Anda di halaman 1dari 9

PERCOBAAN III

MEMAHAMI STRUKTUR DASAR TUBUH


CICAK (Cosymbotus platyurus)

A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi morfologi dan topografi alat viseral
ikan air tawar pada cecak (cosymbotus platyurus)
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sistem digestoria.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sistem urogenitali.
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi sistem respiratoria.

B. Dasar teori
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Merupakan
kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang
menutupi tubuhnya. Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang
sepanjang hidupnya bernafas dengan peru-paru. Ciri umum kelas ini yang
membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh
kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan
pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau
melakukan pergantian kulit baik secara total yaitu pada anggota Sub-ordo
Ophidia dan pengelupasan sebagian pada anggota Sub-ordo Lacertilia.
Sedangkan pada Ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah
mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit
sekali kelenjar kulit.
Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan
tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang
sama sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak
mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau pentadactylus dan
setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada reptilia mengalami osifikasi
sempurna dan bernafas dengan paru-paru.
Semua Reptil bernafas dengan paru-paru. Jantung pada reptil memiliki 4
lobi, 2 atrium dan 2 ventrikel. Pada beberapa reptil sekat antara ventrikel
kanan dan ventrikel kiri tidak sempurna sehingga darah kotor dan darah bersih
masih bisa bercampur. Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu suhu
tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan atau poikiloterm. Untuk mengatur
suhu tubuhnya, reptil melakukan mekanisme basking yaitu berjemur di bawah
sinarmatahari. Saluran ekskresi Kelas Reptilia berakhir pada kloaka. Ada dua
tipe kloaka yang spesifik untuk ordo-ordo reptilia. Kloaka dengan celah
melintang terdapat pada Ordo Squamata yaitu Sub-ordo Lacertilia dan Sub-
ordo Ophidia. Kloaka dengan celah membujur yaitu terdapat pada Ordo
Chelonia dan Ordo Crocodilia.
Pada anggota lacertilia, lidah berkembang baik dan dapat digunakan
sebagai ciri penting untuk identifikasi. Semua reptil memiliki gigi kecuali
pada ordo testudinata. Pada saat jouvenile, reptil memiliki gigi telur untuk
merobek cangkang telur untuk dapat menetas, yang kemudian gigi telur
tersebut akan tanggal dengan sendirinya saat mencapai dewasa. Beberapa jenis
reptil memiliki alat pendengaran dan ada yang yang dilengkapi telinga luar
atupun tidak. Pada beberapa jenis lainnya, alat pendengaran tidak
berkembang. Mata pada reptil ada yang berkelopak dan ada yang tidak
memiliki kelopak mata. Kelopak mata pada reptil ada yang dapat digerakkan
dan ada yang tidak dapat digerakkan dan ada juga yang berubah menjadi
lapisan transparan.
Reptilia menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran
amniotik. mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur) meski beberapa spesies
Squamata bersifat vivipar (melahirkan). Reptil vivipar memberi makan janin
mereka menggunakan sejenis plasenta yang mirip dengan mamalia. Ukuran
reptil bervariasi, dari yang berukuran hingga 1,6 cm (tokek kecil,
Sphaerodactylus ariasae) hingga berukuran 6 m dan mencapai berat 1 ton
(buaya air asin, Crocodylus porosus). Cabang ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari reptil adalah herpetologi.
Habitat dari Kelas Reptilia ini bermacam-macam. Ada yang merupakan
hewan akuatik seperi penyu dan beberapa jenis ular, semi akuatik yaitu Ordo
Crocodilia dan beberapa anggota Ordo Chelonia, beberapa Sub-ordo Ophidia,
terrestrial yaitu pada kebanyakan Sub-kelas Lacertilia dan Ophidia, bebepapa
anggota Ordo Testudinata, sub terran pada sebagian kecil anggota Sub-kelas
Ophidia, dan arboreal pada sebagian kecil Sub-ordo Ophidia dan Lacertilia.
Klasifikasi reptil, pada awalnya didasarkan atas arsitektur tengkoraknya.
Formulasi ini dikemukakan oleh Osborn tahun 1903, yaitu ditunjukkan dengan
adanya ciri-ciri tengkorak: anapsid, diapsid, synapsid (parapsid). Sekarang
klasifikasi reptil tersebut telah banyak berubah, dan dibagi menjadi 4 ordo:
Testudinata, Rhynchocephalia, Squamata dan Crocodilia.
Subordo Lacertilia umumnya adalah hewan pentadactylus dan bercakar,
dengan sisik yang bervariasi. Sisik tersebut terbuat dari bahan tanduk namun
ada pula yang sisiknya termodifikasi membentuk tuberkulum. Dan sebagian
lagi menjadi spina. Sisik-sisik ini dapat mengelupas. Pengelupasannya
berlangsung sebagian dalam artian tidak semua sisik mengelupas pada saat
yang bersamaan (Zug, 1993).
Ciri lain yang membedakan dari Subordo Ophidia adalah rahang
bawahnya yang bersatu pada rahang atas pada bagian yang disebut satura.
Selain itu pada Lacertilia mereka memiliki kelopak mata dan lubang telinga.
Selain itu pada beberapa anggota Subordo Lacertilia, ada yang dapat
melepaskan ekornya. Contohnya pada Mabouya sp (Zug, 1993).
Lidah Lacertilia panjang dan adapula yang bercabang. Pada beberapa
spesies lidah ini dapat ditembakkan untuk menangkap mangsa seperti pada
Chameleon sp.
Dari kesemua famili anggota lacertilia, terdapat 4 famili yang ada di
indonesia, yaitu Agamidae, Gekkonidae, Scincidae, Varanidae.

a. Agamidae
Famili ini memiliki ciri badan pipih, tubuhnya ditutup sisik bentuk
bintil atau yang tersusun seperti genting, demikian pula dengan kepalanya
penuh tertutup sisik. Lidahnya pendek, tebal, sedikit berlekuk di ujung
serta bervilli. Jari-jarinya kadang bergerigi atau berlunas Tipe gigi
acrodont. Pada Draco volans memiliki pelebaran tulang rusuk dengan
lipatan kulit. Habitatnya di pohon dan semak.
b. Scincidae
Ciri umum dari famili ini adalah badannya tertutup oleh sisik
sikloid yang sama besar, demikian pula dengan kepalanya yang tertutup
oleh sisik yang besar dan simetris. Lidahnya tipis dengan papilla yang
berbentuk seperti belah ketupat dan tersusun seperti genting. Tipe giginya
pleurodont. Matanya memiliki pupil yang membulat dengan kelopak mata
yang jelas. Ekornya panjang dan rapuh. Contoh spesies famili ini adalah
Mabouya multifasciata.

Mabuya multifasciata
Cecak (Mabuya multifasciata) adalah hewan reptil yang biasa merayap di
dinding atau pohon. Cecak (Mabuya multifasciata) berwarna abu-abu,
tetapi ada pula yang berwarna coklat kehitam-hitaman. Cecak biasanya
berukuran sekitar 10 centimeter. Cecak (Mabuya multifasciata) bersama
dengan tokek dan sebangsanya tergolong ke dalam suku Gekkonidae.
Dengan ini bisa dikatakan bahwa kata ini merupakan
sebuah onomatope.
Cecak ada banyak jenisnya. Di lingkungan rumah kita saja ada sekitar
tiga jenis (spesies) yang sering ditemui, yakni :
1) Cecak tembok ( Cosymbotus platyurus), yang kerap ditemui di
tembok-tembok rumah dan sela-sela atap. Cecak ini bertubuh pipih
lebar, berekor lebar dengan jumbai-jumbai halus di tepinya. Bila
diamati di tangan, dari sisi bawah akan terlihat adanya lipatan kulit
agak lebar di sisi perut dan di belakang kaki.
2) Cecak kayu (Hemidactylus frenatus), yang bertubuh lebih kurus.
Ekornya bulat, dengan enam deret tonjolan kulit serupa duri, yang
memanjang dari pangkal ke ujung ekor. Cecak kayu lebih menyukai
tinggal di pohon-pohon di halaman rumah, atau di bagian rumah yang
berkayu seperti di atap. Terkadang didapati bersama cecak tembok di
dinding luar rumah dekat lampu, namun umumnya kalah bersaing
dalam memperoleh makanan.
3) Cecak gula (Gehyra mutilata), bertubuh lebih kecil, dengan kepala
membulat dan warna kulit transparan serupa daging. Cecak ini kerap
ditemui di sekitar dapur, kamar mandi dan lemari makan, mencari
butir-butir nasi atau gula yang menjadi kesukaannya. Sering pula
ditemukan tenggelam di gelas kopi kita.
4) Cecak batu (Cyrtodactylus marmoratus).
5) Cecak terbang (Draco spp.) sebetulnya bukan 'cecak' (suku
Gekkonidae) melainkan termasuk suku kadal agamid (Agamidae),
seperti halnya bunglon. Makanan dan habitat Cecak biasa memakan
serangga dan terutama nyamuk. Biasanya cecak hidup di dinding-
dinding dan di atap rumah.
c. Gekkonidae banyak ditemukan di iklim yang hangat. Memiliki keunikan
yang berbeda dengan famili yang lain dari vokalisasinya, ketika
bersosialisasi dengan gecko yang lain. Kebanyakan gecko tidak
mempunyai kelopak mata, melainkan matanya dilapisi membrane
transparan yang dibersihkan dengan cara dijilat. Banyak spesies anggota
gekkonidae yang memiliki jari khusus yang termodifikasi untuk
memudahkannya memanjat permukaan vertikal maupun melewati langit-
langit dengan mudah Kebanyakan gecko berwarna gelap namun ada pula
yang berwarna terang. Beberapa spesies dapat mengubah warna kulitnya
untuk membaur dengan lingkungannya ataupun dengan temperature
lingkungannya. Beberapa spesies dapat melakukan parthenogenesis dan
juga beberapa spesies betina dapat berkembang biak tanpa pembuahan.
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-
hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal).
Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat
ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan
menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh
dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan
ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk
menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis.
Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan
dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju
vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis
yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-
jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil
mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke
dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan
pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh
cangkang yang tahan air. Hal inI akan mengatasi persoalan setelah telur
diletakkan dalam lingkungan basah.
Sistem Genitalia Jantan
a) Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan,
berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada
kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang
lain. Testis akan membesar saat musim kawin.
b) Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran
reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf
dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus
membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus
testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus
deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter
dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang
pendek.
Sistem Genitalia Betina
a) Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian
permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral
kolumna vertebralis.
b) Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior
terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior
bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior
menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur,
kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan
menghasilkan cangkang kapur.
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Distictingset
b. Papan paraffin
2. Bahan
cicak (Cosymbotus platyurus)

D. Prosedur kerja
1. Inspectin bentuk luar bagian tubuh digambar dan diberi keterangan
lengkap bagian-bagian yang :
a. Caput : rimaoris, favea nasalis, organum visus, apparatus opecularis
b. Truntus : squama, urea lateralis, porus genitalis, pinne
c. Cauda : pinna caudalis
2. Amati dengan teliti tiga storia tersebut, kemudian gambarlah dan beri
keterangan secara urut dari cavum oris, osafagus, ventrikulum intestinum,
dan anus
3. Perhatikan dan gambarlah secara lengkap disertai keterangan dari bagian-
bagian organon genitalis berupa ovarium atau testis, urogenitalis dan porus
genitalis
4. Perhatikan dan gambarlah secara lengkap disertai keteranggan dari bagian-
bagian sistem respiratoria yang meliputi apparatus opercularis dengan
bagian-bagiannya.
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya nuriman, dkk. 2004. Penuntun Praktikum Zoologi Vertebrata. Palangka


Raya: FKIP Universitas Palangka Raya.
Trijoko, dkk. 2005. Biologi Jilid 2. Klaten: PT.Sunda Kelapa.
Pratiwi, dkk. 2003. Biologi Jilid 2 perguruan tinggi. Jakarta: Erlangga.
Sukiya dkk,2005. Biologi Vertebrata.UM PRESS: IKIP Malang

Anda mungkin juga menyukai