Anda di halaman 1dari 16

PARASITOLOGI LINGKUNGAN

“MIKOLOGI DALAM”

Disusun Oleh Kelompok 6:

Annisa Nur Zharifah (P21345119012)


Febi Zulistianingsih (P21345119025)
Fildzah Natasya W (P21345119027)
Gisanda Wening C (P21345119030)
Jati Pamungkas (P23133016028)

1-D3A Kesehatan Lingkungan

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120.
Kata Pengantar
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan
makalah kami dengan judul “Mikologi Dalam” ini. Shalawat serta salam tidak
lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.

Terimakasih penulis ucapkan untuk kedua orang tua atas dukungan dan
fasilitas yang mereka berikan pada penulis sehingga bisa menyelesaikan makalah
ini dengan baik.

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena
kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki
banyak kekurangan.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah
ini hingga rampungnya makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah
yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Jakarta, Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. 2


Daftar Isi ...................................................................................................... 3
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 4
BAB II. Pembahasan
2.1 Sifat Umum Jamur............................................................................ 5
2.2 Morfologi Jamur ............................................................................... 6
2.3 Siklus Hidup Jamur .......................................................................... 7
2.4 Cara Penularan ................................................................................. 9
2.5 Cara Diagnosa dan Pemeriksaan Laboratorium ............................. 12
BAB III. Penutup
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 17
Daftar Pustaka ............................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu Negara beriklim tropis yang emiliki suhu dan
kelembapan tinggi, merupakan suasana yang baik bagi pertumbuhan jamur,
sehingga jamur dapat ditemukan hamper di semua tempat.
Infeksi yang diakibatkan oleh jamur dapat terjadi secara kompleks dalam skala
ringan atau berat. Reaksi imun sangat berperan penting sebagai pertahanan dari
mikosis, namun demikian pengobatan-pengobatan pada spesifikasi tertentu sangat
menunjang proses penyembuhan.
Mikosis Profunda terdiri atas beberapa penyakit yang disebabkan oleh
jamur dengan gejala klinis tertentu di bawah kulit misalnya traktus intestinalis,
traktus respiratorius, traktusurogenital, susunan kardiovaskular, susunan saraf
sentral, otot, tulang, dan kadang kulit. Mikosis profunda biasanya terlihat dalam
klinik sebagai penyakit kronik dan residif.Manifestasi klinis morfologik dapat
berupa tumor, infiltrasi, peradangan vegetative, fistel, ulkus, sinus, tersendiri
maupun bersamaan. Pemeriksaan dalam mikosis profunda antara lain sediaan
langsung KOH, biakan jamur, pemeriksaan histopatologik, dan pemeriksaan
imunologik, termasuk tes kulit, maupun serologik,dan pemeriksaan imunologik
lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan
suatu permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Apa saja jenis-jenis mikosis dalam?
2. Apa penyebab dari mikosis dalam?
3. Bagaimana cara penyebaran, penanggulangan dan diagnosa mikosis
dalam?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk membahas mengenai jenis-jenis,
penyebab, cara penyebaran, penanggulangan dan diagnosa mikosis dalam.
BAB II
PEMBAHASAN
.
2.1 Jenis-Jenis Mikosis Dalam
 Ditinjau dari penyakit jamur subkutan yang dijumpai di Indonesia
1.     Misetoma

Terdapat dua bentuk misetoma :

–      Misetoma aktinomikotik (bacterial mycetoma) yang disebabkan oleh jamur


golongan schizomycophyta, yaitu Actinomycetes,
Nocardia dan Streptomyces. Jamur penyebab yang penting adalah Actinomadura
pelletieri, Nocardia brasiliensis dan Streptomyces somaliensis.

–      Misetoma maduramikotik (fungal mycetoma atau eumycetoma) disebabkan


oleh jamur golongan eumycophyta, diantaranya adalah Madurella mycetomatis,
Scedosporium apiospermum , Madurella grisea, Leptosphaeria sinegalinsis.

2. Sporotrikosis

3. Kromomikosis

4.  Zigomikosis, Fikomikosis, Mukormikosis

 Ditinjau dari penggolongan Infeknya

Ada dua macam infeksi yaitu : Infeksi sistemik primer dan infeksi oportunis.

Infeksi Sistemik Primer : Ada beberapa infeksi yang disebabkan oleh jamur
yaitu : Nocardiosis, Kriptokokosis, Histoplasmosis, Koksidioidomikosis, Blastomi
kosis

5.  Nokardiosis

6.  Kriptokokosis           
7. Histoplasmosis

8. Koksidiomikosis

9. Blastomikosis

Infeksi Oportunis : Ada beberapa infeksi yang disebabkan oleh jamur


yaitu : Kandidiasis, Aspergilosis

10.  Kandidiasis

11. Aspergilosis

12. Entomoftoramikosis

13. Keratonmikosis

14. Rinosporidiosis

15. Aktimikosis

16. Konidiobolomikosis.

17. Parakoksidiomikosis

2.2 Penyebab Mikosis Dalam


Mikosis sistemik/profunda ialah penyakit jamur yang mengenai alat
dalam. Penyakit ini dapat terjadi karena jamur langsung masuk ke alat dalam
(misalnya paru), melalui luka, atau menyebar dari permukaan kulit atau alat dalam
lain. Jamur yang berhasil masuk bisa tetap berada di tempat (misetoma) atau
menyebabkan penyakit sistemik (misalnya, histoplasmosis). Mikosis sistemik
terdiri atas beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur dengan gejala klinis
tertentu di bawah kulit misalnya traktus intestinalis, traktus respiratorius,
traktusurogenital, susunan kardiovaskular, susunan saraf sentral, otot, tulang, dan
kadang kulit.
1)        Misetoma
Misetoma ialah sindrom klinis yang disebabkan oleh infeksi jamur, terdiri
atas pembengkakan setempat yang indolen dan membentuk sinus, menyerang
jaringan kutan, subkutan, fasia dan tulang. Infeksi misetoma terjadi melalui
trauma, misalnya tusukan duri yang terkontaminasi jamur (biasanya pada tanah)
pada kulit atau jaringan subkutan.
Hifa jamur membentuk gumpalan yang disebut butir-butir jamur yang
merupakan koloni jamur di dalam jaringan. Butir-butir jamur dapat berwarna
putih, kekuning-kuningan, tengguli hitam atau berwarna lain, tergantung pada
spesies jamur penyebabnya.

2)        Sporotrikosis
Sporotrikosis adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh Sporotrichium
schenckii dan ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening. Kulit dan
jaringan subkutis diatas nodus bening sering melunak dan pecah membentuk
ulkus yang indolen. Infeksi terjadi karena jamur masuk ke dalam jaringan subkutis
melalui luka pada kulit oleh duri atau kayu lapuk. Infeksi dapat juga melalui
inhalasi spora.
Sporotrikosis disebabkan oleh Sporotrichum schenckii atau Sporothrix
schenckii. Dialam bebas, S.schenckii sering terdapat di tanah dan tumbuh-
tumbuhan yang sudah lapuk. Sporotrichum schenckii adalah jamur dimorfik
bergantung suhu (thermally dimorphic). Biakan jamur pada suhu kamar
membentuk koloni filamen putih dengan hifa halus dan spora yang tersusun
menyerupai bunga pada ujung konidiofora. Pada suhu 37°C biakan membentuk
koloni ragi dengan blastospora yang bulat dan lonjong.

3)      Kromomikosis
Kromomikosis merupakan infeksi lokal yang menahun pada kulit dan
jaringan subkutis orang sehat dan imunokompeten, yang sering terjadi pada kaki
atau tungkai bawah, dengan kelainan khas berbentuk kutil (verrucous) yang secara
lambat tumbuh terus. Kelainan ini disebabkan oleh beberapa spesies jamur
berwarna gelap coklat kehitaman (dematiaceae).
Kromomikosis disebabkan oleh beberapa spesies jamur yang tergolong
Dematiaceae. Diantaranya adalah Phialophora verrucosa, Fonseceae pedrosoi,
Fonseceae compacta, Cladosporium carrionii dan Rhinocladiella aquaspersa.
Jamur penyebab kromomikosis terdapat di tanah, kayu dan tumbuh-tumbuhan
yang sudah busuk. Jamur ini tergolong Dematiaceae, berwarna gelap coklat
sampai coklat kehitaman dan membentuk koloni filamen. Masing-masing spesies
mempunyai jenis sporulasi yang berbeda.

4)       Zigomikosis, Fikomikosis, Mukormikosis


Penyakit jamur ini terdiri atas berbagai infeksi yang disebabkan oleh
bermacam-macam jamur pula yang taksonominya dan peranannya masih
didiskusikan. Zygomycetes meliputi banyak genera yaitu : Mucor, Rhizopus,
Absidia, Mortierella, dan Cunning-hamella. Penyakit ini disebabkan oleh jamur
yang pada dasarnya oportunistik, maka pada orang sehat jarang ditemukan
Fikomikosis subkutan. Kelainan timbul di jaringan subkutan antara lain: di dada,
perut, atau lengan ke atas sebagai nodus subkutan yang perlahan-lahan membesar
setelah sekian waktu. Nodus itu konsistennya keras kadang dapat terjadi infeksi
sekunder. Penderita pada umumnya tidak demam dan tidak disertai pembesaran
kelenjar getah bening regional. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
histopatologik dan biakan. Jamur agak khas hifa lebar 6-50 µm seperti pita, tidak
bersepta, dan coenocytic.

5.     Nokardiosis

Nokardiosis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh Nocardia sp.


Nocardia spesies terdapat dialam bebas,di tanah sebagai saprofit.Penyakit terjadi
karena inhalasi jamur(terhirup).infeksi ini lebih sering terjadi pada laki – laki dari
pada perempuan .manusia jarang terkena Nocardia sp. kecuali pada individu yang
irnnunokomporis.terdapat dua bentuk nokardiosis yaitu nokardiosis sistemik dan
nokardiosis misetoma.

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Nocardia asteroides, infeksi terjadi melalui
inhalasi. Kelainan primer terjadi pada paru – paru menyebar melalui darah dapat
menginfeksi ginjal dan otak. Nokardiosis ialah penyakit kosmopolit .Di Indonesia
telah dilaporkaan penderita nokardiosis paru diantaranya disebabkan oleh  N.
Brasiliensis. Nocardia berukuran diameter <1 mikron,bersifat gram positif 
Nocardia asteroides, N. Brasiliensis bersifat tahan asam sebagian.
Koloni Nocardia bersfat aerob. Infeksi terjadi dengan inhalasi jamur, kelainan
primer terdapat dalam paru dan menyerupai penyakit paru lain. Dengan
penyebaran hematogen,jamur dapat ke alat alat lain terutama ke otak dan ginjal.

6.  Kriptokokosis           

Kriptokokosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur


Cryptococcus neoformans. Jamur ini hidup ditanah yang mengandung kotoran
burung merpati, menyebabkan penyakit Meningitis. Infeksi terjadi jika spora
masuk melalui inhalasi ke paru –paru, jamur berkembang biak dalam alveoli dan
dapat menimbulkan penyakit pada paru-paru jika faktor predisposisi
mendukung. Sering kali gejala infeksi paru tidak diperhatikan karena ringan,
tetapi jika telah masuk ke otak dan timbul gejala yang menonjol barulah dilakukan
pemeriksaan terhadap kriptokokosis.

Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, LCS, darah, Urin, kotoran burung
merpati. Pemeriksaan langsung dilakukan dengan menggunakan KHO tinta cina
untuk melihat adanya kapsul pada spora yang berbentuk oval. Biakan pada media
Sabaroud agar tampak koloni berwarna krem, konsistensi mucoid (berlendir).

7. Histoplasmosis

Histoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh


jamur Histoplasma capsulatum yang  bersifat dimorfik dan menyebabkan penyakit
histoplasmosis. Infeksi terjadi jika spora masuk melalui inhalasi pada paru-paru
dan menimbulkan peradarangan setempat, diikuti dengan pembesaran kelenjar
limfe regional. Dengan foto Rontgen tampak gambaran menyerupai tuberculosis
paru. Jika infeksi dibiarkan maka akan menimbulkan penyakit yang lebih parah
lagi menyebar ke seluruh organ dalam dan dapat menimbulkan kematian.
Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, darah, LCS, urin dan bahan
biopsi. Pemeriksaan langsung dari bahan yang berasal dari jaringan maka akan
tampak spora yang berbentu bulat / oval (yeast).

Bahan pemeriksaan ditanam pada media Saboraud agar akan tumbuh koloni:

–    Koloni Yeast jika diinkubasi pada suhu 37˚ C

–    Koloni  Mold jika diinkubasi pada suhu ruang.

Jika dilakukan pemeriksaan mikroskopik maka pada koloni yeast tampak


spora yang berbentuk oval. Dan pada koloni mold jika dilakukan pemeriksaan
mikroskopik maka tampak hifa- hifa dan makrokonidia.

8. Koksidiomikosis

Koksidiomikosis merupakan penyakit pernapasan yang cara infeksinya


dengan inhalasi spora C.immitis, jamur dimorfik yang terdapat di alam bebas. C.
Immitis adalah jamur dimorfik. Di tanah dan dalam biakan dalam suhu
kamar C.immitis membentuk koloni filamen. Hifa jamur ini membentuk
artrospora dan mengalami fragmentasi.  Artrospora ringan, mudah dibawa oleh
angin dan terhirup ke dalam paru. Pada suhu 37°C, C.immitis membentuk koloni
yang terdiri atas sferul yang berisi endospora.

9. Blastomikosis

            Penyebabnya ialah Blastomyces dermatitidis. Jamur ini adalah jenis jamur


dimorfik dan terdapat bebas di alam. Dalam biakan pada suhu 37°C dan jaringan
manusia, jamur tumbuh sebagai sel ragi (8 – 15 mikron) berdinding tebal dan
berkembang biak dengan membentuk tunas. Tunas ini berhubungan dengan sel
induk pada dasar yang lebar. Biasanya hanya dibentuk satu tunas. Biakan pada
suhu kamar membentuk koloni filamen dengan mikrokonidia berbentuk lonjong
sampai bulat. Pengobatan dilakukan dengan pemberian amfoterisin-B secara
intravena.

10.  Kandidiasis
            Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida , Candida yang
paling patogen adalah Candida albicans  dan paling sering ditemukan . Genus ini
hidup sebagai saprofit dan merupakan flora normal kulit dan selaput mukosa,
saluran pencernaan, vagina dialam ditemukan pada air , tanah.Infeksi terjadi
melalui kontak, tertelan,dan lesi/ traumatik Jamur ini berbentuk dimorfik yaitu
berbentuk hifa / speudohifa ditemukan pada penyakit atau bentuk patogen dan
berbentuk ragi / yeast merupakan bentuk istirahat sebagai saprofit. Kandida
berada pada jaringan yang mati dan melakukan invasi kebawah permukaan kulit
atau mukosa yang luka, terjadinya invasi ke jaringan bawah kulit dipengaruhi oleh
faktor virulensi, kolonisasi pada kulit serta terjadinya penurunan daya tahan
tubuh. Faktor virulensi berperan dalam terjadinya adhesi candida pada endotel dan
epitel, sekresi enzim memudahkan invasi jaringan dan kemampuan mengatasi
imunitas inang, candida mampu membentuk pseudohifa dan enzim proteinase
aspartat untuk menembus sel jaringan inang.

Terdapat beberapa bentuk gambaran klinik yaitu:

1. Kandidiasis kutis, terdiri dari : Kandidiasis intertriginosa, Paronikia, Diaper  


diseases (kandidiasis popok) dan Granuloma kandida

2. Kandidiasis mukokotan terdiri dari :

o Pada mulut : thrush, glosistis, stomatis, chelitis, perleche

o Vaginitis

o Bronkhus dan paru –paru

o Saluran pencernaan

o Kandidiasis mukokutan kronik

Bahan pemeriksaan berasal dari swab vagina, sputum, LCS, sekret mata,
mukosa mulut. Pemeriksaan langsung dengan pulasan gram dan KOH 10
%. Secara mikroskopik tampak spora yang berbentuk oval, pada pulasan gram
bersifat gram positip. Ditemukan blastospora, klamidospora, pseudohifa. Pada
media Sabaroud agar koloni tampak krem konsistensi smooth Bau seperti ragi.

11. Aspergilosis

            Aspergilosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur


Aspergillus. Jamur ini terdapat dialam bebas, sehingga sporanya sering diisolasi
dari udara. Aspergilus termasuk jamur kontaminan. Spesies yang sering dianggap
penyebab penyakit adalah : A. Fumigatus, A. niger, A. flavus. Cara infeksi
tergantung lokasi yang diinfeksi ada beberapa bentuk yaitu : Aspergilosis kulit, 
Aspergilosis sinus, Aspergilosis paru, Aspergilosis sistemik.

Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, sekret hidung, nanah, kerokan


kulit, kerokan kuku, biopsi jaringan dll. Pemeriksaan langsung dari bahan
pemeriksaan ditemukan hifa bersekat, bercabang dengan atau tanpa spora,
ditemukan bangunan aspergilus vesikel, sterigmata. Pada media Sabaroud agar
dapat tumbuh  cepat pada suhu ruang membentuk koloni  mold yang granuler,
berserabut dengan beberapa warna sebagai salah satu ciri identifikasi.  Aspergilus
fumigatus koloni berwarna hijau. Aspergilus niger koloni berwarna hitam dan
Aspergilus flavus koloni berwarna putih atau kuning.

12. Entomoftoramikosis

Penyebabnya adalah entomophthorales dan conidiobulus Kelainan yang


disebabkan oleh jamur tersebut mirip tetapi secara klinis berbeda

13. Keratonmikosis

Penyakit infeksi pada kornea yang disebabkan oleh jamur pertama kali
dilaporkan oleh lebar tahun 1879 setelah itu banyak Dilaporkan dari banyak
negara penyebabnya berbagai jamur saprofit seperti Fusarium, Aspergillus
Curvularia, Candida di jakarta adalah Aspergilus flavus.

14. Rinosporidiosis
Penyakit Ini pertama kali dilaporkan di Argentina penyebab penyakitnya
adalah rhinosporidium seeberi awalnya dimasukkan kelompok protozoa,
kemudian jamur dan terakhir sebagai parasit protista diduga habitat alaminya
adalah air tanah terjadi di 70 negara.

15. Aktimikosis

Adalah infeksi bakteri yang akut atau kronik disebabkan bakteri filamen
gram positif dari rubik atau mikroaerofilik yang tidak tahan asam karakter
Penyakit ini menyebar secara kontinuitas tampak sebagai peradangan yang supur
aktif granulomatosa.

16. Konidiobolomikosis.

Kasus pertama pada manusia ditemukan oleh beras tahun 1965 di daerah
hidung penyakit ini disebut Rhino fikomikosis entomophthera penyebabnya
adalah Conidiobolus coronata atau Conidiobolus incongruss.

17. Parakoksidiomikosis

Mikosis ini disebabkan oleh jamur Paracoccidioides brasiliensis. Sama


seperti mikosis sistemik sebelumnya, infeksi ini disebarkan melalui sistem
pernafasan

2.3 Penyebaran, Penanggulangan dan Diagnosa Mikosis Dalam


1. Misetoma
Biasanya terdiri atas pembengkakan,abses, sinus, dan fistel multiple. Di dalam
sinus ditemukan butir-butir (granules) yang berpigmen yang kemudian
dikeluarkan melalui eksudat.Berhubungan dengan penyebabnya, misetoma yang
disebabkan Actinomyces disebut Actinomycotic mycetoma yang disebabkan
bakteri botryomycosis dan yangdisebabkan jamur berfilamen dinamakan
maduromycosis.biasanya merupakan lesi kulit yang sirkumskrip
dengan pembengkakan seperti tumor jinak dan harus disertai butir-butir. Inflamasi
dapat menjalar dari permukaan sampai ke bagian dalam dapat menyerang
subkutis, fasia, otot, dantulang. Sering berbentuk fistel yang mengeluarkan
eksudat.

 Pengobatan
Misetoma biasanya harus disertai reseksi radikal, bahkan amputasikadang-
kadang perlu dipertimbangkan. Obat-obat misalnya kombinasi
kotrimoksazoldengan streptomisin dapat bermanfaat, bila penyakit yang dihadapi
adalah misetomaaktinomikotik, tetapi pengobatan memerlukan waktu lama (9
bulan- 1tahun) dan bilakelainan belum meluas benar. Obat-obat baru antifungal
misalnya itrakonazol dapatdipertimbangkan untuk misetoma maduromikotik.
 Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan klinis morfologik sesuai dengan urain di
atas. Namun bila disokong dengan gambaran histologik dan hasil biakan,
diagnosis akan lebih meyakinkan. Lagi pula penentuan spesies penyebab sangat
penting artinya untuk terapi dan prognosis.

2. Sporotrikosis
 Pengobatan
Pengobatan yang biasanya dengan pemberian larutan kaliumIodida jenuh oral.
Dalam hal yang rekalsitran pengobatan dengan amfoterisin B atauitrakonazol
dapat diberikan.

3. Kromomikosis
Penyakit iniditandai dengan pembentukan nodus verukosa kutan yang
perlahan-lahan sehingga akhirnya membentuk vegetasi papilomatosa yang besar.
Pertumbuhan ini dapat menjadiulkus atau tidak, biasanya ada di kaki dan tungkai,
namun lokalisasi di tempat lain pernahditemukan, misalnya pada tangan, muka,
leher, dada, dan bokong.
 Sumber penyakit 
Sumber penyakit berasal dari alam dan terjadi infeksi melalui
trauma.Penyakit tidak ditularkan dari manusia ke manusia dan belum pernah
dilaporkanterjadi pada binatang. Diseminasi dapat terjadi melalui autoinokulasi,
ada jugakemungkinan penyebaran melalui saluran getah bening. Penyebaran
melalui darahdengan terserangnya susunan saraf sentral pernah
dilaporkan.Pengobatannya sulit. Terapi X pernah dilakukan dengan hasil yang
berbeda-beda.Kadang-kadang dapat diperlukan amputasi. Pada kasus lain reseksi
leso mikotik disusuldengan skin graft member hasil yangcukup baik.
 Pengobatan
Obat-obatan biasanya memberikan hasil yang kurang memuaskan dan harus
diberikan dalam waktu yang lama.Hasil pengobatan yang baik dicapai dengan
kombinasi amfoterisin B dan5-fluorositosin. Itrakonazol pada akhir-akhir ini
memberikan harapan baru pada penyakit ini terutama bila penyebabnya adalah Cl 
adosporium carrionii.

4. Zigomikosis, Fikomikosis, Mukormikosis


 Penyebab:
Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang pada dasarnya oportunistik, maka
pada orang sehat jarang ditemukan Fikomikosis subkutan.
 Gejala Klinis & Diagnosis
Kelainan timbul di jaringan subkutan antara lain: di dada, perut, atau lengan
ke atas sebagai nodus subkutan yang perlahan-lahan membesar setelah sekian
waktu. Nodus itu konsistennya keras kadang dapat terjadi infeksi
sekunder.Penderita pada umumnya tidak demam dan tidak disertai pembesaran
kelenjar getah bening regional.Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
histopatologik dan biakan. JAmur agak khas hifa lebar 6-50 µm seperti pita, tidak
bersepta, dan coenocytic.
 Pengobatan
Sebagai terapi fikomikosis subkutan dapat diberikan larutan jenuh kalium
Iodida.Mulai dari 10-15 tetes 3 kali sehari dan perlahan-lahan dinaikkan sampai
timbul gejalaintoksikasi, penderita mual dan muntah. Kemudian dosis diturunkan
1-2 tetes dandipertahankan terus menerus sampai tumor menghilang. Itrakonazol
berhasil mengatasifikomikosis subkutan dengan baik. Prognosis bentuk klinis ini
umumnya baik

Anda mungkin juga menyukai