Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PHBS RUMAH TANGGA”


PROMOSI KESEHATAN

Dosen Pembimbing:
Ns. Kalpana Kartika, S.Kep, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 4:


ATIKAH DINDA JULIANDRI : 2200212045
KANAYA KAFKA TABITHA : 2200212055
LATIFA AINI : 2200212057
QORRY SUENDI AULIA : 2200212063
WAN ALIMANSYAH PUTRA SIREGAR : 2200212071

DIII KEPERAWARATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kami tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah “PHBS RUMAH TANGGA” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah PROMOSI KESEHATAN. Kami berharap makalah
kedisiplinan dan tanggung jawab, dapat menjadi referensi bagi setiap orang agar mengetahui
penting nya kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya
pepatah “tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah yang
selanjutnya. Apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan ataupun dalam
ejaan kami mohon maaf. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bukittinggi , 3 november 2023

kelompok

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................7
A. Sejarah dan Peraturan Perundang-Undangan Mengatur PHBS..................................................7
B. Tujuan dan Sasaran Program PHBS..........................................................................................8
C. Indikator dan Tatanan PHBS Rumah Tangga............................................................................8
D. Tahap Perencanaan....................................................................................................................9
E. Tahap Pelaksanaan dan Pencapaian.........................................................................................10
F. Tahap Pemantauan...................................................................................................................11
G. Tahap Penilaian.....................................................................................................................11
H. Tahap pelaporan......................................................................................................................12
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................13
A. Kesimpulan..............................................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) menyebutkan bahwa setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan oleh sebab itu,
rumah yang layak huni merupakan dasar dan salah satu komponen penting dalam
menentukan tingkat kesejahteraan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis (UU No 36 tahun 2009). Menurut Luthviatin et al (2012:67) menyatakan
perilaku hidup sehat adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang
untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
Salah satu upaya menuju kearah perilaku sehat dengan melalui satu program yang dikenal
dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dilaksanakan secara

4
sistematis dan terkoordinir. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan
bentuk perwujudan untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
yang kondusif bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku agar dapat menerapkan cara„cara hidup sehat dalam rangka
menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) terdiri dari lima tatanan yaitu institusi pendidikan, institusi kesehatan, tempat kerja,
tempat„tempat umum, dan rumah tangga (Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, 2010).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tersebut harus dimulai dari tatanan rumah tangga
karena rumah tangga yang sehat merupakan aset modal pembangunan di masa depan yang
perlu dijaga, ditingkatkan, dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga
mempunyai masa rawan terkena penyakit inveksi dan non inveksi, oleh karena itu 3 untuk
mencegahnya anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS
(Departemen Kesehatan RI, 2009). Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh
Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang saat ini disebut Pusat Promosi Kesehatan.
Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program
PHBS, mulai dari pelatihan petugas pengelola PHBS tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota
sampai dengan Puskesmas, memproduksi dan menyebarkan buku Panduan Manajemen
Penyuluh Kesehatan Masyarakat tingkat Provinsi, Kabupaten, dan Puskesmas; memproduksi
dan menyebarkan buku Pedoman Program PHBS di tatanan rumah tangga, tatanan tempat
umum, tatanan sarana kesehatan, serta membuat buku saku PHBS untuk petugas puskesmas.
Menurut WHO pada data terakhir tahun 2011, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta orang di
negara-negara berkembang terutama anak-anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit
yang disebabkan oleh kurangya air minum yang aman, sanitasi dan hygiene yang buruk.
Terdapat bukti bahwa pelayanan sanitasi yang memadai, persediaan air yang aman, sistem
pembuangan sampah serta pendidikan hygiene dapat menekan angka kematian akibat diare
sampai 65%, serta penyakit-penyakit lainnya sebanyak 26%. Berdasarkan data diatas dapat
dikatan bahwa peran PHBS dalam dasar ilmu kesehatan sangat berperan penting dalam
menanggulangi penyakit-penyakit yang dapat timbul dikemudian hari oleh karnanya peran
pemerintah, petugas-petugas kesehatan dan masyarakat untuk lebih berperan dan proaktif
dalam mengimplementasikan dan melaksanankan strategi PHBS di berbagai tatanan rumah
tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-tempat umum, untuk kesehatan
masyarakat yang lebih sehat.
Hasil Riskesdas 2010 secara nasional, penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS baik
sebesar 38,7%. Terdapat lima provinsi dengan pencapaian diatas angka nasional yaitu DI
Yogyakarta (59,4%), Bali (53,7%), Kalimantan Timur (52,4%), Jawa Tengah (51,2%), dan
Sulawesi Utara (50,4%). Sedangkan provinsi dengan pencapaian PHBS rendah berturut„turut
adalah Gorontalo (33,8%), Riau (30,1%), Sumatra Barat (28,2%), Nusa Tenggara Timur
(26,8%), Papua(24,4%) (Depkes RI,2011). Berdasarkan data Indeks Pembangunan
Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2010, persentase rumah tangga yang memenuhi kriteria
PHBS kategori baik di Jawa Timur mencapai 45,3% dan untuk Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) sekitar 27,35%.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 proporsi nasional Rumah tangga dengan PHBS baik
adalah 32,3%. Terdapat 20 Propinsi yang masih memiliki Rumah Tangga dengan PHBS baik
dibawah proporsi nasional. Proporsi tertinggi pada DKI Jakarta (56,8%) dan terendah pada

5
Papua (16,4%). Terdapat 20 dari 33 provinsi yang masih memiliki rumah tangga PHBS baik
di bawah proporsi nasional. Proporsi nasional rumah tangga PHBS pada tahun 2007 adalah
sebesar 38,7%. Proporsi Rumah Tangga melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
yaitu sumber air bersih baik (82,2%), cuci tangan dengan benar (47,2%), BAB di jamban
(81,9%).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditentukan rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah dan peraturan perundang-undangan program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) di Indonesia?
2. Apa tujuan dan sasaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Rumah Tangga di Indonesia?
3. Apa indikator dari program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah
Tangga di Indonesia?
4. Bagaimana perencenaan, pelaksanaan dan pencapaian dari program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga di Indonesia?
5. Bagaimana pemantauan/pengawasan, penilaian dan pelaporan dari program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga di Indonesia?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat ditentukan tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Sejarah dan peraturan perundang-undangan program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di Indonesia
2. Tujuan dan sasaran program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah
Tangga di Indonesia
3. Indikator dari program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga
di Indonesia
4. Perencenaan, pelaksanaan dan pencapaian dari program Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga di Indonesia
5. Pemantauan/pengawasan, penilaian dan pelaporan dari program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga di Indonesia

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Peraturan Perundang-Undangan Mengatur PHBS

Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3 pilar
yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat serta pelayanan
kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk kongkritnya yaitu
perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan. mencegah risiko terjadinya
penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya
kesehatan. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar (30-35%
terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang
tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 atau PHBS 2010 adalah keadaan
dimana individu- individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia telah
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rangka:

7
1. Mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain.
2. Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan
lain, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan.
3. Memanfaatkan pelayanan kesehatan.
4. Mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber
masyarakat.
PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin
anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku
sehari-hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat. Terdapat langkah- langkah berupa edukasi
melalui pendekatan pemuka atau pimpinan masyarakat, pembinaan suasana dan juga
pemberdayaan masyarakat dengan tujuan kemampuan mengenal dan tahu masalah kesehatan
yang ada di sekitar; terutama pada tingkatan rumah tangga sebagai awal untuk memperbaiki
pola dan gaya hidup agar lebih sehat.
Peraturan yang mengatur tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu:
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat.
2. UU Kesehatan RI No. 36 Tahun 2009, yaitu: Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memugkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

B. Tujuan dan Sasaran Program PHBS

Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses
penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu „ individu dalam menjalani
perilaku kehidupan sehari-hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama
adalah terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan
kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan memenuhi standar
kesehatan. Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan
masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk swasta dan
dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal (Dinkes,2006). PHBS
rumah tangga bertujuan memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu, mau dan
mampu menjalankan perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta memiliki peran yang
aktif pada gerakan di tingkat masyarakat. Tujuan utama dari tatanan PHBS di tingkat rumah
tangga adalah tercapainya rumah tangga yang sehat.
Terdapat 3 kelompok besar sasaran pembinaan PHBS, yaitu sasaran primer, sasaran
sekunder dan sasaran tersier. Sasaran primer berupa sasaran langsung yaitu individu anggota
masyarakat, kelompok-kelompok dalam masyarakat dan masyarakat secara keseluruhan,
yang diharapkan untuk mempraktikkan PHBS. Sasaran sekunder yaitu mereka yang memiliki
pengaruh terhadap sasaran primer (pemuka masyarakat atau tokoh masyarakat, pemuka
agama, tokoh adat dan lain-lain). Sasaran tersier yaitu mereka yang berada dalam posisi
pengambilan keputusan formal, sehingga dapat memberikan dukungan, baik berupa
kebijakan/pengaturan dalam proses pembinaan PHBS.
8
C. Indikator dan Tatanan PHBS Rumah Tangga

Salah satu tatanan PHBS yang utama adalah PHBS rumah tangga yang bertujuan
memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu, mau dan mampu menjalankan
perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta memiliki peran yang aktif pada gerakan di
tingkat masyarakat. Tujuan utama dari tatanan PHBS di tingkat rumah tangga adalah
tercapainya rumah tangga yang sehat.
Terdapat beberapa indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga yang dapat dijadikan
acuan untuk mengenali keberhasilan dari praktik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada
tingkatan rumah tangga. Berikut ini 10 indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga:
1. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Persalinan yang mendapat
pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan atau pun
paramedis memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang bersih, steril
dan juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain
yang beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
2. Pemberian ASI eksklusif Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di
usia 0 hingga 6 bulan menjadi bagian penting dari indikator keberhasilan
praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tingkat rumah tangga.
3. Menimbang bayi dan balita secara berkala. Praktek tersebut dapat
memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi. Penimbangan dapat dilakukan
di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu dapat
menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan menyediakan
kelengkapan imunisasi. Penimbangan secara teratur juga dapat memudahkan
deteksi dini kasus gizi buruk.
4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih Praktek ini merupakan langkah
yang berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus langkah pencegahan
penularan berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dari
kuman.
5. Menggunakan air bersih. Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk
menjalani hidup sehat.
6. Menggunakan jamban sehat. Jamban merupakan infrastruktur sanitasi
penting yang berkaitan dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk
keperluan pembersihan.
7. Memberantas jentik nyamuk. Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis
penyakit dan memutus siklus hidup makhluk tersebut menjadi bagian
penting dalam pencegahan berbagai penyakit.
8. Konsumsi buah dan sayur. Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan
vitamin dan mineral serta serat yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh
optimal dan sehat.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan
olahraga ataupun aktivitas bekerja yang melibatkan gerakan dan keluarnya
tenaga.
10. Tidak merokok di dalam rumah. Perokok aktif dapat menjadi sumber
berbagai penyakit dan masalah kesehatan bagi perokok pasif. Berhenti

9
merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat
menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.

D. Tahap Perencanaan

Penyusunan rencana kegiatan PHBS gunanya untuk menentukan tujuan dan strategi
komunikasi PHBS. Adapun langkah-langkah perencanaan sebagai berikut:
1. Menentukan Tujuan.
Berdasarkan kegiatan pengkajian PHBS dapat ditentukan klasifikasi
PHBS wilayah maupun klasifikasi PHBS tatanan, maka dapat ditentukan
masalah perilaku kesehatan masyarakat di tiap tatanan dan wilayah.
Selanjutnya, berdasarkan masalah perilaku kesehatan dan hasil pengkajian
sumber daya petugas kesehatan, maka ditentukan tujuan yang akan dicapai
untuk mengatasi masalah PHBS yang ditemukan. Contoh hasil pengkajian
PHBS secara kuantitatif ditemukan masalah merokok pada tatanan rumah
tangga, maka ditentukan tujuannya.
 Tujuan Umum: Menurunkan prosentase keluarga yang merokok
selama satu tahun.
 Tujuan Khusus: Menurunkan prosentase tatanan rumah tangga yang
merokok, dari 40% menjadi 20%.

2. Menentukan jenis kegiatan intervensi.


Setelah ditentukan tujuan, selanjutnya ditentukan jenis kegiatan
Intervensi yang akan dilakukan. Caranya adalah dengan mengembangkan
berbagai alternatif intervensi, kemudian dipilih intervensi mana yang bisa
dilakukan dengan dikaitkan pada ketersediaan sumber daya. Penentuan
kegiatan intervensi terpilih didasarkan pada:
 Prioritas masalah PHBS, yaitu dengan memilih topik
penyuluhan yang sesuai dengan urutan masalah PHBS.
 Wilayah garapan, yaitu mengutamakan wilayah yang
mempunyai PHBS hasil kajian rendah.
 Penentuan tatanan yang akan diintervensi , yaitu menentukan
tatanan yang akan digarap, baik secara menyeluruh atau sebatas
pada tatanan tertentu. Kemudian secara bertahap dikembangkan
ke tatanan lain.
 Penentuan satu jenis sasaran untuk tiap tatanan.

E. Tahap Pelaksanaan dan Pencapaian

1. Advokasi (Pendekatan Pada Para Pengambil Keputusan)


Ditingkat keluarga/rumah tangga, strategi ini ditujukan kepada para Kepala
keluarga/ bapak/suami, ibu, kakek, nenek. Tuiuannya agar para Pengambil
10
keputusan di tingkat keluarga/rumah tangga dapat meneladani Dalam berperilaku
sehat. Memberikan dukungan, kemudahan, pengayoman Dan bimbingan kepada
anggota keluarga dan lingkungan disekitarnya

2. Mengembangkan Dukungan Suasana.


Di tingkat keluarga/RT, strategiini ditujukan kepada para kepala
Keluarga/suami/bapak ibu. kakek. Nenek. Dan lain-lain. Tujuannya adalah Agar
kelompok ini dapat mengembangkan atau menciptakan suasana yang Mendukung
dilaksahakannva PHBS di lingkungan keluarga. Caranya antara lain melalui
anjuran untuk selalu datang ke Posyandu mengingatkan anggota keluarga untuk
tidak merokok di dekat ibu hamil dan balita.

3. Membuat Gerakan masyarakat.


Di tingkat keluarga/RT, strategi ini ditujukan kepada anggota keluarga Seperti
bapak, ibu yang mempunyai tanggung jawab sosial untuk Lingkungannya dengan
cara menjadi kader posyandu, aktif di LSM peduli Kesehatan dll. Tujuannya agar
kelompok sasaran meningkat pengetahuan, Kesadaran maupun kemampuannya,
sehingga dapat berperilaku sehat Caranya dengan penyuluhan perorangan,
kelompok, membuat gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

F. Tahap Pemantauan

Untuk mengetahui program PHBS telah berjalan dan memberikan hasil atas dampak
seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan pemantauan. Waktu pemantauan dapat
dilakukan secara berkala atau pada pertemuan bulanan, topik bahasannya adalah kegiatan
yang telah dan akan dilaksanakan dikaitkan dengan jadwal kegiatan yang telah disepakati
bersama. Selanjutnya kendala-kendala yang muncul perlu dibahas dan dicari solusinya. Cara
pemantauan dapat dilaksanakan dengan melakukan kunjungan lapangan ke tiap tatanan
rumah tangga dengan melihat buku kegiatan/laporan kegiatan intervensi.
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan mampu
meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di rumah tangga antara lain, setiap anggota
keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah
tangga sehat mampu meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga dan manfaat PHBS
rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup
sehat dan anak dapat tumbuh sehat dan tercukupi gizi.
G. Tahap Penilaian
Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah dirancang sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh pengelola PHBS lintas
program dan lintas sektor. Penilaian PHBS meliputi masukan, proses dan luaran kegiatan.
Misalnya jumlah tenaga terlatih PHBS, media yang telah dikembangkan, frekuensi dan
cakupan penyuluhan. Waktu penilaian dapat dilakukan pada setiap tahun atau setiap dua
11
tahun. Caranya dengan membandingkan data dasar PHBS dibandingkan dengan data PHBS
hasil evaluasi selanjutnya menilai kecenderungan masing-masing indikator apakah
mengalami peningkatan atau penurunan, mengkaji penyebab masalah dan melakukan
pemecahannya, kemudian merencanakan intervensi berdasarkan data hasil evaluasi PHBS.

Cara melakukan penilaian dalam penerapan phbs tatanan rumah tangga melalui:

1. Pengkajian ulang tentang PHBS rumah tangga.


2. Menganalisis data PHBS oleh kader/koordinator PHBS tatanan rumah
tangga.
3. Melakukan analisis laporan rutin di Dinas Kesehatan kabupaten/kota
(SP2TP).
4. Observasi & wawancara mendalam terarah kepada petugas, kader dan
keluarga.

Hasil yang dicapai pada tahap penilaian adalah:

1. Pelaksanaan program PHBS sesuai rencana.


2. Adanya pembinaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan.
3. Adanya upaya jalan keluar apabila terjadi hambatan
4. Adanya peningkatan program PHBS
H. Tahap pelaporan

Tahapan pembuatan laporan :


a. Lapoaran kelompok dibuat secara berkelompok sebanyak 2 eksemolar(satu eksemplar
untuk esms dan satu eksemplar untuka bagian field lab )
b. Format laporan :
1. Halaman
2. Cover
3. Lembar pengesahan
4. Bab 1 : pendahuluan dan tujuan pembelajaran
5. Bab 2 : kegiatan yang dilakukan
6. Bab 3 : pembahasan
7. Bab 4 : pentup
8. Daftar pustaka
c. Laporan diketik komputer,kurang lebih 10 halaman(tidak termasuk cover dan
halaman pengesahan), hari ketiga pelaksanaan harus diserahkan instruktur lapangan
untuk disetujui/disahkan Ditunjukkan dengan lembar tanda tangan persetujuan
instruktur lapangan.
d. Satu eksemplar laporan diserahkan pada instruktur lapangan, satu laporan diserahkan
pada pengelola Field Lab setelah disahkan instruktur lapangan. (paling
lambat1minggu sesudah pelaksanaan).

12
e. Apabila mahasiswa membuat laporan persis dengan laporan milik temannya, maka
akan dikembalikan.
f. Setiap kelompok mengumpulkan CD yang berisi soft file laporan kelompokserta
dokumentasi kegiatan lapangan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 atau PHBS 2010 adalah keadaan dimana
individu- individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia telah melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). PHBS rumah tanggabertujuan memberdayakan
anggota sebuah rumah tangga untuk tahu, mau dan mampu menjalankan perilaku kehidupan
yangbersihdansehatsertamemilikiperanyangaktifpadagerakanditingkatmasyarakat.Pada tahap
perencanaan yang perlu dilakukan yaitu menentukan tujuan dan menentukan jenis kegiatan
intervensi. Pada tahap pelaksanaan dan pencapaian yag perlu dilakukan yaitu
melakukanadvokasi,mengembangkandukungansuasana,danmembuatgerakanmasyarakat.
Padapemantauan dapatdilaksanakan dengan melakukan kunjungan lapangan ketiap tatanan
rumah tangga dengan melihat buku kegiatan/laporan kegiatan intervensi. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan instrumen yang sudah dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh pengelola PHBS lintas program dan lintas sektor.
Penilaian PHBS meliputi masukan, proses dan luaran kegiatan

13
B. Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah "Program


PHBS Rumah Tangga" maka dari itu segala masukan atau saran dari pembaca yang
membangun sangat diperlukan bagi penulis kedepannya

DAFTAR PUSTAKA

Depkes.2010.RisetKesehatanDasar2010.Jakarta:DepartemenKesehatanRI.
Depkes 2013.RisetKesehatanDasar2013 Jakarta:DepartemenKesehatanRI.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang diakses pada link berikui ini
https://environmentalsanitation.wordpress.com/2011/12/05/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-
phbs/
Pratiwi, PritaEka. 2015. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Tatanan Rumah
Tangga
Masyarakat Using (Studi Kualitatif di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten
Banyuwangi). Skripsi: Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Jember. Undang-Undang
No. 36Tahun2009.
https://promkes.kemkes.go.id/phbs
ModulPHBSFKUNShttps://fk.uns.ac.id/static/filebagian/MODUL PHBS.pdf
tanggal150ktober2021.Padapukul 07.30WIB. diaksespada

14
AnikMaryuni 2013Perilaku HidupBersihDanSehat (PHBS). Jakarta:CV.TransInfoMedia.

Depkes RI.2010.Peraturan MenteriKesehatan RepublikIndonesiaNomor:2269/MENKES/


PER/XI/2011. Tentang Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta. Depkes
RI.

15

Anda mungkin juga menyukai