Anda di halaman 1dari 14

POSYANDU LANSIA

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

1. Dumora Panjaitan 032019082


2. Eka Olivia Togatorop 032019087
3. Mira Lingga 032019062
4. Gebi Malau 032019053
5. Melisa Simanjuntak 032019059
6. Reymondus Saragih 032019085

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH MEDAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat Nya
sehingga Kelompok dapat menyelesaikan makalah dengan Judul “POSYANDU LANSIA” tepat
pada waktunya. Dalam penyelesaian tugas ini, kami banyak mendapat sumber materi dari
berbagai pihak, antara lain dosen pembimbing, Jurnal, E-book, dan teman-teman kelompok yang
telah banyak membantu mencari sumber materi dan memberikan masukan, dukungan, dalam
menyelesaian tugas makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini belum sempurna.Untuk itu segala saran dan
kritikan yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan
penulisan makalah selanjutnya. Semoga dengan adanya tugas kelompok ini akan dapat
memberikan manfaat besar bagi bagi pembaca dan untuk kita semua.

Medan, 31 Oktober 2022

KELOMPOK 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULLUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Posyandu Lansia .........................................................................3
2.2 Tujuan Posyandu Lansia ...........................................................................4
2.3 Manfaat Posyandu Lansia..........................................................................5
2.4 Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia....................................................6
2.5 Jenis Kegiatan Posyandu Lansia................................................................7
2.6 Tenaga Pelaksana Posyandu Lansia...........................................................8
2.7 Pengembangan Kegiatan Posyandu Lansia................................................9
2.8 Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia.....................................................10
2.9 Pengendalian Kegiatan Posyandu Lansia...................................................11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara ke-empat dengan jumlah lansia terbanyak setelah Amerika,
India, dan China. Berdasarkan data (Badan Pusat Statistik, 2019), selama kurun waktu hampir
lima dekade (1971-2019),persentase penduduk lansia Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat.
Pada tahun 2019, persentase lansia mencapai 9,60 persen atau sekitar 25,64 juta orang. Kondisi
ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang bertransisi menuju ke arah penuaan penduduk. karena
persentase penduduk berusia di atas 60 tahun mencapai di atas 7 persendarikeseluruhan
penduduk dan akan menjadi negara denganstruktur penduduk tua (ageing population) jika sudah
berada lebih dari 10 persen.Puskesmas Harapan Raya adalah salah satu Puskesmas di Kota
Pekanbaru yang memiliki jumlah lansia yang cukup banyak yaitu sekitar 4.762 orang
lansia(6,9%). Diwilayah kerja Puskesmas Harapan Raya memiliki 5 posyandu lansia yaitu
posyandu lansia Harum Sari sebanyak 1.133 orang lansia (23,8%), posyandu lansia Kida
Berdering sebanyak 923orang lansia (19,4%), posyandu lansiaAnggrek [7] sebanyak 975 orang
lansia (20,5%), posyandu lansia Anggrek [1] sebanyak 946 (19,9%), posyandu lansia anggrek [9]
sebanyak 785 orang lansia (16,5%).Puskesmas Harapan Raya juga melayani berbagai program
puskesmas seperti periksa kesehatan (check up), pembuatan surat keterangan sehat, rawat jalan,
lepas jahitan, ganti balutan, jahit luka, cabut gigi, periksan tensi, tes hamil, periksa anak, tes
golongan darah, asam urat, kolesterol, lansia dan lainnya (Ermawati,D.,&Lukiastuti,F.2019)

Berdasarkan survei awal yang dilakukan, jumlah kunjungan lansia ke posyandulansia masih
rendah dan masih belum mencapai target yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota
Pekanbaru yaitu 60%. Dari 5 posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya yang
berjumlah sebanyak 4.762 orang lansia dan total persentase kehadiran lansia pada posyandu
lansia yaitu sebanyak 9,2%. Hanya beberapa lansia yang terdata aktif mengikuti kegiatan pada
posyandu lansia berdasarkan data 6 bulan terakhir (Februaris/dJuli 2021)yaituposyandu lansia
Anggrek [7]yang aktif sebanyak 57 orang lansia (5,8%), posyandu lansia Kida Berdering yang
aktif sebanyak 88 orang lansia (9,5%), posyandu lansia Anggrek [1] yang aktif sebanyak93
(9,8%), posyandu lansia anggrek [9] yang aktif sebanyak77 orang lansia (9,8%), danposyandu
lansia Harum Sari yang aktif sebanyak 124 orang lansia (10,9%) (Rospita Rahmi,2022)
BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1.Defenisi Posyandu Lansia

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lanjut usia di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati , yang digerakan oleh masyarakat dimana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan . Posyandu lansia merupakan pengambangan dari kebijakan
pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang menyelenggarakannya melalui
program puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan
organisasi sosial dalam penyelenggaraannya. (Subijanto, 2017).

Disamping pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan
sosial, agama, pendidikan, ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yang
dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan
potensi diri.

1. Kader Posyandu adalah orang dewasa, baik laki–laki atau perempuan yang mau bekerja
secara sukarela melakukan kegiatan–kegiatan kemasyarakatan terkait dengan
kesejahteraan lanjut usia.
2. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun.
3. Pra Lanjut Usia adalah seseorang yang berumur 45 sampai 59 tahun.
4. Lanjut usia terlantar adalah lanjut usia yang mempunyai 3 atau lebih kriteria
keterlantaran.
5. Lanjut usia tidak terlantar adalah lanjut usia yang hanya mempunyai 1 kriteria
keterlantaran.
6. Lanjut usia rawan terlantar adalah lanjut usia yang mempunyai 2 kriteria keterlantaran.
7. Kriteria keterlantaran
a. Tidak/belum sekolah atau tidak tamat SD 7
b. Makan makanan pokok kurang dari 21 kali seminggu.
c. Makan lauk pauk berprotein tinggi kurang dari 4 kali seminggu
d. Memiliki pakaian kurang dari 4 stel
e. Tidak mempunyai tempat tinggal tetap untuk tidur
f. f. Bila sakit tidak diobati
8. Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan pribadi
lanjut usia baik fisik maupun mental emosional. KMS digunakan untuk memantau dan
menilai kemajuan kesehatan lanjut usia yang dilaksanakan melalui kegiatan Posyandu
lanjut usia (Kemenkes RI.(2018).

2.2. Tujuan Posyandu Lansia


Tujuan Posyandu lansia secara garis besar yaitu penelusuran jangkauan pelayanan
kesehatan lansia dimasyarakat , sehingga terbentuknya pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan lansia serta meningkatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta
masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan , meningkatkan komunikasi antara
masyarakat usia lanjut (Dayaningsih,D,dkk 2021).

2.3 Manfaat Posyandu Lansia

Menurut Nungrahaeni (2018) manfaat dari posyandu lansia adalah :


1. Kesehatan fisik lanjut usia dapat dipertahankan tetap bugar .
2. Rekreasi kesehatan tetap terpelihara.
3. Dapat mengalirkan minat dan bakat untuk mengisi waktu
4. Pengetahuan lansia menjadi meningkat yang menjadi dasar dan dapat mendorong minat
orang tua sehingga tidak percaya diri dihari orang tuanya .
2.4. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia

Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia lansia terdiri atas 5 meja yaitu :

1. Meja 1 : Tempat pendaftaran .Lansia mendaftar, kemudian kader catat lansia tersebut.
Lansia yang sudah terdaftar dibuku register kemudian menuju meja selanjutnya .
2. Meja 2 : Tempat pengukuran dan penimbangan berat badan .
3. Meja 3 : Pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan berat badan , Indeks Masa
Tubuh ( IMT ) , dan "mengisi KMS .
4. Meja 4 : Tempat melakukan kegiatan konseling dan pelayanan pojok gizi ,
Penyuluhan kesehatan individu berdasarkan KMS , serta mempersembahkan badan
PMT .
5. Meja 5 : Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan , pengisian data - data pemeriksaan
pada KMS Dan diharapkan setiap kunjungan para lansia disarankan untuk selalu
membawa status kesehatan (Melati,M.,Utomo,W.,2021).

2.5. Jenis Kegiatan Posyandu Lansia

Jenis Kegiatan Posyandu Pada dasarnya jenis kegiatan posyandu lanjut usia tidak berbeda
dengan kegiatan posyandu balita atau kegiatan 21 upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
lain di masyarakat. Namun posyandu lanjut usia kegiatannya tidak hanya mencakup upaya
kesehatan saja tetapi juga meliputi upaya sosial dan karya serta pendidikan. Hal tersebut
disebabkan karena permasalahan yang dihadapi lanjut usia bersifat kompleks, tidak hanya
masalah kesehatan namun juga masalah sosial, ekonomi dan pendidikan yang saling terkait dan
mempengaruhi satu sama lainnya. Sebelum kita membicarakan jenis kegiatan yang dilakukan
oleh posyandu, terlebih dahulu para penyelenggara posyandu diharapkan mengerti tujuan
penyelenggaraan posyandu seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Jenis kegiatan yang dilaksanakan di posyandu lanjut usia yaitu :

1. Kegiatan pengukuran IMT melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan. Kegiatan
ini dilakukan 1 bulan sekali.
2. Kegiatan pemeriksaan tekanan darah dilakukan minimal 1 bulan sekali, namun bagi yang
menderita tekanan darah tinggi dianjurkan setiap minggu. Hal ini dapat dilakukan di
puskesmas atau pada tenaga kesehatan terdekat.
3. Kegiatan pemeriksaan kadar haemoglobin darah (Hb), gula darah dan kolesterol darah.
Bagi lanjut usia yang sehat cukup di periksa setiap 6 bulan. Namun bagi yang
mempunyai faktor resiko seperti turunan kencing manis, gemuk sebaiknya 3 bulan sekali
dan bagi yang sudah menderita maka dilakukan di posyandu setiap bulan. Kegiatan
pemeriksaan laboratorium ini dapat dilakukan oleh tenaga Puskesmas atau
dikoordinasikan dengan laboratorium setempat.
4. Kegiatan konseling dan penyuluhan kesehatan dan gizi harus dilakukan setiap bulan
karena permasalahan lanjut usia akan meningkat dengan seiring waktu, selain itu dapat
memantau faktor risiko penyakit-penyakit degeneratif agar masyarakat mengetahui dan
dapat mengendalikanya.
5. Konseling usaha ekonomi produtif dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
6. Kegiatan aktivitas fisik/senam dilakukan minimal 1 minggu sekali diluar jadwal
penyelenggaraan posyandu (Soewono,(2017)

2.6. Tenaga Pelaksana Posyandu Lansia

Tenaga pelaksana pada dasarnya adalah semua pengurus posyandu yang saling
membantu, namun harus ada penanggung jawab masing-masing sesuai bidangnya. Para lanjut
usia yang lebih muda dan lebih sehat dapat diberdayakan membantu kegiatan ini sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Dengan mengajak mereka ikut membantu penyelenggaraan
posyandu akan memberikan banyak manfaat antara lain:

1. Para lanjut usia akan merasa posyandu milik mereka


2. Para lanjut usia merasa dihargai/dihormati
3. Membuat lanjut usia tersebut tetap aktif dan akan meningkatkan kesehatan dan mencegah
kepikunan.
4. Meningkatnya rasa persaudaraan, terbangunnya ikatan emosi yang positif antar generasi
dan akan membuat lanjut usia rajin datang.
5. Pekerjaan menjadi ringan, efisien dan efektif, cepat selesai, sehingga akhirnya tersedia
waktu luang yang dapat digunakan untuk kegiatan lainnya (Safitri & Nurhayati,2019).

2.7. Pengembangan Kegiatan Posyandu Lansia

Untuk merencanakan pengembangan kegiatan yang perlu diperhatikan adalah

1. apakah kegiatan yang ada dibutuhkan masyarakat?


2. apakah kegiatan yang akan dikembangkan merupakan penyempurnaan dari kegiatan
sebelumnya atau peningkatan kualitas?
3. apakah pengembangan kegiatan ini merupakan suatu hal yang baru?
4. apakah posyandu mempunyai sumberdaya yang cukup untuk pengembangan kegiatan?
5. bagaimana caranya agar kegiatan tersebut tetap langgeng?

Semua pertanyaan tersebut harus dijawab dengan cara mendiskusikan dengan semua pengurus,
tokoh kunci, ataupun perwakilan anggota dan melakukan monitoring dari 24 kegiatan yang
sudah ada atau studi banding ke posyandu atau LSM/institusi yang telah melaksanakan
(Dayaningsih,dkk.2021).

2.8. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Lansia

Pelaksanaan kegiatan posyandu dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah


disepakati. Namun dapat diuraikan berdasarkan pengelopokan kegiatan sebagai berikut :

a) Kegiatan pelayanan kesehatan, gizi

b) Kegiatan senibudaya, olahraga dan rekreasi

c) Kegiatan peningkatan spiritual


d) Kegiatan kesejahteraan/sosial

e) Kegiatan pendidikan ketrampilan

Kegiatan tersebut di atas diatur sesuai dengan ketenagaan dan waktu tersedia dan dapat
dilakukan pada sebuah gedung, dibawah tenda ataupun di tempat terbuka. Pada prinsipnya
kegiatan kesehatan harus dilakukan 1 bulan sekali agar dapat memantau kondisi kesehatan.
Kegiatan olahraga/senam bersama minimal dilakukan 1 minggu sekali, selanjutnya senam
dilakukan sendiri dirumah masing-masing untuk menjaga kelenturan otot dan sendi. Dalam 48
jam otot akan menjadi kaku kembali sehingga olah raga/senam yang paling baik adalah 3-5 kali
seminggu selama 30-60 menit. Secara terperinci sebagai berikut; senam aerobik seperti jalan,
jogging, berenang atau dansa minimal 30 menit 5 kali seminggu untuk kebugaran, senam yang
menggunakan tahanan (resistance exercise) untuk penguatan dan ketahanan/endurance otot
minimal 2 kali seminggu, untuk senam kelenturan (flexibility excersice) 2 kali seminggu selama
minimal 10 menit, sedangkan balance exercise/ 25 senam keseimbangan perlu dilakukan untuk
mencegah resiko jatuh. Balance exercise dilakukan bersifat individual tergandung kondisi, yang
paling penting adalah dilakukan secara bertahap agar terjadi peningkatan keseimbangan.
Kegiatan lain dalam posyandu dapat dilakukan secara bersama atau sendiri-sendiri sesuai
kebutuhan. Pada beberapa daerah, penyelenggaraan posyandu lanjut usia dilaksanakan pada hari
dan tempat yang sama dengan jam yang berbeda dengan posyandu balita. Hal ini kelihatannya
sulit dilakukan, namun ternyata memberikan banyak manfaat. Dengan diintegrasikan
penyelenggaraan posyandu balita dengan posyandu lanjut usia dapat terjalin solidaritas antar tiga
generasi (Nelwan,R.E dkk,2019).
2.9. Pengendalian Kegiatan Posyandu Lansia

Menurut (Riamah,2019) Pengendalian dilakukan dengan melaksanakan monitoring dan


evaluasi. Apapun bentuk kegiatan yang dilakukan, perlu dimonitoring dan dievaluasi untuk
mengetahui tingkat berhasilan ataupun perkembangan, serta hambatan dan peluang. Demikian
pula halnya dengan posyandu lanjut usia. Pengendalian dapat dikelompokan menjadi
pengendalian

- Internal

- Eksternal

Pengendalian Internal adalah pengendalian yang dilakukan oleh tenaga posyandu,


sedangkan pengendalian eksternal adalah pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar seperti
lanjut usia, masyarakat sekitarnya, atau pihak luar lainnya. Pengendalian eksternal ini penting
dilakukan karena memberikan hasil yang lebih objektif. Untuk melakukan evaluasi secara baik
dan akurat diperlukan beberapa indikator. Indikator yang yang diperlukan dalam pengendalian
posyandu lanjut usia adalah:

1. Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan


2. Kehadiran kader
3. Pelayanan kesehatan - cakupan penimbangan - cakupan pemeriksaan laboratorium -
cakupan hasil pemeriksaan kesehatan - cakupan penyuluhan kesehatan
4. Frekuensi pelaksanaan senam
5. Frekuensi pelaksanaan pengajian/kebaktian
6. Kegiatan Usaha Ekonomi Produktif
7. Kegiatan penghapusan buta aksara
8. Rekreasi
9. Kegiatan peningkatan pendidikan dan ketrampilan
10. Ketersediaan dana untuk penyelenggaraan kegiatan
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peningkatan jumlah lanjut usia sebagai akibat dari peningkatan umur harapan hidup waktu
lahir, berimplikasi pada permasalahan lanjut usia dalam aspek kehidupan dan penghidupan. Oleh
karena itu diperlukan upaya yang komprehensif, terpadu, berkesinambungan mulai dari
pemerintah di tingkat pusat maupun daerah sampai ke tingkat desa. Selain itu partisipasi aktif
masyarakat sangat dibutuhkan dan merupakan peran sentral yang sangat menentukan
keberhasilan upaya tersebut.

Posyandu lanjut usia merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang nyata dalam
mewujudkan mutu kehidupan lanjut usia, mencapai masa tua bahagia dan berdayaguna dalam
kehidupan berkeluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ermawati, D., & Lukiastuti, F. (2019). Determinan Perilaku Kunjungan Lansia Ke Posyandu
Dengan Dukungan Keluarga Sebagai Variabel Moderasi.

Subijanto,2017. Analisis Lansia di Indonesia. Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI, 1–2.Diakses dariwww.depkes.go.id/download.php?file=download/.../infodatinlansia2016.pd
%0A

Rospita Rahmi,2022.Data Dasar Puskesmas. Journal of Chemical Information and Modeling,


53(9), 1689–1699.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2018).Riset Kesehatan Dasar


(Riskesdas) 2018. Jakarta

Dayaningsih, D.,Astuti,Y.,Yuwinda, N.T.,& Rahayu,N.D.(2021).Gambaran pengetahuan dan


perilaku lansia dengan diabetes mellitus tipe II di Wilayah
Kota Semarang. Jurnal Keperawatan Sisthana, 6(2),44-47.

Nugrahaeni,D.K. (2018). “Umur Lebih Dari 45Tahun Dan Rendahnya Konsumsi Serat Beresiko
Terkena Hipertensi”.Kesehatan Masyarakat. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani.Cimahi.

Melati,M.,Utomo,W.,&Agrina,A.(2021).Pengaruh senam anti stroke terhadap tekanan darah


penderita hipertensi. Jurnal Ners Indonesia.

Safitri,Y.,& Nurhayati,I. K.A.(2019). Pengaruh pemberian sari pati bengkuang (pachyrhizus


erosus terhadap kadar glukosa darah pada penderita
diabetes mellitus tipe ii usia 40-50 tahun di kelurahan
bangkinang wilayah kerja PuskesmasBangkinang Kota tahun 2018.

Nelwan,R.E.,Maramis,F.R.,&Tucunan,A.A. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kunjungan Posyandu Lansia Di Kelurahan Papakelan
Kecamatan Tondano Timur Kabupaten Minahasa.Skripsi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat,Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal Kesmas, Volume 8 (6).

Anda mungkin juga menyukai