
pembuluh darah besar dpt
menyebabkan murmur
 Pectus carinum Þ dada burung (pada
pneumonia kronik)
Ns. Amrih Widiati, M.Kep Pemeriksaan Fisik Jantung-Paru

 Laju dan pola Respirasi  Setelah menghitung nadi radial,


arahkan pandangan ke dada dan
evaluasi respirasinya
 Hitunglah pernafasan dalam satu menit
 Bradipnea Þ perlambatan respirasi
 Takipnea Þ peningkatan respirasi
 Apnea Þ berhentinya pernafasan
sementara
 Hiperpnea (pernafasan Kusmaul)
Þpeningkatan dalamnya pernfasan
Palpasi dada untuk mengetahui :

 Taktil fremitus/ vocal fremitus/ o Peningkatan getaran fremitus taktil Þ


stem fremitus meningkatnya kepadatan paru seperti
Prinsip Fremitus Taktil konsolidasi
· Kata yg diucapkan o Penurunan getaran fremitus taktil Þ
menimbulkan getaran Þ fremitus Peningkatan jumlah jaringan lemak di
vokal atau fremitus taktil dada, cairan atau udara di rongga dada
Pemeriksaan fremitus taktil dan paru-paru yang mengembang.
· Letakan ulnar tangan kanan
pada dinding dada Þ minta
pasien menyebutkan “tujuh
puluh tujuh” . Nilai femitus
taktil, dan tangan pemeriksa
digerakan ke posisi yang sama
pada sisi yang berlawanan.
Perhatikan perbedaan hantaran
suara ke dinding dada. Minta
pasien untuk lebih keras atau
lebih dalam saat mengucapkan
katanya. Periksa 5-6 daerah yang
berbeda.
 Fraktur iga
 Nyeri Tekan

 Pergerakan dada posterior Þ penyakit paru setempat dpt


 Derajat kesimetrisan menyebabkan satu sisi dada bergerak
pergerakan dada ditentukan lebih sedikit dibanding dengan sisi
dengan meletakan tangan sebelahnya
pemeriksa mendatar
dipunggung pasien dg ibu jari
sejajar dg garis tengah ± iga
ke 10 dan tarik sedikit kulit
dibawahnya ke garis tengah.
Minta pasien manarik nafas
dalam dan perhatikan
kesimetrisan gerakan tangan
Ns. Amrih Widiati, M.Kep Pemeriksaan Fisik Jantung-Paru

pemeriksa.

 Pergerakan dada anterior


 Kesimetrisan dinding dada
anterior dilakukan dg
meletakan kedua tangan
sepanjang margo iga lateral

 Tangan  Clubing fingger Þhilangnya sudut


antara kuku dan falang terminal.
Biasany terkait dg (tumor intratoraks,
jalan pintas campuran vena ke arteri,
peny. Kronis paru, fibrosis hati kronis

5. PERKUSI
Batas Paru  Bunyi Redup Þ berlangsung singkat dan
Atas beramplitudo rendah, perkusi diatas organ
Fossa supra klavikula dex-sin padat seperti hati dan jantung.
 Bunyi Sonor/ resonan Þ Amplitudo lebih
Bawah tinggi, perkusi di atas udara dan jaringan
Iga ke VI garis midclavikula, iga ke VIII seperti paru-paru (normal)
garis midaxila, iga ke X garis skapula.
 Bunyi Timpani Þ nada tinggi dan
bergaung, perkusi didaerah berlubang yg
Prinsip Perkusi
berisi udara seperti lambung
o Perkusi adalah mengetuk permukaan
(pneumotoraks yang luas)
untuk menetukan struktur dibawahnya
 Bunyi Pekak Þ nada tinggi, perkusi
o Getaran akibat perkusi hanya menilai
didaerah otot yang besar seperi paha
jaringan paru hingga kedalaman 5-6 cm
(pneumonia lobaris)
 Area paru redup Þ paru berisi cairan
seperti pneumonia, efusi pleura
 Area paru hipersonor Þ paru banyak
udara, seperi pada emfisema (emfisema,
pneumotoraks)

6. AUSKULTASI
Dengarkan paru dengan stetoskop,
 Bel Þ untuk suara nada rendah,
ditempelkan dg longgar pada
kulit;
 Diafragma Þ suara nada tinggi,
ditempelkan dg kuat pada kulit.

Lokasi : (Intensitas & nada bunyi eksp, durasi)


 Area paru – paru  Vesikuler (halus-rendah, insp > eksp)
 ICS I/ II atau area interskapula  Bronkovesikuler (sedang, insp = eksp)
 Diatas manubrium  Bronkial (keras-tinggi, eksp > insp)
 Diatas trakea  Trakeal (sangat keras-tinggi, insp =
eksp)
Ns. Amrih Widiati, M.Kep Pemeriksaan Fisik Jantung-Paru

Posisi pasien
o Pada bagian anterior, pertama posisi
pasien duduk lalu berbaring
o Anjurkan pasien untuk menarik dan
mengeluarkan nafas melalui mulut,
perhatikan panjang inspirasi
kemudian ekspirasi.
o Pemeriksaan dilakukan dari sisi ke
sisi dan dari atas ke bawah, dengan
membandingkan satu sisi dengan sisi
lainnya.
o Umumnya paru mempunyai nada
tinggi, maka gunakan diafragma
untuk mendengarkannya.

Suasana tenang.  Bunyi nafas yg lemah umum


 Dengarkan bunyi paru di masing ditemukan pada emfisema
– masing area
Ns. Amrih Widiati, M.Kep Pemeriksaan Fisik Jantung-Paru

Funnel chest Tong Dada burung

Tehnik pemeriksaan pergerakan dada anterior

Tehnik pemeriksaan pergerakan dada posterior


Ns. Amrih Widiati, M.Kep Pemeriksaan Fisik Jantung-Paru

Teknik memeriksa fremitus taktil

Area anterior Area Posterior

Batas-batas topografi toraks posterior


Ns. Amrih Widiati, M.Kep Pemeriksaan Fisik Jantung-Paru

Toraks anterior Bagian pada pandangan lateral

GOOD LUCK !

Anda mungkin juga menyukai