Diksarlat ke-XXXII
Gemapala WIGWAM FH UNSRI
November - Desember 2010
Indikator :
• Siswa dapat mengetahui apa itu analisa vegetasi dan kegunaannya
• Siswa dapat menggunakan metode analisa vegetasi dengan menggunakan
metode garis berpetak dan metode kuarter (point quarter method)
• Siswa dapat melakukan perhitungan density (kerapatan), frekuensi (sebaran),
dominasi (penguasaan) dan Indeks Nilai Penting (INP) dari masing-masing jenis
pohon berdasarkan kriterianya
MATERI AJAR :
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.
Adapun parameter vegetasi yang diukur dilapangan secara langsung diantaranya adalah:
1. Nama jenis (lokal atau botanis)
2. Jumlah individu setiap jenis untuk menghitung kerapatan
3. Penutupan tajuk untuk mengetahui persentase penutupan vegetasi terhadap lahan
4. Diameter batang untuk mengetahui luas bidang dasar dan berguna untuk
menghitung volume pohon.
5. Tinggi pohon, baik tinggi total (TT) maupun tinggi bebas cabang (TBC), penting
untuk mengetahui stratifikasi dan bersama diameter batang dapat diketahui ditaksir
ukuran volume pohon.
1
Jenis-jenis tumbuh-tumbuhan yang biasa ditemui dalam ekosistem
1. Belukar (Shrub) : Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup besar, dan
memiliki tangkai yang terbagi menjadi banyak subtangkai.
2. Epifit (Epiphyte) : Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain
(biasanya pohon dan palma). Epifit mungkin hidup sebagai parasit atau hemi-
parasit.
3. Paku-pakuan (Fern) : Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki
rhizoma seperti akar dan berkayu, dimana pada rhizoma tersebut keluar tangkai
daun.
4. Palma (Palm) : Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan
biasanya tinggi; tidak bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1
meter dan biasanya terbagi dalam banyak anak daun.
5. Pemanjat (Climber) : Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri
sendiri namun merambat atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau
belukar.
6. Terna (Herb) : Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai
rumput. Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang menyolok,
tingginya tidak lebih dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang
keras.
7. Pohon (Tree) : Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu
batang atau tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.
METODE PENGUKURAN
1. Metode kuadrat/petak
a) Petak tunggal
b) Petak berganda
2. Metode jalur (transect)
a) Metode jalur sabuk (belt transect)
b) Metode garis (line transect)
3. Metode kuartar (point quarter method)
4. Metode tanpa plot (intersepsi titik)
5. Metode Campuran
a) Metode Garis Berpetak
b) Metode garis dan intersepsi titik
c) dsb
2
METODE PENGUKURAN
A. PENDAHULUAN
1. Menentukan luas area research dan intensitas sampling
Sebagai contoh luas kawasan yang akan kita eksplorasi adalah 10 ha, dan kita
menginginkan intensitas sampling (IS) 5% (artinya, kita hanya akan mengukur
5% dari luas total 10 ha).
Syarat :
Luas minimun ini ditetapkan dengan dasar jika penambahan luas petak tidak
menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari 5-10% (Oosting, 1958; Cain
& Castro, 1959).
3
2m 2m 4m 8m
2m 1 2
2m 3
6
4m
5
Cara kerja :
1. Pertama-tama tentukan petak awal (lihat angka 1 pada gambar di atas)
Untuk luas petak awal tergantung surveyor, bisa menggunakan luas 1m x1m atau
2m x 2m atau 20m x 20m, karena yang penting adalah konsistensi luas petak
berikutnya yang merupakan dua kali luas petak awal dan kemampuan
pengerjaannya dilapangan. Pada gambar di atas, luas petak awal adalah 2m x 2 m
2. Kemudian luas petak awal di perbesar 2 m ke samping, sehingga luas petak
menjadi 2 m x 4 m (lihat angka 2 pada gambar di atas)
3. Jika penambahan luas petak tidak menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari
5%, maka petak di perluas lagi dengan penambahan 2 m ke bawah, sehingga luas
petak menjadi 4 m x 4 m (lihat angka 3 pada gambar di atas)
4. Jika penambahan luas petak masih tidak menyebabkan kenaikan jumlah jenis
lebih dari 5%, maka petak di perluas lagi dengan penambahan 4 m ke samping,
sehingga luas petak menjadi 8 m x 4 m (lihat angka 4 pada gambar di atas)
5. Jika penambahan luas petak masih juga tidak menyebabkan kenaikan jumlah
jenis lebih dari 5%, maka petak di perluas lagi dengan penambahan 4 m ke bawah,
sehingga luas petak menjadi 8 m 8 4 m (lihat angka 3 pada gambar di atas)
6. Demikian seterusnya hingga ditemukan hingga penambahan luas petak tidak
menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari 5%
Sebagai contoh, hasil pengukuran KSA dapat dilihat pada tabel berikut ini :
4
Dari tabel di atas, diketahui bahwa penambahan jenis pada ukuran petak 8m x
16m sudah mencapai angka dibawah 5% (sesuai syarat Oosting, 1958; Cain &
Castro, 1959), maka dapat ditetapkan bahwa luas petak ukur yang dapat
mewakili komunitas pada rumput tersebut adalah adalah 8m x 16m atau 0.128
ha.
Luasan ini bukanlah harga mutlak bahwa luas petak ukur yang harus kita
gunakan adalah 0.128 ha, tapi nilai tersebut adalah nilai minimum, artinya kita
bisa menambah ukuran petak contoh atau bahkan memodifikasinya karena yang
harus kita perhatikan bahwa petak contohnya tidak kurang dari hasil KSA.
IS x N
Rumus: n =
LPC
Contoh :
Hitungan sederhananya, tergantung kita menginginkan berapa luas total
sampling yang kita inginkan. Sebagai contoh luas kawasan yang akan kita
eksplorasi adalah 10 ha, ukuran petak contoh yang ditentukan 12m x 12m dan
kita menginginkan intensitas sampling (IS) 5% (artinya, kita hanya akan
mengukur 5% dari luas total 10 ha). Maka jumlah petak contoh yang harus kita
gunakan adalah :
Dik : N = 10 ha
IS = 5%
LPC = 12m x12m = 0.0144 ha
5
IS x N
Jawab : n =
LPC
5 % x 10 ha
= 0,0144
0,5 ha
= 0,0144
= 34,72 ≈ 35 petak
Caranya adalah :
1) Tentukan sudut tembakan untuk membuat jalur garis sebanyak 2 buah
dengan jarak antara kedua jalur garis tersebut sebesar 20 m.
Besar sudut tembakan ditentukan sesuai surveyor, melihat kondisi lapangan
dan area research. Selanjutnya buat jalur kedua yang sejajar dengan jalur
pertama dengan sudut tembakan yang sama.
2) Buat petak pertama (I) seluas 2 m x 2 m, untuk pengamatan seedling
(semai)
3) Buat petak kedua (II) seluas 5 m x 5 m, untuk pengamatan sapling
(pancang)
6
4) Buat petak ketiga (III) seluas 10 m x 10 m, untuk pengamatan poles
(tiang)
5) Dan terakhir buat petak keempat (IV) seluas 20 m x 20 m untuk
pengamatan pohon tua
II
10 m
III
20 m
Y
5m
X Pohon A IV
Dengan titik
10 m
ordinat (X, Y)
3m
5m
2m
Jalur II
jika sudut tembakan Jalur I sebesar
30 0 maka sudut tembakan untuk
jalur kedua juga 300, dikarenakan
jaraknya sejajar
Titik Pengamatan (Titik Plot ) I Titik Pengamatan (Titik Plot) II
7
3 Switenenia mahaqoni 0,8 0,5024 (10, 16) 10
4 Pangium Edule 0,5 0,1963 (15, 18) 9
Jumlah 9 1,6532
Catatan : LBD = Luas Bidang Dasar
Rumus untuk mencari LBD = Luas Lingkaran = π x r2
π = 3,14 atau 22/7
r = jari-jari = diameter/2 atau d/2
2) METODE KUARTER (POINT QUARTER METHOD)
Cara pengambilan data :
1. Buat baris kompas
2. Tentukan titik pengamatan pada baris kompas
3. Buat garis silang yang tegak lurus sehingga terbagi empat kuadran
(daerah)
4. Pilih satu pohon yang terdekat dari titik pengamatan untuk masing-
masing kuadran sesuai kriteria pohon (seedling, sapling, poles dan pohon)
5. Ukur diameternya atau keliling (jika pohon tidak bulat)
6. Ukur jaraknya terhadap titik pengamatan
7. Catat nama lokal dan nama latin (biologi) dari masing-masing kriteria
pohon
8. Ambil sampel daun dari masing-masing pohon untuk di herbarium,
terutama untuk pohon yang belum diketahui nama lokal atau nama latinnya
atau kedua-duanya tidak diketahui
Sudut Tembakan D ,= Sudut Tembakan D ,=
2100 + 900 = 3000 2100 + 900 = 3000
A tau back azim ut dari A tau back azimut dari
sudut tembakan B sudut tembakan B
Kuadran IV Kuadran I
Jenis Pohon berdasarkan
masing-masing kreiteria
(seedling, sapling, poles, pohon)
8
III Artocarphus elasticus 10 0,8 0,5024
IV Pangium Edule 5 0,5 0,1963
Jumlah N = 43 1,5770
Catatan : LBD = Luas Bidang Dasar
Adalah Penutupan tajuk untuk mengetahui persentase penutupan
vegetasi terhadap lahan
Rumus untuk mencari LBD = Luas Lingkaran = π x r2
π = 3,14 atau 22/7 dan r = jari-jari = diameter/2 atau d/2
Dari tabel diatas dapat diketahui :
• Jumlah pohon (n) = 8,
• Jumlah titik pengamatan = 2,
• Jumlah jarak (N) = 43
• Jumlah LBD = 1,5770
C. PERHITUNGAN
1. Menghitung Luas Area Contoh
• Untuk Metode Garis Berpetak
o Luas Area Contoh untuk Seedling =
2 x 2 xZ
Ha
10 .000
o Luas Area Contoh untuk Seedling =
5 x5 xZ
Ha
10 .000
o Luas Area Contoh untuk Seedling =
10 x10 xZ
Ha
10 .000
o Luas Area Contoh untuk Seedling =
20 x 20 xZ
Ha
10 .000
Rumus : A = D 2
9
Ket : A = Luas rata-rata pohon
D = Jarak rata-rata pohon
Ax n
Rumus : S = ha
10.000
Ket : S = Luas Area Contoh
n = Jumlah Pohon
Ax n 28,891 x 8
Jadi Luas Area Contoh (S) = = = 0,0232 ha
10.000 10.000
Dari perhitungan dan tabel metode kuarter di atas, maka dapat diketahui
Kerapatan Absolut semua jenis (Ks) adalah sebagai berikut:
n 8
Ks = = 0,0232 = 344,8275 ≈ 345 pohon/ha
S
10
Dari perhitungan dan tabel metode kuarter di atas, maka dapat diketahui
Kerapatan Absolut suatu jenis (Kj) untuk masing-masing jenis adalah
sebagai berikut:
Kj
Rumus : KR = x 100 %
Ks
Dari perhitungan dan tabel metode kuarter di atas, maka dapat diketahui
Kerapatan Relatif suatu jenis (KR) untuk masing-masing jenis adalah
sebagai berikut
Kj A 43
KRA = x 100% = x 100 % = 12,4637%
Ks 345
Kj B 86
KRB = x 100% = x 100 % = 24,9275%
Ks 345
Kj C 129
KRC = x 100% = x 100 % = 37,3913%
Ks 345
Kj D 86
KRD = x 100% = x 100 % = 24,9275%
Ks 345
3. Menghitung Dominasi
11
Dominasi dapat diartikan sebagai penguasaan dari dari suatu jenis terhadap jenis
lain (bisa dalam hal ruang, cahaya, dll)
Dari perhitungan dan tabel metode kuarter di atas, diketahui jumlah LBD
dari semua jenis pohon adalah sebesar 1,5770 m2 dan S = 0,0232 Ha
Maka Dominasi Absolut Semua Jenis (Da) adalah :
Dari perhitungan dan tabel metode kuarter di atas, diketahui LBD untuk
masing-masing jenis pohon adalah :
Dj
Rumus : DR = x 100 %
Da
Dari perhitungan dan tabel metode kuarter di atas, maka dapat diketahui
Dominasi Relatif suatu jenis (DR) untuk masing-masing jenis adalah sebagai
berikut
12
Dj A 5,4138
DRA = x 100% = 67,1121 x 100 % = 8,40688 %
Da
Dj A 14,4311
DRB = x 100% = 67,1121 x 100 % = 21,5029%
Da
Dj A 33,9181
DRC = x 100% = 67,1121 x 100 % = 55,5015%
Da
Dj A 13,3492
DRD = x 100% = 67,1121 x 100 % = 19,8909%
Da
Dari tabel metode kuarter di atas, diketahui maka dapat diketahui jumlah
titik pengamatan adalah sebanyak 2 buah, maka Frekuensi dari masing-
masing jenis adalah :
13
Fj A 0,50
FRA = x 100% = 3,50 x 100% = 14,2857%
Fa
Fj B 1,00
FRB = x 100% = 3,50 x 100% = 28,5714%
Fa
Fj C 1,00
FRC = x 100% = 3,50
x 100% = 28,5714%
Fa
Fj 1,00
FRD = D x 100% = 3,50
x 100% = 28,5714%
Fa
Rumus : INP = KR + DR + FR
Dari perhitungan metode kuarter di atas, maka dapat diketahui Indeks Nilai
Penting (INP) untuk masing-masing jenis adalah sebagai berikut
14