Anda di halaman 1dari 18

PENDEKATAN KONTINJENSI

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Manajemen Pendidikan
yang dibina oleh Bapak Wilibrordus Cornelis Usboko, S.Fil., M.Pd.

oleh:
Maria Adika Feka (21.19.421.0907.R)
Maria Cardinaldis Tasain (21.19.421.0909.R)
Anggelius Yohanes Loe (21.19.421.0895.R)
Priscilla B. Taus (21.19.421.0921.R)

SEKOLAH TINGGI PASTORAL SANTO PETRUS


KEUSKUPAN ATAMBUA
Februari 2023
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang................................................................. 1
2. Rumusan Masalah............................................................ 2
3. Tujuan Penulisan............................................................. 2
4. Manfaat Penulisan........................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Kontingensi................................ 4
B. Latar Belakang Munculnya Pendekatan Kontingensi...... 5
C. Tujuan Pendekatan Kontingensi...................................... 6
D. Manfaat Pendekatan Kontingensi.................................... 7
E. Pemikir Pendekatan Kontingrnsi dan Teorinya............... 7
F. Implementasi Pendekatan Kontingensi dalam
Manajamen Pendidikan................................................... 10

BAB III KESIMPULAN


A. Kesimpulan....................................................................... 12
B. Saran................................................................................. 14

DAFTAR RUJUKAN............................................................................. 15

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan karunia_Nya, kami dapat menyusun makalah dengan judul
“Pendekatan Kontingensi” dengan baik.
Penyusunan makalah ini merupakan hasil dari diskusi kelompok yang
mau mengemukakan tentang bagaiamana seorang guru yang mengajar para murid
dengan menggunakan pendekatan kontingensi.
Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan serta
kesulitan-kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan dorongan
serta saran-saran dari berbagai pihak, segala hambatan dan rintangan serta
kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu kami menyampaikan
terima kasih dengan tulus hati kepada yang terhormat:
1. Bapak Wilibrodus Cornelis Usboko, S. Fil., M.Pd,, yang
membimbing dan mengarahkan kami dalam mata kuliah Managemen
pendidikan.
2. Dr. Theodorus Asa Siri, S. Ag., yang memberi Kami kesempatan
untuk menimba ilmu di lembaga ini.
Semoga budi baik Romo/Bapak/Ibu/Saudara/Saudari, mendapatkan pahala
yang berlipat ganda dari Allah yang Maha Kasih.
Penulisan makalah ini sudah diusahakan seoptimal mungkin sesuai dengan
kemampuan yang ada pada kami, namun tidak menutup kemungkinan masih ada
kekurangsempurnaan bahkan kekeliruan yang tidak disengaja, karena itu saran
dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi penyempurnaan proposal
penelitian ini sangat diharapkan dan akan kami terima dengan senang hati disertai
ucapan terima kasih.

Kefamenanu, 25 Februari 2023

iii
Tim Penulis

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan saat ini, sangatlah berbeda dengan situasi yang terjadi
puluhan tahun lalu. Hal ini menyebabkan kurikulum pun ikut berubah dan
harus diselesaikan keadaan siswa. Kerap kali para guru mengeluh dengan para
siswa yang kurang memahami materi – materi yang disampaikan. Bahkan tak
jarang ada guru yang memilih memberikan tugas – tugas kepada para siswa
agar dikerjakan tanpa melihat apakah tugas yang diberikan dipahami dengan
baik atau tidak.
Hal ini menjadi suatu fenomena yang tidak lazim lagi di dunia
pendidikan. Mutu pendidikan yang diharapakan untuk mencerdaskan anak
bangsa terhapus oleh karena guru tidak menemukan cara yang tepat untuk
mengatasi persoalan yang dihadapi oleh para siswa. Guru cenderung melihat
kesalahan yang ada pada diri siswa tanpa melihat kedalam diri sendiri apakah
cara yang dipakai untuk mengajar para siswa sudah tepat. Kebanyakan situasi
ini dijumpai pada guru – guru yang setia pada cara pengajaran yang ia peroleh
puluhan tahun lalu, yang seharusnya sudah tidak tepat lagi untuk diterapkan
pada saat ini.
Guru terkadang merasa biasa saja dan tidak mencari solusi yang tepat
untuk membantu para siswa keluar dari situasi yang mereka hadapi. Guru kerap
kali setia menggunakan pendekatan – pendekatan yang kurang sesuai dengan
situasi siswa. Padahal guru yang baik, harus mampu untuk mengkondisikan
situasi dengan keadaan kelas, sehingga para siswa mampu memahami dengan
baik apa yang diajarkan dan begitu juga guru menjadi seorang pendidik yang

1
baik karena mampu membawa para peserta didik untuk mengerti dan
memahami dengan baik apa yang ia ajarkan.
Oleh karena dalam tulisan ini, kami akan membahas tentang salah satu
pendekatan yang kiranya membantu para guru untuk mampu mengajar dengan
baik. Dengan tulisan ini pun, para guru mampu belajar juga untuk melihat dan
memahami kondisi dan situasi di kelas yang ia ajar, sehingga pada akhirnya
bukan hanya para siswa saja yang menjadi sukses tetapi lebih dari pada itu,
orang yang pertama meraih kesuksesan adalah guru.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendekatan kontingensi?
2. Apa yang melatarbelakangi munculnya pendekatan kontingensi?
3. Apa tujuan dari pendekatan kontingensi?
4. Apa manfaat dari pendekatan kontingensi?
5. Siapa saja pemikir – pemikir pendekatan kontingensi dan apa saja
teori – teori yang dikemukakan?
6. Apa implementasi dari pendekatan kontingensi dalam manajemen
pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian pendekatan kontingensi.
2. Menjelaskan latar belakang munculnya pendekatan kontingensi.
3. Memaparkan tujuan dari pendekatan kontingensi.
4. Menjelaskan tentang manfaat dari pendekatan kontingensi.
5. Mengetahui pemikir – pemikir pendekatan kontingensi beserta teori –
teori yang mereka kemukakan.
6. Menjelaskan dampak implementasi dari pendekatan kontingensi
dalam managemen pendidikan.

D. Manfaat penulisan

2
1. Memberikan informasi penting bagi guru mengenai pendekatan
kontingensi untuk diterapkan kepada para siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Memberikan solusi kepada para guru yang sulit menemukan
pedekatan yang cocok dalam kegiatan pembelajaran.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Kontingensi


Menurut I Wayan Suartana (2011) teori kontingensi adalah sistem
terbuka pada suatu perusahaan yang sangat berkaitan dengan interaksi
untuk penyesuaian dan pengendalian terhadap lingkungan untuk
mempertahankan kelangsungan suatu usaha.1
Pendekatan kontingensi atau pendekatan situasional adalah suatu
aliran managemen yang menekankan pada situasi atau kondisi tertentu
yang dihadapi. Karena tidak semua metode managemen yang ilmiah dapat
diterapkan diberbagai situasi begitupun sebaliknya. Karena terkadang
pemecahan yang dinilai efektif adalah melalui pendekatan kualitatif.
Semua itu tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi serta tujuan
yang ingin dicapai.2
Pendekatan kontingensi menekankan pada ciri – ciri pribadi
kepemimpinan dan situasi, mengemukakan dan mencoba untuk mengukur
dan memperkirakan ciri-ciri pribadi, dan membantu pimpinan dengan
garis pedoman perilaku yang bermanfaat yang didasarkan kepada
kombinasi dari kemungkinan yang bersifat kepribadian dan situasional.3
Pendekatan kontingensi merupakan sebuah cara berpikir yang
komparatif (berdasarkan perbandingan) baru diantara teori-teori
managemen yang telah dikenal. Salah seorang penulis managemen
kontingensi yang bernama Fred Luthans menyatakan “pendekatan-
pendekatan tradisional dalam bidang managemen, tidak salah atau keliru,
1
Anonim, 2018, Pendekatan Kontingensi atau contingency Approach, dalam
(https://repository.uin-suska.ac.id), diakses pada 25 Februari 2023.
2
Dr. H. A. E. Lao, Manajemen Pendidikan,
(Klaten: Penerbit Lakeisha, 2021), hlm 60 – 61.
3
Ibid, hlm 121.

4
tetapi dewasa ini, mereka tidak terlampau cocok. Terobosan baru terhadap
teori dan praktek managemen dapat kita temukan pada pendekatan
kontigensi.” Apabila dirumuskan secara formal , pendekatan kontingensi
merupakan suatu upaya untuk menentukan melalui kegiatan riset, praktek
dan teknik managerial mana yang paling cocok dan tepat dalam situasi-
situai tertentu. Maka menurut pendekatan kontingensi situasi-situasi yang
berbeda mengharuskan adanya reaksi managerial yang berbeda pula.4
Maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontingensi atau
pendekatan situasional adalah suatu cara untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan yang sedang berlangsung tanpa harus harus keluar dari konteks
atau dari teori-teori yang sudah ada. Dapat dikatakan juga bahwa
pendekatan kontingensi merupakan perwujudan konkret yang disesuikan
dengan keadaan atau situasi yang dialami saat ini tanpa merubah tujuan
yang ingin dicapai pada awal.

B. Latar Belakang Munculnya Pendekatan Kontingensi


Pendekatan kontingensi atau contingency approach yang yang
muncul dari asumsi dasar pendekatan pandangan umum atau universalistic
approach yang menyatakan bahwa suatu sistem pengendalian bisa
diterapkan dalam karateristik perusahaan apapun dan dalam kondisi
lingkungan di mana saja. Fisher (dalam Haspari, 2010) berpendapat bahwa
pendekatan kontingensi ini mengungkapkan bahwa perencanaan dan
penggunaan desain sistem pengendalian managemen tergantung pada
karakteristik organisasi dan kondisi lingkungan di mana sistem tersebut
ditetapkan. Pendekatan kontingensi digunakan untu mengevaluasi
hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.
Penelitian-penelitian yang menguji hubungan antara partisipasi
penyusunan anggaran dengan kinerja managerial memberikan hasil yang
tidak konsisten. Govindarajan (dalam Haspari, 2010) mengatakan perlu

4
Dr. A. Sopanah, Isu kontemporer Ekonomi dan Bisnis, Edisi pertama,
(Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2021), hlm 145.

5
digunakan pendekatan kontingensi untuk menyelesaikan berbagai
perbedaan pendapat tersebut. Faktor kontingensi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah karakteristik sistem akuntansi managemen sebagai
variabel intervening karena dianggap dapat memperkuat hubungan antara
partisipasi anggaran dengan kinerja kerja.

C. Tujuan Pendekatan Kontingensi


Tentunya pendekatan kontingensi atau pendekatan situasional
mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Hal ini dapat dilihat dari
pengertian pendekatan kontingensi itu sendiri.
Maka dapat dikatakan bahwa pendekatan kontingensi mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1. Mengendalikan situasi yang terjadi pada saat yang berbeda.
Seorang manager dalam mengatasi suatu kesulitan, dapat
menggunakan pendekatan yang berbeda pada situasi yang berbeda.
Intinya adalah target yang ingin dicapai dalam pendekatan ini adalah
menyelesaikan kesulitan. Maka apapun caranya yang penting apa
yang diharapkan tercapai.
2. Untuk memperbaiki suatu keadaan menjadi lebih baik.
Apabila hubungan manusiawi dikalangan para pekerja sudah baik,
tetapi produktivitasnya masih rendah, maka dapat digunakan
alternatif lain.
3. Memberikan pola dalam suatu perencanaan.
Dengan adanya pendekatakan kontingensi, dapat menjadi suatu
tindakan antisipasi sehingga tidak merugikan dan sekaligus
memungkinkan untuk memahami akibat yang tidak teratasi dalam
suatu perencanaan.5

D. Manfaat Pendekatan Kontingensi

5
R. T. Rinda, dkk, Pengantar Manajemen, (Bandung: Media Sains Indonesia, 2022), hlm 13-14.

6
Dalam suatu manageman dibutuhkan pendekatan –pendekatan
tertentu untuk mengatasi segala macam kesulitan yang terjadi dalam suatu
organisasi. Maka setiap pendekatan yang digunakan tentunya mempunyai
manfaat tertentu yang bisa digunakan lebih lanjut untuk perkembangan
suatu organisasi. Begitu pula halnya dengan pendekatan kontingensi.
Manfaat dari pendekatan kontingensi adalah sebagai berikut:
1. Sebagai suatu solusi untuk memecahkan masalah-masalah yang
terjadi pada situasi tertentu.
2. Sebagai acuan untuk memahami perbedaan-perbedaan dalam situasi
yan berbeda-beda.
3. Sebagai suatu jawaban atas ketidakpuasan terhadap tanggapan
unuversalitas.6

E. Pemikir Pendekatan Kontingensi dan Teorinya


a. Pendekatan kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard
Teori kepemimpinan situasional leadership theory adalah
teori kepemimpinanyang dikembangkan oleh Paul Hersey, penulis
buku situational Leader. Dan Ken Blanchard, pakar dan penulis
The minute manager yang kemudian menulis pula buku
Managemen of organizational Behavior.
Teori ini pada awalnya diintrodusir sebagai “Life of Cycle
theory of leadership.” Sampai kemudian pada pertengahan 1970an
diganti dengan sebutan “situasional Leadership theory.” Di akhir
tahun 1970an dan awal 1980an, masing – masing penulis
mengembangkan teori kepemimpinannya sendiri-sendiri. Hersey
mengembangkan situasional leadership dan Blanchard
mengembangkan situasional Leadership Model II .
Hersey dan Blanchard terus bersepakat dengan teori aslinya
hingga 1977. Ketika mereka sepakat untuk menjalankan

6
Dr. H. B. Siswanto, Pengantar Manajeman, cetakan ke 15,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm 39-40.

7
pemahaman masing- masing maka pada akhir 1970an, Hersey
merubah nama dari kepemimpinan situasional menjadi Teori
kepemimpinan situasional dan Blanchard menawarkan Teori
kepemimpinan situasional sebagai pendekatan situasional untuk
mengelola orang. Blanchard dan rekan –rekannya terus merevisi
pendekatan situasional untuk mengelola orang dan pada tahun 1985
diperkenalkan Kepemimpinan Situasional II.
Seiring berjalannya waktu, kelompok ini membuat perubahan
konsep dari Teori kepemimpinan situasional awal pada beberapa
bidang utama, termasuk penelitian dasar, gaya kepemimpinan, dan
komitmen tingkat perkembanagan individu.
b. Teori Fiedler
Menurut Fiedler, seorang menjadi pemimpin bukan karena
sifat – sifat daripada kepribadiannya, tetapi karena berbagai faktor
situasi dan adanya interaksi antara pemimpin dan situasinya.
Teori atau model kontingensi (Fiedler, 1967) sering disebut
teori situasional karena teori ini mengemukakan kepemimpinan
yang tergantung pada situasi. Mode atau teori kontingensi Fiedler
melihat bahwa kelompok efektif tergantung pada kecocokan antara
gaya pemimpin yang berinteraksi dengan subordinatnya sehingga
situasi menjadi pengendali dan berpengaruh terhadap pemimpin.
Kepemimpinan tidak akan terjadi dalam satu kevakuman sosial
atau lingkungan. Para pemimpin mencoba melakukan pengaruhnya
kepada anggota kelompok dalam kaitannya dengan situasi-situasi
yang spesifik.
Karena situasi dapat sangat bervariasi sepanjang dimensi
yang berbeda, oleh karena hanya masuk akal untuk memperkirakan
bahwa tidak ada satu gaya atau pendekatan kepemimpinan yang
akan selalu terbaik. Namun, sebagaimana telah kita pahami bahwa
strategi yang paling efektif mungkin akan bervariasi dari satu
situasi ke situasi yang lain. Penerimaan kenyataan dasar ini

8
melandasi teori tentang efektivitas pemimpin yang dikembnagkan
oleh Fiedler, yang menerangkan teorinya sebagai contingency
Approach. Asumsi sentral teori ini adalah bahwa kontribusi
seorang pemimpin kepada kesuksesan kinerja oleh kelompoknya
adalah ditentukan oleh kedua hal yakni karakteristik pemimpin dan
oleh berbagai variasi kondisi dan situasi.
c. Teori Path-Goal dalam Kepemimpinan
Salah satu pendekatan yang paling diyakini adalah teori Path-
goal, teori path-goal adalah suatu model kontingensi kepemimpinan
yang dikembangkan oleh Robert House, yang menyaring elemen –
elemen dari penelitian Ohio State tentang kepemimpinan pada
inisiating structure dan consideration serta teori pengharapan
motivasi.
Dasar dari teori ini adalah bahwa merupaka tugas pemimpin
untuk membantu anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan
untuk memberi arah dan dukungan atau keduanya yang dibutuhkan
untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan tujuan kelompok
atau organisasi secara keseluruhan. Istilah path-goal ini datang dari
keyakinan bahwa pemimpin yang efektif memperjelas jalur untuk
membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan
mereka, dan menciptakan penelusuran disepanjang jalur yang lebih
mudah dengan mengurangi hambatan dan pitfalls (Robbins, 2002).
Menurut teori path-goal, suatu perilaku pemimpin dapat
diterima oleh bawahan pada tingkatan yang ditinjau oleh mereka
sebagai sebuah sumber kepuasan saat itu atau masa mendatang.
Model kepemimpinan path-goal berusaha meramalkan
efektivitas kepemimpinan dalam berbagai situasi. Menurut model
ini, pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka
yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan
pengikutnya. model path-goal menjelaskan bagaimana seorang
pemimpin dapat memudahkan bawahan melaksanakan tugas

9
dengan menunujukan bagaimana prestasi mereka dapat digunakan
sebagai alat mencapai hasil yang mereka inginkan. Teori
pengharapan (Expectancy Theory) menjelaskan bagaimana sikap
dan perilaku individu dipengaruhi oleh hubungan antara usaha dan
prestasi (path-goal) dengan valensi dari hasil (goal attractiveness).7

F. Implementasi Pendekatan Kuantitatif dalam Manajamen Pendidikan


Studi awal kepemimpinan tercermin pada karakteristik pribadi yang
dimiliki oleh seorang pemimpin. Begitu studi kepemimpinan kontingensi,
figur kepemimpinan ditinjau dengan memperhitungkan keadaan
organisasi.
Implementasi kepemimpinan dengan pendekatan kontingensi
bergantung pada sejumlah faktor tertentu sebagaimana variabel kunci pada
pendekatan situasional. Teori kontingensi menekankan para pemimpin
untuk menyesuaikan aktivitas kepemimpinan sesuai dengan konteks atau
situasi saat ini untuk menetukan praktek kepemimpinan mana yang akan
bekerja paling baik dibawah situasi yang diberikan. Jika kepala sekolah
berhasil memainkan perananya secara kontingensi, maka hal ini
berimplikasi pada kualitas dan muktahiran pengetahuan paedagogik guru.
Poin penting yang perlu dicermati bahwa model kontingensi telah
menggunakan berbagai dimensi kinerja yang relevan dengan tujuan
kelompok kerja, terlepas apakah kinerja diukur secara subyektif atau
objektif.
Implementasi kepemimpinan kontingensi mampu memanfaatkan
sumber potensi guru melalui tugas- tugas dan hubungan harmonis
sehingga menguatkan kekuatan kepala sekolah dalam mengefktifkan
kepemimpinannya.8

7
Anonim, 2013, Pendekatan Situasional, dalam
(https://ymayowan.lecture.ub.ac.id), diakses 27 Februari 2023
8
Dr. N. Oktariana,dkk, Manajemen Pendidikan dan Evaluasi Pembelajaran,
(Surabaya: Jakad Media Publishing, 2021), hlm 34-35

10
Marini (2016) menggambarkan implementasi model kepemimpinan
kontingensi sebagai berikut:
1. Kepemimpinan pengajaran, mencakup perilaku kepala sekolah
dalam merumuskan sasaran sekolah, membimbing, menjalin
komunikasi, menciptakan iklim serta memfasilitasi guru
memperbaiki kualitas mengajar.
2. Teori teman kerja paling sedikit disukai, mencakup gaya
kepemimpinan kepala sekolah memberikan motivasi dalam berbagai
situasi.
3. Subtitusi model kepemimpinan, mencakup aspek-aspek situasional
yang mengambil alih ataupun mengurangi keahlian pemimpin untuk
menpengaruhi perilaku, anggaran ataupun sidat anggota.
4. Kepemimpinan yang terdistribusi, menggambarkan kemitraan
pemimpin antara dua orang atau lebih dalam membangun kekuatan
bersama untuk pencapaian tujuan organisasi.
5. Teori path-goal yang direformulasi, menggambarkan instrumen
perilaku kepala sekoalah yang efektif bergantung pada variabel tugas
dan keputusan guru. 9

9
Ibid, hlm 36-37

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut I Wayan Suartana (2011) teori kontingensi adalah sistem
terbuka pada suatu perusahaan yang sangat berkaitan dengan interaksi untuk
penyesuaian dan pengendalian terhadap lingkungan untuk mempertahankan
kelangsungan suatu usaha.
Pendekatan kontingensi atau pendekatan situasional adalah suatu aliran
managemen yang menekankan pada situasi atau kondisi tertentu yang dihadapi.
Karena tidak semua metode managemen yang ilmiah dapat diterapkan
diberbagai situasi begitupun sebaliknya. Karena terkadang pemecahan yang
dinilai efektif adalah melalui pendekatan kualitatif. Semua itu tergantung pada
situasi dan kondisi yang dihadapi serta tujuan yang ingin dicapai.
Dari pendekatan kontingensi ini kemudian muncul beberapa teori yang
dikemukakan oleh beberapa orang pemikir. Teori – teori tersebut antara lain:
1. Pendekatan kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard
Teori kepemimpinan situasional leadership theory adalah teori
kepemimpinanyang dikembangkan oleh Paul Hersey, penulis buku
situational Leader. Dan Ken Blanchard, pakar dan penulis The minute
manager yang kemudian menulis pula buku Managemen of organizational
Behavior.
2. Teori Fiedler
Menurut Fiedler, seorang menjadi pemimpin bukan karena sifat
– sifat daripada kepribadiannya, tetapi karena berbagai faktor situasi dan
adanya interaksi antara pemimpin dan situasinya.
3. Teori Path-Goal dalam Kepemimpinan
Salah satu pendekatan yang paling diyakini adalah teori Path-goal,
teori path-goal adalah suatu model kontingensi kepemimpinan yang

12
dikembangkan oleh Robert House, yang menyaring elemen – elemen dari
penelitian Ohio State tentang kepemimpinan pada inisiating structure dan
consideration serta teori pengharapan motivasi.
Teori-teori ini kemudian diimplementasikan dalam manajemen
pendidikan. Implementasi kepemimpinan dengan pendekatan kontingensi
bergantung pada sejumlah faktor tertentu sebagaimana variabel kunci pada
pendekatan situasional. Teori kontingensi menekankan para pemimpin
untuk menyesuaikan aktivitas kepemimpinan sesuai dengan konteks atau
situasi saat ini untuk menetukan praktek kepemimpinan mana yang akan
bekerja paling baik dibawah situasi yang diberikan. Jika kepala sekolah
berhasil memainkan perananya secara kontingensi, maka hal ini
berimplikasi pada kualitas dan muktahiran pengetahuan paedagogik guru.
Poin penting yang perlu dicermati bahwa model kontingensi telah
menggunakan berbagai dimensi kinerja yang relevan dengan tujuan
kelompok kerja, terlepas apakah kinerja diukur secara subyektif atau
objektif.
Implementasi kepemimpinan kontingensi mampu memanfaatkan
sumber potensi guru melalui tugas- tugas dan hubungan harmonis sehingga
menguatkan kekuatan kepala sekolah dalam mengefktifkan
kepemimpinannya.

B. Saran
Meskipun para penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataan dalam penyusunan masih banyak
kekurangan yang perlu para penulis pebaiki.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi orang banyak.

13
DAFTAR RUJUKAN

Lao, H. A. E. 2021. Manajemen Pendidikan. Klaten: Penerbit Lakeisha

Rahayu, S. dkk. 2023. Kepemimpinan Dalam Organisasi Pendidikan. Gowa:


CV. Tohar Media.

Adriani, A. D. dkk. 2022. Dasar Kepemimpinan dan pengambilan keputusan.


Jawa Tengah: CV. Eureka Media Aksara.

Wibowo, A. 2022. Pengantar Manajemen Bisnis. Bandung: CV. Media Sains


Indonesia

Siswanto, H.B. 2018. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Anonim. A. n. d. Pendekatan situasional (Teori Blanchard, Fiedler, Path-goal),


dari http://ymayowan.lecture.ub.ac.id. Diakses: 27 Februari 2023

14

Anda mungkin juga menyukai