Anda di halaman 1dari 99

Naik ke Gunung

Pemicu 1 Kelompok 20
8 Mei 2018
Tutor : dr. Ernie
Ketua : Inggie Novaria
Sekretaris : Nadya Chairani
Penulis : Anisa Rizmi Laustri
Anggota :
• Deva Hafiatun
• Kania Fidelia Widjaja
• Bella Chechelia Tambunan
• Louis Rianto
• Pattrecia Tjuanda
• Annysa Amellya Maningka
• Stanley Surya Cahyadi
• Pramadio Mahaputera
Mata kuliah penunjang modul
1. Anatomi
2. Histologi
3. Fisiologi
4. Biokimia
Pemicu
Naik ke gunung

Seorang laki-laki berusia 35 tahun melakukan kegiatan naik gunung salak. Saat hari
pertama karena sampai di kaki gunung cukup sore, maka ia harus bergegas ke area
perkemahan. Ditengah jalan, ia merasa Lelah, nafas pendek dan berat. Ia khawatir
apakah paru-parunya ada masalah, padahal ia rajin berolahraga. Hari kedua, ia
beserta anggota kelompoknya naik ke puncak gunung, ia merasa nafasnya tidak
seberat dan pendek kemarin, walaupun harus berjalan cukup jauh. Ditengah
perjalanan ia terhirup serbuk bunga, dan menyebabkan ia bersin-bersin dan batuk,
padahal ia tidak memiliki riwayat alergi sebelumnya. Setelah pulang naik gunung, ia
memeriksakan keluhan yg dirasakannya waktu itu ke dokter, dan dokter yg bertugas
melakukan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik hidung tidak ditemukan
septum deviasi dan pemeriksaan lain dalam batas normal. Dokter menganjurkan
pemeriksaan penunjang terkait keluhan tersebut.
Apakah yg bias dipelajari dari scenario diatas?
Mind Map
Naik gunung
O2 berkurang
Napas berat, Pemeriksaan fisik & penunjang Sistem
bersin, batuk pernapsan
fisiologis
PF hidung PF paru Spirometri
Napas tidak
seberat hari
pertama X septum
Cegah alkalosis deviasi
respiratorik adaptasi

Aklimatisasi Anatomi
Hb ↓ cepat
sistem
menjadi normal
pernapasan

Napas jd
normal
Learning issues
1. Anatomi sistem pernapasan atas dan bawah
2. Histologi sistem pernapasan atas dan bawah
3. Fisiologi system respirasi
4. Proses biokimia sistem respirasi
5. Pemeriksaan sistem respirasi
Anatomi system pernapasan atas
& bawah
• Pembagian sistem respirasi
berdasarkan struktur :
1. Saluran pernapasan atas
- Hidung
- Pharynx
- Larynx
2. Saluran pernapasan
bawah
- Trakea
- Bronkus
- Paru
http://bodterms.weebly.com/ala-of-nose.html
http://londa.britishcollege.co/anatomy-of-nose/
11
Arteri:
• A. anterior ethmoidales
• A. posterior ethmoidales
• A. sphenopalatine
• A. palatina major
• Ramus septalis A. labialis
superior

Vena:
• V. ophtalmatica inferior
• V. ophtalmatica superior
• V. fascialis
http://londa.britishcollege.co/anatomy-of-nose/
Otot hidung
1. M. procerus
2. M. nasalis
3. M. dilator nasi anterior
4. M. depressor septi
5. M. levator labii superior alaque nasi
Cavitas Nasi
• Batas – batas:
• Anterior : nares
• Posterior: choana
• Lateral : concha nasalis
• Atap : os nasalis, os frontalis, os ethmoidalis, os
sphenoidalis
• Dasar : palatum durum
• Cavitas nasi dibagi 2 oleh Septum nasi  kanan dan
kiri
http://londa.britishcollege.co/anatomy-of-nose/
http://londa.britishcollege.co/anatomy-of-nose/
Sinus Paranasal
Fungsi : Merupakan perluasan cavitas nasi.
• Pengatur kondisi udara • Sinus Maxillaris
• Penahan suhu • Sinus Ethmoidalis
• Membantu keseimbangan • Sinus Frontalis
kepala • Sinus Sphenoidalis
• Membantu resonansi suara
• Peredam perubahan tekanan
udara
• Membantu produksi mukus
Sinus frontalis
Volume sinus ini sekitar 6-7 ml.
Perdarahan
• Sinus frontalis mendapat perdarahan dari
arteri opthalmica melalui arteri
supraorbital dan supratrochlear. Aliran
pembuluh vena melalui vena opthalmica
superior menuju sinus cavernosus dan
melalui vena-vena kecil di dalam dinding
posterior yang mengalir ke sinus dural
Persarafan
• Sinus frontalis dipersarafi oleh cabang
nervus V1. secara khusus nervus ini
meliputi cabang supraorbital dan
supratrochlear
Sinus ethmoidale
Bentuk pyramid dan dibagi menjadi multiple sel oleh
sekat yang tipis. Sel ethmoid posterior berbatasan
dengan sinus sphenoid.
Perdarahan
• Sinus ethmoid mendapat aliran darah dari arteri
carotis eksterna dan interna. Arteri
spheopalatina dan juga arteri opthalmica
mendarahi sinus.
Persarafan
• Disarafi oleh nervus V1 dan V2. nervus V1
mensarafi bagian superior sedangkan bagian
inferior di sarafi oleh nervus V2. persarafan
parasimpatis melalui nervus vidian, sedangkan
persarafan simpatis melalui ganglion sympathetic
cervical dan berjalan bersama pembuluh darah
menuju mukosa sinus
Sinus sphenoidalis
• Perdarahan
• Arteri ethmoid posterior mendarahi
atap sinus sphenoidalis. Bagian lain dari
sinus mendapat aliran darah dari arteri
sphenopalatina. Aliran vena melalui
vena maxilaris ke vena jugularis dan
pleksus pterigoid
• Persarafan
• Sinus sphenoidalis dipersarafi oleh
cabang Nervus V1 dan V2. Nervus
nasociliaris (cabang V1) berjalan
menuju Nervus ethmoid posterior dan
mensarafi atap sinus. Cabang nervus V2
sphenopalatina mensarafi dasar sinus
Sinus maxillaris
• Sinus maxillaris orang dewasa adalah
berbentuk piramida mempunyai volume
kira-kira 15ml.
• Perdarahan
• Cabang dari arteri maxilaris internal
mendarahi sinus ini. Termasuk
infraorbital (yang berjalan dengan
nervus infraorbital), cabang lateral dari
sphenopalatina, palatina mayor, vena
axillaris dan vena jugularis system
dural sinus.
• Persarafan
• Sinus maxilla disarafi oleh cabang dari
V.2 yaitu nervus palatina mayor dan
cabang dari nervus infraorbital
Kompleks Ostio-Meatal

• Merupakan daerah yang rumit


dan sempit tempat muara sinus
maxilla, sinus frontal, sinus
etmoid anterior yang terletak
pada 1/3 tengah dinding lateral
hidung (meatus medius)
• Terdiri dari infundibulum etmoid
yang terdapat di belakng proc
unsinatus, recessus frontalis, bula
etmoid, dan sel-sel etmoid
anterior dengan ostiumnya dn
ostium sinus maxilla
Perdarahan :
• Arteri :
• A. laryngea superior
• A. laryngea inferior
• Vena :
• V. laryngea superior
• V. laryngea inferior

Persarafan :
• Dari N. vagus
1. N. laryngeus superior
• N. laryngeus internus
• N. laryngeus externus
2. N. laryngeus recurrens
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMHT0022080/?figure=2
Trachea
• The airway that leads from the larynx to the bronchi (large airways that
lead to the lungs). Also called windpipe
• Is a tube about 4 inches long and less than an inch in diameter in most
people.
• Composed of about 20 rings of tough cartilage. The back part of each
ring is made of muscle and connective tissue.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/
PMHT0022078/
https://www.webmd.com/lung/picture-of-the-
trachea
https://humananatomylibrary.co/s/anatomy-
of-trachea-and-bronchi.asp
Sumber : Watson.R. Anatomi Dan Fisiologi.
Ed 10. Buku Kedokteran ECG, Jakarta,
2002. Hal 305.
Pulmo dextra
Pulmo sinistra
Pleura parietalis
• Pars costalis : menutupi permukaan interna dinding torks
• Pars mediastinum : menutupi aspek lateral mediastinum-massa
jaringan dan organ yang memisahkan rongga paru dan kantong
pleuranya
• Pars diaphragmatica : menutupi permukaan superior atau torasik
diaphragma pada setiap sisi mediastinum
• Pleura cervicalis : memanjang di seluruh apertura thoracica superior
ke dalam akar leher, yang membentuk kubah pleura berbentuk kubah
pada apex baru( bagian yang membentang diatas costae I)
Histologi sistem pernapasan atas
& bawah
Sistem Pernapasan
Bagian Penghantar (Konduksi) Bagian Respirasi
- Rongga Hidung - Bronkiolus Respiratorius
- Nasofaring - Alveolaris
- Faring - Sakus Alveolaris
- Laring - Alveolaris Duktus
- Trakea
- Bronki Primer , Sekunder , Tersier
- Bronkiolus
- Bronkiolus Terminalis
Bagian Penghantar ( Konduksi )

• Sebagian besar konduksi dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersillia yg


dikenal sebagai epitel respiratorik
Rongga Hidung
• Dibagi menjadi 2 (rongga kiri & kanan) oleh sekat hidung yg terbentuk dari tulang & tulang
rawan
• Setiap bagian rongga hidung berhubungan keluar pada bag anterior mel nares (lubang
hidung) & berhub dgn nasofaring mel koana
• Pada bag lateral dinding hidung trdpt 3 tonjolan tulang yg tipis, melengkung spt rak
bertingkat & dikenal sbg konka nasalis superior, medius & inferior
• Bagian anterior rongga hidung di sekitar lubang hidung melebar (vestibulum)
• Bag tsb dilapisi oleh kulit yg tipis & mengandung rambut kasar (vibrisae) yg menyaring
partikel debu
• Kecuali pd vestibulum & daerah olfaktori, rongga hidung dilapisi epitel torak bertingkat
bersilia (epitel respiratori) & sel goblet di bag yg lebih posterior
• Jar ikat subepitel (lamina propria) mempunyai bnyk PD terutama daerah konka & sisi
anterior sekat hidung, pleksus arteri, kelenjar seromukosa & kel unsur limfoid, noduli
limfatisi, sel mast & sel plasma
Regio Olfaktori
• Atap rongga hidung, tepi superior sekat hidung, dan konka nasalis
superior diliputi oleh epitel olfaktori sebesar 60 mikronmeter
• Lamina propria mengandung kelenjar Bowman yang mengeluarkan
sekret serosa
• Epitel olfaktori tersusun atas 3 jenis sel : sel olfaktori, sel
sustentakular, dan sel basal
Regio Olfaktori
Rongga Hidung Mukosa Hidung
Nasofaring
• Faring mulai dari koana dan berlanjut sampai ke batas laring , faring dibagi 3 bagian:
1. Nasofaring ( Bag. Superior )
2. Orofaring ( Bag. Medial )
3. Laringofaring ( Bag. Inferior )

• Nasofaring dilapisi oleh epitel respiratori dan memiliki tonsil faringea , sedangkan
orofaring dan bagian tertentu laringofaring dilapisi oleh epitel berlapis gepeng
Laring
• Berupa pipa kaku pendek berbentuk silinder dengan panjang 4cm

• Dinding laring diperkuat oleh beberapa tulang rawan hialin dan tulang rawan elastin

• Tulang rawan tsb dihubungkan oleh ligamen & pergerakannya dikontrol oleh otot rangka intrinsik
maupun ekstrinsik

• Dilapisi oleh epitel bertingkat bersillia, kecuali pada per atas epiglotis & pita suara yg dilapisi oleh epitel
gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk

• Terdapat 2 pasang lipatan / plica :

1. Bag. Atas adalah lipatan vestibularis (Pita suara palsu)  tdk dpt bergerak, lamina propia disusun jar
ikat jarang, mengandung kelenjar seromukosa, sel lemak & unsur limfoid

2. Bag. Bawah adalah lipatan vokalis (Pita suara asli)  tepi bebas diperkuat jar penyambung padat
elastis & tersusun teratur (ligamen vokalis)
Laring
Trakea
• Berbentuk tabung dengan panjang 12cm
dan berdiameter 2cm

• Diperkuat dengan 10-12 cincin tulang


rawan hialin berbentuk tapal kuda

• Trakea memiliki 3 lapisan


(mukosa,submukosa,dan adventisia)
Percabangan Bronkus
Bronkus Primer (Ekstrapulmonal)

• Setiap bronkus primer akan didampingi oleh arteri pulmonalis, vena dan pembuluh limfe

• Bronkus kanan lebih lurus daripada bronkus kiri, bronkus kanan bercabang 3 mengarah ke 3 lobus kanan dan bronkus kiri
bercang menjadi 2 cabang

Bronkus Sekunder (Lobaris)

• Tiap bronkus intrapulmonal melayani 1 lobus paru

• Saluran ini mirip dengan bronkus primer tetapi tulang rawan bentuk cincin c diganti oleh lempeng irreguler tulang rawan
hialin yg mengelilingi lamina bronki intrapulmonal

Bronkus Tersier ( Segmental )

• Tiap bronkus tersier diselubungi oleh jar. Paru dengan potongan yg jelas disebut sebagai bronkopulmonal segmental

• Tiap paru memiliki 10 bronkopulmonal segmental yg sepenuhnya terpisah oleh jar. Ikat
Bronkiolus

• Tidak memiliki kelenjar dan kartilago dalam


mukosanya, memiliki epitel bertingkat silindris
bersillia pada bronkeolus yg lebih besar,
terkadang dengan sel clara (sel silindris dgn bag
puncak berbentuk kubah yg mempunyai
mikrofili yang pendek dan tumpul )

Bronkiolus Terminalis

• Tiap bronkiolus membentuk beberapa


bronkiolus terminalis yg lebih kecil yg disusun
oleh sel clara dan sel kuboid yg sebagian
bersillia
Bagian Pernapasan ( Respirasi )
Bronkiolus Respiratorius

• Dindingnya diselingi oleh bentuk seperti kantong berdinding tipis dikenal sbg alveolus, dengan
bercabangnya bronkiolus respiratorius diameter semakin kecil dan populasi alveolus makin
meningkat, tiap cabang bronkiolus respiratorius akan berakhir ke duktus alveolus
Duktus Alveolaris

• Berasal dari percabangan bronkiolus respiratorius dan berakhir sebagai kantong buntu yg terdiri dari 2
atau lebih kelompok kecil alveolus yg disebut sebagai sakus alveolaris yg dikelilingi oleh serat elastin

Alveolus

• Alveolus membentuk struktur primer dan unit fungsional sistem pernapasan, karena dindingnya tipis
memungkinkan pertukaran O2 dan CO2 diantara udara di lumen dan kapiler darah di sekitarnya

• Terdapat porus kohn untuk 2 alveolus saling berhubungan, disekitar muara alveolus dikelilingi serat
elastin terutama serat retikulin

• Dinding alveolus disusun oleh 2 jenis sel :

1. Pneumosit tipe 1

2. Pneumosit tipe 2
Alveolus
Pneumosit Tipe 1

• Sel epitel ini sangat tipis, 95% permukaan alveolus dilapisi


oleh sel tipe 1

• Organel sel berkumpul di sekitar inti sehingga sebagian


besar bag sitoplasma hampir bebas dari organel sel dan
mengurangi ketebalan sawar darah-udara, yang memiliki
fungsi utama membentuk sawar dengan ketebalan
minimal yg dapat dilalui gas dengan mudah

Pneumosit Tipe 2

• Menempati 5% permukaan alveoli, terletak diantara dan


membentuk taut kedap dgn sel tipe 1

• Gambaran yg sangat khusus untuk membedakan sel ini


adalah keberadaan badan lamelar yg mengandung
surfaktan paru, yaitu sekret yg dihasilkan sel ini

• Komposisi primer surfaktan adalah 2 fosfolipid yg


berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan
sehingga mencegah atelektasis ( kolapsnya alveolus )
Pleura

• Disusun oleh epitel selapis gepeng dan jar penyambung di subserosa

• Pleura Visceralis membukus dan melekat ke paru dan sisanya Pleura Parietalis melapisi dan melekat ke
dinding dada

• Keduanya terdiri atas sel sel mesotel skuamosa selapis yg berada pada lap jaringan ikat tipis yg
mengandung serat kolagen dan elastin
Fisiologi sistem respirasi
Respirasi
• Respirasi internal atau seluler ; metabolisme intrasel dlm mitokondria
• Respirasi eksternal ; keselurahan rangkaian yg terlibat dalam
pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh
• Respiratori quotient /R.Q ; Rasio CO2 yg dihasilkan thd O2 yg di
konsumsi, bervariasi tergantung pd jenis makanan yg di konsumsi
Respirasi external dan internal

Lauralee sherwood, fisiologi


manusia edisi 6
Fungsi Utama Respirasi
Menjamin tersedianya O2 bagi kebutuhan metabolisme sel-
sel tubuh dan mengeluarkan CO2 hasil metabolisme sel-sel
secara terus-menerus

Fungsi tambahan
•Mengeluarkan air dan panas dari dalam tubuh
•Meningkatkan aliran balik vena ( sebagai pompa pernapasan )
•Membantu proses berbicara, bernyanyi dan vokalisasi
•Menjaga keseimbangan asam basa
•Mempertahankan tubuh dari benda-benda asing
•Mengeluarkan , memodifikasi , mengaktifkan / menginaktifkan berbagai
bahan/materi yang melewati sirkulasi pulmonal
•Penghidu
1. Udara dihangatkan oleh permukaan konka &
Hidung septum yang luas, dengan total area 160 cm
(fungsi pelembab 2. Udara dilembabkan – hampir lembab sempurna
udara) bahkan sebelum udara meninggalkan hidung
3. Udara disaring sebagian

1. konstriksi dinding pharynx ketika menelan


Faring 2. memperpendek pharynx & larynx ketika menelan &
bicara

Laring Memproduksi suara

Trakea

Lempeng kartilago kecil & melengkung  m’pertahankan


Bronkus rigiditas namun memungkinkan pergerakan yg cukup 
paru dapat mengembang & mengempis
Bronkiolus

Alveoli Pertukaran O2 & CO2


Sistem Pernapasan Manusia
1. Sistem saluran udara:
– Berfungsi menyalurkan udara dari dalam dan keluar paru.
– Pada bagian ini tidak ada proses pertukaran udara
2. Organ pertukaran gas atau sistem alveol paru : tempat terjadinya
pertukaran O2 dan CO2 secara cepat melalui proses difusi
3. Mekanisme pompa ventilasi paru:
• meliputi struktur dinding dada dan otot pernapasan
• fungsi : memompa udara luar yang mengandung O2 kealveol paru serta
mengeluarkan hasil pertukaran gas antara alveol dengan kapiler paru
4. Pusat pernapasan : di otak dan jaras-jaras pernapasan yang
menghubungkan pusat pernapasan dengan otot pernapasan
5. Sirkulasi darah : yang membawa O2 dan CO2 ke dan dari jaringan
Berbagai tekanan penting pada ventilasi

Lauralee sherwood, fisiologi manusia edisi 6


Gradien tekanan transmural
Faktor Resistensi Saluran Pernapasan
Status Saluran
Efek pada Resistensi Faktor yang Menimbulkan
Pernapasan
Bronkokonstriksi ↓jari-jari, Faktor patologis
↑resistensi aliran Spasme alergik saluran napas akibat
udara - Substansi anafilaksis bereaksi lambat (Leukotrien)
- Histamin
Sumbatan fisik:
- Mukus berlebihan
- Edema dinding
- Kolaps saluran napas
Faktor fisiologis
Kontrol saraf: stimulasi parasimpatis
Kontrol kimiawi lokal: ↓konsentrasi CO2

Bronkodilatasi ↑jari-jari, Faktor patologis: tidak ada


↓resistensi Faktor fisiologis
terhadap aliran Kontrol saraf: stimulasi simpatis (efek minimal)
udara Kontrol hormon: epinefrin
Kontrol kimiawi lokal: ↑konsentrasi CO2
Otot-otot pernafasan
Aktivasi otot pernafasan saat inspirasi
Ekspirasi pasif dan ekspirasi aktif
Perubahan tekanan paru dan tekanan intra alveolus
sewaktu inspirasi dan ekspirasi
Pertukaran gas O2 dan CO2 menembus kapiler paru dan
kapiler sistemik akibat gradien tekanan parsial
Kontrol Lokal Antara Aliran Udara vs Darah Dalam
Paru-Paru

73
Kontrol Lokal Antara Aliran Udara vs Darah Dalam Paru-
Paru

74
75
Refleks Batuk
Rangsangan
R
E
Benda asing keluar F
Reseptor taktil di hidung
L
E
Nervus trigeminus Aliran ekspirasi kuat melalui K
Rongga mulut dan hidung S
Medula Oblongata
B
Epiglotis dan pita suara E
Terbuka
Respon tubuh
Uvula ke bawah
R
S
• Inspirasi udara ke paru
I
• Epiglotis menutupan glotis Ekspirasi mendadak N
• Penutupan pita suara

Otot abdomen dan ICS interna


Tekanan dalam alveolus Kontraksi kuat
Proses biokimia sistem
pernapasan
Transport CO2
Asidosis
• Suatu proses patologik karena terjadi penambahan asam / kehilangan
HCO3-
• pH lebih kecil dari normal
• Dibagi 2:
- asidosis respiratorik
- asidosis metabolik
Asidosis Respiratorik Asidosis Metabolik
• Terjadi jika paru-paru tidak • Terjadi krn penambahan asam
dapat mengeluarkan kuat / krn kehilangan HCO3- dr
cairan ekstraseluler.
karbondioksida secara
adekuat. • Etiologi:
a. Penambahan asam kuat krn:
1. Penambahan asam dr luar
• Hal ini dapat terjadi pada: 2. Oksidasi tdk lengkap:
a. Penyakit paru • Lipid  DM
• Karbohidrat  lactic asidosis ( c/:
b. Penekanan pusat olah raga berlebihan)
pernapasan krn obat / peny 3. Gagal ginjal
c. Gangguan saraf / otot  b. Kehilangan HCO3- dpt melalui:
mengurangi kemampuan 1. Ginjal ( Renal Tubular Acidosis)
otot pernapasan 2. GIT ( Diare )
Kompensasi asidosis respiratorik

• Buffer menyerap tambahan ion H


• Ginjal hemat HCO3- yg difiltrasi & menambahkan HCO3-
ke plasma
Kompensasi asidosis metabolik

• Paru mengurangi CO2- dgn cara hiperventilasi.


• Buffer menyerap tambahan ion H.
• Ginjal menghemat HCO3- & mengeluarkan ion H lebih byk.
ASIDOSIS RESPIRATORIK
• Akut : ASIDOSIS METABOLIK
• pCO2 ↑ • Akut :
• HCO3- normal - pCO2 normal
• PH darah < • HCO3- ↓
• Kompensasi tidak sempurna : • PH darah <
• pCO2 ↑ • Kompensasi tidak sempurna :
• HCO3- ↑ • pCO2 ↓
• PH darah < • HCO3- ↓
• Kompensasi sempurna : • PH darah <
• pCO2 ↑ • Kompensasi sempurna :
• HCO3- ↑ • pCO2 ↓
• PH darah normal • HCO3- ↓
• PH darah normal
Alkalosis
• Suatu proses proses patologik krn terjadi penambahan basa /
kehilangan asam.
• pH lebih besar dari normal
• Dibagi 2:
- alkalosis respiratorik
- alkalosis metabolik
Alkalosis Respiratorik Alkalosis Metabolik
• Terjadi krn pengeluaran berlebihan • Terjadi karena reduksi ion H plasma
CO2 dr tubuh akibat hiperventilasi. yg disebabkan o/ defisiensi relatif
• Ventilasi paru meningkat melebihi asam non karbonat.
kecepatan produksi CO2. • Etiologi:
Akibatnya: 1. Kehilangan asam dr cairan
ekstrasel
a. H2CO3 berkurang
a. Kehilangan HCl ( muntah )
b. Ion H menurun
b. Peningkatan keasaman
• Etiologi: urin: diuretik
a. Rangsangan langsung pusat 2. Intake berlebihan alkali
pernapasan di SSP
Penyalahgunaan alkali (c/:
b. Rangsangan refleks pusat antasid)
pernapasan
3. Defisiensi K
 demam, cemas, hiperventilasi
Kompensasi alkalosis respiratorik
• Buffer membebaskan ion H
• Ginjal menahan ion H & mengeluarkan HCO3-
Kompensasi alkalosis metabolik

• Buffer membebaskan ion H


• Ventilasi menurun  CO2 penghasil ion H meningkat
• Pada keadaan berat:
• Ginjal akan hemat ion H & ekskresi HCO3-
Pemeriksaan
PF
• Untuk mengetahui bentuk, kesimetrisan,
ekspansi paru PP
• Untuk mengetahui frekuensi, irama • Foto thorax
pernafasan • CT scan
• Untuk mengetahui adanya nyeri tekan, • MRI
adanya massa, peradangan, edema, • Angiografi pembuluh darah
taktil fremitus.
• Untuk mengetahui batas paru dengan
organ disekitarnya
• Mendengarkan bunyi paru / adanya
sumbatan aliran udara
Tipe pernafasan Inspeksi

Standar Kompetensi Dokter. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia; 2006


Palpasi Perkusi

Standar Kompetensi Dokter. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia; 2006


Auskultasi

Standar Kompetensi Dokter. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia; 2006


INDIKASI Foto thorax
 Medical check up
 Screening
 Deteksi kanker
 Menilai nodul pulmonal soliter
 Evaluasi pasien ICU
 Penyakit paru akut (dyspnea, acute respiratory symptoms,
COPD, asma akut)
SPIROMETRI
• merupakan suatu pemeriksaan yang menilai
fungsi terintegrasi mekanik paru, dinding
dada dan otot-otot pernapasan dengan
mengukur jumlah volume udara yang
dihembuskan dari kapasitas paru total (TLC)
ke volume residu
Kesimpulan dan saran
• Kami telah mempelajari anatomi dan histologi dari sitem pernapasan
atas dan bawah, fisiologi sistem respirasi, proses biokimia sistem
respirasi, dan pemeriksaan pada sistem respirasi
Daftar Pustaka
• Sobotta, Atlas Anatomi Manusia, 23th Ed, Jakarta, ECG, 2012
• Moore Clinically Oriented Anatomy 7th ed
• Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed. 8.
Jakarta: EGC; 2014.
• Gartner l, Hiatt J.l. Sistem Pernapasan. Dalam : Suryono I, Damayanti
L, Wonodirekso S.Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi 3. Singapura.
Elsevier. 2014

Anda mungkin juga menyukai