Anda di halaman 1dari 59

KEDOKTERAN DAN

ILMU KESEHATAN

REVIEW SYSTEM
ILMU KEDOKTERAN THT
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

ANATOMI, FISIOLOGI, DAN


PEMERIKSAAN FISIK TENGGOROK

REVIEW SISTEM

Oleh : Galuh Shafira Savitri


(20204010055)

Pembimbing :

dr. Agung Raharjo, Sp. THT-KL


KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

FARING
Faring berjalan dari dasar tengkorak ANATOMI
ke bawah setinggi C6. Berbentuk
seperti corong dengan atas besar dan
mengerucut kebawah.
Bagian atas berhubungan dengan
rongga hidung melalui koana, bagian
depan berhubungan dengan mulut
melalui isthmus orofaring, bagian
bawah berhubungan dengan esofagus
melalui auditus faring.

Faring terdiri dari 3 bagian, yaitu :


1. Nasofaring (Esofaring)
2. Orofaring (Mesofaring)
3. Laringofaring (Hipofaring)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Nasofaring: mukosa bersilia, epitel


MUKOSA torak berlapis yang mengandung sel
goblet
Orofaring: Epitel gepeng berlapis dan
Otot Sirkuler tidak bersilia

Longitudinal
m. konstriktor
faring superior
m. stilofaring

Otot
m. konstriktor
OTOT faring media
m. palatofaring
m. konstriktor
faring inferior
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

NASOFARING

Batas-batas:
- Atas : Basis cranii
- Bawah : Permukaan atas palatum molle
- Belakang : Vertebra cervicalis
- Depan : Choana dan septum nasi

Nasofaring ~ orofaring : dibatasi oleh bidang


horizontal melalui arkus faring
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN OROFARING

Batas-batas : Bangunan pada Orofaring:


- Dasar : Radiks lingua • Tonsila palatine
- Belakang: Vertebra servikalis • Fosa tonsil
- Depan: Istmus faucium  batas faring dan cavum • Tonsila linguinalis
oris • Dinding posterior faring
• Uvula
• Foramen sekum
• Arcus faring anterior
posterior
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Pada istmus faucium terdapat 2 arcus, yaitu :


Arcus palatoglosus/anterior ~ m. palatoglosus
Arcus palatofaring/posterior ~ m. palatofaring

Di antara kedua arkus  fossa tonsilaris tempat tonsil


palatina
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

LARINGOFARING

Batas-batas :
- Atas : tepi atas epiglotis
- Bawah : introitus esofagus
- Belakang : vertebra servikalis
- Depan : laring
Orofaring ~ Hipofaring : dibatasi oleh bidang
horizontal melalui tepi atas epiglotis

Bangunan-bangunan pada laringofaring:


• Epiglotis
• Valekula
• Sinus piriformis
• Plika vokalis
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Struktur pertama yang tampak di bawah lidah


ialah valekula. Merupakan dua cengkungan
dibentuk oleh ligamentum glosoepiglotika
medial dan ligamentum glosoepiglotika lateral
pada tiap sisi. Valekula atau “kantong pil”
(pill pockets) pada beberapa orang kadang bila
menelan pil akan tersangkut di situ

Di bawah valekula terdapat epiglotis. Pada bayi


epiglotis ini berbentuk omega dan pada
perkembangannya akan melebar, meskipun
kadang bentuk infantile (bentuk omega) ini
sampai dewasa.

Dalam perkembangannya, epiglotis ini menjadi


lebar dan tipis. Epiglotis berfungsi melindungi
glotis ketika menelan minuman atau bolus
makanan, pada saat bolus menuju ke sinus
piriformis dan ke esophagus
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

TONSI
L
Tonsil termasuk dalam sistema
retikulo endotelial. Terdapat 3
macam tonsil, yaitu:
• Tonsil faring  di nasofaring
(adenoid)
• Tonsil palatina  di kanan dan
kiri orofaring (pada fosa tonsil)
• Tonsil lingua  ada 2 buah
yang letaknya berdekatan satu
sama lain dipangkal lidah
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN TONSIL FARING /
ADENOID

• Terletak di nasofaring, melekat pada dasar tengkorak.


• Dibandingkan tonsil palatina, kripte adenoid lebih sedikit. Permukaan adenoid terdiri
dari epitel yang mengikat.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN TONSILA PALATINA
(AMANDEL)

• Terletak pada fosa tonsil, yang terletak antara plika anterior dan plika posterior
• Tonsil mempunyai lekukan yang disebut kripta dan trabekula
• Pada kripte sering terisi detritus (berisi limfosit, bakteri dan sisa makanan)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

TONSIL LINGUA

Tonsil lingua terletak di dasar atau tepi


lidah, terdiri atas 2 tonsil, ditengahnya
terdapat ligamen glosoepligotika
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

WALDEYER’S RING
Walder’s ring adalah suatu
lingkaran yang mengelilingi
lumen terdiri dari tiga macam
tonsil (adenoid, palatina, dan
lingual) yang dihubungkan oleh
jaringan limfe.

Fungsi :
• Pertahanan terhadap kuman
patogen
• Penghasil antibodi spesifik
• Penghasil limfosit
• Berperan terhadap proses
imunologis
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

NEUROVASKULARISASI TONSIL
• Arteri palatine asenden
Cabang tonsil arteri facialis
Arteri

• Arteri faringeal asenden
• Cabang arteri maksilaris interna

• Superior: Plexus pterigoid


Vena • Inferior: Vena jugularis interna

Inervasi • Motorik: N. assesorius melalui pleksus faringeal


• Sensorik: Pleksus faringeal dari n. glossofaringeal
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

VASKULARISASI TONSIL
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN FISIOLOGI FARING
Faring merupakan persimpangan jalan proses menelan & pernafasan. Di mana
dilalui udara dari hidung ke laring dan makanan dari rongga mulut ke esofagus.
Fungsi faring terutama untuk pernafasan, menelan, resonansi suara dan
artikulasi.

Proses menelan :
1. Fase oral  Volunter (sadar atau disengaja)
2. Fase faringeal  Involunter atau refleks
3. Fase esofageal  Involunter/ atau refleks

Fungsi utama faring:


• Respirasi
• Proteksi
• Artikulasi
• Digestivus
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

FASE ORAL
• Pengunyahan dilakukan pada sepertiga
tengah lidah
• Ujung lidah menekan palatum durum
• Gerakan lidah dari anterior ke posterior ~
kontraksi m. stiloglosus & palatofaring
• Ismus fausium menyempit
• Makanan terdorong ke orofaring
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

FASE FARINGEAL FASE ESOFAGEAL


Bolus makanan menyentuh dinding • Dalam keadaan istirahat introitus
belakang faring esophagus selalu tertutup
• Laring diangkat dan ditarik ke anterior • Karena ada bolus makanan, introitus
karena kontraksi m. stilofaring, m. esofagus terbuka ketika m.
salfingofaring, m. tirohiroid, dan m. konstriktor faringis inferior
lapatofaring  additus laring tertutup berkontraksi dan m. krikofaringeus
epiglotis berelaksasi
• Palatum mole bergerak ke atas, hubungan • Setelah bolus lewat, sfingter
nasofaring dan orofaring tertutup ~ kontraksi lebih kuat sehingga
gerakan m. tensor palatini dan m. levator makanan tidak kembali ke faring
veli palatini • Makanan dalam esofagus, didorong
• Pusat pernafasan di medula dihambat ke distal oleh peristaltic esofagus
oleh pusat menelan (disebut apnea
diglutisio) sehingga makanan tidak
masuk ke saluran pernafasan
• Bolus makanan masuk ke esofagus
karena valekula dan sinus priformis
sudah dalam keadaan lurus
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

LARING
• Laring mempunyai bentuk sebagai piramid
segitiga dengan puncak dibawah yaitu
kartilago krikoid ANATOMI
• Dibentuk oleh kerangka yang terdiri dari
tulang rawan (kartilago) dan jaringan lunak
sebagai pembungkus
• Kerangka tulang rawan 9 biji, 4 biji
sebagai kerangka pokok dan 5 biji
merupakan kerangka tambahan atau
penyokong, jaringan lunak pembungkus
yang terdiri atas mukosa, otot-otot,
pembuluh darah, saraf dan lain-lain.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

BATAS-BATAS LARING
Superior • Aditus Laringeus (Tepi atas epiglottis,
Ligamentum Aryepiglotica, Cartilago Aritenoid)

Inferior • Kartilagi krikoid dan berhubungan dengan trakea

Anterior • Permukaan belakang epiglottis

Posterior • M. aritenoid transversus dan lamina kartilago


krikoid
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Struktur Rangka
Laring
• Os hioid
• Kartilago tiroid
• Kartilago krikoid
• Kartilago epiglotis
• Kartilago aritenoid
• Kartilago
kornikulata
• Kartilago
kunaeiformis
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

• Epiglotis: ostium katup kartilago


yang menutupi ostium ke arah
laring selama menelan
• Glotis: ostium antara pita suara dan
laring
• Kartilago tiroid: kartilago
terbesar pada trachea, sebagian dari
kartilago membentuk jakun
(Adam’s apple).

• Kartilago krikoid: satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak
dibawah kartilago tiroid)
• Kartilago aritenoid: digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
• Pita suara: ligamen yang terkontrol oleh gesekan otot yang menghasilkan bunyi suara
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

OTOT LARING
Otot laring dikelompokkan menjadi 2 :
1. Otot Ektrinsik untuk menaik-turunkan
laring waktu menelan
2. Otot Intrinsik untuk fonasi atau untuk
bersuara
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Muskulus ekstrinsik
• Suprahioid (di atas os hioid, berfungsi
menarik laring ke bawah)
1. m. digastrikus
2. m. geniohioid
3. m. stilohioid
4. m. myohioid
• Infrahioid (di bawah os hioid, berfungsi
menarik laring ke atas)
1. m. sternohioid
2. m. omohiod
3. m. tirohioid
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Muskulus Intrinsik
M. adduktor (5 pasang)  menggerakkan
korda vokalis ke medial
1. m. thyroaritenoid (d/s) = m. vokalis
2. m. krikoaritenoid lateral (d/s)
3. m. krikotiroid
4. m. interaritenoid oblikus (2 bersilang)
5. m. interaritenoid transversus (tunggal)
M. abduktor (sepasang)  menggerakkan
korda vokalis ke lateral : m. krikoaritenoid
posterior
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

PERSARAFAN
Laring dipersarafi
oleh cabang N.
Vagus:

Nn. Laringeus
Superior (Cabang
interna dan eksterna)

Nn. Laringeus Inferior


(Nn. Laringeus
Rekuren) kiri dan
kanan
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

VASKULARISASI
Sistema Arteri
Laring

Laring mendapat perdarahan


dari cabang a. tiroidea
superior dan inferior

a. laringeus superior dan


inferior
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Sistem Vena Laring

Darah vena dialirkan melalui


v. laringeus superior dan
inferior

v. tiroidea superior dan inferior

v. jugularis interna
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Laring mempunyai 3 fungsi utama:


FISIOLOGI LARING 1. Proteksi jalan nafas
2. Respirasi
3. Fonasi
1. Proteksi Jalan Nafas
Mencegah makanan dan benda asing masuk ke dalam trakea. Caranya:
dengan menutup aditus laring dan rima glottis bersamaan

Kontraksi otot-otot ekstrinsik laring  pengangkatan


laring ke atas

Penutupan aditus laring

Kartilago arytenoid bergerak ke depan


(kontraksi m. tyroaritenoid dan m. arytenoid)
dan m. ariepiglotika sebagai sfingter
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

2. Respirasi

• Pada waktu inspirasi diafragma bergerak ke


bawah untuk memperbesar rongga dada dan
m. krikoaritenoideus posterior terangsang
sehingga kontraksinya menyebabkan rima
glotis terbuka
• Proses ini dipengaruhi oleh tekanan parsial
CO2 dan O2 arteri serta pH darah. Bila pO2
tinggi akan menghambat pembukaan rima
glotis, sedangkan bila pCO2 tinggi akan
merangsang pembukaan rima glotis
• Hiperkapnia dan obstruksi laring
mengakibatkan pembukaan laring secara
reflektoris, sedangkan peningkatan pO2
arterial dan hiperventilasi akan menghambat
pembukaan laring.
• Tekanan parsial CO2 darah dan pH darah
berperan dalam mengontrol posisi pita suara
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

3. Alat Fonasi
Teori Myoelastik Aerodinamik
• Selama ekspirasi, aliran udara melewati ruang
glotis dan secara tidak langsung menggetarkan
plika vokalis  otot-otot laring akan
memposisikan plika vokalis (adduksi, dalam
berbagai variasi) dan menegangkan plika
vokalis
• Selanjutnya, kerja dari otot-otot pernafasan
dan tekanan pasif dari proses pernafasan akan
menyebabkan tekanan udara ruang subglotis
meningkat, dan mencapai puncaknya melebihi
kekuatan otot sehingga celah glotis terbuka
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

• Plika vokalis akan membuka dengan arah


dari posterior ke anterior. Secara otomatis
bagian posterior dari ruang glotis yang
pertama kali membuka dan yang pertama
kali pula kontak kembali pada akhir siklus
getaran
• Setelah terjadi pelepasan udara, tekanan
udara ruang subglotis akan berkurang dan
plika vokalis akan kembali ke posisi saling
mendekat (kekuatan myoelastik plika
vokalis melebihi kekuatan aerodinamik)
• Kekuatan myoelastik bertambah akibat
aliran udara yang melewati celah sempit
menyebabkan tekanan negatif pada dinding
celah
• Plika vokalis akan kembali ke posisi semula
(adduksi) sampai tekanan udara ruang
subglotis meningkat dan proses seperti di
atas akan terulang kembali
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

SISTEM LIMFATIK KEPALA-LEHER


• Pembentukan cairan limfe
Cairan limfe berasal dari plasma
darah arteri kaya nutrisi  ujung kapiler
melambat, plasma keluar jadi cairan
interstitial membawa oksigen dan hormon
 90% cairan jaringan mengumpulkan
hasil metabolisme sel kembali ke kapiler
 vena  cairan limfe adalah 10% yang
tertinggal.
Fungsi cairan limfe membuang
produk metabolisme  bersirkulasi
melarutkan protein antar sel  kapiler
limfe menyatu membentuk vasa limfatika
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Sepertiga dari lebih 500


kelenjar limfe di tubuh terletak di atas
klavikula, kebanyakan pada rangkaian
jugularis interna dan spinalis assessorius.
Kelenjar limfe yang terlibat dalam
metastasis adalah kelenjar limfe di
rangkaian jugularis interna yang terbentang
dari klavikula sampai dasar tengkorak
.
Rangkaian jugularis interna ini dibagi
dalam kelompok superior, media, dan
inferior. Kelompok kelenjar limfe lainnya
submental, submandibula, servikalis
superfisialis, retrofaring, paratrakeal,
spinalis asesorius, skalenus anterior, dan
supraklavikula.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

• Leher dibagi dalam bentuk segitiga


yang dipisahkan otot
sternokleidomastoid menjadi segitiga
anterior dan posterior. Segitiga posterior
dibatasi otot trapezius, klavikula,
sternokleidomastoid.
• Segitiga anterior dibatasi m.
sternohioid, digastrikus, dan
sternokleidomastoid.
• Segitiga-segitiga tersebut terbagi lagi
menjadi segitiga-segitiga yang lebih
kecil; dalam segitiga posterior terdapat
segitiga supraklavikular dan segitiga
oksipital. Segitiga anterior terbagi atas
submandibula, karotid, dan segitiga
muskular
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

ANAMNESIS DAN
PEMERIKSAAN FISIK
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

ANAMNESIS
FARING KELENJAR LIMFE PADA
1. Nyeri tenggorokan LEHER
2. Nyeri menelan (odinofagia) 1. Berapa usia penderita?
3. Dahak di tenggorok 2. Apakah terdapat massa?
4. Sulit menelan (disfagia) 3. Apakah massa tumbuh dengan
5. Rasa sumbatan di leher cepat?
4. Apakah terdapat tanda
infeksi/peradangan?
LARING 5. Di manakah letak massa di leher?
6. Apakah massa kistik/solid?
1. Suara serak (disfoni) atau tidak 7. Apakah terdapat tanda keganasan di
keluar suara sama sekali (afoni) tempat lain (baik kepala/leher)?
2. Batuk 8. Ikut bergerak pada saat
3. Sulit menelan (disfagia) menelan/tidak?
4. Rasa ada sumbatan di tenggorok 9. Disertai suara serak/tidak, adanya
tanda gangguan hormon tiroid
(hipertiroid/ hipotiroid).
FARING
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

1. Nyeri tenggorokan & Nyeri menelan (odinofagia)


• Onset keluhan
• Frekuensi serangan, apakah hilang timbul/menetap
• Perubahan suara (serak & tenggorok terasa kering)
• Apakah keluhan nyeri disertai demam, batuk, pilek?
• Apakah merokok? Berapa jumlahnya dalam sehari?
• Apakah nyeri dirasakan hingga ke telinga (penyakit laring, epiglotis, atau
sinus piriformis)
2. Berdahak
• Sifat dahak (lendir, campur darah atau pus)
• Dahak dapat turun atau keluar bila di batukkan
• Dahak terasa turun ke tenggorok
• Apakah jumlah banyak/sedikit  dapat menggunakan takaran tertentu
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

3. Sulit menelan (disfagia)


• Onset keluhan
• Disertai mual, muntah, nyeri menelan?
• Apakah sulit menelan dirasakan untuk jenis makanan
tertentu (cair/padat)?
• Apakah ada berat badan yang menurun dengan cepat?

4. Rasa sumbatan di leher


• Onset keluhan, berapa lama
• Sumbatan dirasakan di daerah mana?
LARING
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

1. Suara serak (disfonia) / tidak keluar suara (afoni)


• Onset keluhan, berapa lama?
• Apakah memiliki riwayat peradangan di hidung /
tenggorok?
• Apakah keluhan disertai dengan batuk, rasa nyeri dan
penurunan berat badan?
2. Batuk
• Onset keluhan, berapa lama?
• Apakah terdapat faktor pencetus batuk (seperti rokok,
udara kotor, serta kelelahan), apakah pasien perokok?
• Apa yang dibatukkan? (apakah dahak kental, apakah
bercampur darah, dan jumlahnya)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

3. Sulit menelan (disfagia)


• Onset keluhan, berapa lama
• Apakah sulit menelan dirasakan untuk jenis makanan
tertentu (cair/padat)?
• Apakah keluhan bersifat progresif (semakin lama bertambah
berat)?
4. Rasa sesuatu di tenggorok
• Onset keluhan, berapa lama?
• Sumbatan dirasakan di daerah mana?
• Apakah perasaan intermitten atau terus menerus?
• Apakah terdapat nyeri / tidak? Jika nyeri apakah terdapat
nyeri alih seperti nyeri telinga?
• Apakah ada kesulitan menelan/bernapas?
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

PEMERIKSAAN FISIK
Alat yang digunakan :
• Head lamp
• Cermin tenggorok
• Lampu spiritus
• Penekan Lidah
• Xylocain Spray
• Kassa
• Sarung tangan
medis
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
POSISI
1. Pasien anak
• Pasien duduk di kursi dipangku oleh
orang tua
• Dokter duduk di kursi pemeriksa,
berhadapan namun bersisian dengan
pasien (lutut tidak saling bertemu)
• Tangan orang tua memegang kedua
tangan pasien, lalu tangan perawat
memegangi kepala pasien.
• Bila tidak ada asisten, minta orang tua
untuk memfiksasi kepala anak dengan
memegangi dahi anak menggunakan 1
tangan, bagian belakang kepala anak
menempel di dada orang tua, sementara
tangan yang lain melingkari badan
anak

2. Pasien dewasa
Pasien duduk di kursi penderita
berhadapan dengan pemeriksa, posisi kaki
saling bersisian
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
MULUT
INSPEKSI
1. Minta pasien untuk melepas semua gigi palsu karena dapat menyembunyikan
patologi penting
2. Minta pasien membuka mulut dan amati permukaan atas lidah – tepi –
bawah. Perhatikan sisi lidah tepat di belakang dikenal dengan “coffin corner”
yang merupakan daerah karsinoma lidah. Inspeksi lidah dari dalam dan dari luar
mulut, lihat apakah terdapat tanda pertumbuhan yang abnormal (atrofi papila
lidah, abnormalitas warna mukosa lidah). Lakukan juga pemeriksaan nervus
cranial XII  Paresis/ paralisis lidah mengakibatkan deviasi ke salah satu sisi
3. Kemudian lihat dasar mulut, gigi bawah, dan gusi, baik pada permukaan
dalam dan luar. Perhatikan apabila terdapat kerusakan gigi atau gingivitis.
Lihat ada tidaknya kelainan seperti inflamasi, pembengkakan, hiperemis,
massa, atau kelainan congenital. Perubahan warna, ulserasi, nodul
4. Gunakan penekan lidah untuk menekan pipi menjauhi gigi atas  lihat muara
saluran parotis (pada posisi dibalik gigi molar kedua atas), lihat gigi atas dan
gusi apakah terdapat kelainan, lalu lihat langit-langit kerasa atau lunak
5. Perhatikan ada tidaknya jaringan tonsil dan permukaan dindnig posterior
faring
6. Uji gerakan lidah dan juga lihat langit-langit mulut dengan meminta pasien
mengatakan “ahh”
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
MULUT
INSPEKSI
Inspeksi dengan memperhatikan:
• Bibir : ada/tidak labioskisis, radang, tumor
• Gigi dan ginggiva : caries dentis
• Lidah : gerakan lidah, radang, tumor
• Palatum : palatoskisis, tumor
• Uvula : gerakan uvula, uvula bifida, radang

PALPASI
Palpasi dilakukan pada setiap kelainan atau
area yang sakit yang ditemukan saat inspeksi
dilakukan. Palpasi bimanual berguna untuk
memeriksa apakah ada tumor, besar tumor,
perluasan di rongga mulut dan leher.
Gunakan sarung tangan dan palpasi pada area
dengan kedua tangan (satu tangan pada bagian
luar pipi dan yang lainnya pada bagian dalam
mulut).
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

PALPASI
Kemudian kedua tangan ditempatkan di bawah rahang
memungkinkan meraba kelenjar submandibula yang
berada di daerah leher yang kadang terjadi pembesaran

Bila ditemukan benjolan catat karakteristik benjolan:


• Nilai posisi, distribusi, warna, ukuran, bentuk,
permukaan, batas, kulit sekitar benjolan, konsistensi,
temperature, dan mobilitas
• Apakah bila benjolan digerakkan bersamaan dengan
kulit? (epidermal/dermal)
• Apakah kulit bergerak sedangkan benjolan tidak?
(subkutikular)
• Apakah benjolan ikut bergerak saat kontraksi otot?
(otot/tendon)
• Apakah bergerak pada satu arah? (tendon/nervus)
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
FARING

1. Px nasopharing  dilakukan bersamaan


dengan rhinoskopi posterior
2. Px hipopharing  dilakukan bersamaan
dengan laringoskopi indirek

• Pemeriksaan orofaring dilakukan dengan spatel lidah & lampu kepala


• Untuk melihat bagian posterior orofaring minta pasien untuk mengucapakan
“aah” (sehingga palatum akan terbuka)
• Amati Tonsil  besarnya kripte, radang, tumor
• Dinding Posterior  warna mukosa, atrofi/hipertrofi, granulasi
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

TONSIL
1. Besar tonsil
2. Permukaan
• Halus/berbenjol-benjol
• Ulserasi, Detritus
• Pelebaran kripte
• Micro abses
• Tonsil berlobus-lobus
• Besar tonsil kanan-kiri sama/ tidak

Interpretasi:
• T0 : Tonsil dalam fosa tonsil atau telah diangkat
• T1 : besarnya ¼ arkus anterior – uvula
• T2 : besarnya ½ arkus anterior – uvula
• T3 : besarnya ¾ arkus anterior – uvula
• T4 : besarnya mencapai uvula atau lebih
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
LARING

1) Pemeriksaan Flexibel Fiberoptik Laringoskopi (Fibre-optic


endoskopes)

Pasien dengan suara serak  Kontraindikasi :


curiga lesi plika focalis / Dengan tanda obstruksi saluran
memiliki suara desah lemah napas akut kemungkinan
dengan batuk akibat epiglotitis  rujuk spesialis
kelumpuhan plica fokalis
Indikasi :
1. Perubahan suara Peralatan
2. Riwayat kanker regio 1. Anastesi topikal spray &
kepala/leher vasokonstriktor (afrin &
3. Obstruksi jalan napas lidocain)
4. Sleep apnea 2. Endoskopi
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Langkah Pemeriksaan
1. Pasien duduk di kursi periksa bersandar
dengan tegak mengangkat dagu

2. Semprotkan spray berisi anastesi dan


vasokonstriktor  tunggu 10 menit
beritahu pasien mulut akan terasa pahit dan
pasien akan sulit menelan/berbicara

3. Posisi pemeriksa di depan/samping pasien


 masukan scope melalui lubang hidung
(jangan menyentuh septum)

4. Jika sudah sampai di belakang hidung,


turunkan scope ke bawah dan periksa
orofaring, hipofaring, dan laring.

5. Observasi epiglotis dan nilai dasar lidah.


Minta pasien meniup lubang hidung agar
lubang tidak tertutup, dan meniup pipi
untuk mengembangkan piriform
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

2) Pemeriksaan Indirect dengan Kaca Laring

Indikasi : Peralatan
1. Pasien yang tidak kooperatif 1. Kasa
dengan flexible fiberoptic 2. Tongue spatel
endoscopy 3. Xylocaine spray
2. Pasien yang alergi terhadap 4. Headlamp
anastesi topikal/ 5. Kaca laring
dekongestan
3. Untuk mengevaluasi
pangkal lidah dan menilai Note.
kelainan laring • Mulai pemeriksaan 10 menit
setelah faring disemprot
dengan xylocain spray
Kontraindikasi : • Cermin harus diuapkan dulu
Tidak ada kontraindikasi  agar suhu cermin lebih
absolut pada prosedur ini kurang sama dengan suhu
tubuh
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

Langkah Pemeriksaan

1. Pasien duduk berhadapan dengan dokter, posisi pasien sedikit lebih tinggi
dibandingkan dokter.
2. Tubuh pasien sedikit condong ke depan, dengan mulut terbuka lebar dan lidah
dijulurkan keluar.
3. Pegang ujung lidah pasien dengan kassa steril supaya tetap berada di luar mulut.
Minta pasien untuk tenang dan mengambil nafas secara lambat dan dalam melalui
mulut.
4. Untuk mencegah timbulnya refleks muntah, arahkan kaca laring ke dalam orofaring
tanpa menyentuh mukosa kavum oris, palatum molle atau dinding posterior
orofaring.
5. Putar kaca laring ke arah bawah sampai dapat melihat permukaan mukosa laring dan
hipofaring. Ingat bahwa pada laringoskopi indirek, bayangan laring dan faring
terbalik
6. Minta pasien untuk berkata “aaahh”, amati pergerakan plika vokalis (true vocal
cords) dan kartilago arytenoid.
7. Plika vokalis akan memanjang dan beraduksi sepanjang linea mediana. Amati
gerakan pita suara (adakah paresis, asimetri gerakan, vibrasi dan atenuasi pita suara,
granulasi, nodul atau tumor pada pita suara).
8. Amati pula daerah glotis, supraglotis dan subglotis
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

LEHER
a. Inspeksi leher :
• simetris/ asimetris
• Tortikolis
• Tumor
• Limfadenopati

b. Palpasi leher :
• Ada tumor atau limfadenopati
• Single/ multiple
• Ukuran
• Konsistensi (lunak,kistik, padat,
keras)
• Permukaan (licin, berbenjol-benjol)
• Fiksasi (mudah digerakkan/ tidak)
• Nyeri tekan
• Tanda radang / sakit pada saat
digerakkan tidak
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

• Memeriksa kelenjar tiroid dengan posisi dari


belakang. Posisikan tiga jari setiap tangan
searah midline dari leher, pada bawah dagu,
Gerakkan perlahan jari-jari kebawah hingga
anda meraba glandula tiroid, Sentral ismus
lebih sering tidak teraba, Jika ada
pembesaran glandula, tentukan
kesimetrisannya

• Beri pasien segelas air, minta pasien


menundukan dagu dan mengisap sedikit air
dan menelannya, atau minta menelan ludah
rasakan gerakan istmus tiroid.

• Gunakan dua jari untuk menggerakkan


trakea kesatu sisi dan minta pasien untuk
menelan lagi. Palpasi badan lobus utama
dan kemudian palpasi tepi lateral dari
kelenjar.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

REFERENSI
• Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2019. Panduan Belajar Pendidikan Profesi Dokter: Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
dan Tenggorok.
• Paulsen F & Waschke J, 2010. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Jilid I Edisi 23.
Jakarta: EGC.
• Soetjipto, Damayanti, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala dan Lehaer Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai