Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS ANGKA KEMATIAN IBU DALAM RUANG LINGKUP

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Kebijakan Kesehatan
yang dibina oleh Ibu Dr. Erlina Suci Astuti, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh:
1. Bima Ariyu Putra Anggutar (P17211217137)
2. Ismi Malikka Isnaini (P17211217139)
3. Khairun Nisa Oktafiani (P17211217142)
4. Monicka Patrisia Tilana (P17211217154)
5. Titin Masfi’ah (P17211217158)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


PRODI DIV KEPERAWATAN MALANG
RINTISAN KELAS INTERNASIONAL
Agustus 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Analisis Angka Kematian
Ibu dalam Ruang Lingkup Sustainable Development Goals.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dr. Erlina Suci
Astuti, S.Kep., Ns., M.Kep pada mata kuliah Kebijakan Kesehatan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang analisis angka kematian ibu dalam ruang
lingkung Sustainable Development Goals bagi para pembaca dan bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Erlina Suci Astuti, S.Kep., Ns., M.Kep
selaku dosen mata kuliah Kebijakan Kesehatan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai bidang studi yang saya tekuni.

Tidak lupa saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari
bahwa makalah yang saya buat ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan
saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 26 Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL...................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
2.1 Latar Belakang Sustainable Development Goals (SDGs)......................................................3
2.2 Tujuh Belas Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs)...............................................3
2.3 Kebijakan Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Kesehatan..................................7
BAB III.................................................................................................................................................8
BAB IV...............................................................................................................................................11
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11
4.2 Saran....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sustainable Development Goals (SDGs) adalah suatu pembangunan yang menjaga
peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga
keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta
menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan
kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-
2024.
Menindaklanjuti hal tersebut, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat menyusun
Rencana
Aksi sebagai dasar atau acuan untuk direktorat-direktorat lingkup Direktorat Jenderal
Kesehatan masyarakat dalam melakukan kegiatan.

Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Tahun 2020-2025


merupakan dokumen perencanaan yang memuat Program Kesehatan Masyarakat dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat.
Rencana Aksi ini telah menyesuaikan struktur organisasi Kementerian Kesehatan yang
ditetapkan berdasarkan Permenkes Nomor 30 Tahun 2018 tentang perubahan atas
peraturan Menteri Kesehatan nomor 64 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan.

Sebagai tolok ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator terpenting
untuk menilai kualitas pelayanan kebidanan disuatu wilayah adalah dengan melihat
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Masalah kesehatan Ibu
dan Anak merupakan masalah internasional yang penanganannya termasuk dalam SDGs
(Sustainable Development Goals). Target SDGs tahun 2030 Angka Kematian Ibu (AKI)
harus mencapai 70 per 100.000 Kelahiran Hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB)
mencapai 12 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).

1
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu
mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan
kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas
pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus
dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan,
dan pelayanan keluarga berencana (Profil Kesehatan Indonesia, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan diatas, maka dapat di rumuskan
masalah “Upaya Mengurangi Angka Kematian Ibu dan Bayi dengan Program SDGs”.

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui upaya dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi dengan
program SDGS.

1.4 Manfaat
Hasil dari makalah ini di harapkan dapat berguna untuk menerapkan Program dari
SDGS dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Latar Belakang Sustainable Development Goals (SDGs)

Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan global sebelumnya yaitu MDGs atau
Milennium Development Goals. Peserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada Bulan
September 2015 meluncurkan Sustainable Development Goals (SDGs). Peluncuran
SDGs merupakan agenda global yang melanjutkan upaya dan capaian agenda global
sebelumnya yaitu MDGs yang sudah banyak merubah wajah dunia 15 tahun kearah yang
lebih baik.

Sustainable Development Goals atau SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan)


adalah kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan kearah
pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk
mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. SDGs diberlakukan
dengan prinsip-prinsip universal, integrasi dan inklusif untuk meyakinkan bahwa tidak
akan ada seorang pun yang terlewatkan atau "No-one Left Behind".

2.2 Tujuh Belas Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs)

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) didefinisikan oleh laporan Brundtland


Commission's report Our Common Future (1987) sebagai pembangunan yang memenuhi
kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Ini adalah definisi konsep yang paling diakui.
Pembangunan berkelanjutan menyerukan upaya terkonsentrasi untuk membangun masa
depan yang inklusif, tangguh, dan bijaksana. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa
menetapkan serangkaian 17 tujuan yang saling terkait.
1. Mengakhiri Kemiskinan di Mana-Mana Dalam Segala Bentuknya
a. Tujuan ke-1 memiliki 7 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk mengakhiri segala bentuk kemiskinan dimana pun.
b. Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia, masih ada 22,76 % penduduk
Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan nasional.
2. Mengakhiri Kelaparan Dunia dengan Mencapai Ketahanan Pangan, Meningkatkan
Gizi, dan Mempromosikan Pertanian Berkelanjutan

3
Tujuan ke-2 memiliki 8 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.
3. Memastikan Kehidupan yang Sehat dan Kesejahteraan Bagi Semua Orang di Semua
Tahap
a. Tujuan ke-3 memiliki 13 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan
kesejahteraan seluruh penduduk semua usia.
b. Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia menunjukan kondisi yang semakin
baik yaitu pada periode 1991- 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari 390
per 100.000 kelahiran hidup menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup dan pada
periode yang sama, Angka Kematian Bayi (AKB) juga mengalami penurunan
dari 68 per 1000 kelahiran hidup menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup.
4. Memastikan Pendidikan Berkualitas Yang Inklusif Dan Merata Serta
Mempromosikan Peluang Untuk Pembelajaran Seumur Hidup
a. Tujuan ke-4 memiliki 10 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata
serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.
b. Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia. Pada tahun 2016, Angka Partisipasi
Kasar (APK) untuk SD/MI/sederajat sebesar 109,31%, untuk tingkat
SMP/MTs/sederajat sebesar 90,12% dan untuk SMA/SMK/MA/sederajat sebesar
80,89% dengan 97,7% penduduk Indonesia berusia 15-24 tahun sudah melek
huruf.
5. Mencapai Kesetaraan Gender Dan Memberdayakan Perempuan Di Semua Tahap
Kehidupan
Tujuan ke-5 memiliki 9 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum
perempuan.
6. Memastikan Ketersediaan Air, Pengelolaan Berkelanjutan, Dan Sanitasi Yang
Memadai Untuk Semua
a. Tujuan ke-6 memiliki 8 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan
sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.

4
b. Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia, sekitar 70,97% rumah tangga di
Indonesia pada tahun 2015 telah memiliki akses air minum yang layak namun
baru ada sekitar 62,14% rumah tangga di Indonesia yang memiliki sanitasi layak.
7. Memastikan Akses Ke Energi Yang Terjangkau, Berkelanjutan, Andal, Dan Modern
Untuk Semua
a. Tujuan ke-7 memiliki 5 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk menjamin akses energi yang terjangkau, andal,
berkelanjutan, dan modern untuk semua.
b. Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia. Pada tahun 2016, rasio elektrifikasi di
Indonesia sudah mencapai 91,16% artinya masih ada 8,84% masyarakat
Indonesia masih belum mendapatkan akses listrik, dan masalah pemanfaatan
energi terbarukan di Indonesia, seperti energi dari tenaga angin, air dan panas
bumi baru sebesar 7%, padahal Indonesia memiliki energi panas bumi yang
sangat potensial untuk dikembangkan.
8. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Inklusif Dengan
Jaminan Lapangan Kerja yang Produktif dan Pekerjaan yang Layak Bagi Semua
a. Tujuan ke-8 memiliki 12 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaan
yang layak untuk semua.
b. Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia. Pada tahun 2016, dari 43 juta
penduduk usia muda (15-24 tahun), sebanyak 25% tidak dalam pendidikan,
pekerjaan, atau pelatihan (NEET) dengan Tingkat Pengangguran Terbuka
Nasional sebesar 5,61% dan Tingkat Pengangguran Terbuka Kaum Muda sebesar
19,54%.
9. Membangun Infrastruktur yang Tangguh, Mempromosikan Industrialisasi yang
Berkelanjutan dan Inklusif yang Mendorong Inovasi
Tujuan ke-9 memiliki 8 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan
industri inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi.
10. Mengurangi Ketidaksetaraan di Dalam dan di Antara Negara-Negara
a. Tujuan ke-10 memiliki 10 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk mengurangi kesenjangan intra dan antar negara.
11. Menjadikan Permukiman dan Kota Manusia Inklusif, Aman, dan Berkelanjutan

5
a. Tujuan ke-11 memiliki 10 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh, dan
berkelanjutan.
b. Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia. Pada tahun 2015, sekitar 87,92%
rumah tangga di Indonesia telah menempati rumah layak huni dan pada periode
2014-2015 baru sebanyak 61% atau 357 kota/kabupaten telah memenuhi kriteria
sebagai kota berskala baik.
12. Memastikan Pola Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan
a. Tujuan ke-12 memiliki 11 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.
b. Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia. Pada tahun 2016, hampir 100%
limbah B3 dari 1.640 perusahaan telah dikelola. Namun, penerapan 3R (Reduce,
Reuse, Recycle) di bank sampah hanya mengurangi 0,014% timbunan sampah.
13. Mengambil Tindakan Cepat Untuk Memerangi Perubahan Iklim
a. Tujuan ke-13 memiliki 5 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan
iklim dan dampaknya.
b. Berdasarkan lembar fakta SDGs Indonesia. Data dan informasi bencana tahun
2016, sebanyak 2.139.124 orang menderita akibat bencana. Oleh karena itu untuk
mengurangi bencana yang diakibatkan oleh perubahan iklim 33 dari 34 provinsi
telah menyusun Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
(GRK).
14. Melestarikan Lautan, Laut, dan Sumber Daya Laut dan Menggunakannya Dengan
Penuh Perhatian
Tujuan ke-14 memiliki 10 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber
daya kelautan dan samudera untuk pembangunan berkelanjutan.
15. Melindungi, mempromosikan, dan memulihkan penggunaan ekosistem darat secara
berkelanjutan, bersama dengan mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi
penggurunan, menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati, dan membalikkan
degradasi lahan
Tujuan ke-15 memiliki 12 Target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk melindungi, merotasi, dan meningkatkan pemanfaatan
berkelanjutan ekosisten daratan, mengelola hutan secara lestari, menghentikan

6
penggurunan, memulihkan degadrasi lahan, serta menghentikan kehilangan
keanekaragaman hayati.
16. Mempromosikan Masyarakat yang Damai dan Inklusif Untuk Pembangunan
Berkelanjutan, Menyediakan Akses Keadilan Bagi Semua Orang, dan Membangun
Institusi yang Efektif, Akuntabel, dan Inklusif di Semua Tingkatan
Tujuan ke-16 memiliki 12 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk
pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan untuk semua dan
membangun kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan inklusif disemua tingkatan.
17. Memperkuat Implementasi dan Revitalisasi Kemitraan Global Untuk
Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan ke-17 memiliki 19 target yang ingin dicapai secara global. Inti dari target
tersebut adalah untuk menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan
global untuk pembangunan berkelanjutan.

2.3 Kebijakan Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Kesehatan

Presiden Jokowi telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) SDGs Nomor 59


Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Perpres ini menjadi komitmen agar pelaksanaan dan pencapaian SDGs dilaksanakan
secara partisipatif dengan melibatkan seluruh pihak.

Diantaranya 17 tujuan dalam Sustainable Development Goals, poin kesehatan


tercantum dalam tujuan nomor 3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Pada masa MDG’s terdapat beberapa poin
yang belum tuntas. Seperti upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB), pengendalian penyakit HIV/AIDS, TB, Malaria serta peningkatan
akses kesehatan reproduksi termasuk KB. Kini juga terdapat hal-hal baru yang perlu
menjadi perhatian, yaitu Kematian akibat penyakit tidak menular (PTM),
Penyalahgunaan narkotika dan alkohol, Kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu
lintas, Universal Health Coverage, Kontaminasi dan polusi air, udara dan tanah, serta
penanganan krisis dan kegawatdaruratan.

Selain poin nomor 3, beberapa tujuan dalam SDG’s yang menyentuh ranah kesehatan
adalah tujuan nomor 2 tentang mengakhiri kelaparan, hal ini berkaitan dengan kasus

7
malnutrisi. Tujuan 5 kesetaraan gender yang berkaitan dengan hak pelayanan reproduksi.
Serta tujuan nomor 6 tentang menjamin sanitasi dan air bersih.

8
BAB III
PEMBAHASAN
Sustainable Development Goals atau SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan)
merupakankesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan kearah
pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong
pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup

Berdasarkan artikel yang sudah diambil bahwa arah kebijakan dan strategi pembangunan
kesehatan nasional (2020-2024) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025. Dalam RPJMN 2020-
2024, sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung
perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.

Pada artikel tersebut juga disebutkan bahwa Permasalahan Kesehatan Masyarakat tersebut
meliput Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yang masih tinggi di Asia Tenggara serta
masih jauh dari target global SDG untuk menurunkan AKI. Kondisi ini mengisyaratkan
perlunya upaya yang lebih strategis dan komprehensif, karena untuk mencapai target AKI
turun pada tahun 2024. Penyebab kematian langsung kematian ibu adalah gangguan
hipertensi dalam kehamilan, pendarahan obstetrik, komplikasi non-obstetrik, komplikasi
obstetrik lainnya, infeksi yang berkaitan dengan kehamilan. Menurut Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukkan terjadinya peningkatan cakupan indikator
kesehatan ibu yang direfleksikan dari indikator empat kali kunjungan ANC (K4) dan
pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Proporsi pemeriksaan
kehamilan K4 telah menunjukkan kenaikan dari 70% pada tahun 2013 (Riskesdas 2013)
menjadi 74,1% pada tahun 2018 (Riskesdas 2018). Cakupan 9 persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan juga naik dari 66,7% pada tahun 2013 (Riskesdas 2013) menjadi 79,3%
pada tahun 2018 (Riskesdas 2018).

Dalam peningkatan capaian pelayanan kesehatan ibu yang tidak disertai dengan perbaikan
angka kematian ibu, mengindikasikan belum optimalnya kualitas pelayanan maternal.
Fenomena tiga terlambat masih terjadi, yakni terlambat pengambilan keputusan untuk dirujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat, terlambat sampai ke tempat rujukan, dan
terlambat ditangani dengan tepat.

9
Indikator kematian anak, yang direfleksikan melalui angka kematian balita, angka
kematian bayi, dan angka kematian neonatal. Penyebab utama kematian bayi adalah
gangguan yang terjadi pada masa perinatal, kelainan kongenital dan genetik, pneumonia,
diare dan infeksi gastrointestinal lainnya, viral hemorrhagic fever, meningitis, gangguan
undernutrisi dan metabolic. Berdasarkan data Riskesdas, cakupan kunjungan neonatal 1
(KN1) telah mengalami peningkatan sebesar 12,8% dalam kurun 5 tahun yaitu 71,3% pada
tahun 2013 (Riskesdas 2013) menjadi 84,1% pada tahun 2018 (Riskesdas 2018), cakupan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) meningkat dari 34,5% (Riskesdas 2013) menjadi 58,2%
(Riskesdas 2018), penurunan cakupan Imunisasi dasar lengkap (IDL) dari 59,2% (Riskesdas
2013) menjadi 57,9% (Riskesdas 2018).

Tak hanya itu, Penurunan prevalensi wasting dan stunting pada balita merupakan sasaran
pokok RPJMN 2020-2024. Prevalensi wasting pada balita telah menurun dari 12,1% tahun
2013 (Riskesdas 2013) menjadi 10,2% tahun 2018 (Riskesdas 2018) dan pada tahun 2019
turun 10 lagi menjadi 7,4%. Juga telah terjadi penurunan stunting dari 37,2% tahun 2013
(Riskesdas 2013) menjadi 30,8% tahun 2018 (Riskesdas 2018), dan pada tahun 2019 telah
turun lagi menjadi 27,7%. Sementara itu, juga telah terjadi penurunan underweight pada
balita dari 19,6% tahun 2013 (Riskesdas 2013) menjadi 17,7% tahun 2018 (Riskesdas 2018),
dan pada tahun 2019 telah turun lagi menjadi 16,3 %.

Seperti halnya gizi balita, kasus Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil telah terjadi
penurunan dari 24,2% tahun 2013 (Riskesdas 2013) menjadi 17,3% (Riskesdas 2018).
Kondisi sebaliknya justru ditunjukkan oleh kasus anemia ibu hamil di mana terjadi
peningkatan dari 37,1% (Riskesdas 2013) menjadi 48,9% (Riskesdas 2018). Gizi lebih dan
gizi kurang masih menjadi permasalahan di Indonesia. Termasuk dalam kelompok gizi lebih
adalah overweight (obesitas) dan ekses mikronutrien (misalnya kelebihan natrium).
Kelompok gizi kurang antara lain underweight, wasting, stunting, dan defisiensi
mikronutrien.

Dari pernyataan diatas, sebaiknya Kementerian Kesehatan menetetapkan beberapa Sasaran


Strategis seperti : (1). Meningkatnya kesehatan ibu, anak dan gizi masyarakat, (2).
Meningkatnya ketersediaan dan mutu fasyankes dasar dan rujukan, (3). Meningkatnya
pencegahan dan pengendalian penyakit serta pengelolaan kedaruratan kesehatan masyarakat
(4). Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu kefarmasian dan alat Kesehatan, (5).
Meningkatnya pemenuhan SDM Kesehatan dan kompetensi sesuai standar, (6). Terjaminnya
pembiayaan Kesehatan, (7). Meningkatnya sinergisme pusat dan daerah serta meningkatnya

10
tata Kelola pemerintahan yang baik dan bersih, (8). Meningkatnya efektivitas pengelolaan
sistem informasi kesehatan ntuk pengambilan keputusan. Yang bertujuan untuk mencapai
target indikator program kesehatan masyarakat di Indonesia.

11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah tindak lanjut dari kesepakatan global
sebelumnya yang dinamakan Milennium Development Goals (MDGs). Sustainable
Development Goals (SDGs) mulai diluncurkan dan diterapkan pada bulan September
2015 oleh PBB. Peluncuran SDGs ini bertujuan guna mendorong negara – negara yang
termasuk didalamnya untuk melakukan pembangunan baru agar tercipta perubahan yang
didasarkan pada Hak Asasi Manusia dan kesetaraan.

Sustainable Development Goals (SDGs) itu sendiri memiliki 17 tujuan yang masing –
masing dari tujuan tersebut merupakan harapan yang ingin diciptakan di masa
mendatang. Indonesia merupakan salah satu negara yang melaksanakan SDGs ini guna
menciptakan perubahan yang mengarah kea rah positif kedepannya. Salah satu target
kebijakan kesehatan SDGs di Indonesia adalah pada tahun 2030 mengurangi rasio Angka
Kematian Ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih menjadi yang tertinggi di Asia
Tenggara. Pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sebanyak 305
per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 24 per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015. Sedangkan target AKI untuk tahun 2024 adalah sebanyak 183
per 100.000 KH dan diharapkan tetap menurun menjadi sebanyak 70 per 100.000 KH
pada tahun 2030. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih terus berusaha
menjalankan SDGs terlebih lagi di bidang kesehatan guna meningkatkan kualitas hidup
masyarakatanya.

4.2 Saran
Sebagai calon tenaga kesehatan, terlebih lagi yang menekuni bidang keperawatan
seharusnya kita dapat membuat suatu inovasi dimana kita sebagai perawat dapat
membantu ibu hamil. Kita dapat membuat suatu kegiatan seperti pemeriksaan ibu hamil
rutin tiap bulannya di posyandu – posyandu khusunya di daerah terpencil. Hal ini guna
mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
sehingga target AKI dan AKB di Indonesia pada tahun 2030 sesuai dengan SDGs dapat
tercapai.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Rencana Aksi Program Kesehatan


Masyarakat.

Kumar, S., Kumar, N., & Vivekadhish, S. (2016). Tujuan pembangunan milenium (MDGS)
untuk tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGS): Mengatasi agenda yang belum selesai dan
memperkuat pembangunan berkelanjutan dan kemitraan. Jurnal kedokteran komunitas India:
publikasi resmi Asosiasi Pengobatan Pencegahan & Sosial India, 41(1), 1.

Yekti, R. (2020). SDGs (Sustainable Development Goals) Dan 1000 Hari Pertama
Kehidupan.

13

Anda mungkin juga menyukai