Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PELAYANAN KEBIDANAN DALAM SISTEM

KESEHATAN

“Sistem Pelayanan Kesehatan Primer (Pelayanan Ibu dan Anak Oleh Bidan dan Dokter
umum)

&

Model Pelayanan Kesehatan di Pelayanan Kesehatan Primer”

Dosen Pembimbing : NANING PUJI SURYANTINI, SST.,Bd.,M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 :

1. Dewi Erma Natalia Walten 202005029


2. Afit Tiara 202005040

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat,
rahmat serta perlindungan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu selaku dosen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari, yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 15 Maret 2023

Penuli
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
I.I Latar Belakang..............................................................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
I.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
I.4 Manfaat........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................6
2.1 PHC (Primary health care)...........................................................................................................6
2.2 Unsur utama dan prinsip PHC.....................................................................................................6
2.3 Program-program, Elemen dan Tujuan PHC...............................................................................7
2.4 Ruang lingkup, ciri-ciri dan fungsi PHC......................................................................................8
2.5 Sistim pelayanan kesehatan primer (pelayanan Ibu dan anak oleh Bidan dan Dokter Umum)....9
A. Peran dan tugas bidan dalam masyarakat sebagai tenaga terlatih dalam PHC.....................13
B. Sistim PHC oleh Dokter Umum...........................................................................................14
2.6 Model Pelayanan Kesehatan......................................................................................................15
BAB III................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
Kesimpulan......................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Sidang kesehatan dunia (World Health Assembly) tahun 1977 melahirkan
kesepakatan global unutk mencapai “ Kesehatan Bagi Semua (KBS) pada tahun 2000” yakni
tercapainya suatu derajat kesehatan yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif baik secara sosial maupun ekonomi. Selanjutnya pada tahun 1978, dalam
konferansi di Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip Primary Health Care (PHC) sebagai
pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi semua (KBS) dan Indonesia
ikut menandatangani, menyatakan bahwa untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun
2000, PHC adalah kuncinya. Sedangkan pembangunan kesehatan masayarakat di desa adalah
salah satu bentuk operasional dari PHC. Hal terebut didasari benar bahwa kesehatan adalah
kebutuhan dasar dan modal utama untuk hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup
dan memiliki kesehatan.
Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau mampu memiliki kesehatan yang
optimal karena berbagai masalah bersama secara global. Diantaranya adalah kesehatan
lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah, yang menyebabkan tidak terpenuhi
kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan, pendidikan dan kebutuhan lainnya.Oleh karena itu
PHC merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi seluruh tahun
2000 sebagai tujuan pembangunan kesehatan semesta dlam mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
Di Indonesia bentuk operasional PHC adalah PKMD dengan berlandaskan kepada
garis-garis besar haluan Negara (GBHN) yang merupakan ketetapan MPR untuk
dilaksanakan dengan melibatkan kerjasama lintas sektoral dan instansi-instasi berwenang
dalam mencapai derajatkesehatan dan kesejahteraan masyarat

Sidang kesehatan dunia


(World Health
Assembly) tahun 1977
melahirkan kesepakatan
global unutk mencapai
“ Kesehatan Bagi
Semua
(KBS) pada tahun
2000” yakni tercapainya
suatu derajat kesehatan
yang
optimal yang
memungkinkan setiap
orang hidup produktif baik
secara sosial
maupun ekonomi.
Selanjutnya pada tahun
1978, dalam konferansi di
Alma
Ata ditetapkan prinsip-
prinsip Primary Health
Care (PHC) sebagai
pendekatan atau strategi
global guna mencapai
kesehatan bagi semua
(KBS)
dan Indonesia ikut
menandatangani,
menyatakan bahwa untuk
mencapai
kesehatan bagi semua pada
tahun 2000, PHC adalah
kuncinya. Sedangkan
pembangunan kesehatan
masayarakat di desa
adalah salah satu bentuk
operasional dari PHC. Hal
terebut didasari benar
bahwa kesehatan adalah
kebutuhan dasar dan modal
utama untuk hidup, karena
setiap manusia berhak
Sidang kesehatan dunia
(World Health
Assembly) tahun 1977
melahirkan kesepakatan
global unutk mencapai
“ Kesehatan Bagi
Semua
(KBS) pada tahun
2000” yakni tercapainya
suatu derajat kesehatan
yang
optimal yang
memungkinkan setiap
orang hidup produktif baik
secara sosial
maupun ekonomi.
Selanjutnya pada tahun
1978, dalam konferansi di
Alma
Ata ditetapkan prinsip-
prinsip Primary Health
Care (PHC) sebagai
pendekatan atau strategi
global guna mencapai
kesehatan bagi semua
(KBS)
dan Indonesia ikut
menandatangani,
menyatakan bahwa untuk
mencapai
kesehatan bagi semua pada
tahun 2000, PHC adalah
kuncinya. Sedangkan
pembangunan kesehatan
masayarakat di desa
adalah salah satu bentuk
operasional dari PHC. Hal
terebut didasari benar
bahwa kesehatan adalah
kebutuhan dasar dan modal
utama untuk hidup, karena
setiap manusia berhak
Sidang kesehatan dunia
(World Health
Assembly) tahun 1977
melahirkan kesepakatan
global unutk mencapai
“ Kesehatan Bagi
Semua
(KBS) pada tahun
2000” yakni tercapainya
suatu derajat kesehatan
yang
optimal yang
memungkinkan setiap
orang hidup produktif baik
secara sosial
maupun ekonomi.
Selanjutnya pada tahun
1978, dalam konferansi di
Alma
Ata ditetapkan prinsip-
prinsip Primary Health
Care (PHC) sebagai
pendekatan atau strategi
global guna mencapai
kesehatan bagi semua
(KBS)
dan Indonesia ikut
menandatangani,
menyatakan bahwa untuk
mencapai
kesehatan bagi semua pada
tahun 2000, PHC adalah
kuncinya. Sedangkan
pembangunan kesehatan
masayarakat di desa
adalah salah satu bentuk
operasional dari PHC. Hal
terebut didasari benar
bahwa kesehatan adalah
kebutuhan dasar dan modal
utama untuk hidup, karena
setiap manusia berhak
Sidang kesehatan dunia
(World Health
Assembly) tahun 1977
melahirkan kesepakatan
global unutk mencapai
“ Kesehatan Bagi
Semua
(KBS) pada tahun
2000” yakni tercapainya
suatu derajat kesehatan
yang
optimal yang
memungkinkan setiap
orang hidup produktif baik
secara sosial
maupun ekonomi.
Selanjutnya pada tahun
1978, dalam konferansi di
Alma
Ata ditetapkan prinsip-
prinsip Primary Health
Care (PHC) sebagai
pendekatan atau strategi
global guna mencapai
kesehatan bagi semua
(KBS)
dan Indonesia ikut
menandatangani,
menyatakan bahwa untuk
mencapai
kesehatan bagi semua pada
tahun 2000, PHC adalah
kuncinya. Sedangkan
pembangunan kesehatan
masayarakat di desa
adalah salah satu bentuk
operasional dari PHC. Hal
terebut didasari benar
bahwa kesehatan adalah
kebutuhan dasar dan modal
utama untuk hidup, karena
setiap manusia berhak
Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diwujudkan dalam bentuk
pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang menyeluruh oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan masyarakat secara terarah, terpadu dan berkesinambungan, adil dan merata, serta
aman, berkualitas, dan terjangkau oleh masyarakat. Kesehatan sebagai modal pembangunan
memerlukan dukungan dari tenaga kesehatan termasuk bidan dan perawat.
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan telah berhasil
meningkatkan status kesehatan masyarakat. Upaya-upaya penyelenggaraan kesehatan
senantiasa beriringan dengan fenomena globalisasi dan perkembangan dunia teknologi,
mempengaruhi pelaksanaan upaya-upaya penyelenggaraan kesehatan secara menyeluruh.
Tenaga kesehatan memberikan kontribusi sebanyak 80% untuk keberhasilan tujuan
pembangunan kesehatan. Kinerja sistem kesehatan telah ditunjukkan melalui peningkatan
status kesehatan yaitu penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB). Namun perbaikan indikator tersebut belum seperti yang diharapkan.
Indonesia telah melakukan upaya yang jauh lebih baik dalam menurunkan angka
kematian pada bayi dan balita, yang merupakan MDG 3 keempat. Tahun 1990-an
menunjukkan perkembangan tetap dalam menurunkan angka kematian balita, bersama-sama
dengan komponen-komponennya, angka kematian bayi dan angka kematian bayi baru lahir.
Akan tetapi, dalam beberapa tahun kualitas pelayanan yang kurang optimal di daerah-daerah
miskin perkotaan juga merupakan faktor penyebab Angka Kematian Anak terkait dengan
kemiskinan.
Lebih dari setengah perempuan di dua puluh provinsi tidak mampu atau tidak bersedia
menggunakan jenis fasilitas kesehatan seperti Puskesmas maupun Rumah Sakit, sebagai
penggantinya perempuan melahirkan di rumahnya sendiri dan sebahagian lagi melahirkan di
praktik bidan dengan fasilitas yang kurang memadai. Hal ini menjadi salah satu masalah yang
cukup besar, bila terjadi kegawat daruratan dalam proses persalinan dengan sarana peralatan
dan akses ke fasilitas kesehatan tidak terjangkau maka dampak yang akan terjadi adalah
peningkatan kesakitan dan kematian bagi ibu dan bayi. Lain halnya bila perempuan yang
melahirkan di fasilitas kesehatan memungkinkan untuk memperoleh akses ke pelayanan
obstetrik darurat dan perawatan bayi baru lahir dan segera mendapat pertolongan dan
pelayanan walaupun masih ada fasilitas pelayanan kesehatan yang kurang memadai.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud PHC?
2. Apa saja unsur dan prinsip PHC?
3. Apa saja program-program,eleme dan tujuan PHC?
4. Apa saja ruang lingkupciri-ciri dan fungsi PHC?
5. Bagaiama sistim pelayanan kesehatan primer?
6. Bagaimana model pelayanan kesehatan?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian PHC?
2. Untuk mengetahui saja unsur dan prinsip PHC?
3. Untuk mengetahui saja program-program,eleme dan tujuan PHC?
4. Untuk mengetahui saja ruang lingkupciri-ciri dan fungsi PHC?
5. Untuk mengetahui bagaiama sistim pelayanan kesehatan primer?
6. Untuk mengetahui bagaimana model pelayanan kesehatan?

I.4 Manfaat
Agar mahasiswa lebih berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan primer serta
makalah ini dapat dijadikan wawasan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PHC (Primary health care)


A. Pengertian

Pelayanan kesehatan primer (PHC) adalah strategi yang dapat di pakai untuk menjamin
tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk (lancaster.J dan
Stanhope.M, 1997). Pelayanan primer berfokus pada pelayanan kesehatan individual,
sedangkan pelayanan kesehatan primer berfokus pada perbaikan kesehatan dari seluruh
populasi (Perry, Potter. 2009).
Pelayanana Kesehatan Primer Fungsi utamanya adalah mengatasi kesehatan yang belum
jelas batasnya, menggobati penyakit ringan, mengelola penyakit kronis mencegah penyakit
dan melakukan promosi kesehatan.
Pelayanan kesehatan primer merupakan pondasi dan bagian terbesar dari sitem ini
berfungsi sebagai mitra masyarakat dalam menerapkan perilaku hidup sehat, memelihara
kesehatan dan sebagian besar masalah kesehatan sehari-hari oleb sebab itu tempatnya harus
sedekat mungkin dengan masyarakat yang dilayani dokter di fasilitas kesehatan pelayan
primer sebagai gate keeper untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan kesehatan asyarakat
atau upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Diera jaminan kesehatan nasional termasuk fasilitas kesehatan primer atau tingkat
pertama terdiri dari:
- Puskesmas
- Praktek dokter mandiri
- Praktek dokter gigi
- Klinik pertama

1Pelayanan kesehatan
primer adalah kontak
pertama individu,
keluarga,
2atau masyarakat dengan
sistem pelayanan. Pengertian
ini sesuai dengan definisi
3Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) tahun 2009, yang
menyatakan bahwa Upaya
4Kesehatan Primer adalah
upaya kesehatan dasar
dimana terjadi kontak
pertama
5perorangan atau masyarakat
dengan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan primer adalah kontak pertama individu, keluarga, atau masyarakat
dengan sistem pelayanan. Pengertian ini sesuai dengan definisiSistem Kesehatan Nasional
(SKN) tahun 2009, yang menyatakan bahwa Upaya Kesehatan Primer adalah upaya
kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan atau masyarakat dengan
pelayanan kesehatan.
2.2 Unsur utama dan prinsip PHC
A. Terdapat 3 unsur utama yang terkandung dalam PHC adalah sebagai berikut :
a) Mencakup upaya-upaya dasar
b) Melibatkan peran serta masyarakat
c) Melibatkan kerjasama lintas sektoral

B. Terdapat 5 Prinsip PHC sebagai berikut :


1. Pemerataan upaya kesehatan
Distribusi perawatan kesehatana menurut prinsip ini yaitu perwatan primer
dan layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehtana utama dalam asyarakat
harus diberikan sama bagi semua individu tanpa memandang jenis kelamin usia,
kasta, warna, lokas perkotaan atau pedesaan dan kelas sosial.
2. Penekanan pada upaya preventif
Upaya preventif adalahupaya kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan
dan kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan peran serta
individu agar berprilaku sehat serta mencegah berjangkitnya penyakit.
3. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan
Teknologi media harus disediakan yang diakses, terjangkau , layak dan
diterima budaya masyarakat misalnya penggunaan kulkas untuk vaksin cold
stroge.
4. Peran serta masyrakat dalam semangat kemandirian
Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal
adalah proses dimana individu dan keluarga bertanggung jawab atas kesehatan
mereka sendiri dan orang0orang di sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas
untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam
bidang identifikasi kebutuhan atau selama pelaksanaan masyarakat perlu
berpartisipasi didesa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah
daerah.partisipasi lebih mudah di tingkat lingkungan atau desa karena masalah
heterogenitas yang minim.
5. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan
Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi hanya
dalam sektor kesehatan formal sektor lain yang sama pentingnya dalam
mempromosikan kesehatan dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini
mencakup, sekurang-kurangnya pertanian misalnya keamanan makanan.
Pendidikan komunikasi misalnya menyangkut masalah kesehatan yang berlaku
dan metode pencegahan dan pengontrolan mereka, perumahan.

2.3 Program-program, Elemen dan Tujuan PHC


A. Program-program PHC
1. Asuransi kesehatan
2. Pos obat desa (POD)
3. Tanaman obat keluarga (TOGA)
4. Pos kesehatan
5. Kemitraan dengan sectro diluar dari kesehatan
6. Peningkatan pemberdayaan masyarakat
7. Upaya promotif dan preventiv
8. Pelayanan kesehatan dasar
9. Tenaga kesehatan sukarela
10. Kader kesehatan
11. Kegiatan peningkatan pendapatan atau perkreditn, perikanan, industri rumah
tangga.

B. Dalam pelaksanaan PHC harus memiliki 8 Elemen esensial yaitu :


1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyeakit serta
pengendaliannya.
2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
4. Kesehatan ibu dan anak termasuk KB
5. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit edenmic setempat
7. Pengobatan penyakit umum
8. Penyediaan obat-obatan esesnsial

C. Tujuan PHC
 Tujuan Umum
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang di
selenggarakan sehingga akan di capai tingkat kepuasan pada masyarakat yang
menerima pelayanan.
 Tujuan khusus
a) Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang di layani
b) Pelayanan harus di terima oleh penduduk yang di alami
c) Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang di layani
d) Pelayanan harus secaa maksimum menggunakan tenaga dan sumber-sumber
daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.4 Ruang lingkup, ciri-ciri dan fungsi PHC


A. Ruang lingkup
1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara
2. Pencegahan penyakit, serta penggendaliannya.
3. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
4. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
5. Kesehatan ibu dan anak termasuk KB
6. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi
7. Pencegahan dan pengendalian penyakit edenmic setempat
8. Pengobatan penyakit umum
9. Penyediaan obat-obatan esensial
B. Ciri-ciri PHC
1. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
2. Pelayanan menyeluruh
3. Pelayanan terorganisasi
4. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individual maupun masyarakat
5. Pelayanan yang berkesinambungan
6. Pelayanan yang proregsif
7. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
8. Pelayanan yang tidaj berpandangan kepada salah satu aspek saja
C. Fungsi PHC
1. Pemeliharaan kesehatan
2. Pencegahan penyakit
3. Diagnosa dan pengobatan
4. Pelayanan tindak lanjut
5. Pemberian sertifikat

2.5 Sistim pelayanan kesehatan primer (pelayanan Ibu dan anak oleh Bidan dan
Dokter Umum)
1. Pengertian pelayanan kesehatan ibu dan anak
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi
dan anak balita, serta prasekolah.
Pemberdayaan masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi
situasi gawat darurat dari asprk non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem
kesiagaan merupakan sistem tolong menolong yang di bentuk dari, oleh dan untuk
masyarakat, dalam hal penggunanaan alat transportasi atau komunikasi (telepon
genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan pemantauan, dan
informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada
masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan serta pembinaan
kesehatan di taman anak-anak.
a. Tujuan pelayanan kesehatan ibu dan anak
 Tujuan umum
Tujuan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi
ibu dan keluarganya umtuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejatera
(NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses
tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya.
 Tujuan khusus
 Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap, dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi
tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, pagayuban,
posyandu dan sebagainya.
 Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah
secara mandiri di dalam lingkungan keluarganya, pagayuban, posyandu,,
dan karang balita serta sekolah Taman Kanak-kanak (TK).
 Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas dan menyusui.
 Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, mifas,
ibu menyusui, bayi dan anak balita.
 Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

b. Prinsip pengelolaan pelayanan kesehatan ibu dan anak


Prinsip pengelolaan pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah memantapkan dan
meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak secara efektif
dan efisien. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di utamakan pada kegiatan pokok
sebagai berikut :
 Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan kesehatan
dengan mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
 Peningkatan prtolongan persalinan yang lebih di tujukan pada peningkatan
pertolongan oleh tenaga profesional secara berangsur.
 Peningkatan detekdi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan
maupun di masyarakat oleh kader serta penanganan dan pengamatan secara
terus menerus.
 Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang 1 bulan) dengan mutu
yang baik dan jangkauan yang setinggi-tingginya.

c. Bentuk pelayanan kesehatan


Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer) Pelayanan yang lebih 
mengutamakan  pelayanan yang bersifat dasar dan dilakukan bersama masyarakat dan
dimotori oleh:
 Dokter Umum (Tenaga Medis)
 Perawat Mantri (Tenaga Paramedis)
Pelayanan kesehatan primer ( primary health care) atau pelayanan kesehatan
masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang paling depan. yang pertama kali
diperlukan masyarakat pada saat mereka mengalami gangguan kesehatan  atau
kecelakaan. Primary health care  pada pokoknya ditunjukan kepada masyarakat
yang sebagian besarnya bermukim di pedesaan.serta masyarakat yang berpenghasilan
rendah di perkotaan. Pelayanan kesehatan ini sifatnya berobat
jalan( Ambulatory Services). Diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan
masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi
kesehatan. contohnya : Puskesma dan klinik.

d. Pelayanan program kesehatan ibu dan anak

1. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang di berikan kepada ibu
selama masa kehamilan sesuai dengan standar pelayanan antenatal.
Standar minimal 5 T untuk pelayanan antenatal terdiri dari :
 Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
 Ukur tekanan darah
 Pemberian imunisasi TT lengkap
 Ukur tinggi fundus
 Pemberian tablet zat besi
Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4x selama kehamilan dengan
ketentuan khusus minimal 1x pada trimester pertama, minamal 1x pada trimester
kedua, dan minimal 2x pada trimester ketiga.

2. Pertolongan Persalinan
Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat :
 Tenanga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan,
pembantu bidan, dan perawat.
 Dukun bayi : terlatih ialah dukun bayi yang mendapatkan latihan tenaga
kesehatan yang di nyatakan lulus. Sedangkan dukun bayi tidak terlatih ialah
dukun bayi yang belum pernah di latih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi
yang sedang di latih dan belum di nyatakan lulus.
3. Deteksi ibu hamil berisiko
a. Faktor risiko pada ibu hamil di antaranya adalah :
 Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
 Anak lebih dari 4
 Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau
lebih 10 tahun
 Tinggi badan kurang dari 145cm
 Berat badan kurang dari 38kg atau LILA kurang dari 23,5cm
 Riwayat keluarga menderita kencing manis, hipertensi, dan riwayat
cacat kogenital.
 Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atas
panggul.

b. Risiko tinggi pada kehamilan :


 Hb kurang dari 8gr%
 Tekanan darah tinggi ( 140/90mmhg)
 Oedema yang nyata
 Eklampsia
 Perdarahan pervaginam
 Ketuban pecah dini
 Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu
 Letak sungsang pada primigravida
 Infeksi berat / sepsis
 Kehamilan ganda
 Janin yang besar
 Penyakit kronis pada ibu (jantung, paru-paru, ginjal)
 Riwayat obstetrik buruk, riwayat bedah sesar dan komplokasi
kehamilan.

c. Risiko tinggi pada neonatal :


 Berat badan lahir rendah (BBLR) atau berat badan lahir kurang dari
2500gr
 Bayi dengan neonatus neonatrum
 Bayi baru lahir dengan asfiksia
 Bayi dengan ikterus neonatrum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir
 Bayi baru lahir dengan sepsis
 Bayi baru lahir dengan berat badan lebih dari 4000gr
 Bayi peterm dengan post term
 Bayi baru lahir dengan cacat bawaan sedang
 Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan
1. Sistim PHC oleh Bidan
a) Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam mengembangan dan
mengimplementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan
b) Kerjasama dengan individu, keluarga dan masyarakat dalammeningkatkan
derajat kesehatan.
c) Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada
masyarakat.

A. Peran dan tugas bidan dalam masyarakat sebagai tenaga terlatih dalam PHC

1. Peran bidan sebagai berikut :


a. Sebagai pelaksana memberi pelayanan kesehatan atau provider care
Bidan memegang peranan penting untuk meningktkan pelayanan yang
menyeluruh dan bermutu ditengah masyarakat dengan memberikan pelaynan
kesehatan yang patut dilaksanankan bidan anatara lain :
 Meningkatkan upaya pengawasan ibu hamil
 Meningkatkan gizi ibu hamil dan ibu menyusui
 Meningkatkan penerimaan gerakan KB
 Meningkatkan kesehatan lingkungan
 Meningkatkan sistem rujukan
 Meningkatkan penerimaan imunisasi ibu hamil dan bayi.
b. Sebagai pengolah
Bidan berperan dalam perngembangan pelayanan dasar kesehatan terutama
pelayanan kebidanan untuk individu keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat diwilayah kerja dengan melihatkan keluarga/klien. Pengembangan
pelayanan dasar kesehatan yang dapat dilakukan bidan antara lain:
a) Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan
terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk
meningkatkan dan mengembangkan kesehatan di wilayah kerjanya.
b) Mengolah pelayanan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu
dan anak serta KB sesuai rencana
c) Mengkoordinasi mengawasi dan membimbing kader, atau petugas
kesehatan lain dalam melaksanankan program kegiatan pelayanan
kesehatan ibu dan anak serta KB.
d) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat,
khusunya kesehatan ibu dan anak serta KB termasuk pemanfaatan
sumber yang ada pada program dan sector terkait.
e) Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan nasyarakat serta
memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi yang ada.

c. Sebagai pendidikan atau Health Education


Pendidikan masyarakat memegang peranan penting yang meliputi :
a) Pentingnya arti pengawasan hamil
b) Pentingnya arti imunisasi TT pada ibu hamil pentingnya arti
pelaksanaan Kb
c) Mengarahkan kemana persalinan dilakukan untuk mendapatkan well
born baby
d) Pengawasan post partum dan persiapan untuk merawat bayi dan
menyusui

d. Sebagai pengamat kesehatan atau Healt Monitor


Melakukan monitoring terhadap perubahan-perubahab yang terjadi pada
individu. Keluarga dan masyarakat yang menyangkutkan masalah-masalah
kesehatan yang timbul serta berdampak terhadap setatus kesehatan mereka
melalui kunjungan rumah. Pertemuan-pertemuan dengan cara observasi dan
pengumpulan data.

e. Sebagai koordinator pelayanan kesehatan atau coordinator of service


Mengkoordinasi seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan puskesmas
dan masyarakat dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan
tim kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam sitem pelayanan
kesehatan

f. Sebagai penggoorganisasian pelayanan kesehatan atau organisator


Berperan serta memberikan motivasi untuk meningkatkan partisipasi
individu keluarga dan masyarakat dalam setiap upaya pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya posyandu. Mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dan berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pengembangan kegiatan masyarakat dalam bidang kesehatan.

2. Tanggung jawab bidan


Tanggung jawab tenaga kesehatan dalam PHC lebih dititik beratkan kepada hal-hal
sebagai berikut :

a. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan


implementasi pelayanan kesehatan danprogram pendidikan kesehatan.
b. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu dalam
meningkatkan derajat kesehatan.
c. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri
pada masyarakat.
d. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan
kesehtan dan kepada masyarakat.
e. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.

B. Sistim PHC oleh Dokter Umum


1. Harus dapat melayani agar terjamin keadilan dalam bidang kesehatan:
a) Mengobati sesuai dengan masalah kesehatannya
b) Menjawab apa yang menjadi kebutuhan pasien
c) Memberi perhatian lebih banyak pada pasien yang pertama
kalimengunjungi PHC untuk menggali risiko kesehatan lainnya
d) Mencatat risiko kesehatan yang ada dan menatalaksana sedini
dan setepat mungkin
e) Pelayanan kesehatan terjangkau oleh masyarakat
f) Bekerjasama dengan lintas sektoral dan sumber daya

2. Harus dapat melaksanakan pelayanan kesehatan dengan prinsip‘patient


centered:
a) Menyadari bahwa setiap orang berbeda secara bio-psiko-sosio-cultural
b) Menitik beratkan pada kebutuhan kesehatan
c) Pelayanan yang komprehensif, bersinambung dan individu
d) Memahami determinan kesehatan yang terjadi pada pasien

2.6 Model Pelayanan Kesehatan


Model pelayanan kesehatan merupakangambaran dari alur dan tatacara dalam
melakukan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan padadasarnya terdapat dua pihak,
pihak pertama yaitu pihak konsumen kesehatan sebagai pihak yang membutuhkan layanan
kesehatan, dan pihak kedua yaitu tenaga kesehatan sebagai penyedia jasa layanan
kesehatan.Dikarenakan sifat alami manusia yang bersifat sosial tidak dapat hidup sendiri dan
tidak dapatmenyembuhkan penyakitnya sendiri sehingga membutuhkan bantuan orang lain
maka timbulahpelayanan kesehatan. (Adisasmito,2010:83).
Pelayanan pada dasarnya merupakan segala aktifitas yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dirisendiri maupun orang lain. Pada dasarnya manusia tidakdapat memenuhi
kebutuhannya sendiri dan untuk dapat memenuhi kebutuhannya tersebut selalu membutuhkan
bantuan orang lain. Berdasarkan adanya keinginan untukmemenuhi kebutuhan dan semua
kebutuhan tidak lahmungkin dipenuhi dengan sendirinya maka munculah konsep pelayanan
publik. Pelayanan publik memiliki banyak jenis yang salah satunya adalah
pelayanankesehatan.
Model Segitiga Pelayanan (The Service Triangle)
Albert dan Zamke dalam Ratminto&Atik (2007:79) mengemukakan bahwa organisasi-
organisasi yang bergerak dibidang pelayanan yang sangat berhasil memiliki tiga kesamaan,
yaitu :
a) Disusunya strategi pelayanan yang baik
b) Orang digaris depan yang berorientasi pada pelanggan atau konsumen
c) Sistem pelanggan yang ramah
Setiap organisasi harus mengatur tiga faktortersebut untuk dapat mewujudkan kepuasan
pelanggan.Interaksi antar strategi, sistem, dan orang digaris depanserta pelanggan akan
menentukan keberhasilanmanajemen dan kinerja oelayanan organisasi tersebut.Didalam
model ini dijelaskan bahwa dalam sebuah pelayanan terdapat unsur-unsur yang saling
mempengaruhi satu sama lainnya, yaitu :
1. Strategi
Dalam membuat suatu program pelayanan harus memiliki tujuan yang jelas,
dan untuk dapat mencapai tujuan tersebut disusunlah suatu strategi yang diharapkan
dapat mencapai tujuan dari program pelayanan secara efektif. Dalam suatu program
pelayanan kepuasan pelanggan merupakan hal yang utama dan provider atau penyedia
layanan harus mampu mencapai standart pelayanan yang diinginkan oleh pelanggan.
Strategi-strategi yang dapat dilakukan untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan
misalnya saja dengan penyediaan sarana dan prasarana yang lengkap, tempat
pelayanan yang nyaman, pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah, penggunaan
teknologi yang canggih, dan lain sebagainya.

2. Sistem
Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling tergabung atau terpadu yang
dimaksudkan untuk menncapai suatu tujuan (Kadir,2003: 54). Dalam menjalankan
suatu program pelayanan dibutuhkan adanya sistem layanan, dimana sistem akan
mengatur alur dan berjalannya proses pelayanan. Dengan adanya sistem maka tujuan
dari program pelayanan dapat dicapai dengan tepat. Sistem yang dijalankan dalam
sebuah program juga merupakan bagian dari sebuah strategi yang dirancang untuk
pencapaian tujuan program pelayanan. Sebuah sistem tidak akan dapat berjalan tanpa
peranan dari unsur lainnya misalnya sumberdaya manusia (SDM) untuk dapat
mengimplementasikan sietem tersebut. Misalnya sistem pelayanan yang tepat waktu
dengan menggunakan alur pellayanan yang tidak berbelit dan efisien.

3. Sumber daya manusia (SDM)


Sumber daya manusia menurut Hasibuan (2003: 244) sumber daya manusia
adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu.
Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi
kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber daya
manusia merupakan faktor utama dalam adanya sebuah pelayanan. Pelayanan dapat
dilakukan apabila ada pihak yang membutuhkan bantuan dan ada pihak lain yang
bersedia membantu memenuhi kebutuhan tersebut. Tingkat SDM akan dapat
mempengaruhi kualitas pelayanan, apabila SDM dalam sebuah lembaga pelayanan
memiliki standart yang tinggi dan terdapat tenaga-tenaga yang ahli didalamnya maka
lembaga pelayanan tersebut akan cenderung dapat memberikan pelayanan yang lebih
baik. Tingkat SDM dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, moral dan keahlian yang
dimiliki.

4. Customer
Konsumen menurut James F. (1994) adalah tindakan yang langsung terlibat
dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Customer atau
konsumen merupakan objek dari sebuah program pelayanan, maka dibutuhkan
konsumen yang kritis yang memiliki standart yang tinggi, tingkat partisipasi yang
tinggi dan mau untuk bekerjasama demi mewujudkan pelayanan publik yang
berkualitas. Peran konsumen dalam sebuah pelayanan sangatlah penting karena
dengan respon yang diberikan oleh konsumen akan dapat dilihat sejauh mana tingkat
pelayanan yang telah dijalankan. Dan dengan adanya konsumen maka akan dapat
tercipta inovasi-inovasi yang baru yang dibuat untuk dapat memenuhi keinginan
konsumen.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Pelayanan kesehatan primer (PHC) adalah strategi yang dapat di pakai untuk menjamin
tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk (lancaster.J dan
Stanhope.M, 1997). Pelayanan primer berfokus pada pelayanan kesehatan individual,
sedangkan pelayanan kesehatan primer berfokus pada perbaikan kesehatan dari seluruh
populasi (Perry, Potter. 2009).
Pelayanana Kesehatan Primer Fungsi utamanya adalah mengatasi kesehatan yang belum
jelas batasnya, menggobati penyakit ringan, mengelola penyakit kronis mencegah penyakit
dan melakukan promosi kesehatan.
Pelayanan kesehatan primer merupakan pondasi dan bagian terbesar dari sitem ini
berfungsi sebagai mitra masyarakat dalam menerapkan perilaku hidup sehat, memelihara
kesehatan dan sebagian besar masalah kesehatan sehari-hari oleb sebab itu tempatnya harus
sedekat mungkin dengan masyarakat yang dilayani dokter di fasilitas kesehatan pelayan
primer sebagai gate keeper untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan kesehatan asyarakat
atau upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Terdapat 3 unsur utama yang terkandung dalam PHC adalah sebagai berikut : Mencakup
upaya-upaya dasar,Melibatkan peran serta masyarakat,Melibatkan kerjasama lintas sektoral.
Terdapat 5 Prinsip PHC sebagai berikut : Pemerataan upaya kesehatan,Penekanan pada
upaya preventif,Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan,Peran serta
masyrakat dalam semangat kemandirian,Kerjasama lintas sektoral dalam membangun
kesehatan.
.
DAFTAR PUSTAKA

http://yefi-yefi bogspot.com/2010/07pelayanan-kesehatan-primer-primary.htnl

https://ompuheso.wordpress.com/2012/11/05/primary-health-care-phc

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 128/MENKESSK/II2004

Anda mungkin juga menyukai