Anda di halaman 1dari 24

FARINGITIS

Disusun oleh:
Dinda Amelia Dewi (196100802055)

Dokter Pembimbing:
dr. Nunun Chatra Kristinae, Sp. THT-KL

Kepaniteraan Klinik SMF Telinga, Hidung dan Tenggorokan


Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
2021
Definisi
Faringitis adalah peradangan pada membran
mukosa faring yang disebabkan oleh virus (40-
60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, toksin dan
lainnya.
Klasifikasi Faringitis

Faringitis Akut Faringitis Kronik Faringitis Spesifik

Faringitis
Faringitis
Faringitis Viral kronik
luetika
hiperplastik

Faringitis Faringitis Faringitis


Bakterial kronik atrofi tuberkulosis

Faringitis
Fungal

Faringitis
Gonorea
Faringitis Akut
Faringitis Viral

Etiologi Gejala
▪ Rinovirus ▪ Nyeri dan gatal di tenggorok
▪ Influenza Demam
▪ Cytomegalovirus ▪ Rinorea
▪ Coxsachievirus ▪ Mual
▪ Adenovirus ▪ Sulit menelan
▪ Epstein Barr Virus (EBV)
▪ HIV-1
Virus Gejala dan Tanda
Rinovirus Gejala rinitis dan beberapa hari menimbulkan
faringitis
Pemeriksaan fisik: faring dan tonsil hiperemis
Influenza & cytomegalovirus Tidak menghasilkan eksudat
Coxsachievirus Tidak menghasilkan eksudat, lesi vesikular di
orofaring dan lesi kulit berupa maculopapular rash.
Adenovirus Gejala faringitis dan gejala konjungtivitis terutama
pada anak.
Epstein Barr Virus (EBV) Faringitis yang disertai produksi eksudat pada faring
yang banyak
Terdapat pembesaran kelenjar limfa di seluruh tubuh
terutama retroservikal dan hepatosplenomegali.
HIV-1 Nyeri tenggorok, nyeri menelan, mual, dan demam.
Pemeriksaan tampak: faring hiperemis, terdapat
eksudat, limfadenopati akut di leher dan pasien
tampak lemah.
Faringitis Viral
Terapi
▪ lstirahat dan minum yang cukup.
▪ Kumur dengan air hangat
▪ Analgetika jika perlu dan tablet isap.
▪ Antivirus metisoprinol (lsoprenosine) pada infeksi
herpes simpleks
Dewasa: 60-100 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali/hari
Anak < 5 tahun: 50 mg/kgBB dibagi dalam 4-6 kali/hari
Faringitis Bakterial
▪ Infeksi grup A streptokokus B ▪ Penularan  sekret hidung dan
hemolitikus merupakan penyebab ludah (droplet infeclion).
faringitis akut pada orang dewasa
(15%) dan pada anak (30%)
Gejala dan Tanda
Gejala Pemeriksaan
▪ Nyeri kepala yang hebat ▪ Tonsil membesar
▪ Muntah ▪ Faring dan tonsil hiperemis dan
▪ Kadang-kadang disertai demam, terdapat eksudat dipermukaannya
dengan suhu yang tinggi ▪ Beberapa hari kemudian timbul
▪ Jarang disertai batuk. bercak petechiae pada palatum
dan faring
▪ Kelenjar limfa leher anterior
membesar, kenyal, dan nyeri pada
penekanan.
Terapi
a) Antibiotik
Diberikan terutama bila diduga penyebab faringitis akut ini grup A Streptokokus B
hemolitikus.
▪ Penicillin G banzatin 50.000 U/kgbb, lM dosis tunggal, atau
▪ Amoksisilin 50 mg/kgbb dosis dibagi 3 kali/hari selama 10 hari dan dewasa 3 x
500 mg selama 6-10 hari, atau
▪ Eritromisin 4 x 500 mg/hari.
b) Kortikosteroid : deksametason 8-16 mg, lM, 1 kali.
Pada anak 0,08 - 0,3 mg/kgBB, lM, 1 kali.
c) Analgetika
d) Kumur dengan air hangat atau antiseptik.
Faringitis Fungal
▪ Candida dapat tumbuh di mukosa
rongga mulut dan faring. Gejala dan tanda
▪ Keluhan nyeri tenggorok dan nyeri menelan.
Pemeriksaan fisik
▪ Tampak plak putih di orofaring dan mukosa faring
lainnya hiperemis.
Pemeriksaan Penunjang
▪ Agar Sabouroud dextrosa.
Terapi
▪ Nystasin 100.000 - 400.000 2 kali/hari. Analgetika.
Faringitis Gonorea
Terapi
▪ Hanya terdapat pada pasien
yang melakukan kontak ▪ Sefalosporin generasi ke-3,
orogenital. Ceftriakson 250 mg, lM.
▪ Faringitis gonorea dapat
didiagnosis dengan
pemeriksaan kultur.
Faringitis Kronik
Faringitis Kronik
Faktor predisposisi Faktor lain penyebab
▪ Rinitis kronik ▪ Bernapas melalui mulut
▪ Sinusitis karena hidung tersumbat
▪ Iritasi kronik oleh rokok
▪ Minum alkohol
▪ Inhalasi uap yang
merangsang mukosa faring
dan debu
Faringitis Kronik Hiperplastik
Gejala Pemeriksaan
▪ Pasien mengeluh mula-mula ▪ Tampak mukosa dinding posterior
tenggorok kering, gatal dan tidak rata, bergranular.
akhimya batuk berdahak. ▪ Kelenjar limfa di bawah mukosa
faring dan lateral band hiperplasi
Terapi
▪ Terapi lokal dengan melakukan kaustik faring dengan
memakai zat kimia larutan nitras argenti atau dengan listrik
(electro cauter).
▪ Pengobatan simptomatis diberikan obat kumur atau tablet
isap.
▪ Jika diperlukan dapat diberikan obat batuk antitusif atau
ekspektoran.
▪ Penyakit di hidung dan sinus paranasal harus diobati.
Faringitis Kronik Atrofi
▪ Sering timbul bersamaan dengan rinitis Gejala dan tanda
atrofi. ▪ Tenggorok kering dan tebal serta
▪ Pada rinitis atrofi, udara pernapasan tidak mulut berbau.
diatur suhu serta kelembabannya, ▪ Pemeriksaan: tampak mukosa faring
sehingga menimbulkan rangsangan serta ditutupi oleh lendir yang kental dan
infeksi pada faring. bila diangkat tampak mukosa kering.
Terapi
▪ Pengobatan ditujukan pada rinitis
atrofinya dan untuk faringitis kronik
atrofi ditambahkan dengan obat
kumur dan menjaga kebersihan mulut.
Faringitis Spesifik
Faringitis Luetika
▪ Etiologi: Treponema palidum Stadium primer
▪ Gambaran kliniknya tergantung ▪ Lidah, palatum mole, tonsil dan dinding
pada stadium penyakit primer, posterior faring berbentuk bercak
sekunder atau tertier. keputihan. Bila infeksi terus belangsung
maka timbul ulkus pada daerah faring
seperti ulkus pada genitalia yang tidak
nyeri. Juga didapatkan pembesaran
kelenjar mandibula yang tidak nyeri
tekan.
Stadium sekunder (jarang ditemukan) Stadium tertier
▪ Terdapat eritema pada dinding faring ▪ Pada stadium ini terdapat guma.
yang menjalar ke arah laring. ▪ Predileksi: tonsil dan palatum. Jarang pada
dinding posterior faring.
▪ Guma pada dinding posterior faring dapat
meluas ke vertebra servikal dan bila pecah 
kematian.
▪ Guma yang terdapat di palatum mole, bila
sembuh  jaringan parut yang dapat
menimbulkan gangguan fungsi palatum secara
permanen
Diagnosis
▪ Pemeriksaan serologik.
Terapi
▪ penisilin dalam dosis tinggi merupakan
obat pilihan utama.
Faringitis Tuberkulosis
▪ Proses sekunder dari tuberkulosis paru. Gejala
▪ Cara infeksi: ▪ KU buruk karena anoreksi dan odinofagia.
Infeksi eksogen  kontak dengan sputum yang ▪ Nyeri yang hebat di tenggorok, otalgia serta
mengandung kuman atau inhalasi kuman melalui pembesaran kelenjar limfa servikal.
udara. Diagnosis
Infeksi endogen  penyebaran melalui darah pada ▪ Pemeriksaan sputum BTA
TB miliaris.
▪ Foto toraks untuk melihat adanya tuberkulosis
Bila infeksi timbul secara hematogen  tonsil dapat
terkena pada kedua sisi
paru
▪ Lokasi  dinding posterior faring, arkus faring
▪ Biopsi jaringan yang terinfeksi untuk
antenor, dinding lateral hipofaring, palatum mole dan menyingkirkan proses keganasan serta mencari
palatum durum. kuman basil tahan asam di jaringan.
▪ Kelenjar regional leher membengkak. Terapi
Sesuai dengan terapi tuberkulosis paru.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai