Anda di halaman 1dari 59

Sistem Respiratorius

Laboratorium Anatomi Veteriner


Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Nusa Cendana
2020
RESPIRASI/PERNAPASAN

Definisi :

 Proses pengambilan oksigen dan


pengeluaran karbondioksida (menghasilkan
energi yang dibutuhkan tubuh)
 Pertukaran gas antara sel dengan
lingkungannya
Tujuan :

Upaya dalam memasok kebutuhan oksigen


untuk kelancaran proses metabolisme dalam
tubuh
Pada hewan tingkat tinggi dikenal 2 macam
respirasi:

1. Respirasi externa: proses ini terjadi di


paru-paru antara alveoli dan pembuluh
darah kapiler yang mengelilingi alveoli
tersebut.

2. Respirasi interna: proses ini terjadi di


dalam sel-sel jaringan tubuh
PROSES PERNAFASAN :
 INSPIRASI:
Proses dihisapnya udara masuk kedalam alat pernapasan
 EKSPIRASI :
Proses keluarnya udara pernapasan dari paru-paru
Traktus respiratorius
terdiri atas :

1. Hidung
2. Cavum Nasi
3. Faring
4. Laring
5. Trakea
6. Bronkus dan
bronkiolus
7. Saccus alveolaris
ORGAN UTAMA SISTEM RESPIRASI (Fungsi) :

Cavum Nasi :Filter, penghangat, pelembab udara


pernapasan, mengalirkan udara ke faring

Faring :Penghubung jalan udara antara hidung dan


laring, dan sebagai penghubung jalan
makanan dari mulut ke esofagus

Laring :Penghubung jalan udara antara faring dan


trakea, produksi suara, melindungi trakhea
dari benda asing

Trakea :Jalan masuk udara dari dan menuju ruang


dada. Melindungi saluran napas dari benda
asing, dengan gerakan silia
Diafragma :Membesarkan rongga dada pada inspirasi dan
mengembalikan pada posisi semula pada
ekspirasi

Bronkus : Jalan masuk udara dari dan menuju paru-paru,


filter udara

Bronkiolus : Jalan masuk udara dari dan menuju


alveol

Alveoli : Tempat pertukaran gas, unit fungsional


paru-paru

Pulmonum : Organ utama respirasi

Pleura : Pelindung dan lubrikasi permukaan luar


paru-paru
Pengaruh traktus respiratorius terhadap
udara pernafasan:
1. Pembersihan udara : sel epitel bersilia dan gld.
nasales.
2. Penyesuaian suhu: mukosa dan sinus
paranasalis banyak mengandung anyaman
pembuluh darah yang membawa panas ke
rongga hidung
3. Pelembaban udara: kelenjar sero-mukus
CAVUM NASI
Dibatasi oleh:
• Anterior : nares (lubang hidung)
• Dorsal : os nasale
• Posterior : os ethmoidale dan
choanae
• Ventral : palatum durum
BENTUK CAVUM NASI
BEN TUK HEWAN

BULAT BABI

KOMA KUDA, ANJING, SAPI

CELAH DOMBA, KAMBING, KUCING


Cavum nasi dibagi sama besar oleh sekat hidung
disebut Septum nasi.
Septum nasi terbagi atas:
1. Septum nasi osseum: terdiri dari jaringan tulang.
Terletak di posterior dan dibentuk oleh pars
perpendicularis os ethmoidale dan os vomer
2. Cartilago septum nasi: bagian tulang rawan dan
bagian terbesar dari septum nasi.
Pada Cartilago septum nasi di bagian dorsal
bersambung dengan os frontalis dan suturae dari os
nasalis.
Ditiap sisi dari cavum nasi didapatkan os turbinate
dorsalis dan os turbinatio ventralis masing-masing
melekat pada dinding lateral cavum nasi disebelah
dorsal dan ventralnya.
• Bagian depan cavum nasi (vestibulum nasi)
umumnya dilapisi membrane mukosa dengan
epitel pipih banyak lapis.
• Bagian tengah cavum nasi merupakan bagian
terluas yang ditempati oleh conchae nasalis.
• Di bagian caudal cavum nasi (fundus) ditempati
oleh beberapa conchae ethmoidalis.
• Pada caudoventral cavum nasi terdapat
choanae/nares posterior (dua lubang yang
dipisahkan oleh os vomer) sebagai lubang
penghubung cavum nasi dengan faring
• Conchae nasales – tonjolan yang terdiri dari tulang rawan yang
terpisah dengan tulang disekitarnya.
a. Concha nasalis dorsalis
b. Concha nasalis ventralis
c. Concha nasalis media
Selain itu terdapat pula disisinya, sinus paranasalis.
Function:
- to help warm the air,
Fungsi konka :
-1.asMeningkatkan luasit
well as aid in filtering
epitel penciuman
- adding moisture to the air.
2. Membantu
termoregulasi (dgn
cara melembabkan
udara yang dihirup)
A B

(A) Gambaran makroskopis konka musang luwak;


(B) Gambaran skematis konka; Konka dorsalis (Merah), Konka
lateralis (Biru), Konka ventralis (Hijau).
Konka dengan dinding lateral membentuk rongga yang
disebut meatus, yaitu:

1. Meatus nasi dorsalis: diantara os nasalis dengan os


turbinatio dorsalis. Udara pernapasan melewati
meatus ini akan diteruskan ke olfactorius yang
merupakan daerah indra penciuman.
2. Meatus nasi medius: di bagian posterior dari
meatus ini didapatkan pintu : Aditus naso-maxillaris
yang menghubungkan cavum nasi dengan sinus
maxillaris
3. Meatus nasi communis: membawa udara langsung
ke paru-paru
4. Meatus nasi ventralis: membawa udara langsung ke
paru-paru
Beberapa istilah yang terdapat di lubang
hidung:
1. Planum nasale (cermin hidung, nasenspelgel,
muzzle) Terdapat diantara lubang hidung kiri dan
kanan.

• Pada sapi, meluas sampai ke bibir atas (planum


nasolabiale).
• Pada babi berbentuk bulat (planum rostril).
• Planum nasale tidak terdapat pada kuda.
2. Philtrum
Parit sempit terdapat di garis median mulai dari antara
lubang hidung sampai ke bibir atas.
Philtrum ini jelas pada anjing, kucing, domba, dan
domba.
Pada babi, kuda dan sapi berbentuk celah pendek.

Anjing Babi
3.Alae nasi lateralis et
medialis
Sayap hidung sebelah
lateral dan medial. Kedua
sayap hidung ini bertemu
di dorsal Commisura
dorsalis dan di ventral
pada commisurra
ventralis.
LUBANG HIDUNG

Ditunjang oleh tulang rawan disebut


cartilago alaris, terdapat di profundal sayap
hidung sebelah medial.
Pada babi dibentuk jaringan tulang: os rostri
• Lubang hidung berdilatasi, pada cavum nasi:
lubang kecil ostium nasolacrimalis.
• Lubang ini merupakan muara dari ductus
nasolacrimalis
• Choanae (Nares posterior): pintu yang
menghubungkan cavum nasi dengan faring.
Choanae disekat oleh os vomer.
• Organon vomeronasal: di dasar cavum nasi kiri
dan kanan septum nasi.
Organon vomeronasal berbentuk saluran : tabung
tulang rawan: cartilago vomeronasalis.
Serabut saraf : N. Olfactorius.
Bagian anteriornya berhubungan dengan ductus
incisivus

Organ ini tidak terdapat atau kurang berkembang pada


bangsa burung, cetacea (mamalia laut) dan beberapa
primata.
Fungsi: merasakan bau dan rasa makanan di dalam
mulut disamping alat pencicip yang terdapat di lidah.
Pada herbivora: alat pencium tambahan.
Cavum nasi diselaputi oleh membrana mucosa nasi, banyak
pembuluh darah, dan bertaut langsung ke perichondrium.
Ke anterior membrana berhubungan dengan kulit lobang
hidung
ke posterior berhubungan dengan selaput lendir pharynx.
FARING

Faring merupakan kantong yang bersifat musculo-


membraneus. Otot-otot faring mempunyai pertautan
dengan os palatinus, os pterygoideus, os hyoideus,
cartilago cricoideus dan cartilago thyroideus.
Ruangan di daerah faring disebut cavum
pharyngis.

Ruangan ini mempunyai 7 buah pintu :


- 2 buah Choanae (nares posteriores) ke cavum
nasi
- 2 buah Ostia pharyngea tubae auditivae ke tuba
auditiva
- 1 buah Isthmus faucium ke cavum oris
- 1 buah Aditus laryngis ke laring
- 1 buah Aditus esophagi ke esofagus
Otot-otot faring (musculi pharyngis) ditutupi
oleh fascia pharyngealis yang bertaut
pada basis tengkorak, cornua mayora os
hyoid dan cartilago thyroideus.

Otot-ototnya antara lain:


1. M. stylo-pharyngeus: bekerja sebagai
levator dan dilatator faring pada waktu
menerima gumpalan makanan untuk
ditelan.
2. M. palato-pharyngeus dan M. pterygo-
pharyngeus : bekerja untuk memendekkan
faring dan mendorong laring serta esofagus
ke pangkal lidah pada waktu menelan.
3. M. hyo-pharyngeus: terdiri dari 2 otot yaitu
M. kerato pharyngeus dan m. chondra-
pharyngeus. Kedua otot ini bekerja sebagai
konstriktor faring.
4. M. thyro-pharyngeus dan M. crico-
pharyngeus: bekerja sebagai konstriktor
faring.
LARING
Saluran pendek yang
menghubungkan faring
dengan trakea.

Laring berfungsi untuk :


1.Mengatur volume
udara respirasi
2.Menjaga agar benda
asing tidak masuk ke
dalam paru-paru
3.Menghasilkan suara
Laring dibentuk oleh 4 unsur:
1. Cartilago laryngis: sebagai
tempat pertautan otot-otot
2. Membrana dan ligamenta:
penghubung masing-
masing kartilago
3. Otot-otot laring: penggerak
kartilago laryngis
4. Selaput lendir: melapisi
bagian dalam laring
Cartilago laryngis
Laring dibentuk oleh 5 buah
kartilago, yaitu:
1 buah cartilago cricoideus
1 buah cartilago thyroideus
1 buah cartilago epigloticca
2 buah cartilago arytenoidea
Ke 5 buah cartilago ini membentuk persendian-persendian
laring, yaitu:
a. Articulationes crico-thyroideae: persendian diarthrose yang
dibentuk oleh permukaan konkaf pada ujung posterior
cartilago thyroidea dengan cartilago cricoidea.
b. Articulationes crico-arytenoidea: persendian diarthrose
dibentuk oleh permukaan konvex di bagian anterior
cartilago cricoides dengan permukaan konkaf basis
cartilago arytenoidea.
c. Articulationes hyo-thyroideae: persendian diarthrose yang
dibentuk oleh cornua anterior cartilago thyroidea dan
cornua thyroidea dari os hyoideus
Membrana dan ligamenta
a. Membrana crico –thyroidea: mengisi incisura thyroidea
aboralis sampai ke arcus cricoideus
b. Membrana hyo-thyroidea: mengisi celah antara corpus
thyroidea dan cornua thyroidea dari os hyoideus
c. Membrana crico-trachealis: menghubungkan cartilago
cricoideus dengan cincin trachea
d. Ligamentum hyo-epiglotticum: bertaut dari bagian yang
terendah dari facies anterior cartilago epiglottica ke corpus
os hyioid
e. Ligamentum thyro- epiglotticum: ligamentum yang
tebal dan kuat terdiri dari sebagian besar dari
jaringan elastin. Ligamentum ini menghubungkan
basis cartilago epiglotticum dengan corpus dan facies
medialis lamina cartilago thyroidea.
f. Ligamentum arytenoideum transversum:
menghubungkan angulus medialis basis cartilago
arytenoideus kiri dan kanan.
g. Ligamentum vocale : ligamentum tipis dan elastis.
h. Ligamentum ventriculare: ligamentum ini dilingkupi
oleh selaput lendir larynx sehingga terbentuk plica
ventricularis
Cavum laryngis :
• vestibulum laryngis
• cavum laryngis intermedium
= rima glottidis – plica
vocalis
• cavum laryngis aborale – ke
trachea
OTOT-OTOT LARING
Otot-otot intrinsik : otot-otot yang mempertautkan
tulang-tulang rawan laring
1. M. crico-thyroideus : mendekatkan cartilago thyroideus
dengan ventral cartilago cricoideus, memutar cartilago
cricoideus mendekati articulatio cricothyroid sambil
menarik basis cartilago arytenoidea sehingga plica vocali
teregang
2. M. crico-arytenoideus dorsalis : Memutar cartilago
arytenoid sehingga plica vocalis terabduksi & rima
glotidis meluas
3. M. crico-arytenoideus lateralis : memutar cartilago
arytenoid ke dalam sehingga rima glotidis menutup
OTOT-OTOT LARING
4. M. arytenoideus transversus : meng-aduksi
ke dua cartilago arytenoidea sehingga
menyempitkan rima glotidis
5. M. ventricularis & M. vocalis : menutup rima
glotidis & mengendorkan plica vocalis
6. M. arytenoideus transversus & M.
cricoarytenoideus lateralis : sphincter
vestibuli menutup laring pada waktu
menelan
Otot-otot extrinsik : bertaut dari laring ke
alat-alat tubuh di sekitar laring.

1.M. sterno-thyro-hyoideus : retraktor dan


depressor basis lidah, tulang lidah dan laring
pada waktu menelan
2.M. thyro-hyoideus : mendorong laring ke arah
basis lidah
3.M. hyo-epiglotticus : mendorong epiglottis ke
arah basis lidah
TRAKEA

1.Mukosa trakea
2.Cartilago trachealis
3. Adventitia
4. M. transversus trachealis

Jumlah cincin trakea :


Kuda 50 – 60
Sapi 50
Babi 32 – 35
Anjing 40 - 45
Berdasarkan lokasi trakea terbagi :

1.Pars cervicalis : terletak sepanjang leher,


mula-mula di ventral oesophagus sampai di
daerah os vertebrae cervicalis III trachea
terletak di sebelah kanan oesophagus

2.Pars thoracalis : terletak di rongga dada.


Trachea kembali terletak di ventral
oesophagus.
Bifurcatio trachealis melepaskan :
- bronchi principalis dextra
- bronchi principalis sinistra
Pada babi & ruminansia, sebelum
bifurcatio: cabang ke kanan : bronchus
trachealis
Percabangan bronchi principalis : Bronchi
principalis -Bronchi lobares -Bronchi
segmentalis - Bronchi subsegmentalis -
Bronchioli terminalis - Bronchioli respiratorius
- Saccus alveolaris
PULMONUM

Bersifat lunak, spons, elastis, mengapung di air, ada


krepitasi. Berwarna merah jambu

• Bagian paru-paru (Facies) :


- costalis : konveks, berhadapan dgn dinding thoraks,
lekukan/gambaran sesuai costae
- mediastinalis :merapat ke bidang median, impressio
cardiaca, hilus pulmonum, sulcus-sulcus
- diafragmaticus : berhadapan dengan diafragma
Margo :
- obtusus (dorsalis) : pinggir yang
tumpul
- acutus (ventralis): pinggir yang
tajam, incisura cardiaca
- Basis pulmonis : sebelah caudal
melekat ke diafragma
- Apex pulmonis : sebelah cranial
PLEURA

Selaput sereus, licin, terang


tembus dan basah
Berdasarkan tempat :
- pleura pulmonalis (visceralis)
- pleura costalis (parietalis)
- pleura mediastinalis
- pleura pericardiaca
- pleura diafragmatica

Cavum pleura : berisi cairan


Mekanisme Pernafasan Inspirasio:

Pembesaran rongga dada dapat terjadi melalui 2


jalan:
1. Kontraksi otot diafragma : pernafasan
abdominal
Kontraksi diafragma - diafragma memendek -
diafragma lurus -cavum pleura membesar - organ
tubuh di ruang perut terdesak ke kaudal - otot perut
mengendur & desakan diafragma - rongga perut
menonjol ke luar.
Diafragma memegang peran penting : pernafasan abdominal
2. Gerakan costae ke lateral : pernafasan costal
Gerakan costae ke latero cranial - pembesaran
cavum pleura, Gerakan ini oleh otot-otot :
M. intercostalis externus
M. scalenus
M. serratus dorsalis anterior
M. levatorus costarum
M. serratus ventralis pars thoracis
Dalam keadaan normal : pernafasan costo
abdominal
Ekspirasi :
• Pengeluaran napas dengan mengecilkan rongga
dada
• Mengendorkan diafragma & mengembalikan posisi
costae latero cranial ke medio caudal.

Ekspirasi : proses pasif : elastisitas paru-paru, tulang-


tulang rawan dan ligamenta yang terdapat pada costae,
sternum & lain-lain.

Ekspirasi aktif : batuk, bersin, tertawa dsb.


Otot-otot ekspirasi :
-M. serratus dorsalis posterior
-M. illiocostalis
-M. intercostalis internus
-M. retractor costae
-M. transversus thoracis
-M. longissimus dorsi
-M. transversus costae
-M. abdominalis : secara tak langsung
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai