1. Escherichia coli, penghuni colon manusia yang membantu membusukkan makanan dan
pembentukan vitamin K.
2. Lactobacillus casei, digunakan dalam proses pembuatan keju.
3. Acetobacter xylinum, untuk pembuatan nata de coco.
4. Clostridium butiricum, penghasil asam butirat.
5. Lactobacillus bulgaricus, untuk pembuatan susu masam (yoghurt).
6. Streptomyces griceus, penghasil antibiotik streptomisin.
7. Bakteri nitrifikasi, membantu pembentukan nitrat dalam tanah, seperti Nitrosomonas,
Nitrosococcus, dan Nitrobacter.
8. Rhizobium leguminosorum, bersimbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan polong-polongan,
berfungsi mengikat nitrogen bebas dari udara
2. Peranan Eubacteria
a. Peran menguntungkan
Peranan Eubacteria yang menguntungkan antara lain:
1) Pembusukan (penguraian) sisa-sisa makhluk hidup. Contohnya adalah Escherichia coli.
2) Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi. Contohnya adalah Acetobacter pada pembuatan asam
cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan Nata de Coco
dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju dan yoghurt.
3) Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen, yaitu Rhizobium leguminosorum yang
hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
4) Penyubur tanah. Contohnya adalah Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses nitrifikasi,
menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5) Penghasil antibiotik. Contohnya adalah Bacillus polymyxa penghasil antibiotik polymxyn B untuk pengobatan
infeksi bakteri Gram negatif, Bacillus subtillis penghasil antibiotik untuk pengobatan infeksi bakteri Gram
positif, Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk
bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik tetrasiklin untuk berbagai infeksi bakteri.
6) Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang. Sebagai contoh, dalam bidang kedokteran dihasilkan
obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
7) Pembuatan zat kimia, misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium aceto-butylicum.
8) Penghasil biopestisida, yaitu pestisida yang dihasilkan oleh makhluk hidup, seperti yang dihasilkan
oleh Bacillus thuringiensis.
b. Peran merugikan
Peranan Eubacteria yang merugikan antara lain:
1) Pembusukan makanan. Contohnya Clostridium botulinum.
2) Penyebab penyakit pada manusia. Contohnya Mycobacterium tuberculosis (penyebab penyakit TBC), Vibrio
cholera (penyebab penyakit kolera atau muntaber), Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus)
dan Mycobac-terium (penyebab penyakit lepra).
3) Penyebab penyakit pada hewan. Contohnya Bacillus anthraxis (penyebab penyakit antraks pada sapi).
4) Penyebab penyakit pada tanaman budidaya. Contohnya Pseudomonas solanacearum (penyebab penyakit pada
tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau), serta Agrobacterium tumafaciens(penyebab tumor pada akar
tanaman).
5) Penyebab penyumbatan pipa air yang terbuat dari besi. Bakteri ini dikenal sebagai bakteri besi karena dapat
mengubah senyawa besi yang terlarut di dalam air menjadi senyawa berbentuk endapan, sehingga dapat
menyum-bat aliran air dalam pipa besi.
6) Penyebab keroposnya pipa-pipa besi. Bakteri yang menyebabkan hal ini adalah bakteri sulfur, karena ia
mampu mengubah pipa-pipa besi menjadi asam sulfat.
Ciri-ciri eucbacteria
1. Mikroorganisme dengan rata-rata panjang 2 – 3 µm, lebar 1 – 2 µm, dan diameter 1 mikron
2. Bersifat uniseluler, hidup secara sendiri-sendiri (soliter) atau berkelompok (koloni);
3. Bentuk sel relatif tetap karena dinding sel tersusun atas peptidoglikan;
4. Mampu membentuk endospora yaitu spora berdinding tebal yang tahan terhadap kondisi
lingkungan yang buruk
5. Struktur tubuh tersusun atas kapsul, dinding sel, membran plasma, sitoplasma, DNA, mesosom,
ribosom, dan plasmid;
6. Reproduksi terjadi secara aseksual dan seksual, secara aseksual melalui pembelahan biner dan
seksual meliputi konjugasi, transformasi, dan transduksi
1. Bersel eukariotik.
4. Sebagian besar bersifat uniselular, beberapa membentuk koloni. Ada juga yang multiseluler, terdiri dari
banyak sel. Protista multiselular mempunyai tubuh yang sederhana tanpa jaringan terspesialisasi.
5. Ada yang bereproduksi secara aseksual dan ada juga yang seksual.
6. Sebagian protista hidup bebas, tetapi ada juga yang bersimbiosis dengan organisme lain.
8. Bergerak aktif seperti hewan dan berklorofil seperti tubuhan, serta mempunyai siklus hidup dan
reproduksi yang mirip dengn jamur
Protista
Pengertian Protista
Kingdom Protista adalah makhluk eukariotik paling sederhana, tetapi lebih kompleks dalam hal struktur, fungsi,
tingkah laku, dan ekologinya dibanding dengan archeobacteria dan eubacteria. Protista merupakan makhuk
hidup bersel satu atau bersel banyak dan telah mempunyai membran inti.
Ciri Protista
1. Bersel eukariotik.
5. Ada yang bereproduksi secara aseksual dan ada juga yang seksual.
6. Sebagian protista hidup bebas, tetapi ada juga yang bersimbiosis dengan organisme lain.
8. Bergerak aktif seperti hewan dan berklorofil seperti tubuhan, serta mempunyai siklus hidup dan
reproduksi yang mirip dengn jamur.
Klasifikasi Protista
1. Berdasarkan caranya memperoleh makanan, protista dibagi menjadi tiga golongan berikut ini :
c. Protista yang mencerna makanan di lluar sel (ekstraeluler), dan kemudian menyerap hasilnya yang berupa
sari-sari makanan.
1. Ciri-ciri protozoa
Uniseluler (kecuali Paramecium) dan tidak memiliki dinding sel, tubuh belum terdiferensiasi secara
jelas.
Bersifat fagositosis, soliter, atau koloni, ada yang memiliki semacam rangka.
Dapat ditemukan pada air tawar, air laut, dalam tanah, hutan, sawah, aatau parasit pada organisme lain.
Ada yang bergerak dan ada yang tiak bergerak. Protozoa bergerak dengan flagel, pseudopodia, silia, atau
dengan gerakan sel itu sendiri.
Dalam kondisi yang tidak menguntungkan, protozoa membentuk kista, yaitu selaput tebal untuk
melindungi diri.
Bentuk protozoa bervariasi, yaitu asimetris, bilateral, simetris, radial simetris, dan spiral.
Secara umum tubuh protozoa dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu membran plasma terdiri dari senyawa
lipoprotein, sitoplasma yang bersifat koloid, dan inti sel
Klasifikasi Protozoa
a. Kelas Rhizopoda (Sarcodina)
Rhizopoda berasal dari kata rhizo yang berarti akar dan podos yang berarti kaki, yaitu protozoa yang bergerak
dengan menggunakan kaki semu (pseudopodia). Kelas Rhizopoda memiliki ciri-ciri:
1) Alat gerak berupa kaki semu
2) Habitat di air dan parasit pada tubuh hewan
3) Cara hidup soliter
4) Reproduksi secara membelah diri
Contoh :
Peranan Rhizopoda
Foraminifera sebagai petunjuk sumber minyak bumi
Radioplaria sebagai sumber silikat
Entamoeba gingivalis penyebab rusaknya gusi manusia
Entamoeba coli menyebabkan diare
Entamoeba histolista / entamoeba disentriae (penyebab disentir)
b. Kelas Flagellata (Mastigophora)
Flagellata berasal dari kata flagellum yang berarti bulu cambuk yaitu protozoa yang memiliki alat gerak berupa
bulu cambuk kelas flagellata mastigophora memiliki ciri-ciri :
1) Alat gerak berupa bulu cambuk
2) Hidup di air laut air tawar dan parasit pada tubuh hewan atau manusia
3) Cara hidup dengan soliter atau koloni
4) Reproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual dengan konjugasi
Ciri-Ciri Flagellata
Flagellata atau Mastigophora mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri yang membedakannya dengan
ketiga jenis Protozoa lainnya. Berikut ini penulis uraikan ciri-ciri Flagellata secara umum.
■ Bergerak dengan bulu cambuk (flagelum).
■ Hidup bebas (soliter), Saprofit, parasit pada hewan dan manusia dan ada juga yang bersimbiosis mutualisme.
■ Memiliki pelikel yang merupakan selaput fleksibel untuk melindungi dan memberi bentuk tubuh yang tetap
meski tanpa struktur rangka luar.
■ Bersifat mikroskopis, sebagian besar Flagellata tidak dapat diamati oleh mata telanjang (tanpa
bantuan mikroskop).
■ Pada umumnya memiliki bentuk tubuh oval, panjang dan bulat.
■ Bersifat uniseluler jika hidup secara soliter atau multiseluler jika hidup berkoloni.
■ Ada yang memiliki mitokondria dan ada juga yang tidak.
■ Tidak dapat membentuk sista.
■ Habitat Flagellata sebagian besar adalah air tawar, air laut, tanah yang basah atau di dalam tubuh makhluk
hidup sebagai parasit.
E. Peranan Flagellata
Flagellata memiliki peranan yang penting dalam lingkungan perairan. Flagellata berperan
sebagai predator karena memangsa organisme uniseluler atau ganggang,bakteri, dan microfungi, sehingga
populasi organisme dapat dikendalikan. Selain berfungsi sebagai pengendali, Flagellata yang bersifat saprofitik
berperan sebagai dekomposer dalam rantai makanan.
Di lingkungan perairan flagellata berperan sebagai phytoplankton dan zooplankton sebagai sumber pakan
alami ikan dan udang. Euglena viridis dapat digunakan sebagai sumber Protein Sel Tunggal (PST), karena
memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Trichonympha dan Myxotricha yang hidup di dalam usus rayap
dapat menghasilkan enzim selulosa, sehingga membuat partikel kayu tersebut menjadi lebih lunak dan dapat
dicerna rayap.
Contoh :
Trypanosoma gambiense dan trypanosoma Parasit dalam darah manusia dan dapat
rhodesiense menyebabkan penyakit tidur
Ciliata berasal dari kata Cilia yang berarti bulu getar, yaitu protozoa yang memiliki alat gerak berupa bulu
getar. Kelas ciliata (ciliophora) memiliki ciri-ciri :
1) Alat gerak berupa rambut getar
2) Hidup di air tawar dan tempat-tempat yang lembab
3) Cara hidup soliter atau berkoloni
4) Reproduksi secara aseksual dengan membelah diri dan secara seksual dengan konjugasi
Contoh ciliata yang hidup bebas adalah paramecium caudatum, dan yang hidup parasit adalah nyctoterus ovalis
(yang hidup di dalam usus kecoa) dan balantidium coli (yang parasit pada babi dan dapat menyebabkan
penyakit balantidiosis (disentri balantidium). Sedangkan contoh hewan ciliata yang lainnya adalah :
1) Stentor, hidup di sawah sawah atau air tergenang banyak mengandung bahan organik
2) Didinium, merupakan pemangsa paramecium, hidup di perairan yang banyak protozoa
3) Vorticella, bentuk seperti lonceng silia terdapat di sekitar mulut sel
4) Stylonichia, mirip dengan paramecium, silia berkelompok disebut sirus, hidup di perairan yang
banyak mengandung sampah organik.
d. Kelas Sporozoa
Sporosoa berasal dari kata spora yang berarti benih dan zoon yang berarti hewan, merupakan protozoa yang
tidak memiliki alat gerak. kelas sporozoa memiliki ciri ciri :
1) Tidak memiliki alat gerak
2) Hidup sebagai parasit pada sel darah merah manusia atau hewan
3) Cara hidup soliter
4) Reproduksi secara aseksual dengan sporofit dan seksual dengan gametofit
Contoh :
1) Plasmodium Vivax, penyebab penyakit malaria tertiana.
2) Plasmodium malariae penyebab penyakit malaria quartana.
3) Plasmodium Ovale, penyebab penyakit limpa.
4) Plasmodium falciparum penyebab penyakit malaria tropika.
5. Peranan Protozoa
a. Protozoa menguntungkan
b. Protozoa Merugikan
1) Pada manusia menimbulkan penyakit disentri, gingivalis, diare, tidur, kalazaar, keputihan, malaria.
2) Pada hewan menyebabkan penyakit surra pada ternak, penyakit chagas pada tikus dan insekta.
Dalam sistem lima kingdom Alga tidak masuk dalam kingdom plantae. Alga masuk dalam kingdom protista
karena memiliki ciri-ciri tubuh tersusun dari satu atau banyak sel, yang tidak berdiferensiasi menjadi jaringan
khusus. Alga mikroskopis dapat dijumpai hampir di segala lingkungan yang terkena sinar matahari. Alga
mikroskopis ini merupakan bagian dari fitoplankton yang berguna sebagai makanan penting bagi organisme
lain.
1. Ciri-ciri Alga
Alga memiliki ciri dan sifat sebagai berikut.
b. Bersifat eukariotik karena sudah memiliki inti sel dengan membran inti yang menyelubunginya.
c. Tubuh alga disebut sebagai thallus karena belum dapat dibedakan akar,batang, dan daun.
d. Memiliki kloroplas,dijumpai di tempat lembab, air tawar, air laut, atau menempel pada pohon.
e. Organisme ini dapat hidup sebagai Plankton (mengapung, terbawa arus) bentos (di dasar perairan)
atau perifiton (menempel).
f. Ada yang uniseluler bersifat soliter dan koloni, dan ada yang multiseluler berbentuk benang atau lembaran.
h. Beberapa Alga dapat merugikan manusia karena menghasilkan racun, anti bakteri, atau bersifat parasit.
i. spesies tertentu dapat berperan sebagai bioindikator, bioremediator, atau sebagai sumber makanan tambahan.
2. Klasifikasi Alga
Berdasarkan pigmen yang dikandungnya, alga dibedakan menjadi beberapa filum sebagai berikut.
a. Euglenophyta
2) Mempunyai klorofil (klorofil a dan b) serta mengandung karoten dan dapat melakukan fotosintesis.
3) Mempunyai bintik mata dan selnya tidak berdinding.
b) Ada yang uniseuler, contohnya Ochromonas dan ada pula yang membentuk koloni, contohnya Synura.
3) Bacillariophyceae (Diatom)
Semua anggota ganggang api mempunyai dua flagel, oleh sebab itu disebut juga dinoflagellata (dino=dua).
Pyrrhophyta (ganggang api) mempunyai ciri-ciri :
2) Selnya berdinding dan di sebelah luar sel terdapat alur masing-masing mengandung satu flagela.
3) Mempunyai plastida yang mengandung klorofil dan pigmen coklat kekuningan.
1) Sebagai Plankton di air tawar dan air laut ada pula yang hidup ditempat yang lembab dan tubuh hewan.
2) Memiliki kloroplas dengan berbagai bentuk (spiral mangkok lembaran bola dan bintang).
4) Reproduksi vegetatif dilakukan dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan zoospora,
sedangkan secara generatif dilakukan dengan konjugasi serta peleburan sperma dan ovum.
Contoh : Chlamydomonas
Contoh : Hydrodyctyon
Contoh : Volvox
4) Reproduksi seksual dengan peleburan sperma dan ovum yang menghasilkan zigot.
Reproduksi Alga
Alga melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. reproduksi aseksual adalah
melalui :
b. Fragmentasi (pemutusan beberapa bagian tubuh yang akan tumbuh menjadi individu baru) terjadi pada alga
berkoloni dan berbentuk benang.
c. Spora Kembara (zoospora) yakni potongan dari protoplasma yang dibungkus oleh dinding sel yang dilengkapi
flagel.
a. Isogami (konjugasi), yakni peleburan sel kelamin jantan dan betina yang mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama atau dengan kata lain, perkawinan yang belum diketahui jenis kelaminnya.
b. Anisogami, yakni pertemuan sel kelamin jantan yang berukuran lebih kecil dari sel kelamin betina.
Peranan Alga
a. Chlorella, Euchema, Gelidium, dan Gracilaria, dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan tambahan,
bahan pembuatan agar-agar, obat-obatan, dan kosmetik.
b. Diatome/Navicula, menghasilkan zat kersik untuk bahan penggosok, isolasi bahan dasar industri kaca, bahan
dinamit, campuran semen, dan bahan untuk saringan (penyaring bakteri).
c. Sargasum, Turbinaria, Fucus, Ascophylum, Laminaria, menghasilkan asam alginat sebagai pengental dalam
produk makanan (sirup, coklat, permen, salad, keju, es krim), dan pengental dalam industri (lem, tekstil, pelapis
kertas, tablet antibiotik, pasta gigi).
d. Chondrus, Gigartina, Rhodymenia palmata, dan Porphyra, untuk bahan pembuatan agar dan karagin atau
dimakan langsung sebagai makanan suplemen kesehatan.
e. Macrocrystas pyrifera, menghasilkan iodin, yaitu unsur yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit
gondok.
f. Macrocystis, sebagai makanan suplemen untuk hewan ternak karena kaya Na, P, N, Ca.
g. Alga bersel satu (semua jenis alga di laut) sebagai fitoplankton untuk makanan ikan dalam rantai makanan,
sebagai produsen primer penyedia bahan organik.
Peranan Ciliata yang Menguntungkan : Didinium, mirip dengan ceret bertangkai yang
mempunyai peranan sebagai predator di air tawar
Peranan Ciliata yang Merugikan : Balantidium coli, hidup parasit dalam usus manusia yang mampu
mengakibatkan gangguan perut dan bisa menyebabkan diare berdarah.
Rhizopoda (sarcodina) memiliki beberapa karekteristik/ciri-ciri yang membedakan jenis protozoa lainnya. Ciri-
ciri rhizopoda adalah sebagai berikut..
2. Foraminifera
Foraminifera memiliki cangkang dari bahan organik dan kalsium karbonat yang keras. Foraminifera
hidup di tumpukan pasir atau melekat pada plankton, ganggang dan bebatuan. Pseudopodia atau kaki
semunya berupa untaian sitoplasma yang berfungsi untuk berenang, menangkap mangsa dan membentuk
cangkang.
Sekitar 90% Foraminifera telah menjadi fosil dan cangkangnya merupakan komponen sedimen lautan.
Fosil Foraminifera digunakan sebagai marker(penanda) umur batuan sedimen dan petunjuk dalam
pencarian sumber minyak bumi. Contoh Foraminifera adalah Globigerina.
3. Radiolaria
Radiolaria hidup di laut, cangkang terbuat dari silika dengan bentuk yang berbeda-beda pada setiap
spesies. Radiolaria yang sudah mati akan mengendap di dasar perairan menjadi lumpur radiolaria.
Lumpur radiolaria dimanfaatkan sebagai bahan alat penggosok dan bahan peledak.
ContohnyaColosphaera dan Acanthometron.
Demikianlah artikel tentang pengertian, ciri-ciri, klasifikasi, cara reproduksi, contoh dan peranan
Rhizopoda (Sarcodina) dalam kehidupan lengkap. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan huruf, angka, kata maupun kalimat mohon dimaklumi. Terimakasih
atas kunjungannya dan sampai berjumpa di artikel berikutnya.
Ciri-Ciri Rhizopoda
Rhizopoda atau Sarcodina memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri yang membedakannya dengan
ketiga jenis Protozoa lainnya. Berikut ini penulis uraikan ciri-ciri Rhizopoda secara umum.
■ Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia).
■ Bersifat mikroskopis, karena sebagian besar memiliki ukuran tubuh sekitar 200 – 300 mikron.
■ Memiliki bentuk sel yang tidak tetap alias berubah-ubah (ex. Amoeba).
■ Beberapa jenis memiliki cangkang atau kerangka luar (ex. Foraminifera dan Radiolaria).
■ Bersifat heterotrof, artinya tidak dapat membuat zat makanannya sendiri sehingga untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya, Rhizopoda harus memangsa organisme lain.
■ Hidup bebas (soliter) atau parasit.
■ Menelan partikel makanan dengan fagositosis.
■ Bernafas dengan cara difusi ke seluruh permukaan tubuh.
■ Sitoplasma terdiri atas ektoplasma dan endoplasma.
■ Memiliki vakuola makanan yang berupa rongga untuk mencerna makanan.
■ Memiliki vakuola kontraktil yang berfungsi untuk membuang sisa hasil metabolisme dan untuk
mengatur tekanan osmosis tubuh.
■ Memiliki habitat di air tawar, air laut, tempat-tempat basah dan sebagian kecil hidup di dalam tubuh
hewan atau manusia.
■ Beberapa jenis dapat membentuk kista, yaitu bentuk penebalan plasma yang berfungsi untuk
melindungi diri dari lingkungan yang tidak menguntungkan.
Ciri-Ciri Sporozoa
Sporozoa atau Apicomplexa memiliki beberapa karakteristik atau ciri-ciri yang membedakannya dengan
ketiga jenis Protozoa lainnya. Berikut ini penulis uraikan ciri-ciri Sporozoa secara umum.
■ Tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga Sprozoa bergerak dengan cara meluncur atau mengubah-ubah
posisi tubuhnya.
■ Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan dengan bentuk seperti labu, berukuran sama, terletak
pada sudut sumbu longitudinal dengan ujung posterior.
■ Daur hidup Sporozoa menunjukkan pergiliran generasi/keturunan antara bentuk seksual (fase generatif) dan
aseksual (fase vegetatif).
■ Memiliki organel-organel kompleks khusus pada salah satu ujung sel (apeks) yang berfungsi untuk
menembus sel dan jaringan tubuh inang.
■ Proses penyerapan makanan, pernafasan (respirasi) dan pengeluaran (ekskresi) terjadi secara langsung
melalui permukaan tubuh.
■ Sebagian besar spesies Sporozoa menyebabkan penyakit pada hospes (inang) yang ditumpanginya.
Program pemusnahan nyamuk Anopheles tidak berjalan dengan lancar karena nyamuk ini menjadi resisten atau
tahan terhadap pestisida (zat anti hama). Para peneliti berharap dapat menggunakan teknik rekayasa genetik
untuk membuat nyamuk Anopheles memiliki kemampuan untuk membunuh parasit Plasmodium, bukan
menyebarkannya.
Protista Menyerupai Jamur: ciri, klasifikasi dan peranannya
Pengertian Jamur
Fungi(jamur) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau banyak dengan tidak memiliki
klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas kitin. Karena sifat-sifatnya tersebut dalam
klasifikasi makhluk hidup, Jamur dipisahkan dalam kingdom nya tesendiri,ia tidak termasuk dalam
kindom protista,monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil, jamur temasuk ke dalam makhluk
hidup heterotof (memperoleh makanan dari organisme lainnya), dalam hal ini jamur hidup dengan jalan
menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit
(hidup dengan menguai sampah oganik seperti bankai menjadi bahan anoganik). Ada juga jamur yang
hidup secara parasit (memperoleh bahan organik dari inangnya), adapula yang hidup dengan simbiosis
b. Tidak mempunyai klorofil, sehingga cara hidupnya bersifat heterotrof (saprofit maupun parasit).
e. Tubuhnya berbentuk benang hifa, ada juga yang membentuk anyaman benang yang disebut miselium
f. Jamur banyak dijumpai di tempat lembap, agak asam, pada bahan makanan, pada bahan organik, serta hidup
1. Zygomycota
Zygomycota
Zygomycota adalah jamur yang menggunakan zigosporangium sebagai alat reproduksi seksual dan zigospora
sebagai hasil reproduksi seksual. Selain itu, zygomycota juga dapat melakukan reproduksi aseksual dengan
fragmentasi miselium atau spora aseksual (spora vegetatif) yang dihasilkan oleh sporangium. Contoh
zygomycota adalah Rizopus stolonifer, Rhizopus oligosporus (jamur tempe), dan Rhizopus oryzae (jamur tapai).
3. Membentuk zigospora
5. Hidup saprofit
7. Mempunyai haustoria
a. Rhizopus sp., mampu memecah amilum menjadi dekstrosa, protein, dan lemak dalam kedelai menjadi
molekul yang lebih kecil. Apabila tumbuh pada makanan atau buah-buahan dapat bersifat merugikan karena
mengakibatkan pembusukan. Beberapa jenis Rhizopus sebagai berikut.
\1) Rhizopus stolonifer merupakan jamur yang biasa tumbuh pada roti basi.
2) Rhizopus oligosporus dan Rhizopus oryzae merupakan jamur yang membantu dalam pembuatan tempe.
3) Rhizopus nigricans mampu menghasilkan asam fumarat dan biasa tumbuh pada tomat.
b. Mucor mucedo banyak ditemukan pada kotoran ternak. Pada struktur jamur Mucor antara sporangium
dan sporangiofor dipisahkan oleh sekat menonjol yang disebut kolumela.
c. Mucor hiemalis berperan dalam fermentasi susu kedelai.
d. Pilobolus hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi.
e. Beauveria bassiana berperan sebagai parasit pada wereng.
f. Metarrhisium anisopliae berperan dalam mengendalikan kumbang kolorado.
2. Ascomycota
Ascomycota adalah jamur yang berkembang biak dengan membentuk spora di dalam selnya yang disebut
askus. Askus berbentuk seperti kantung kecil. Alat reproduksi aseksual berupa hifa. Contoh ascomycota
adalah Saccharomyces cerevisiae (fermentasi alkohol) dan Aspergillus flavus (penghasil racun aflatoksin).
Berikut adalah ciri-ciri ascomycota:
Hifa bersekat
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan pembentukan konidium, fragmentasi, dan pertunasan
3. Basidiomycota
Basidiomycota adalah jamur yang bereproduksi aseksual dengan membentuk spora di atas sel yang disebut
basidium. Reproduksi seksual dilakukan dengan membentuk spora konidia. Contoh basidiomycota
adalah Volvariella volvacea(bahan makanan), Puccinia graminis (penyakit pada tebu), dan Ustilago
scitamanae (parasit pada Graminae). Berikut adalah ciri-ciri basidiomycota:
Hifa bersekat
Multiseluler
Vegetatifnya memiliki satu inti haploid
Memiliki basidiokarp
4. Deuteromycetes
Hifa bersekat
5. Chytridiomycota
Chytridiomycota adalah jamur yang bereproduksi dengan zoospora. Divisi ini sering disebut sebagai peralihan
antara protista dan fungi. Chytridiomycota dinyatakan termasuk ke dalam kingdom fungi setelah
membandingkan susunan DNA pada divisi tersebut. Contoh chytridiomycota adalah Synchytrium
endobioticum (patogen pada umbi kentang), Chytridium, dan Physoderma maydis (noda pirang pada jagung).
Berikut adalah ciri-ciri chytridiomycota:
Peran Jamur
Jamur mempunyai peran sebagai dekomposer, yaitu menguraikan sisa – sisa organisme yang telah mati
sehingga bisa dimanfaatkan oleh organisme lain. Hal ini sangat penting dalam keberlanjutan ekosistem di bumi,
karena yang menjadi kunci keberlangsungan ekosistem adalah adanya keseimbangan antara produksi biomasa
oleh organisme fotosintetik dan perombakan – perombakan atau daur ulang nutrien yang dikandungnya. Dalam
proses daur ulang senyawa organik ini, jamur memiliki peran yang menonjol di semua ekosistem utama.
Disamping itu, jamur juga bisa bersimbiosis dengan organisme lain. Dengan akar tumbuhan tertentu jamur
bersimbiosis membentuk mikoriza. Mikoriza merupakan struktur yang berperan penting dalam suplai unsur
hara. Bentuk simbiosis lain dari jamur adalah lumut kerak. Lumut kerak merupakan oganisme yang mampu
hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrem dan sangat sensitif terhadap pencemaran udara. Sehingga lumut
kerak ini biasa digunakan sebagai bioindikator kualitas udara.
Jamur juga berperan sangat penting dalam fermentasi makanan dan obat – obatan. Sebagai contoh, jamur yang
termasuk kelompok Zygomycota, misalnya Rhizopus dapat digunakan secara komersial pada pembuatan
tempe.
Beberapa jenis lain juga dimanfaatkan dalam industri alkohol dan untuk mengempukkan daging. Ada pula jenis
lain yang mampu memproduksi pigmen kuning yang digunakan untuk memberi warna pada margarin.
Saccharomyces cerevisiae, Untuk membuat tape, roti, minuman sake, dan bir.
Aspergillus wentii, Untuk membuat sake, kecap, tauco, asam sitrat, asam oksalat, dan asam formiat.
Aspergillus niger, Untuk menghasilkan O2 dari sari buah, dan menjernihkan sari buah.
Beberapa jenis jamur ada juga yang merugikan karena menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan dan
manusia. Misalnya beberapa jamur mikroskopis menghasilkan rancun, seperti aflatoksin yang dihasilkan oleh
sejenis kapang. Selain itu, jamur juga dapat bersifat parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Berikut jenis
jamur yang merugikan :
Amanita phalloides : Mengandung balin yang menyebabkan kemaian bagi yang memakannya.
Helminthospium oryzae : Parasit dan merusak kecambah dan tubuh buah serta menimbulkan noda – noda
berwarna hitam pada hospes (inangnya).