Anda di halaman 1dari 67

SYSTEMA RESPIRATORIUS

( dr. Sri Indratni,PAK.M.Or)


Ag 2012

SYSTEMA RESPIRATORIUS
Terdiri dari:Tractus respiratorius dan pulmo Tractus respiratorius mulai dari nares, cavum nasi, sinus paranasalis, pharynx, larynx dan trachea. Pulmo terdiri dari pulmo dexter dan sinister, pulmo dibungkus oleh pleura, dlm pulmo co2 dilepaskan dan o2dari udara di ikat oleh Hb.Pulmo dexter tersusun oleh 3 lobus sedang pulmo sinister tersusun oleh 2 lobus. Dinding thorax & diaphragma penting dlm proces respirasi.

SUSUNAN ORGAN RESPIRASI


1. Cavum nasi 2. Nasopharynx 3. Larynx 4. Trachea 5. Bronchus 6. Bronchiolus 7. Bronchus terminalis 8. Alveolus

CAVUM NASI /RONGGA HIDUNG


Batas: Atap: - pars anterior dibentuk oleh facies posterior os nasale & processus nasalis ossis frontalis. - pars posterior oleh corpus sphenoidalis Dasar :processus palatini maxilae & pars horizontalis ossis palatini. Lateral:processus frontalis & facies medialis ossis maxillaris, pars perpendicularis ossis palatini, lamina medialis processus pterygoideus. Ventral:foramen piriforme Dorsal :choanae

GAMBAR CAVUM NASI

GBR. ANATOMI DAN FUNGSI CAVUM NASI

SEPTUM NASI
Di bentuk oleh : - bagian anterior : cartilago septum (quadrilateral), premaxilla, columela membranosa - bagian posterior : lamina perpendicularis os ethmoidalis - bagian post inf : os vomer, crista maxilla, crista palatina, crista sphenoidalis.

Letak Muara Cavum Nasi


Duktus nasolacrimalis : meatus nasi inferior Sinus ethmoidalis anterior : meatus nasi media Sinus frontalis : meatus nasi media Sinus ethmoidalis posterior : meatus nasi superior Sinus sphenoidalis : resesus sphenoidalis Sinus maxillaris : meatus nasi media

INERVASI NASI
1. Autonom Simpatis : dari ganglion cervicalis serabut postganglioner plexus sekitar a. carotis internus n petrosus superficialis mayor n vidianus Parasimpatis : dari N VII serabut preganglioner n vidianus, n petrosus sup mayor ganglion sphenopalatina 2. Cerebrospinalis N. V N opthalmikus N ethmoidalis anterior N. V N maxillaris ganglion sphenopaltinus N palatini mayor N. sphenopalatini brevis N. sphenopalatini longus N. olfactorius

NEUROEPITEL OLFACTORIUS
Letaknya bervariasi Ukurannya mengecil umur Umumnya terletak - atap rongga hidung (cribriformis plate) - superolateral dari septum - permukaan atas dan medial konka media Luasnya 1-4 cm2 Tebalnya 200 m

VASKULARISASI NASI
Dinding bagian luar : a. facialis cab a maxillaris eksterna a. ethmoidalis anterior a. opthalmicus Dinding lateral : a. ethmoidalis anterior a. ethmoidalis posterior a. sphenopalatina, a. palatina decenden Septum nasi : a. ethmoidalis anterior pleksus kieselbach a. ethmoidalis posterior a. sphenopalatina

FISIOLOGI CAVUM NASI


Fungsi dari cavum nasi : - Airway - Filtrasi - Heating - Humidification - Chemosensation - Nasal reflex Fungsi-fungsi tersebut dipertahankan oleh : - pembuluh darah - kelenjar nasi - sistem mukosiliar

PEMBULUH DARAH
Resistensi : mengontrol aliran darah Perubahan : filtrasi dan absorpsi Kapasitas : mengatur volume

SEKRESI KELENJAR DI NASI


Berperan dalam pelembaban udara pernafasan dan transport partikel Mukus diproduksi oleh sel goblet kelenjar submukosa kelenjar seromukus

FUNGSI MUKOSILIAR
Yang terdiri - epithel respiratori bersilia - mukus blanket - produksi mukus dari kelenjar Semuanya berperan : - mempertahankan kelembaban - pembersihan udara pernafasan - eliminasi debris

PEMBAGIAN PHARYNX MENURUT LETAK:

Nasopharynx/epipharynx
Terletak pada bagian teratas pharynx, dan mempunyai hubungan dengan: - Cavum nasi - Cavum tympani - Oropharynx Pada atap dan dinding dorsal Nasopharynx terdapat : Tonsila pharyngea, merupakan jaringan lymphoid, apabila membesar dinamakan adenoid. Pada dinding lateral Nasopharynx terdapat: a. aditus tubae auditivae b. torus tubarius c. recessus pharyngeus d. plica salpingopalatina e. plica salpingopharyngea f. torus levatoris g.tonsila tubae

Oropharynx
Membentang mulai palatum molle sampai os hyoid.
OROPHARYNX BERHUBUNGAN DENGAN: Cavum oris melalui isthmus faucium Larynx melalui aditus laryngeus Ke caudal melanjutkan sbg laryngopharynx Ke nasopharynx melalui isthmus pharyng. Pada dinding lateral tdp : a. arcus palatoglossus b. acus palatopharyngeus c. fossa tonsilaris d. tonsila palatina e. fossasupratonsilaris Pada dinding ventral tdp : a. isthmus faucium b. radix linguae c. tonsilia lingualis d. plica glossoepiglotica e. vallecula glossoepiglotica Waldeyers tonsillar ring :the lingual tonsil, the palatine tonsil, the pharyngeal tonsil (adenoid)

Laryngopharynx:
Terletak di sebelah caudal Oropharynx Dari os hyoidea sampai cartilago cricoidea yg lanjut sebagai oesophagus. Berhubungan dengan larynx melalui aditus laryngeus

LARYNX

LARYNX
Skeletopis setinggi v.c5 v.c7 Skeleton laryngis tda: - cartilago epiglotica - cartilago thyreoidea - cartilago cricoidea - cartilago arytenoidea sepasang - cartilago corniculata, cuneiforme, triticea, masing2 sepasang.

SIFAT2 CARTILAGO LARYNX


Cartilago hyalin:- cartilago thyreoidea - cartilago cricoidea - cartilago arytenoidea Cartilago elastis: -cartilago epiglotica -cartilago corniculata -cartilago cuneiforme -cartilago arytenoidea -cartilago2 kecil lain.

PEMBAGIAN CAVUM LARYNGIS


Vestibulum laryngis: rongga cranial dari plica ventricularis. Ventriculus laryngis: dibatasi: cranial: plica vestibuli caudal: plica vocalis. Cavum laryngis:rongga caudal plica vocalis, dengan batas: cranial : rima glotidis caudal : margo inforcartilago cricoidea.

ADITUS LARYNGIS
Merupakan pintu masuk kedalam vestibulum laryngis. Batas2 aditus laryngis: ventral : tuberculum epigloticum dorsal : incisura interarytenoidea / plica interarytenoidea lateral : plica aryepiglotica, tuberculum cuneiforme, tuberculum corniculatum.

GAMBAR LARYNX

PARS SUPORCAVUM LARYNGIS= VESTIBULUM LARYNGIS


Batas2: ventral:facies postorcartilago epiglotica lateral : facies medialis membrana quadrangularis, facies medialis cartilago arytenoidea, cuniforme, curniculata. dorsal :facies antor m. arytenoideus transversus cranio dorsal: aditus laryngeus caudal : plica vestibularis.

GLOTTIS DAN RIMA GLOTTIDIS


Glottis ialah alat suara yang dibentuk oleh: - plica vocalis, labium vocale & pars intermembranacea rima glottidis. Rima glottidis:celah dla cavum layngis, yang dibatasi oleh: -ventral:cartilago thyreoidea -dorsal : m. arytenoideus transversus -lateral : plica vocalis dan facies medis cartilago arytenoidea.

PEMBAGIAN RIMA GLOTTIDIS


Pars intermembranacea : dibatasi oleh plica vocalis bagian muka. Pars intercartilaginea: dibatasi oleh cartilago arytenoidea bag. belakang

VASCULARISASI LARYNX
a. laryngea supor cabang a.thyreoidea supor a. laryngea infor cabang a.thyreoidea infor a. crico thyreoidea cabang a. thyreoida supor.

NERVI YANG MENGINERVASI OTOT-OTOT LARYNX


N. laryngeus superior dipercabangkan oleh N.vagus ketika N.vagus melalui foramen jugulare. N.laryngeus inferior lanjutan dari N.recurrens, N.recurrens cabang dari N. vagus.

TRACHEA
Trachea adalah lanjutan dari larynx dan merupakan suatu pipa yang kuat yang terletak di depan oesophagus, melalui leher untuk mencapai rongga dada sebelah atas. Skeletopis trachea setinggi vc7 vTh4-5 Dinding trachea diperkuat oleh bbrp cincin rawan( cartilago trachealis) yg bag blkng terbuka. Dlm rongga dada trachea bercabang dua, sbg bifurcatio trachealis (skeletopis setinggi VTh4-5) dg cabangnya yaitu: bronchus dexter dan bronchus sinister. Vaskularisasi: cab. A. thyroidea sup dan a. bronchialis

TRACHEA

BRONCHUS
Bronchus merupakan cabang dari trachea Trachea ->bronchus dexter/ sinister ( bronchus primarius) ->bronchus secundus ( bronchus lobaris)-> bronchus segmentalis ( bronchus tertius)->bronchiolus terminalis ->bronchiolus respiratorius-> ductus alveolaris->saccus alveolaris -> alveolus. (alveolus amat kecil & sangat tipis dindingnya) Jumlah bronchus segmental pada paru kanan:10, dan pada paru kiri:8

PLEURA
Adalah pembungkus paru Terdiri dari 2 lapisan: 1. Pleura visceralis ( melekat pd paru, mengikuti fissura) 2. Pleura parietalis ( membatasi apex terdalam dinding dada, diafragma, serta sisi percardium dan mediastinum) Rongga yg dibentuk oleh pleura parietal dan visceral disebut Cavum Pleura

PLEURA PARIETALIS: PLEURA COSTALIS PLEURA DIAPHRAGMATICA PLEURA MEDIASTINALIS CUPULA PLEURAE ( pada apex paru)
VASCULARISASI: PLEURA COSTALIS : a/v intercostalis PLEURA MEDIASTINALIS : a/v Pericardiacophrenica PLEURA DIAPHRAGMATICA : a/v intercostalis dan a/v mammaria interna INNERVASI : N. Intercostalis N. Phrenicus

PULMO
Pulmo dexter terbagi atas 3 lobus,yaitu: lobus superior (lobus atas), lobus medius (lobus tengah), lobus inferior (lobus bawah) Pulmo sinister terbagi atas 2 lobus,yaitu: lobus superior dan lobus inferior. Pulmo sinister lebih kecil daripada pulmo dexter, karena jantung (cor) terletak antara kedua pulmo agak kekiri

Memiliki area permukaan alveolar seluas 40mm utk pertukaran udara Struktur: Bagian2 paru: 1. Apex pulmo 2. Basis pulmo 3. Facies costalis 4. Margo anterior 5. Hilus pulmonalis

Pulmo Dexter: 3 LOBUS SUPERIOR MEDIA INFERIOR Tdp : - fissura obliq - fissura horizontal

Pulmo Sinister: 2 LOBUS SUPERIOR DAN INFERIOR Tdp: Fissura obliq

Hilus Pulmonalis merupakan tempat masuknya radix pulmonalis. Radix pulomonalis terdiri dari: - a.pulmonalis - v. pulmonalis - plexus saraf - bronchus - a. bronchialis - limphonodi

VASCULARISASI PULMO : a/v Pulmonalis a/v Bronchialis Keterangan: Suplai darah untuk paru-paru berasal dari 2 arteri utama yakni arteri pulmonar dan arteri bronkial. Darah yang terdeoksigenasi yang berasal dari atrum kanan jantung masuk keparu-paru untuk disalurkan ke atrum kiri melalui vena pulmonar dalamkeadaan sudah teroksigenasi dari proses pertukaran gas di alveoli. Arteripulmonar juga memiliki kemampuan untuk konstriksi saat hipoksia lokal;beda dengan pembuluh lain yang dilatasi saat hipoksia. Arteri bronkial menyuplai darah untuk dinding-dinding bronki dan bronkiolus.Terdapat hubungan pula antara arteri bronkial dengan arteri pulmonar. Sebagian besar arteri kembali ke vena pulmonar, dan sebagian lain ke venabronkial menuju sistem azigos lalu ke vena kava superior

INNERVASI PULMO :
Parasimpatis: n. vagus untuk bronchus Simpatis : ganglion symphaticus thoracalis 1-5, untuk arteri. EMBRIOLOGI PULMO : Tunas pulmo terbentuk pada usia 4 minggu. Dibentuk dari suatu divertikulum pada dinding ventral usus depan, yang meluas ke arah kaudal (divertikulum respiratorium= Tunas pulmo). Mula-mula Tunas pulmo mempunyai hubungan terbuka dengan usus depan, selanjutnya terpisah menjadi bagian dorsal yaitu esofagus dan bagian ventral yaitu trakea dan Tunas pulmo

Gbr. Oesophagus dari ventral dan perkembangan pulmo

Saat pemisahan dengan usus depan, Tunas pulmo membentuk trakea dan tunas bronkialis. Pada awal minggu ke-5 masing-masing tunas membesar membentuk bronkus utama kiri dan kanan. Bronkus utama kiri membentuk dua cabang sekunder dan kanan membentuk tiga cabang sekunderkiri dua lobus dan kanan tiga lobus.

Tunas pulmo berkembang terus menembus ke dalam rongga selom (kanalis perikardioperitonealis). Akhirnya kanalis perikardioperitonealis terpisah dengan rongga peritoneum dan perikardium masing-masing oleh lipatan pleuroperitoneal dan lipatan pleuroperikardial Tersisa rongga pleura primitif berkembang menjadi pleura visceralis (mesoderm) dan pleura parietalis (mesoderm somatik). Perkembangan selanjutnya bronkus sekunder terus bercabang secara dikotomi, membentuk 10 bronkus tersier (segmental) di kanan dan 8 di kiri. Akhir bulan ke-6 terbentuk 17 generasi anak cabang. Pasca lahir terbentuk 6 anak cabang tambahan. Saat lahir bifurcatio trakea akan terletak berhadapan dengan V.thoracalis ke-4.

Gbr. Perkembangan pulmo

Perkembangan Pulmo
Sampai bulan ke-7 prenatal bronkioli terus bercabang menjadi saluran yang lebih banyak dan lebih kecil (tahap kanalikular), dan suplai darah terus meningkat. Pernapasan dapat berlangsung jika beberapa sel bronkiolus respiratorius berbentuk kubus berubah menjadi sel gepeng yang tipis. Sel tersebut berhubungan dengan banyak kapiler darah dan getah bening, ruang-ruang di sekitarnya dikenal sebagai sakus terminalis(alveoli primitif). Selama bulan ke-7 telah terdapat banyak kapiler yang menjamin pertukaran gas sehingga janin prematur dapat bertahan hidup. Selama dua bulan prenatal dan beberapa tahun pasca lahir jumlah sakus terminalis terus meningkat.

Terdapat dua jenis sel epitel : Sel epitel alveoli tipe I dan sel epitel alveoli tipe II. Sel epitel alveoli tipe I, membentuk sawar darahudara dengan endotel. Sel epitel alveoli tipe II menghasilkan surfaktan (berkembang pada akhir bulan ke-6), suatu cairan kaya fosfolipid dan mampu menurunkan tegangan permukaan pada antarmuka udaraalveolus. Sebelum lahir paru mengandung kadar klorida tinggi, sedikit protein, sedikit lendir dari bronkus dan surfaktan.

Saat lahir, pernapasan dimulai, sebagian besar cairan paru cepat diserap oleh kapiler darah dan getah bening dan sejumlah kecil mungkin dikeluarkan melalui trakea dan bronkus selama proses kelahiran. Ketika cairan diserap di sakus alveolaris, surfaktan mengendap sebagai lapisan fosfolipid tipis pada selaput sel alveoli. Tanpa ada surfaktan, alveoli akan menguncup selama ekspirasi (atelektasis) Alveoli akan terus dibentuk selama 10 tahun pertama kehidupan setelah lahir.

FUNGSI SISTEM PERNAFASAN


Untuk memungkinkan pengambilan oksigen dari udara kedalam darah dan memungkinkan co2 terlepas dari darah keudara bebas. Perpindahan gas dari satu tempat ketempat lain bergantung sepenuhnya pada perbedaan tekanan gas yang ada antara satu tempat dengan tempat yang lain. Satu gas selalu berdifussi dari tempat yang bertekanan tinggi menuju tempat yang tekanannya lebih rendah.

PERNAFASAN
Pertukaran o2 dan co2 antara sel2 tubuh serta lingkungannya dsb pernafasan. O2 dibawa ke jaringan2 dan co2 dibawa dari jaringan2 dalam darah.Proces pernafasan ini terjadi di alveolus. Dalam dinding alveolus mengalir darah mell pembuluh2 kapiler, shg mudah terjadi pertukaran gas dari darah ke udara yang terdapat dalam gelembung paru2 atau sebaliknya. Darah itu mengambil o2 dan mengeluarkan co2

GAMBAR SYSTEMA RESPIRASI

PERANAN PULMO
Pulmo (paru2) mengikuti perkembangan rongga dada dan terhisaplah udara mell aluran pernafasan. Apabila tng2 yang melebarkan rongga dada berhenti bekerja maka terjadi kekenyalan dinding dada & pulmo menyebabkan penyempitan rongga dada kembali. Pada waktu iga2 menurun kembali, diaphragma melengkung lagi keatas, sehingga kelebihan udara di desak keluar dari pulmo (menghembuskan nafas). Penghembusan nafas ini dapat pula diperkuat oleh pengaruh otot2.

OTOT2 YG MENYEBABKAN GERAKAN RESPIRASI


Inspirasi di sebabkan oleh otot2 yang menarik costae kecranial, yaitu: 1. m.intercostalis externus 2. m.levator costae 3. m.serratus posterior superior 4. mm.scaleni Bila inspirasi sukar maka bekerja pula, m.pectoralis mayor, m.pectoralis minor, m.serratus anterior dan m.latissimus dorsi.

LANJUTAN OTOT2 RESPIRASI


Expirasi/pengeluaran nafas terjadi bila costae turun kecaudal,karena penarikan: 1.m.intercostalis internus 2.m.transversus thoracis 3. m.serratus posterior inferior Bila ada kesukaran dlm pengeluaran nafas bekerja pula: m. obliquus abdominis internus & externus, m.rectus abdominis, m.transversus abdominis.

Innervasi Otot2 Pernapasan

GAMBAR PERTUKARAN GAS DALAM PARU-PARU

Pulmo dilihat dari medial


Impressio Paru Pulmo Dexter : - Impressio cardiaca - Sulcus vena cava superior - Sulcus A. Subclavia - Sulcus vena azygoz - Sulcus oesophagi Impressio Paru PARU KANAN : - Impressio cardiaca - Sulcus vena cava superior - Sulcus A. Subclavia - Sulcus vena azygoz - Sulcus oesophagi PARU KIRI: - Impressio cardiaca - Sulcus aorta Pulmo Sinister : - Impressio cardiaca - Sulcus aorta

ALIRAN UDARA DR LARYNX

Anda mungkin juga menyukai