Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES MELITUS

PADA USIA DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASIRKALIKI


KOTA BANDUNG
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga)
Dosen pembimbing : Ibu Susi Susanti, S.Kp.,M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Tingkat III-B

Amalia Fitriani M (P17320119050)


Fina Marfiani (P17320119057)
Jian Cahyaningrum (P17320119062)
Maharatu Qori (P17320119064)
Nuraisyah (P17320119069)
Salma Trie Cahyanti (P17320119077)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BANDUNG
2021
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES MELITUS
PADA USIA DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASIRKALIKI
KOTA BANDUNG

I. Pengkajian
A. Hasil Pengumpulan Data
1) Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
2. Alamat dan Telepon : Jl. Garunggang kulon, sukabungah – sukajadi
3. Komposisi Anggota Keluarga :
Pendidika
No Nama JK (L / P) Hub dengan KK Umur Pekerjaan
n
1. Tn. A Buruh
L Kepala keluarga 42 thn SMA
bangunan
2. Ny. S P Istri 39 thn SMA IRT
3. An. S L Anak 12 thn SD Pelajar

4. Genogram

Keterangan :

= Laki – laki

= Pasien

= Perempuan

= Sakit yang sama seperti pasien (sakit DM)

+ laki-laki DM dan meninggal


= Meninggal

= Hubungan dalam satu keluarga

Penjelasan : Ny. S merupakan anak ke empat dari empat bersaudara dan menikah
dengan Tn. A. Mereka memiliki satu orang anak laki-laki. Bapak Ny.
S juga menderita penyakit DM dan sudah meninggal serta kakaknya
Ny. S yang pertama juga menderita penyakit DM.

5. Tipe Keluarga
Tipe keluarga pada Tn. A yaitu keluarga inti (Nuclear Family). Dimana dalam
keluarga yaitu terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah
yang masih menjadi tanggungan orang tua.
6. Suku bangsa
Suku bangsa seluruh anggota keluarga Tn. A adalah suku Sunda.
7. Agama
Keluarga Tn. A seluruhnya menganut agama Islam. Kegiataan keagamaan seperti
kewajiban melaksanakan sholat dan mengaji selalu dilaksanakan oleh keluarga Tn.
A. Selain itu, Ny. S juga selalu mengikuti acara pengajian mingguan setiap hari
minggu di Madrasah dekat rumah
8. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga Tn. A selalu dapat bersosialisasi dengan keluarga lain disekitarnya.
Keluarga tergolong ramah dengan orang-orang sekitar. Penghasilan dari keluarga Tn
A dalam satu bulan adalah sekitar Rp 2.000.000 itu merupakan dari hasil buruh
bangunan, selain itu penghasilan keluarga juga dibantu oleh Ny. S dengan berjualan
didepan rumah, hasil dari berdagang itu sekitar 800.000/bulan. Penghasilan ini
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga Tn.A.
9. Aktivitas rekreasi atau waktu luang keluarga
Keluarga Tn. A jarang melakukan aktivitas rekreasi bersama, tidak pernah pergi atau
mengunjungi ke tempat hiburan atau tempat rekreasi lainnya. Untuk mengisi waktu
luangnya, Tn. A mengatakan ia dan keluarga selalu menikmati waktu luang dengan
menonton TV bersama dan mengobrol bersama.
2) Riwayat Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. A saat ini adalah pada tahap perkembangan ke- 4
yaitu perkembangan dengan anak usia sekolah , karena Tn. A dan Ny. S memiliki
anak yang berusia 12 tahun dan masih sekolah di SD.

Tugas dari tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah yaitu :
- Membantu sosialisasi anak, tetangga, sekolah dan lingkungan.
- Mempertahankan keintiman pasangan
- Mempertahankan hubungan pernikahan yang bahagia
- Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
- Meningkatkan komunikasi yang terbuka
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Pada keluarga Tn. A tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu
tahap V keluarga dengan anak remaja, tahap VI keluarga dengan anak dewasa, tahap
VII keluarga usia pertengahan dan tahap VIII keluarga usia lanjut.
c. Riwayat keluarga inti
Setelah dilakukan pengkajian mengenai riwayat kesehatan keluarga inti, Ny. S
mengatakan bahwa ia pernah dirawat di rumah sakit sekitar 3 tahun yang lalu
dengan keluhan lemas dan pusing. Setelah di cek GDS Ny. S ternyata GDS Ny. S
389 mg/dL. Sehingga Ny. S dirawat inap di rumah sakit selama 3 hari dan hingga
saat ini Ny. S masih mengomsumsi obat DM tablet yaitu metformin, glimepiride
serta suntik insulin. Namun Ny. S mengaku tidak teratur minum obatnya dan
keluarga jarang membawa Ny. S untuk memeriksakan dan mengontrol gula ke
fasilitas kesehatan dan hingga saat ini Ny. S mengeluh sering merasa lapar dan haus,
sering buang air kecil lebih dari 6 kali sehari, sering merasa kesemutan pada ujung
jari kaki, susah tidur malam hari, merasa gatal pada kulit, terdapat luka di jari kaki
disertai adanya nanah atau pus, serta penglihatan terkadang berkunang-kunang.

Hasil pengukuran tanda-tanda vital pada saat pengkajian Ny. S didapatkan TD:
90/60 mmhg, N: 118xmenit, S: 37ͦ C, RR: 20xmenit, BB 45 kg, TB 155 cm, GDS
pukul 10.00: 292 mg/dL, GDS pukul 15.00: 268 mg/dL. Dan Ny. S mengaku sering
mengomsumsi makanan tinggi gula, minum kopi, makanan tidak teratur.
Sedangkan, Tn. A mengatakan bahwa dirinya jarang mengalami sakit, paling sakit
biasa seperti flu atau batuk dan panas, Tn. A mengatakan ia tidak memiliki riwayat
penyakit kronis seperti hipertensi, DM, penyakit jantung, kanker, asma ataupun
penyakit menular seperti tbc, ispa, hepatitis ataupun hiv. Begitupun dengan An. S
yang jarang sakit dan tidak memiliki riwayat penyakit kronik seperti hipertensi, DM,
penyakit jantung ataupun penyakit menular seperti TBC, ISPA, hepatitis dan hiv.

d. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Ny. S mengatakan ia memiliki 4 bersaudara yang semuanya terdiri dari perempuan.
Ny. S mengatakan ayahnya yang sudah meninggal juga memiliki penyakit DM, serta
kakak perempuannya yang pertama juga menderita penyakit DM. Ny. S mengatakan
ia memiliki penyakit DM sejak 3 tahun yang lalu pada saat ia berusia 36 tahun,
Sedangkan kakak perempuan Ny. S menderita DM diusia 45 tahun.
Selain faktor keturunan, gaya hidup yang kurang sehat, kurangnya berolahraga, dan
pola istirahat yang kurang ditambah kebiasaan komsumsi yang manis merupakan
faktor pemicu diabetes melitus.

3) Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati oleh Tn. A dengan istri dan anaknya adalah milik pribadi.
Kondisi rumah permanen dengan lantai yang disemen, luas rumah sekitar 20 x 15 m
dengan atap menggunakan seng. Rumah terdiri dari 9 ruangan yaitu 1 teras, 1 ruang
tamu, 3 kamar, 1 ruang makan, 1 dapur, 1 gudang, dan 1 kamar mandi. Pintu rumah
menghadap ke arah utara, di halaman rumah terdapat rumput-rumput hijau dan
berbagai macam bunga. Saluran pembuangan dialirkan ke tempat pembuangan septi
tank. Jarak antara sumur dengan septic tank kurang lebih 10 meter. Dinding rumah
terbuat dari bata (semen), rumah memiliki ventilasi udara yang cukup, kebersihan
rumah selalu diperhatikan, penempatan barang- barang ditata dengan baik,
Penerangan di rumah menggunakan lampu. Keluarga mempunyai pembuangan
sampah terbuka, biasanya sampah-sampah rumah tangga akan dibuang ke plastik
hitam dan akan dibuang ke tempat pembuangan sampah jika sudah penuh. Air yang
digunakan untuk makan, minum dan mandi sehari-hari adalah air sumur. Rumah Tn.
A dengan tetangga tidak terlalu rapat dan berjarak sekitar 6 meter. Kondisi
lingkungan sekitar rumah tidak bising dan cukup kondusif. Menurut keluarga Tn. A,
rumahnya terasa nyaman untuk ditempati, dan membuat anggota keluarga dapat
istirahat dengan baik.

Halaman rumah Teras

Kamar tamu

Kamar Tn. A
dan Ny.S
Kamar An. S

Kamar
gudang
Dapur dan ruang mandi
makan

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Ny. S mengikuti kegiatan rutin mingguan yaitu arisan, dan kerja bakti di lingkungan
rumahnya. Tn. A mengatakan bahwa hubungannya dengan tetangga cukup baik,
harmonis, saling menghormati dan saling tolong menolong, keluarga Tn. A selalu
ikut serta aktif dalam kegiatan gotong royong yang dilakukan rutin tiap sebulan
sekali.
c. Mobilitas geografi keluarga
Sejak menikah, keluarga Tn. A sering berpindah tempat tinggal. Pada saat setelah
menikah, Tn. A dan Ny. S awalnya tinggal bersama keluarga besar dari Ny. S yang
berada di ujung berung, namun kemudian Tn. A dan Ny. S memutuskan untuk
pindah dan mengontrak ke daerah sukajadi dan bertahan selama 2 tahun. Kemudian
setelah itu, Tn. A dan Ny. S mampu membeli rumah di Jl. Garunggang kulon,
Sukabungah, Sukajadi, Kota Bandung sehingga keluarga Tn. A tinggal dirumah
barunya sampai saat ini.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. S mengatakan kegiatan kumpul bersama keluarga dilakukan pada saat malam
hari atau waktu makan pagi dan malam. Keluarga Tn. A sering meluangkan waktu
bersama untuk menonton tv ataupun berdiskusi mengenai kegiatan sekolah anaknya.
Keluarga Tn. A mengatakan tidak memiliki masalah atau konflik dengan masyarakat
sekitarnya. Hubungan keluarga Tn. A dengan masyarakat setempat baik dan selalu
terjalin silaturahmi. Tn. A mengatakan jika ada kegiatan di lingkungan rumahnya ia
selalu aktif berpartisipasi.
e. Sistem pendukung sosial keluarga
Jumlah anggota yang sakit pada keluarga Tn. A adalah 1 orang yaitu Ny. S. Ia
memiliki penyakit Diabetes Melitus (DM). Keluarga Tn. A mengatakan ketika ada
anggota keluarga yang sakit, biasanya hanya dibelikan obat warung. Sesekali dibawa
ke puskesmas jika tidak kunjung sembuh. Sedangkan Ny. S sendiri mengaku jarang
memeriksakan penyakitnya ke pelayanan kesehatan.

4) Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Tn. A mengatakan bahwa didalam keluarga ia menggunakan bahasa sunda saat
berkomunikasi. Pola komunikasi fungsional dilakukan dengan proses komunikasi
dua arah. Komunikasi berlangsung dengan baik dan terbuka sehingga keluarga dapat
menyelesaikan masalah dengan cara mendiskusikannya terlebih dahulu sehingga
masalah dapat diselesaikan dengan cara musyawarah ataupun berdiskusi.
b. Struktr kekuatan keluarga
Tn. A sebagai kepala keluarga adalah pembuat keputusan namun apabila ada
masalah akan tetap selalu membahas dan mendiskusikannya dengan istri dan
anaknya. Hubungan antar anggota keluarga Tn. A tampak harmonis, saling terbuka
satu sama lain, dapat saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Dalam
keluarga Tn.A, proses pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan kesepakatan
bersama. Keluarga Tn. A selalu saling mendukung dan membantu dalam situasi
apapun.
c. Struktur peran
Tn. A dapat menjalankan perannya sebagai seorang kepala rumah tangga, suami dan
sebagai seorang ayah yang baik dan bertanggung jawab untuk memenuhi semua
kebutuhan rumah tangga. Ny. S memiliki peran sebagai seorang istri dan ibu dan
peran tersebut sudah dilakukan dengan baik serta selalu bertanggung jawab untuk
mengurus rumah tangga seperti menyiapkan makanan untuk keluarga, melayani
suaminya dan menjadi ibu yang baik dengan memberikan kasih sayang yang tulus
untuk anaknya. An. S berperan sebagai anak dari Tn. A dan Ny. S dimana An.S saat
ini berusia 12 tahun. Semenjak masa pandemi, An.S melaksanakan sekolahnya
dengan cara daring/online. An. S berperan dan bertugas untuk selalu menghormati
kedua orang tua, berbakti kepada orangtua, membantu pekerjaan rumah, serta
membuat orang tuanya bangga dengan cara belajar dengan sungguh – sungguh.
d. Nilai dan norma budaya
Nilai dan norma yang di anut oleh keluarga adalah nilai–nilai agama islam. Tn. A
dan Ny. S selalu mendidik anaknya untuk melaksanakan kewajiban agama seperti
sholat dan puasa terutama ketika bulan ramadhan. Disisi lain, Tn.A selalu menuntun
anaknya untuk menerapkan nilai kejujuran dalam semua hal dan selalu belajar untuk
ikhlas memaafkan orang lain. Selain itu keluarga Tn. A selalu menerapkan nilai
budaya yang berlaku dan aturan yang ada dalam masyarakat. Contohnya seperti,
nilai budaya sunda yang mengajarkan untuk berperilaku sopan dan menjaga tata
krama dalam kehidupan sehari-hari.

5) Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Gambaran diri anggota keluarga Tn.A baik, seluruh anggota keluarga memiliki
keyakinan bahwa diri mereka masing-masing adalah hal yang berharga dan puas
terhadap dirinya. Keluarga Tn.A senang memiliki keluarga yang utuh dan harmonis.
Selain itu, anggota keluarga Tn.A saling mengingatkan dan mendukung satu sama
lain serta selalu mengembangkan sikap saling menghargai dan akan mengemukakan
pendapat apabila dibutuhkan.
b. Fungsi sosialisasi
Interaksi anggota keluarga Tn.A berjalan dengan baik. Pemegang keputusan di
dalam keluarga yaitu Tn.A karena berperan sebagai kepala keluarga. Anggota
keluarga Tn.A mengatakan mereka sering menghabiskan waktu luang bersama
dengan cara menonton tv dan mengobrol. Keikutsertaan pada kegiatan sosial di
sekitar lingkungan setempat yaitu Tn.A selalu mengikuti kegiatan gotong royong
yang rutin dilakukan sebulan sekali, dan Ny.S mengikuti kegiatan arisan dan kerja
bakti rutin seminggu sekali.
c. Fungsi perawatan kesehatan (5 tugas kesehatan keluarga)

a) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan


Keluarga Tn.A kurang mampu mengenal masalah kesehatan secara umum.
Contohnya yaitu ketika Ny.S mengeluh lemas dan pusing, anggota keluarganya
hanya mengetahui bahwa pusing itu hal biasa mungkin karena terlalu banyak
pikiran. Serta ketika penglihatan Ny.S berkunang-kunang, keluarga hanya
menganggap itu adalah dampak dari penyakit DM nya dan bukan masalah serius.

b) Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat


Keluarga Tn.A kurang mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
yang tepat. Contohnya yaitu ketika Ny.S tidak teratur minum obat, anggota
keluarga terkadang lupa untuk mengingatkan. Serta ketika Ny.S mengeluh
kesemutan pada ujung jari kaki, anggota keluarga hanya membantu memijat di
area tersebut.

c) Keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit


Keluarga Tn.A kurang mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga
yang sakit, contohnya yaitu ketika Ny.S mengeluh lemas dan pusing, anggota
keluarga hanya memberikan obat warung saja. Selain itu, ketika Ny.S mengeluh
terdapat luka di jari kaki disertai adanya nanah atau pus, anggota keluarga hanya
membersihkannya dengan kassa yang lembap tanpa obat lukanya.

d) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan/suasana di rumah yang

menguntungkan kesehatan
Keluarga Ny.S cukup mampu memodifikasi lingkungan/suasana di rumah yang
menguntungkan kesehatan, contohnya yaitu seperti dihalaman rumah terdapat
rumput- rumput hijau dan berbagai macam bunga yang dapat meningkatkan kadar
oksigen yang baik di lingkungan rumah

e) Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan dan fasilitas yang ada


Keluarga Ny.S kurang mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan dan fasilitas
yang ada. Contohnya yaitu anggota keluarga jarang membawa Ny. S ke
pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kondisi kesehatannya terutama untuk
perawatan luka di kakinya. Meski terkadang anggota keluarga membawa Ny.S ke
puskesmas terdekat untuk mengecek gula darah.
6) Stress dan Koping keluarga
a. Stressor-stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga
a) Stressor jangka pendek : Ny.S mengatakan dirinya mengeluh sering merasa lapar
dan haus, sering buang air kecil lebih dari 6 kali sehari, sering merasa kesemutan
pada ujung jari kaki, susah tidur malam hari, merasa gatal pada kulit, terdapat
luka di jari kaki disertai adanya nanah atau pus, serta penglihatan terkadang
berkunang-kunang.

b) Stressor jangka panjang : Ny.S pernah dirawat di rumah sakit sekitar 3 tahun yang
lalu dengan keluhan lemas dan pusing. Setelah di cek GDS Ny. S ternyata GDS
Ny. S 389 mg/dL. Sehingga Ny. S dirawat inap di rumah sakit selama 3 hari dan
hingga saat ini Ny. S masih mengomsumsi obat DM tablet yaitu metformin,
glimepiride serta suntik insulin. Ny.S dan keluarga sampai saat ini tidak
mengetahui cara perawatan DM yang baik seperti apa.

7) Harapan Keluarga
Keluarga Ny.S berharap, petugas kesehatan dapat meningkatkan mutu pelayanan dan
dapat membantu masalah keluarganya terutama dalam memberikan informasi
perawatan DM agar anggota keluarga dapat menerapkannya.

8) Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran umum : Composmentis
 Tanda-tanda vital : TD : 90/60 mmHg, N : 118x/menit, R : 22x/menit, S : 37°C
 BB : 45 kg
 TB : 155 cm

a. Kepala
Kulit kepala bersih, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, rambut berwarna hitam,
tekstur rambut halus, rambut tidak rontok, tidak ada ketombe dan kutu, rambut kuat

b. Mata
Alis mata simetris kanan-kiri, mata simetris kanan-kiri, bentuk mata bulat, bulu mata
tidak rontok, bulu mata melengkung ke atas, sklera putih, konjungtiva anemis, lensa
jernih, pupil isokor, ketajaman penglihatan kurang baik (penglihatan terkadang
berkunang-kunang), tidak ada nyeri, tidak ada kemerahan, tidak ada bengkak, warna
kelopak mata sama dengan sekitar, terdapat kantung mata pada mata kanan dan kiri
akibat susah tidur di malam hari

c. Telinga
Warna kulit telinga sama dengan warna kulit sekitar, kondisi telinga bersih, tidak
ada serumen berlebih, tidak ada pengeluaran cairan pada telinga, tidak ada lesi dan
kemerahan, tidak ada nyeri, dapat mendengar dengan baik

d. Hidung
Warna hidung sama dengan warna kulit sekitar, kondisi hidung bersih, tidak ada lesi,
tidak kemerahan dan tidak nyeri, penciuman dapat berfungsi dengan baik

e. Mulut dan tenggorokan


Warna bibir merah muda, bibir tampak cukup kering dan tampak sedikit pecah-
pecah, gusi berwarna merah muda, gigi utuh, tidak ada karies gigi, warna gigi putih
kekuningan, tidak ada nyeri pada gigi, tidak ada karang gigi, kondisi lidah bersih,
tidak ada stomatitis, dapat mengunyah dan menelan dengan baik, sering merasa
lapar dan haus

f. Leher
Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, tidak ada lesi,
dan tidak nyeri

g. Dada
Dada simetris, warna dada sama dengan warna kulit sekitar, tidak ada lesi dan
kemerahan, pergerakan dada simetris, suara napas vesikuler, tidak ada suara nafas
tambahan, tidak ada retraksi dinding dada, pernapasan eupnea, pernapasan
22x/menit

h. Jantung
Bunyi jantung s1 s2 reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan, tekanan darah 90/60
mmHg, nadi 118x/menit, CRT < 2 detik,

i. Abdomen
Warna kulit abdomen sama dengan warna sekitar, tidak ada asites, tidak ikterik,
tidak ada lesi, tidak kemerahan, tidak ada nyeri tekan, sering merasa lapar dan haus
j. Genital
Ny.S mengatakan dirinya dirinya belum menopouse, sering buang air kecil lebih dari
6 kali sehari

k. Muskuloskeletal
a) Ekstremitas atas
Tangan kanan dan kiri sama panjangnya, bentuknya simetris, warna kulit sama
dengan warna kulit sekitar, terdapat kemerahan di area pergelangan tangan kiri
akibat gatal, tekstur kulit lembut, tidak ada lesi, kekuatan otot cukup kuat
b) Ekstremitas bawah
Kaki kiri dan kanan sama panjangnya, bentuknya simetris, warna kulit sama
dengan warna kulit sekitar, dapat berjalan dengan baik, tidak ada varises, tidak
ada nyeri pinggang, sering merasa kesemutan pada ujung jari kaki, terdapat
luka/lesi di jari kaki disertai adanya nanah atau pus, kekuatan otot cukup kuat,
turgor kulit > 3 detik

B. Analisis Data

N DATA INTERPRESTASI MASALAH


O DATA
1. DS : Gangguan Integritas
- Ny.S mengatakan bahwa ia merasa Kulit
gatal pada kulit kakinya
- Ny S mengatakan bahwa ia merasa
kesemutana pada bagian ujung jsri
kakinya
- Ny S Mengatakan bahwa terdapat
luka di jari kakinya disertai adanya
pus dan nanah
DO :
- Tampak luka pada jari kaki kananya
sekitar 2cm
- Tampak luka disertai pus dan nanah
- Ny.S Tampak menggaruk kulit pada
bagian kakinya

2. DS : Defisit pengetahuan
- Ny.S mengatakan tidak teratur
meminum obatnya dan keluarga
jarang membawanya memeriksa
kesehatannya serta mengontrol gula
darah ke fasilitas kesehatannya
- Ny.S mengatakan sering
mengkonsumsi makanan tinggi
gula,minum kopi dan makanan tidak
terartur.
DO :
- Ny.S tampak kebingungan
- GDS pukul 15.00 = 268MG/dL
3. DS : Resiko
- Ny.S mengatakan sering merasa Ketidakstabilan kadar
kesemutan pada bagian ujung jari glukosa darah
kakinya
- Ny.S mengatakan sering merasa
gatal pada kulitnya dibagian
ekstremitas bawah
DO :
- Saat pemeriksaan kaki pasien terasa
kesemutan
- GDS pukul 10.00 = 292 mg/dL
GDS pukul 15.00 =268 mg/dL
- Terdapat luka pada jari kaki kanan
sebesar 2cm disertai pus dan nanah

C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan integritas kulit b.d neuropati perifer d.d Ny.S mengatakan bahwa ia merasa
gatal pada kulit kakinya, ia merasa kesemutana pada bagian ujung jari kakinya,
Tampak luka pada jari kaki kananya sekitar 2cm ,Tampak luka disertai pus dan nanah.
2. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d Ny.S mengatakan tidak teratur
meminum obatnya dan keluarga jarang mengontrol gula darah, ia mengatakan sering
mengkonsumsi makanan tinggi gula,minum kopi dan makanan tidak terartur, ia
tampak kebingungan.
3. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d kurang patuh pada rencana
manajemen diabetes d.d Ny.S mengatakan sering merasa kesemutan pada bagian
ujung jari kakinya, ia mengatakan sering merasa gatal pada kulitnya,saat pemeriksaan
kaki pasien terasa kesemutan GDS pukul 10.00 = 292 mg/dL ,GDS pukul 15.00 =268
mg/d,terdapat luka pada jari kaki kanan sebesar 2cm disertai pus dan nanah.
D. Perencanaan

Tujuan Evaluasi
Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan
Umum Khusus Kriteria Standar

1.Resiko ketidakstabilan Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan Verbal 1. Diabetes mellitus 1. Memantau kadar
kadar glukosa darah tindakan keperawatan selama 2x 24 merupakan kondisi glukosa darah
b.d kurang patuh pada keperawatan Jam diharapkan kadar dimana kadar gula 2. Pantau tanda tanda
rencana manajemen selama 2x 24 glukosa darah Ny.S stabil darah sewaktu diatas dan gejala
diabetes d.d Ny.S jam,resiko dengan kriteria hasil : 180 mg/dl dan gula hiperglikemia
mengatakan sering ketidakstabilan darah puasa diatas 125 3. Mendorong asupan
merasa kesemutan kadar glukosa 1. Kadar glukosa darah mg/dl cairan oral
pada bagian ujung jari darah tidak Ny. S klien terkendali 2. Tanda dan gejala 4. Memfasilitasi
kakinya, ia tidak terjadi 2. Kadar glukosa dalam diabetes mellitus yaitu kepatuhan terhadap
mengatakan sering rentang normal : GD puasa sering kencing, sering diet dan latihan
merasa gatal pada (60-100), GD sewaktu (70- lapar, sering haus, rasa 5. Batasi latihan kadar
kulitnya,saat 110) gatal, mudah lelah, luka gula darah >250
pemeriksaan kaki yang sulit sembuh atau mg/dl
pasien terasa infeksi pada kulit,
kesemutan GDS pukul pandangan kabur, dan
10.00 = 292 mg/dL kesemutan atau baal
,GDS pukul 15.00
=268 mg/d,terdapat
luka pada jari kaki
kanan sebesar 2cm
disertai pus dan nanah.
2.Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan Non verbal 1.Keluarga 1. Monitor
b.d neuropati perifer tindakan keperawatan selama 1x 24 mampu karakteristik luka
d.d Ny.S mengatakan keperawatan Jam diharapkakn gagguan memah (mis:drainase,warna,u
bahwa ia merasa gatal selama 1x 24 ntergitas kulit dapat teratasi ami kuran,ba
pada kulit kakinya, ia jam,ganguan bagaim 2. Monitor tanda tanda
merasa kesemutana integritas kulit dengan kriteria hasil : ana inveksi
pada bagian ujung jari Ny.S berkurang perawat 3. Bersihkan dengan
kakinya, Tampak luka 1. Luka dapat segera an cairan NACL atau
pada jari kaki kananya mengering diabete pembersih non
sekitar 2cm ,Tampak 2. Pus dan nanah tampak s toksik,sesuai
luka disertai pus dan berkurang atau hilang melitus kebutuhan
nanah dan 4. Berika salep yang
3. Menunjukan proses mampu sesuai di kulit /lesi,
penyebuhan luka menyeb jika perlu
4. Kulit bisa dipertahankan utkan 5. Jelaskan tandan dan
(sensasi, cara gejala infeksi
elastisitas,temprature, merawa 6. Anjurkan
hidrasi,pigmentasi) t kaki mengonsumsi makan
penderi tinggi kalium dan
ta DM protein
7. Ajarkan prosedur
2.Keluarga mampu perawatan luka secara
mempraktikan 16 gerakan mandiri
senam kaki untuk 8. Kolaborasi
penderita diabetes melitus
pemberian
antibiotik, jika perlu

3.Defisit pengetahuan b.d Setelah dilakukan Setelah dilakukan tindakan Verbal 1. Dampak jika tidak 1.Gali
kurang terpapar tindakan keperawatan selama 1x20 patuh untuk minum obat pen
informasi d.d Ny.S keperawatan menit diharapkan Ny. S adalah Diabetes yang get
mengatakan tidak selama 1x 20 dan keluarga dapat tidak terkontrol membuat ahu
teratur meminum menit, Ny. S Dapat mengetahui informasi tubuh berada dalam an
obatnya dan keluarga menambah bagaimana mengontrol gula kondisi hiperglikemi kel
jarang mengontrol gula pengetahuan darah dengan kriteria hasil : kronik. Inilah yang bisa uar
darah, ia mengatakan menyebabkan komplikasi, ga
sering mengkonsumsi 1. Klien dan keluarga tent
baik mikrovaskular
makanan tinggi dapatmengerti dan ang
seperti kehilangan
gula,minum kopi dan menjelaskan mengapa penglihatan, kebas/baal pen
makanan tidak terartur, perlu kontrol gula darah karena saraf rusak, gert
ia tampak gangguan ginjal; maupun ian
kebingungan. 2. Keluarga mampu makrovaskular seperti gul
menyebutkan 5 dari 8 pengerasan pembuluh a
macam-macam makanan darah jantung dar
yang baik dikonsumsi ah
penderita diabetes 2. Konsumsi obat
di
diabetes memang harus dia
dilakukan secara rutin bet
apabila ingin terhindar es
dari berbagai macam mel
komplikasi. Kontrol kadar litu
gula darah yang baik s
adalah kunci dari a.Diskusikan
penanganan penyakit ini.  dengan keluarga
tentang pengertian
gula darah diabetes
mellitus dengan
menggunakan
lembar balik dan
leaflet
B. Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
C. Berikan
reinforcement
positif
2. Gali
pen
get
ahu
an
kel
uar
ga
tent
ang
tuju
an
Ko
ntr
ol
gul
a
dar
ah
dan
apa
da
mp
akn
ya
a. Diskusikan
dengan keluarga
tentang tujuan
kontrol gula darah
dan apa dampak
nya dengan
menggunakan
lembar balik dan
leaflet
b. Beri
kesempatan
keluarga untuk
bertanya
c. Berikan
reinforcement
positif

Anda mungkin juga menyukai