Anda di halaman 1dari 20

Nama: SINDRA

NIM : PO.62.20.1.17.346
MODUL
ASUHAN KEPERAWATAN UNTUK KASUS DM DI KELUARGA

PERTEMUAN HARI II
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik diharapkan :
1. Mampu mengidentifikasi kata kunci pada kasus diabetes melitus di keluarga secara mandiri
2. Mampu mengidentifikasi hasil pengkajian keperawatan pada kasus diabetes melitus di
keluarga secara mandiri
3. Mampu mendiskusikan diagnosis keperawatan dan intervensi keperawatan berdasarkan hasil
analisa data pada kasus diabetes melitus di keluarga yang sudah diidentifikasi secara
individu/mandiri untuk mencapai kesepahaman kelompok
4. Mampu mengidentifikasi materi belajar hari ini tentang kasus diabetes melitus di keluarga
secara mandiri

Kasus II
Sebuah extended family yang terdiri ayah (46 tahun), ibu (40 tahun), 1 anak laki-laki (17 tahun)
dan 2 anak perempuan (14 tahun dan 11 tahun), orang tua perempuan dari pihak ayah (73 tahun)
dan riwayat menderita DM, tinggal di sebuah rumah dengan ukuran 15x20 m 2. Suku Jawa,
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia. Tidak ada pantangan makanan
dalam keluarga. Kepala rumah tangga bekerja di sebuah kantor swasta dengan penghasilan 3
juta/ bulan, ibu tidak bekerja (hanya sebagai ibu rumah tangga). Karena kesibukan, keluarga
tidak pernah rekreasi. Semua anak masih sekolah. Hubungan anggota keluarga cukup baik.
Keputusan dalam keluarga berdasarkan keputusan ayah. Saat berkomunikasi ayah terlihat
dominan dan ibu hanya diam.

Lingkungan rumah kurang rapi, kotor dan berantakan. Lantai licin dan ayah mengisi waktu
luangnya untuk berkebun tanpa menggunakan alas kaki. Ruang tamu tidak memiliki jendela.
Ayah menderita DM sejak 12 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik ada ulkus pada kaki
kanan. Keluarga mengatakan tidak tau cara mengatasi masalah ayah, dan karena masalah biaya,
ayah tidak pernah diperiksakan secara rutin ke puskesmas terdekat.

Soal 1
Identifikasi kata kunci pada kasus diabetes melitus di keluarga secara mandiri!
Extended family
DM sejak 12 tahun yang lalu
Orang tua perempuan dari ayah ada riwayat menderita DM
Ulkus pada kaki

Soal 2
Identifikasi hasil pengkajian keperawatan pada kasus diabetes melitus di keluarga secara
mandiri!
I. DATA UMUM KELUARGA
A. Daftar Anggota Keluarga
1. Orang tua perempuan dari ayah berusia 73 tahun,
2. Ayah berusia 46 tahun
3. Ibu berusia 40 tahun
4. Anak pertama berusia 17 tahun bejenis kelamin laki-laki
5. Anak kedua berusia 14 tahun berjenis kelamin perempuan
6. Anak ketiga berusia 11 tahun berjenis kelamin perempuan
B. Tipe keluarga
Tipe keluarga pada kasus tersebut adalah extended family yang terdiri dari ayah, ibu, anak
dan orang tua perempuan dari pihak ayah
C. Latar belakang keluarga
a. Latar belakang budaya keluarga dan anggota keluarga
Pada data tersebut disebutkan bahwa keluarga tersebut berasal dari suku jawa.
b. Bahasa yang digunakan
Bahasa sehari hari yang keluarga tersebut gunakan adalah bahasa jawa dan indonesia
D. Status kelas sosial
Kepala rumah tangga bekerja di sebuah kantor swasta dengan penghasilan 3 juta/ bulan,
ibu tidak bekerja (hanya sebagai ibu rumah tangga).
E. Rekreasi Keluarga dan Pemanfaatan Waktu Luang
Karena kesibukan, keluarga tidak pernah rekreasi. Ayah mengisi waktu luangnya untuk
berkebun
II. TAHAP PERKEMBANGAN DAN SEJARAH KELUARGA
A. Tahap perkembangan dan Tugas Perkembangan keluarga saat in
Tahap perkembangan V: Keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian. Tujuannya
untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan:
1. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab pada saat anak remaja telah
dewasa dan semakin mandiri
2. Memfokuskan kembali hubungan pernikahan
3. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak
B. Tugas yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan dalam keluarga telah terpenuhi semuanya
C. Riwayat kesehatan keluarga inti
Ayah selaku kepala keluarga menderita DM sejak 12 tahun yang lalu
D. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Orang tua perempuan dari ayah memiliki riwayat menderita DM
III. DATA LINGKUNGAN
A. Karakteristik rumah
Rumah berukuran 15x20 m2. Lingkungan rumah kurang rapi, kotor dan berantakan.
Lantai licin dan ayah mengisi waktu luangnya untuk berkebun tanpa menggunakan alas
kaki. Ruang tamu tidak memiliki jendela.
IV. STRUKTUR KELUARGA
A. Pola komunikasi keluarga
Saat berkomunikasi ayah terlihat dominan dan ibu hanya diam.
B. Struktur kekuatan keluarga
Hubungan anggota keluarga cukup baik. Keputusan dalam keluarga berdasarkan
keputusan ayah.
C. Struktur peran
Ayah berperan sebagai suami, ayah, kepala keluarga dan pencari nafkah. Ibu berperan
sebagai istri, ibu rumah tangga yang mengurus dan merawat anggota keluarga.

Soal 3
Tentukan data pengkajian apa lagi yang diperlukan untuk menentukan masalah keperawatan
yang tepat bagi keluarga!
Data Lingkungan
a) Karateristik tetangga dan komunitas RT
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat .
b) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
c) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat.
d) .Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat,
fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.Fasilitas mencakup
fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan dari masyarakat setempat.
Data Struktur keluarga
a) Nilai dan norma keluarga
Meliputi data tentang nilai-nilai, norma yang dianut keluarga, misalnya keluarga menerapkan
aturan agar setiap anggota keluarga sudah berada dirumah sebelum magrib.
Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Gambaran anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan
keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
b) Fungsi sosialis
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota
keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c) Fungsi keperawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta
merawat anggota keluarga yang sakit.Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenai konsep
sehat-sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat
dari kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu
mengenal masalah kesehatan, mengambilkeputusan untuk melakukan tindakan, melakukan
perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan
setempat.
d) Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi keluarga berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlah
anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, sejauh mana keluarga
memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.
Stres dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang
- Stressor jangka pendek yaitu stressor yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6
bulan.
- Stressor jangka panjang yaitu stressor yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih
dari 6 bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Hal yang eprlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
c) Strategi koping
Strategi apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
d) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga apabila
menghadapi permasalahan.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.Metode yang digunakan pada
pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada .

Soal 4
Jelaskan tahap perkembangan, tugas perkembangan dan tugas yang belum terpenuhi dalam
keluarga!
Tahap perkembangan V:
Keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian. Tujuannya untuk
memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan:
4. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab pada saat anak remaja telah dewasa
dan semakin mandiri
5. Memfokuskan kembali hubungan pernikahan
6. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak
Tugas perkembangan yang belum terpenuhi:
Tugas perkembangan dalam keluarga telah terpenuhi seluruhnya

Soal 5
Tentukan diagnosis keperawatan berdasarkan hasil analisa data pada kasus diabetes melitus di
keluarga yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri!
Analisa Data
Data Subjektif dan Objektif Masalah
Keperawatan
Data subjektif: Defisit pengetahuan
a. Orang tua perempuan dari ayah memiliki riwayat DM tentang perawatan
b. Ayah menderita DM sejak 12 tahun yang lalu kaki
c. Ayah mengatakan untuk mengisi waktu luang dengan berkebun
tanpa menggunakan alas kaki
d. Keluarga mengatakan tidak tau cara mengatasi masalah ayah
Data objektif:
a. Hasil pemeriksaan fisik ada ulkus pada kaki kanan.
b. Ayah tampak menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
Data subjektif: Pemeliharaan
- kesehatan tidak
Data Objektif: efektif
a. Keluarga tampak kurang menunjukan pemahaman tentang
perilaku sehat
b. Keluarga tampak tidak mampu menjalankan perilaku sehat
c. Lingkungan rumah tampak kurang rapi, kotor, berantakan
d. Lantai tampak licin.
e. Ruang tamu tidak memiliki jendela.
f. Hasil pemeriksaan fisik ada ulkus pada kaki kanan.

PRIORITAS MASALAH
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga : Defisit pengetahuan tentang perawatan kaki

No. Kriteria Perhitungan Pembenaran


1. Sifat Masalah : Ayah memiliki luka pada kaki kanan,
Tidak/kurang sehat ayah sering menggunakan waktu luang
untuk berkebun tanpa menggunakan
alas kaki
Keluarga mengatakan tidak tau cara
untuk mengatasi masalah ayah
2. Kemungkinan masalah Masalah dapat dengan mudah dirubah
Untuk Dirubah : dengan keinginan keluarga untuk
Dengan mudah mengatasi masalah yang terjadi
3. Potensial Masalah Untuk Keingintahuan keluarga sangat besar
Dicegah : untuk mengetahui bagaimana mengatasi
Tinggi masalah yang diderita ayah
4. Menonjolnya Masalah : Keluarga menyadari adanya masalah
Masalah berat, harus dan ingin segera menangani agar
segera ditangani kesehatan dapat segera dicapai
Skor Total 5

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga : Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

No. Kriteria Perhitungan Pembenaran


1. Sifat Masalah : Keluarga tidak memahami dengan baik
Ancaman kesehatan masalah kesehatan yang terjadi

2. Kemungkinan masalah Pemberian informasi yang baik dan


Untuk Dirubah : tepat dapat mengurangi risiko
Dengan mudah
3. Potensial Masalah Untuk Membantu keluarga untuk memahami
Dicegah : masalah kesehatan
cukup
4. Menonjolnya Masalah : Perlu segera ditangani untuk mencegah
Masalah berat, harus memburuknya kondisi
segera ditangani
Skor Total
3

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA SESUAI PRIORITAS


1. Defisit pengetahuan tentang perawatan kaki
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
Soal 6
Diskusikan intervensi keperawatan berdasarkan hasil analisa data pada kasus diabetes melitus di keluarga yang sudah diidentifikasi secara individu/mandiri
Dx Intervensi
Data Hasil yang diharapkan
Keperawatan

Data subjektif: Defisit Setelah dilakukan tindakan Intervensi : Edukasi Perawatan Kaki
pengetahuan
a. Orang tua perempuan keperawatan diharapkan masalah Tindakan :
tentang Observasi
dari ayah memiliki perawatan kaki defisit pengetahuan tentang perawatan
1. Identifikasi tingkat pengetahuan dan keterampilan perawatan kaki
riwayat DM kaki dapat teratasi dengan kriteria Terapeutik
b. Ayah menderita DM hasil: 2. Berikan brosur tingkat risiko cidera dan perawatan kaki
sejak 12 tahun yang lalu 1. Perilaku sesuai anjuran 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
c. Ayah mengatakan untuk meningkat
1. Jelaskan faktor risiko luka pada kaki (mis. Panas, dingin, penipisan,
mengisi waktu luang 2. Kemampuan menjelaskan kapalan)
dengan berkebun tanpa pengetahuan tentang suatu topik 2. Ajarkan pemeriksaan seluruh bagian kaki setiap hari (mis. Luka,
kemerahan, bengkak, hangat, kering, maserasi)
menggunakan alas kaki meningkat
3. Anjurkan memotong dan mengikir kuku secara lurus
d. Keluarga mengatakan 3. Pertanyaan tentang masalah yang 4. Anjurkan mencuci kaki dengan air hangat dan sabun
tidak tau cara mengatasi di hadapi menurun 5. Anjurkan mengeringkan secara menyeluruh setelah mencuci kaki,
masalah ayah terutama diantara jari kaki
6. Anjurkan menghubungi tenaga profesional kesehatan jika ada luka,
Data objektif: infeksi atau jamur
a. Hasil pemeriksaan fisik
ada ulkus pada kaki
kanan.
b. Ayah tampak
menunjukan perilaku
tidak sesuai anjuran
Data subjektif: Pemeliharaan Setelah dilakukan tindakan Intervensi: Edukasi kesehatan dan promosi perilaku upaya kesehatan
- kesehatan tidak keperawatan diharapkan masalah Tindakan :
Data Objektif: efektif pemeliharaan kesehatan tidak efektik Observasi
a. Keluarga tampak kurang dapat teratasi dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
menunjukan pemahaman 1. Menunjukan perilaku adaptif 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
tentang perilaku sehat meningkat motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
b. Keluarga tampak tidak 2. Menunjukan pemahaman perilaku Terapeutik
mampu menjalankan sehat meningkat 1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
perilaku sehat 3. Kemampuan menjalankan 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c. Hasil pemeriksaan fisik perilaku sehat meningkat 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
ada ulkus pada kaki Edukasi
kanan. 1. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup berish dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
Soal 7
Siapkan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk keluarga tersebut!
Memberikan edukasi kesehatan tentang perawatan ulkus kaki. Persiapannya :
1. Mempersiapkan SAP (Terlampir)
2. Mepersiapkan leaflet (Terlampir)
3. Melakukan setting tempat.
4. Pembukaan
5. Memberikan edukasi tentang perawatan ulkus kaki
6. Evaluasi (tanya-jawab).
7. Pembagian leaflet sebagai pengingat bagi keluarga jika lupa mengenai materi
edukasinya
8. Penutup

Soal 8
Identifikasi materi belajar hari ini tentang kasus diabetes melitus di keluarga
secara mandiri
1. Pengertian diabetes melitus
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.
2. Klasifikasi diabetes melitus
Tabel kalsifikasi etiologis DM
Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya
menjurus defisiensi insulin absolut
 Autoimun
 Idiopatik
Tipe 2 Bervariasi, mulai yang dominan
resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif sampai yang dominan
defek sekresi insulin disertai
resistensi insulin
Tipe Lain  Defek genetik fungsi sel beta
 Defek genetik kerja insulin
 Penyakit eksokrin pankreas
 Endokrinopati
 Karena obat atau zat kimia
 Infeksi
 Sebab imunologi yang jarang
 Sindrom genetik lain yang
berkaitan dengan DM
Diabetes melitus gestasional
3. Kriteria diagnosis diabetes melitus
a. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak
ada asupan kalori minimal 8 jam.
b. Atau Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
c. Atau Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan
klasik.
d. Atau Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang
terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program
(NGSP).
Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis DM dan prediabetes

HbA1c Glukosa darah Glukosa plasma 2


(%) puasa (mg/dL) jam setelah TTGO
(mg/dL)
Diabetes > 6,5 > 126 mg/dL > 200 mg/dL
Prediabetes 5,7-6,4 100-125 140-199
Normal < 5,7 < 100 < 140
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan
diagnosis DM (mg/dl)
Bukan Belum pasti DM
DM DM
Kadar glukosa Plasma vena <100 100-199 ≥ 200
Darah <90 90-199 ≥ 200
darah sewaktu
kapiler
(mg/dl)
Kadar glukosa Plasma vena <100 100-125 ≥ 126
Darah <90 90-99 ≥ 126
darah puasa (mg/dl)
kapiler
4. Penatalaksanaan diabetes melitus
a. Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai
bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting
dari pengelolaan DM secara holistic
b. Terapi Nutrisi Medis (TNM)
TNM merupakan bagian penting dari penatalaksanaan DMT2 secara
komprehensif(A). Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan secara
menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain
serta pasien dan keluarganya). Guna mencapai sasaran terapi TNM
sebaiknya diberikan sesuai dengan kebutuhan setiap penyandang DM.
c. Latihan jasmani
Latihan jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DMT2
apabila tidak disertai adanya nefropati. Kegiatan jasmani sehari-hari dan
latihan jasmani dilakukan secara secara teratur sebanyak 3-5 kali
perminggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit perminggu.
Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut (A). Dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum latihan jasmani.
Apabila kadar glukosa darah 250 mg/dL dianjurkan untuk menunda latihan
jasmani.
d. Terapi farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan
latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat
oral dan bentuk suntikan.
1) Obat Antihiperglikemia Oral
2) Obat Antihiperglikemia Suntik Termasuk anti hiperglikemia suntik,
yaitu insulin, agonis GLP-1 dan kombinasi insulin dan agonis GLP-1.
a. Insulin
5. Definisi Ulkus Kaki Diabetes Melitus
Ulkus adalah hilangnya lapisan kulit epidermis dan dermis yang dihasilkan dari
kerusakan barrier/pertahanan kulit akibat erosi/gesekan dapat mencapai
jaringan subkutan.
6. Klasifikasi Ulkus kaki Diabetes Melitus
Klasifikasi ulkus kaki berdasarkan Wagner (Wagner Classification of foot ulcers)
Grade 0 : terdapat selulitis dengan tidak tampak lesi terbuka
Grade 1 : ulkus pada daerah superfisial
Grade 2 : ulkus dalam mencapai tendon, tulang, atau tulang sendi (joint capsule)
Grade 3 : terdapat infeksi (abses atau osteomyelitis)
Grade 4 : terdapat gangren pada punggung kaki
Grade 5 : gangren menyeluruh pada permukaan kaki
7. Faktor Risiko Ulkus Kaki Diabetes Melitus

Adapun faktor risiko tersebut antara lain laki-laki, klien dengan kontrol
glukosa yang buruk, sudah mengalami diabtes melitus > 10 tahun, atau
klien DM yang telah mengalami komplikasi kardiovaskular, retina, atau
ginjal/renal.
8. Prosedur Perawatan Luka Ulkus Kaki Diabetes
a. Lakukan cuci tangan
b. Pakai sarung tangan
c. Pasang Pengalas
d. Mendekatkan tempat sampah
e. Buka Balutan dan buang balutan lama
f. Bersihkan luka dengan cairan NaCl 0,9% 
g. Kompres luka dengan kasa yang di basahi NaCl 0,9%
h. Menutup luka dengan kasa kering
i. Mebaluti luka dengan verban
j. Mencuci tangan

Selamat Belajar, Tetap Semangat


dan Semoga Sukses
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Perawatan kaki Diabetes


Waktu : 08:00- selesai
Tempat : Rumah klien
Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien penyandang DM

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, pasien dan keluarga mengetahui dan
memahami serta dapat memperaktekkan perawatan kaki diabetes secara
mandiri.

B. Tujuan Khusus
1. Pasien dan keluarga mengetahui pengertian kaki diabetes
2. Pasien dan keluarga mengetahui penyebab
3. Pasien dan keluarga mengetahui masalah umun kaki diabetes
4. Pasien dan keluarga mengetahui pencegahan primer kaki diabetes
5. Pasien dan keluarga mengetahui tips perawatan kaki diabetes
6. Pasien dan keluarga dapat mengerti dan menerapkan tips perawatan kaki
secara mandiri

C. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian kaki diabetes
2. Penyebab kaki diabetes
3. Masalah umum kaki diabetes
4. Pencegahan primer kaki diabetes
5. Tips perawatan kaki diabetes
D. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Waktu

Pembukaan 1. Salam Mendengarkan dan Ceramah 5


2. Perkenalan memperhatikan menit
3. Menjelaskan tujuan
umum dan khusus
4. Mengkaji tingkat
pengetahuan keluarga
tentang kaki diabetes

Penyajian Menjelaskan tentang : Mendengarkan dan Ceramah 10


1. Pengertian kaki mengamati dan Tanya menit
diabetes jawab
2. Penyebab kaki diabetes
3. Masalah umum kaki
diabetes
4. Pencegahan primer
kaki diabetes
5. Tips perawatan kaki
diabetes

Penutup 1. Memberikan kesempatan Bertanya dan Tanya 15


bertanya kepada peserta menjawab Jawab menit
penyuluhan pertanyaan
2. Memberikan pertanyaan
tentang sub pokok
bahasan
Membuat kesimpulan
dari materi

E. Media
1. Leaflet
F. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
G. Materi
(terlampir)
H. Evaluasi
1. Jangka pendek
- peserta penyuluhan memberikan pertanyaan tentang materi penyuluhan
- peserta penyuluhan mampu menjawab pertanyaan yang berkaitan
dengan materi penyuluhan
2. Jangka panjang
Pasien dan keluarga mampu melakukan perawatan pada kaki diabetes
secara mandiri

LAMPIRAN MATERI

Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pasien diabetes melitus
adalah masalah kaki. Misalnya luka pada kaki yang tidak kunjung sembuh, infeksi
bakteri atau jamur, dan yang paling parah adalah pembusukan jaringan sehingga
perlu dilakukan amputasi.
A. PENGERTIAN KAKI DIABETES
Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes mellitus
yang tidak terkendali. Kelainan kaki diabetes mellitus dapat disebabkan
adanya gangguan pembuluh darah, gangguan persyarafan dan adanya infeksi.

B. PENYEBAB
Masalah pada kaki penderita DM disebabkan oleh tiga hal, yakni:
a) Aliran darah yang buruk
Hal ini terjadi karena kerusakan pembuluh darah yang disebabkan
oleh kadar gula darah yang tinggi dalam waktu lama. Aliran darah yang
terganggu menyebabkan kaki tidak mendapatkan nutrisi yang cukup,
sehingga kulit kaki menjadi lemah, mudah luka dan sukar sembuh jika
terjadi luka.
dengan gejala sebagai berikut :
 Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan dan melakukan kegiatan
fisik.
 Jika diraba kaki terasa dingin, tidak hangat.
 Rasa nyeri kaki pada waktu istirahat dan malam hari.
 Sakit pada telapak kai saat berjalan.
 Jika luka sukar sembuh.
 Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang.
 Perubahan warna kulit, kaki tampak pucat atau kebiru-biruan.
b) Kerusakan saraf (neuropati)
Hal ini juga terjadi karena kadar gula darah yang tinggi dalam
waktu lama. Kerusakan saraf menyebabkan kepekaan seorang pasien DM
terhadap rasa nyeri menjadi berkurang, sehingga pasien tidak sadar saat
kakinya terluka.
Neuropati akan menghambat sinyal, rangsangan atau terputusnya
komunikasi dalam tubuh. Syaraf pada kaki sangat penting dalam
menyampaikan pesan ke otak, sehingga menyadarkan kita akan adanya
bahaya pada kaki, misalnya kena paku atau benda-benda panas. Kaki
diabetes dengan neuropati akan mengalami gangguan sensorik, motorik
dan otonomik. Neuropati sensorik ditandai dengan perasaan baal atau
kebal (parastesia), kurang berasa (hipestesia) terutama ujung kaki terasa
rasa panas, dingin dan sakit, kadang disertai pegal dan nyeri di kaki.
Neuropati motorik ditandai dengan kelemahan system otot, otot mengecil,
mudah lelah, kram otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari seperti palu
(hammer toe), sulit mengatur keseimbangan tubuh. Gangguan syaraf
otonomik kulit kaki akan terlihat kering, pecah dan tidak berkeringat.
c) Infeksi
Penurunan sirkulasi darah kaki menghambat proses penyembuhan
luka, akibatnya kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi.
Peningkatan kadar gula darah akan menghambat kerja leukosit dalam
mengatasi infeksi, luka menjadi ulkus gangrene dan terjadi perluasan
infeksi sampai ke tulang (osteomielitis), bila tidak diketahui dan
ditanggulangi. Kaki yang mengalami ulkus gangrene luas sulit untuk
diatasi, yang memerlukan tindakan amputasi.

C. MASALAH UMUM PADA KAKI DIABETES


Adanya masalah tersebut pada kaki diabetes, akan menimbulkan beberapa
masalah yang umumnya terjadi antara lain:
 Kapalan, Mata Ikan dan Melepuh
Kapalan (callus), mata ikan (kutilmulmul) merupakan penebalan
atau pengerasan kulit yang juga terjadi pada kaki diabetes, akibat dari
adanya neuropati dan penurunan sirkulasi darah dan juga gesekan atau
tekanan yang berulang-ulang pada daerah tertentu di kaki. Jika kejadian
tersebut tidak diketahui dan diobati dengan tepat, maka akan menimbulkan
luka pada jaringan di bawahnya, yang berlanjut dengan infeksi menjadi
ulkus.
Kadang-kadang ulkus tidak dapat terlihat dan diarasa akibat adanya
neuropati, dan diketahui setelah keluarnya cairan atau nanah, yang
merupakan tanda awal dari masalah. Jadi harus segera diobati dan dirujuk
ke podiatrist atau tim kesehatan. Kejadian kulit melepuh atau iritasi sering
diakibatkan oleh pemakaian sepatu yang sempit, jika hal ini terjadi jangan
mengobati sendiri.
 Cantengan (kuku masuk kedalam jaringan)
Cantengan merupakan kejadian luka infeksi pada jaringan sekitar
kuku yang sering disebabkan adanya pertumbuhan kuku yang salah.
Keadaan seperti ini disebabkan oleh perawatan kuku yang tidak tepat
misalnya pemotongan kuku yang salah (seperti terlalu pendek atau
miring), kebiasaan mencungkil kuku yang kotor. Seperti kita ketahui kuku
juga merupakan sumber kuman, jadi bila ada luka mudah terinfeksi.
Cantengan ditandai dengan sakit pada jaringan sekitar kuku, merah dan
bengkak dan keluar cairan nanah, yang harus segera ditanggulangi.
 Kulit Kaki Retak dan Luka Kena Kutu Air
Kerusakan syaraf dapat menyebabkan kulit sangat kering, bersisik,
retak dan pecah-pecah, terutama pada sela-sela jari kaki. Kulit kaki yang
pecah memudahkan berkembangnya infeksi jamur dikenal dengan kutu
air, yang dapat berlanjut menjadi ulkus gangrene.
 Kutil Pada Telapak Kaki
Kutil pada telapak kaki disebabkan oleh virus dan sangat sulit
dibersihkan. Biasanya terjadi pada telapak kaki hamper mirip dengan
callus, jangan diobati sendiri, periksakan ke dokter.
 Radang Ibu Jari Kaki (Jari Seperti Martil)
Pemakaian sepatu yang terlalu sempit dapat menimbulkan luka
pada jari-jari kaki, kemudian terjadi peradangan. Adanya neuropati dan
peradangan yang lain pada ibu jari kaki menyebabkan terjadinya
perubahan bentuk ibu jari kaki seperti martil (hammer toe). Kejadian ini
dapat juga disebabkan adanya kelainan anatomic yang dapat menimbulkan
titik tekan abnormal pada kaki. Kadang-kadang pembedahan diperlukan
untuk mencegah komplikasi ke tulang.

D. UPAYA PENCEGAHAN PRIMER


Perawatan kaki merupakan sebagian dari upaya pencegahan primer pada
pengelolaan kaki diabetic yang bertujuan untuk mencegah terjadinya luka.
Upaya pencegahan primer antara lain :
 Penyuluhan kesehatan DM, komplikasi dan kesehatan kaki
 Status gizi yang baik dan pengendalian DM.
 Pemeriksaan berkala DM dan komplikasinya
 Pemeriksaan berkala pada kaki penderita
 Pencegahan/perlindungan terhadap trauma-sepatu khusus.
 Higiene personal termasuk kaki.
 Menghilangkan factor biomekanis yang mungkin menyebabkan ulkus.

E. TIPS PERAWATAN KAKI DIABETES


1. Periksa kaki setiap hari, apakah ada kulit retak, melepuh, luka, perdarahan.
Gunakan cermin untuk melihat bagian bawah kaki, atau minta bantuan
orang lain untuk memeriksa.
2. Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan sabun
mandi. Bila perlu gosok kaki dengan sikat lunak atau batu apung.
Keringkan kaki dengan handuk bersih, lembut, yakinkan daerah sela-sela
jari kaki dalam keadaan kering, terutama sela jari kaki ketiga-keempat dan
keempat-kelima.
3. Berikan pelembab/lotion (hand body lotion) pada daerah kaki yang kering,
tetapi tidak pada sela-sela jari kaki. Pelembab gunanya untuk menjaga agar
kulit tidak retak.
4. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu
pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak
tajam. Bila penglihatan kurang baik minta pertolongan orang lain untuk
memotong kuku atau megikir kuku setiap dua hari sekali. Hindarkan
terjadi luka pada jaringan sekitar kuku. Bila kuku keras sulit untuk
dipotong, rendam kaki dengan air hangat kuku (37°C) selama ± 5 menit,
bersihkan dengan sikat kuku, sabun dan air bersih. Bersihkan kuku setiap
hari pada waktu mandi dan berikan krem pelembab kuku.
5. Memakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak
terjadi luka, juga di dalam rumah.
6. Gunakan sepatu atau sandal yang baik yang sesuai dengan ukuran dan
enak untuk dipakai, dengan ruang dalam sepatu yang cukup untuk jari-jari.
Pakailah kaus/stocking yang pas dan bersih terbuat dari bahan yang
mengandung katun. Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetic :
a. Ukuran : sepatu lebih dalam, panjang sepatu ½ inchi lebih panjang
dari jari-jari kaki terpanjang saat berdiri (sesuai cetakan kaki).
b. Bentuk : ujung tidak runcing, tinggi tumit kurang dari 2 inchi.
c. Bagian dalam bawah (insole) tidak kasar dan licin, terbuat dari
bahan busa karet, plastic dengan tebal 10-12 mm.
d. Ruang dalam sepatu longgar, lebar sesuai dengan bentuk kaki.
7. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam
seperti jarum dan duri. Lepas sepatu setiap 4-6 jam serta gerakkan
pergelangan dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik terutama pada
pemakaian sepatu baru.
8. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa
apakah ada tanda-tanda radang.
9. Segera ke dokter bila kaki mengalami luka.
10. Periksakan kaki ke dokter secara rutin.
7) Gunakan sepatu atau sandal yang baik yang
Perawatan kaki
sesuai dengan ukuran dan enak untuk dipakai,
dengan ruang dalam sepatu yang cukup untuk
jari-jari.
diabetes
8) Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan
pembalut bersih. Periksa apakah ada tanda- Lebih Baik
tanda radang.
9) Segera ke dokter bila kaki mengalami luka.
10) Periksakan kaki ke dokter secara rutin.
MENCEGAH
daripada
MENGOBATI ! Disusun Oleh:
Sindra
!! PO.62.20.1.17.346

SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN REG 4
POLTEKKES KEMENKES
PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
APAKAH KAKI DIABETES ITU ?? MASALAH YANG SERING TERJADI PADA TIPS MENJAGA KESEHATAN KAKI
Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki KAKI DIABETES . . . DIABETES
bawah akibat diabetes mellitus yang tidak  Kapalan, Mata Ikan dan Melepuh 1) Periksa kaki setiap hari, apakah ada kulit
terkendali.  Cantengan (kuku masuk kedalam jaringan) retak, melepuh, luka, perdarahan.
PENYEBABNYA !  Kulit Kaki Retak dan Luka Kena Kutu Air 2) Bersihkan kaki setiap hari pada waktu
a) Aliran darah yang buruk  Kutil Pada Telapak Kaki mandi dengan air bersih dan sabun mandi.
Hal ini terjadi karena kerusakan  Radang Ibu Jari Kaki (Jari Seperti Martil) Keringkan kaki dengan handuk bersih, lembut,
pembuluh darah yang disebabkan oleh kadar yakinkan daerah sela-sela jari kaki dalam
gula darah yang tinggi dalam waktu lama. BAGAIMANA UPAYA keadaan kering, terutama sela jari kaki ketiga-
Aliran darah yang terganggu menyebabkan PENCEGAHANNYA ? keempat dan keempat-kelima.
kaki tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, Perawatan kaki merupakan sebagian dari upaya 3) Berikan pelembab/lotion (hand body
sehingga kulit kaki menjadi lemah, mudah pencegahan primer pada pengelolaan kaki diabetic lotion) pada daerah kaki yang kering, tetapi
luka dan sukar sembuh jika terjadi luka. yang bertujuan untuk mencegah terjadinya luka. tidak pada sela-sela jari kaki. Pelembab
b) Kerusakan saraf (neuropati) Upaya pencegahan primer antara lain : gunanya untuk menjaga agar kulit tidak retak.
Hal ini juga terjadi karena kadar gula  Penyuluhan kesehatan DM, komplikasi dan 4) Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk
darah yang tinggi dalam waktu lama. kesehatan kaki normal jari kaki, tidak terlalu pendek atau
Kerusakan saraf menyebabkan kepekaan  Status gizi yang baik dan pengendalian DM. terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar
seorang pasien DM terhadap rasa nyeri  Pemeriksaan berkala DM dan komplikasinya kuku tidak tajam.
menjadi berkurang, sehingga pasien tidak  Pemeriksaan berkala pada kaki penderita 5) Memakai alas kaki sepatu atau sandal
sadar saat kakinya terluka.  Pencegahan/perlindungan terhadap trauma- untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka,
c) Infeksi sepatu khusus. juga di dalam rumah.
Penurunan sirkulasi darah kaki  Higiene personal termasuk kaki. 6) Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah
menghambat proses penyembuhan luka,  Menghilangkan factor biomekanis yang ada kerikil, benda-benda tajam seperti jarum
akibatnya kuman masuk ke dalam luka dan mungkin menyebabkan ulkus. dan duri.
terjadi infeksi.

Anda mungkin juga menyukai