Anda di halaman 1dari 24

ANATOMI & FISIOLOGI FARING

Oleh
Rheken Aryo Balinga

Pembimbing
dr. Nunun Chatra Kristinae, Sp.THT-KL

Kepaniteraan Klinik KSM Ilmu Kesehatan THT-KL


Fakultas Kedokteran UPR / RSUD. dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
2021
ANATOMI FARING
Pharynx→kantong fibromuskular
Lokasi:
• Di belakang cavum nasal, cavum oris
dan laring
• Memanjang dari dasar tengkorak ke
batas inferior kartilago krikoid
(anterior) & batas inferior vertebra
C6 (posterior)
Dimensi :
• Panjang : 12-14cm
• Lebar: 1,5 cm-3,5 cm
Terdiri :
• Nasopharinx
• Oropharynx
• Laringopharynx
Batas-batas Nasofaring (Epipharynx)

• Batas atas : dasar dari


Corpus Ossis
Sphenoidalis
• Batas bawah : Palatum
Molle
• Batas depan : Choana
• Batas belakang :
Vertebra Cervical I dan II
Bangunan Nasofaring (Epipharynx)

• Ostium tuba
• Adenoid
• Fossa Rosenmulleri
• Ismus nasofaring
• Torus tubarius
Batas-batas Orofaring
(Mesopharynx)
• Batas atas : Palatum Molle
• Batas bawah : Tepi atas
Epiglotis
• Batas depan : Rongga
Mulut
• Batas belakang : Dinding
faring yang menutupi
columna vertebralis II dan
III
Bangunan Orofaring (Mesopharynx)

• Tonsila palatina
• Fossa supratonsil
• Tonsila lingualis
Batas-batas Laringofaring
(Hipopharinx)
• Batas atas : Bidang datar
setinggi tepi atas Epiglotis
• Batas bawah : kartilago
krikoid
• Batas depan : Aditus
Laring
• Batas belakang : menutupi
Columna Vertebralis
Servikalis 3,4,5 dan 6
Bangunan Laringofaring
(Hipopharinx)
• Valekula
• Fossa / sinus piriformis
Waldeyer's Ring
Fungsi: proteksi / pertahanan tubuh

1. Satu tonsil adenoid


2. Dua tonsil tuba
3. Dua tonsil palatine
4. Satu tonsil lingual
Mukosa Nasofaring

• Nasofaring berfungsi untuk


saluran respirasi, sehingga
mukosanya bersilia, sedangkan
epitelnya torak berlapis yang
mengandung sel goblet.
Mukosa Orofaring dan Laringofaring

• Orofaring dan laringofaring


berfungsi untuk saluran cerna,
sehingga mukosanya tidak
bersilia, sedangkan epitelnya
gepeng berlapis.
Musculus Faring
1. EKSTERNAL :
 M.constrictor
pharyngis superior
 M.constrictor
pharyngis medius
 M.constrictor
pharyngis inferior

2. INTERNAL :
 M. palatopharyngeus
 M. salpingopharyngeus
 M. stylopharyngeus
 M. Levator vili palatini
Persarafan Faring
Vaskularisasi Faring

Berasal dari cabang


arteri karotis
eksterna :
• A. pharyngea ascendens

• A. palatina ascendens

• A. facial

• A. maxillaris

• A. lingualis
Vaskularisasi Faring

 Superior: Plexus
pterigoid
 Inferior : Vena
jugularis interna
Aliran Limfe Faring

Aliran limfa dari dinding faring dapat melalui 3


saluran :

1. Superior – retrofaring dan servikal dalam atas

2. Media - jugulodigastrik dan servikal dalam atas

3. Inferior - servikal dalam bawah


Fisiologi Nasofaring
 Fungsi utama : sebagai tabung kaku & terbuka
untuk udara pernapasan
 Saluran ventilasi & drainase dari auris media
melalui tuba Eustachius
 Saluran & drainase dari hidung
 Sebagai ruang resonansi (pembentukan suara)
Fisiologi Oro & Laringofaring
• Saluran pernapasan & drainase dari
nasofaring
• Saluran makanan/minuman dari
mulut
• Ruang resonansi suara
• Jaringan limfoid cincin Waldeyer) 
proteksi thd infeksi, benda asing,
membentuk antibodi
• Proses menelan
Proses Menelan
FARING : proses menelan & pernapasan
persimpangan jalan oro & laringofaring

Proses menelan :
1. Fase Oral ~ volunter (sengaja)
2. Fase Faringeal ~ involunter (reflek / otomatis)
3. Fase Esofageal ~ involunter
FASE ORAL
makanan dibawa dari rongga mulut ke faring, dasar mulut, os hioid,
laring  ditarik ke atas & depan ~ kontraksi m. milohioid

ujung lidah menekan


palatum durum
gerakan lidah dari
anterior ke posterior ~
kontraksi m. stiloglosus
& palatoglosus, ismus
fausium menyempit,
makanan terdorong ke
orofaring
FASE FARINGEAL
• bolus makanan menyentuh ddg
belakang faring berawal reflek
menelan
laring telah diangkat & ditarik
ke anterior kemudian laring
tertutup epiglotis
palatum mole bergerak ke atas,
shg nasofaring & orofaring
tertutup~ gerakan m. tensor
palatini & m. levator veli
palatini
Pusat pernapasan di medula
dihambat oleh pusat menelan
(apnea deglutisio).
TAHAP ESOFAGEAL
• Merupakan fase perpindahan bolus dari esofagus ke
lambung.
• Pada kondisi istirahat, introitus esofagus selalu
tertutup. Namun, dg adanya rangsangan bolus pada
akhir fase faringeal, terjadi relaksasi m.krikofaring
yg menyebabkan introitus esofagus terbuka dan
bolus masuk ke dalam esofagus.
• Setelah bolus lewat, sfingter akan berkontraksi lebih
kuat, shg makanan tidak akan kembali ke faring
agar tidak terjadi refluks.
• Gerak bolus di esofagus bagian atas dipengaruhi
oleh kontraksi m.konstriktor faring inferior pada
akhir fase faringeal.
• Kemudian bolus didorong ke distal oleh gerakan
peristaltik esofagus.
• Pada akhir fase esofagal, sfingter esofagus bagian
bawah terbuka secara refleks saat dimulainya
peristaltik esofagus servikal utk mendorong bolus
ke distal.
• Setelah bolus lewat, sfingter akan menutup kembali.
DAFTAR PUSTAKA

• Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed.


Jakarta: EGC; 2012
• Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku ajar
ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher.
Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.
• Farokah. Kuliah faringologi. Semarang: Bagian THT FK Undip;
2013.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai