Anda di halaman 1dari 17

ANALISA KOMPETENSI PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

PROFESI PERAWAT

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Inter-Professional Collaboration
yang dibina oleh Ibu Nurul Hidayah S.Kep., Ns.

Oleh :
1. Bima Ariyu Putra Anggutar (P17211217137)
2. Ismi Malikka Isnaini (P17211217139)
3. Fajrina Salsabilla Zahroh (P17211217140)
4. Tiami Feby Ayuningtyas (P17211217144)
5. Qismah Nur Faizah (P17211217150)
6. Pramitha Yudha Nurul H (P17211217152)
7. Monicka Patrisia Tilana (P17211217154)
8. Izza Azainda Zuhri (P17211217155)
9. Balkizta Putri Nadia (P17211217156)
10. Titin Masfi’ah (P17211217158)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


PRODI DIV KEPERAWATAN MALANG
RINTISAN KELAS INTERNASIONAL
Agustus 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul Analisis Kompetensi Peran dan Tanggung Jawab Profesi
Perawat dapat terselesaikan tepat waktu dan dengan baik. Adapun tujuan penulisan makalah
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Inter-Professional Collaboration.

Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Nurul Hidayah S.Kep., Ns. yang telah
memberikan arahan,bimbingan serta masukan dalam penulisan makalah ini sehingga
memudahkan proses penyusunan makalah ini. Serta kami ucapkan terimakasih kepada teman-
teman RKI yang telah memberi dukungan dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam segi pembahasan
maupun penulisan. Kritik dan saran yang membangun sangat kami perlukan untuk lebih baik
kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca.

Malang, 15 Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL...................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
2.1 Latar Belakang Peran Dan Tanggung Jawab..........................................................................3
2.2 Pengertian Peran Dan Tanggung Jawab.................................................................................3
2.3 Kompetensi dan Kewenangan Perawat..................................................................................3
2.4 Kode Etik Perawat Indonesia.................................................................................................4
2.5 Tugas dan Kewenangan Perawat...........................................................................................6
2.6 Kompetensi Peran Dan Tanggungjawab Kolaborasi Antar Profesi (IPC)..............................9
BAB III...............................................................................................................................................11
BAB IV...............................................................................................................................................13
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................13
4.2 Saran....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia dalam era global ini, sedang mengalami berbagai tantangan terhadap masalah
kesehatan. Kesehatan adalah salah satu faktor penting untuk kehidupan manusia. World Health
Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai sesuatu keadaan baik itu keadan fisik,
mental, dan sosial yang bukan hanya terhindar dari penyakit, tetapi ialah hidup dalam
kesejahteraan. (World Health Organization, 2013) Untuk mewujudkan kesejahteraan tersebut
seseorang harus memiliki kesehatan yang baik, dimana kesehatan yang baik merupakan salah
satu aspek penting bagi kemajuan suatu negara.

Masyarakat dapat mencapai kondisi yang sehat apabila didukung dengan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan bermutu, tanpa adanya membedahkan ras, agama, keprecayaan
polititik, dan kondisi ekonomi atau sosial. Untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi
pelayanan kesehatan diperlukan adanya kolaborasi antar tenaga kesehatan yang baik. World
Health Organization (1988) menciptakan suatu pembentukan karakter kolaborasi dalam bentuk
pendidikan formal yaitu berupa interprofessional education. Interprofessional Education (IPE)
merupakan proses pembelajaran antara berbagai mahasiswa atau tenaga kesehatan dengan
berbagai latar belakang pendidikan yang berinteraksi dan berkolaborasi untuk menghasilkan
dan menyediahkan pelayanan kesehatan yang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Interprofessional Education (IPE) merupakan proses pelatihan dan kolaborasi


pembelajaran antara multi-profesi atau berbagai mahasiswa tenaga kesehatan yang berinteraksi
dan berkolaborasi bersama dalam jangka waktu tertentu untuk menghasilkan dan menyediakan
pelayanan kesehatan yang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan
kompetensi profesional kesehatan. (Buring SM, Bhushan A. Broeseker A, Conway S, Hewitt
WD, Hansen L, 2009) Dalam IPE ini, mahasiswa tenaga kesehatan diajarkan bagaimana dari
berbagai profesi belajar bersama untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang diperlukan untuk memecahkan masalah kesehatan prioritas individu dan masyarakat
dalam perilaku dan kompetensi interprofesional.

(Buring SM, Bhushan A. Broeseker A, Conway S, Hewitt WD, Hansen L, 2009)


(Aresko. et al., 1988) Manfaat dari kegiatan IPE adalah mahasiswa dapat belajar berkolaborasi
dan berfungsi didalam suatu tim dan membawa pengetahuan, keterampilan dan sikap ini ke
dalam praktek di masa depan. Beberapa penelitian telah membuktikan dampak positif dari
penerapan Interprofessional Education dalam pelayanan kesehatan. Salah satunya adalah,
penelitian yang dilakukan oleh Toman, et al., (2016) membuktikan bahwa pelayanan kesehatan

1
dengan pembelajaran IPE memperbaiki kondisi kesehatan dan meningkatkan wawasan
kesehatan pasien dan keluarga pasien lebih baik.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Romijn, et al., (2016)
menunjukan terdapat perbedaan yang relevan pada proses kolaborasi antara profesi kesehatan,
sehingga dibutuhkan adanya kolaborasi yang efekti antara profesi kesehatan. Selain itu,
penelitian dari Hutchison, et al., menunjukan dengan adanya penerapan kolaborasi antar tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan menghasilkan keberhasilan dalam
memberikan pelayanan yang baik bagi pasien, rasa menghargai perbedaan antar profesi dan
cara memanfaatkan keahlian dari masing-masing profesi secara optimal.

Saat ini pelayanan kesehatan mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga
perawat memiliki keiinginan untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan secara
mandiri dan berusaha agar dapat mencapai tujuan dari asuhan keperawatan tersebut.
Dalam praktiknya perawat diwajibkan memiliki kompetensi dan memenuhi standar
praktik keperawatan, serta tetap memperhatikan kode etik dan moral profesi. Hal ini
dikarenakan seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi potensi untuk
mempermasalahkan sesuatu yang dianggap tidak sesuai dengan harapan atau secara
nyata melanggar aturan menjadi lebih besar. Perawat memiliki tanggung jawab
terhadap setiap bahaya yang ditimbulkan terhadap kesalahan yang dilakukannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peran perawat dalam menerapkan IPC (Inter-professional Colaboration)?
2. Bagaimana peran dan tanggung jawab perawat sebagai tenaga medis yang professional?
3. Bagaimana kompetensi dan kewenangan perawat yang sesuai dengan kode etik?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui peran perawat dalam menerapkan IPC (Inter-professional Colaboration)
2. Mengetahui peran dan tanggung jawab perawat sebagai tenaga medis professional
3. Mengetahui kompetensi dan kewenangan perawat sesuai dengan kode etik

1.4 Manfaat
1. Membantu meningkatkan pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang peran perawat
dalam menerapkan IPC (Inter-professional Colaboration).
2. Membantu meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang kompetensi, peran, dan
kewenangan perawat yang sesuai dengan kode etik.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Latar Belakang Peran Dan Tanggung Jawab


Belajar menjadi antarprofesional membutuhkan pemahaman bagaimana peran dan
tanggung jawab masing-masing professional dalam patient-centered dan komunitas
yang berorientasi perawatan oriented “Front line” dalam pelayanan kesehatan (Suter et
al., 2009 dalam Goodman & Clemow, 2010). Setiap professional telah mampu
mengidentifikasi peran dan tanggung jawab profesinya sendiri kepada anggota tim
profesi lainnya dan memahami peran dan tanggung jawab professional lainnya
(Thistlethwaite & Moran, 2010; WHO, 2010; CIHC, 2010; Cronenwett et al., 2007;
University of Toronto, 2010).

2.2 Pengertian Peran Dan Tanggung Jawab


Peran adalah individu menetapkan seperangkat perilaku dalam kelompok, dan antara
kelompok professional. ketika mulai terjadi overlapping peran secara formal, ini dapat
menjadi sumber dari kebingungan dan konflik (Goodman & Clemow, 2010). Tanyakan
pada diri sendiri apakah peran sebagai mahasiswa. Bagaimana hubungannya dengan
tenaga kesehatan lainnya- sebagai pembantu pelayanan, contohnya Tim yang berfungsi
baik akan saling memahami terhadap peran mereka dan menerima peran dari anggota
tim lainnya, seperti: discharging patients, review pengobatan, memilih terapi yang tepat
(Isnanto, 2020).

Penjelasan tentang memahami peran profesi lain, sebagai pemicu awal dapat dilihat
pada:

1) Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan


2) Kepmenkes No 938 tahun 2007 tentang Standar asuhan kebidanan
3) Standard Asuhan Keperawatan: perawat vokasi
4) Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2015 Tentang
Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik.

3
2.3 Kompetensi dan Kewenangan Perawat
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu. Sebenarnya ada banyak
pengertian tentang kompetensi, tetapi pada intinya kompetensi perawat menurut
International Councul of Nurses (ICN Organisasi Keperawatan Dunia) adalah terdiri
dari; 1) professional, etical dan legal practice, 2) care provider and management dan 3)
professional development. Dari ketiga pokok ini mengandung unsur 3 keterampilan
dasar, yaitu keterampilan intelektual, teknikal dan interpersonal.

Kewenangan adalah hak dan kekuasaan untuk bertindak, menurut kamus besar
bahasa Indonesia Kewenangan adalah kekuasaan membuat keputusan, memerintah, dan
melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain. Kewenangan perawat adalah sangat
terkait dengan sistem regulasi dari praktik keperawatan yang telah diputuskan oleh
pemerintah Republik Indonesia termasuk Keputusan Menteri Kesehatan, yang pada
operasionalisasinya akan dijabarkan oleh organisasi profesi PPNI. Dengan demikian,
kompetensi dan kewenangan perawat adalah memberikan asuhan keperawatan sesuai
regulasi yang telah disahkan.

2.4 Kode Etik Perawat Indonesia


Kode etik perawat Indonesia terdiri dari 5 (lima) prinsip tanggung jawab perawat
dalam menjalankan pekerjaan profesinya, yaitu tanggung jawab terhadap klien, tugas,
teman sejawat, profesi dan tanggung jawab terhadap masyarakat atau negara. Prinsip
kode etik perawat Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Tanggung jawab perawat terhadap klien. Perawat dalam melaksanakan


pengabdiannya senantiasa:
a. Berpedoman kepada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan
akan keperawatan individu, keluarga dan masyarakat.
b. Memelihara suasana linkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat
istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan
masyarakat.
c. Dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur
keperawatan.

4
d. Menjalin hubungan kerja sama dengan individu, keluarga dan masyarakat dalam
mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan khususnya serta upaya
kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan
masyarakat.
2. Tanggung jawab perawat terhadap tugas, perawat senantiasa:
a. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu keluarga dan
masyarakat.
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan
untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan
penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang
dianut serta kedudukan sosial.
e. Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam
melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan
kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan tanggung jawab yang ada
hubungannya dengan keperawatan.
3. Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain (teman
sejawat), perawat senantiasa:
a. Memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan dengan tenaga kesehatan
lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun
dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b. Menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya kepada sesama
perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain dalam
rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
4. Tanggung jawab perawat terhadap profesi, perawat senantiasa:
a. Berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara sendiri-sendiri dan atau
bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.

5
b. Menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukan perilaku
dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
c. Berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan
serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.
d. Secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5. Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (negara),
perawat senantiasa:
a. Melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang digariskan oleh
pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b. Berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat.

2.5 Tugas dan Kewenangan Perawat


Dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai (pasal 29
UU Keperawatan):

1. Pemberi Asuhan Keperawatan;


Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya
kesehatan perorangan, perawat berwenang (pasal 30, UU 38/2014):
1) Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik
2) Menetapkan diagnosis keperawatan
3) Merencanakan tindakan keperawatan
4) Melaksanakan tindakan keperawatan
5) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
6) Melakukan rujukan
7) Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi
8) Memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter
9) Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
10) Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep
tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya
kesehatan masyarakat, perawat berwenang:
1) Melakukan pengkajian keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat keluarga dan
kelompok atau masyarakat

6
2) Menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan masyarakat
3) Membantu penemuan kasus penyakit
4) Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat
5) Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat
6) Melakukan rujukan kasus
7) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesehatan masyarakat
8) Melakukan pemberdayaan masyarakat;
Pemberdayaan masyarakat merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka
mengoptimalkan peran serta masyarakat meliputi:
a) Identifikasi sumber daya pendukung
b) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
c) Menggerakkan peran serta sumber daya manusia dalam mengatasi/memenuhi
kebutuhan masyarakat
d) Melakukan bimbingan dan peran serta masyarakat secara berkelanjutan.
9) Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat
10) Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat
11) Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
12) Mengelola kasus;
Mengelola kasus merupakan kegiatan penatalaksanaan klien yang mencakup
kegiatan:
a) Pengidentifikasian kebutuhan pelayanan
b) Pengkoordinasian perencanaan pelayanan
c) Pemonitoran pelaksanaan pelayanan
d) Pengevaluasian dan modifikasi pelayanan sesuai dengan kondisi.
13) Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif.
Tindakan ini merupakan bagian dari penyelenggaraan praktik keperawatan
dengan memasukkan atau mengintegrasikan terapi komplementer dan
alternatif ke dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
2. Penyuluh dan konselor bagi klien
Dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan konselor bagi klien, perawat
berwenang (pasal 31 UU Keperawatan):
a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik di tingkat individu dan
keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat
b. Melakukan pemberdayaan masyarakat

7
c. Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat
d. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat
e. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.
3. Pengelola Pelayanan Keperawatan
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola pelayanan keperawatan, perawat
berwenang:
a. Melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan
b. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelayanan keperawatan
c. Mengelola kasus.
4. Peneliti Keperawatan
a. Melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika
b. Menggunakan sumber daya pada fasilitas pelayanan kesehatan atas izin pimpinan
c. Menggunakan klien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang. Pelaksanaan tugas berdasarkan
pelimpahan wewenang ini hanya dapat diberikan secara tertulis oleh tenaga medis
kepada perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis dan melakukan evaluasi
pelaksanaannya. Pelimpahan wewenang dimaksud dapat dilakukan secara delegatif
atau mandat.
Pelimpahan wewenang secara delegatif untuk melakukan sesuatu tindakan medis
diberikan oleh tenaga medis kepada perawat dengan disertai pelimpahan tanggung
jawab. Pemberian delegasi ini hanya dapat diberikan kepada perawat profesi atau
perawat vokasi terlatih yang memiliki kompetensi yang diperlukan.
Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh tenaga medis kepada
perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis di bawah pengawasan.
Dalam melaksanakan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang sebagaimana
dimaksud diatas, perawat berwenang:
a. Melakukan tindakan medis yang sesuai dengan kompetensinya atas pelimpahan
wewenang delegatif tenaga medis
b. Melakukan tindakan medis di bawah pengawasan atas pelimpahan wewenang
mandat
c. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan program pemerintah.
6. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu. Tugas ini merupakan
penugasan Pemerintah yang dilaksanakan pada keadaan tidak adanya tenaga medis

8
dan/atau tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat Perawat bertugas. Keadaan ini
ditetapkan oleh kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan setempat.
Perawat dalam melaksanakan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu berwenang
(pasal 33 UU Keperawatan):
a. Melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalam hal tidak terdapat tenaga
medis; Yang dimaksud penyakit umum menurut penjelasan UU Keperawatan
adalah penyakit atau gejala yang ringan dan sering ditemukan sehari hari dan
berdasarkan gejala yang terlihat (simtomatik), antara lain: sakit kepala, batuk pilek,
diare tanpa dehidrasi, kembung, demam, dan sakit gigi
b. Merujuk klien sesuai dengan ketentuan pada sistem rujukan
c. Melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal tidak terdapat tenaga
kefarmasian.

(Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas dan wewenang perawat diatur dengan
Peraturan Menteri)

Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, perawat dapat


melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan kompetensinya (pasal
35 UU Keperawatan). Pertolongan pertama tersebut bertujuan untuk menyelamatkan
nyawa Klien dan mencegah kecacatan lebih lanjut, dan merupakan keadaan yang
mengancam nyawa atau kecacatan Klien.

Keadaan darurat ini ditetapkan oleh perawat sesuai dengan hasil evaluasi
berdasarkan keilmuannya. Meskipun demikian, ketentuan lebih lanjut mengenai
keadaan darurat ini akan diatur dengan Peraturan Menteri (Yusuf, 2018).

2.6 Kompetensi Peran Dan Tanggungjawab Kolaborasi Antar Profesi (IPC)


Hasil dari laporan panel para ahli (2011), maka ditentukan bahwa kompetensi utama
peran dan tanggung jawab kolaborasi antar profesi adalah sebagai berikut:

1. Mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab profesi secara jelas kepada pasien,
keluarga dan profesional lainnya
2. Mengenali keterbatasan profesi dalam keterampilan, pengetahuan dan kemampuan

9
3. Melibatkan profesi kesehatan yang beragam dalam melengkapi keahlian profesional,
serta sumber daya terkait, untuk mengembangkan strategi agar memenuhi kebutuhan
pasien
4. Menjelaskan peran dan tanggung jawab penyedia layanan lain dan bagaimana tim
bekerjasama untuk memberikan pelayanan
5. Menggunakan lingkup pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang tersedia
dari profesi kesehatan untuk memberikan pelayanan yang aman, tepat waktu, efisien,
efektif dan adil
6. Berkomunikasi dengan anggota tim untuk mengklarifikasi tanggung jawab setiap
anggota dalam melaksanakan komponen dari rencana pelayanan atau intervensi
kesehatan
7. Menjalin hubungan ketergantungan dengan profesi lain untuk meningkatkan
pelayanan pasien dan pembelajaran lanjut
8. Terlibat dalam pengembangan profesional dan interprofesi berkelanjutan untuk
meningkatkan kinerja tim
9. Menggunakan kemampuan yang unik dan saling melengkapi dari semua anggota tim
untuk mengoptimalkan pelayanan pasien.

10
BAB III
PEMBAHASAN

Video yang kami analisis adalah video dengan judul “ Kepatian Tepat Lokasi, Tepat
Prosedur dan Tepat Pasien Operasi”. Didalam video tersebut menampilkan proses sebelum
dilakukan operasi sampai selesai. Yang melibatkan beberapa profesi yang bekerjasama
seperti, perawat ruangan, perawat sirculer, perawat instrumen, dokter anastesi, dokter
operator dan perawat asisten Proses nya meliputi fase sign in, time out dan sign out. Yang
akan kami analisis dalam video tersebut yaitu Kompetensi Peran dan Tanggung Jawab
Profesi Perawat.

Dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai (pasal 29


UU Keperawatan):

1. Pemberi Asuhan Keperawatan


2. Penyuluh dan konselor bagi klien
3. Pengelola Pelayanan Keperawatan
4. Peneliti Keperawatan
5. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
6. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu

Berdasarkan peran perawat diatas, dapat kita lihat di awal video bahwa ada
pelimpahan wewenang dari perawat ruangan kepada perawat sirculer. Perawat ruangan
menjelaskan kondisi pasien dan pemeriksaan-pemeriksaan yang telah dilakukan kepada
perawat sirculer untuk selanjutnya dilakukan pembedahan Selanjutnya, perawat sirculer
bekerjasama dengan dokter anastesi, terkait anastesi yang akan diberikan kepada pasien.
Tindakan tersebut termasuk dalam peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yaitu
memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter. Kemudian di akhir
video perawat tampak melaksanakan fase sign out dan memastikan semua proses
pembedahan berjalan lancar.

Mengenai tanggung jawab profesi perawat, dari video tersebut dapat terlihat seorang
kepala perawat kamar bedah yang bertanggung jawab dalam mengelola kegiatan pelayanan
keperawatan di kamar bedah, bertanggung jawab menyediakan fasilitas sebelum pembedahan
dan mengelola paket alat pembedahan selama tindakan pembedahan berlangsung,
administrasi dan dokumentasi semua aktivitas/tindakan keperawatan selama pembedahan,

11
memastikan kesesuaian peran dokter anastesi, dokter sebagai operator, asisten dokter,
perawat instrument (scrub nurse) dan kelengkapan dokumen medik antara lain kelengkapan
catatan medis, laporan pembedahan, laporan anastesi, pengisian formulir patologi, check-list
pasient safety di kamar bedah, persiapan alat, mengatur dan menyediakan keperluan selama
jalannya pembedahan.

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setiap profesi memiliki peranannya masing – masing yang bertujuan untuk
mencapai kesembuhan pasien. Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki tugas dan
kewenangannya sendiri. Kewenangan perawat adalah sangat terkait dengan sistem
regulasi dari praktik keperawatan yang telah diputuskan oleh pemerintah Republik
Indonesia termasuk Keputusan Menteri Kesehatan, yang pada operasionalisasinya akan
dijabarkan oleh organisasi profesi PPNI. Dengan demikian, kompetensi dan
kewenangan perawat adalah memberikan asuhan keperawatan sesuai regulasi yang
telah disahkan.

Dalam video yang telah dianalisis oleh kelompok, ditunjukkan bahwa perawat
berperan dalam proses sebelum tindakan operasi. Perawat juga berkerjasama dengan
profesi lain seperti dokter bedah dan dokter anestesi dalam melakukan pengecekan pada
pasien baik sebelum maupun pada saat dilakukannya operasi. Oleh karena itu, dalam
menjalankan tugasnya, perawat tidak dapat bekerja sendiri sehingga harus melakukan
kolaborasi antar profesi.

4.2 Saran
Sebagai perawat yang beretika haruslah menaati etika dan nilai setiap melakukan
pekerjaan. Tanpa adanya etika dam nilai – nilai tersebut, maka pekerjaan perawat tidak
akan dapat berjalan dengan baik. Perawat juga harus dapat bekerjasama dengan profesi
tenaga kesehatan lain di rumah sakit guna menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Kemampaun komunikasi menjadi sangat penting dalam hal kolaborasi ini. Tanpa
adanya komunikasi yang baik, maka dikhawatirkan akan muncul kesalah pahaman atau
informasi yang tidak tepat antar tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan haruslah
menghormati antar satu sama lain karena semua saling membutuhkan antar satu dengan
yang lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Isnanto. (2020). PERAN DAN TANGGUNG JAWAB ANTAR PROFESI. In S. Utami, D.


A. Wibrata, Taufiqurrahman, N. Fadilah, I. P. Sari, H. Suryono, et al., MODUL
PEMBELAJARAN INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE) (pp. 106-141). Surabaya:
Poltekkes Kemenkes Surabaya.

Yusuf, A. (2018). Kompetensi dan Kewenangan Perawat dalam Menghadapi Masalah Legal
Etik Keperawatan . 1-11.

14

Anda mungkin juga menyukai