“MIKOLOGI DALAM”
Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120.
Kata Pengantar
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan
makalah kami dengan judul “Mikologi Dalam” ini. Shalawat serta salam tidak
lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.
Terimakasih penulis ucapkan untuk kedua orang tua atas dukungan dan
fasilitas yang mereka berikan pada penulis sehingga bisa menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena
kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki
banyak kekurangan.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah
ini hingga rampungnya makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah
yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
2. Sporotrikosis
3. Kromomikosis
Ada dua macam infeksi yaitu : Infeksi sistemik primer dan infeksi oportunis.
Infeksi Sistemik Primer : Ada beberapa infeksi yang disebabkan oleh jamur
yaitu : Nocardiosis, Kriptokokosis, Histoplasmosis, Koksidioidomikosis, Blastomi
kosis
5. Nokardiosis
6. Kriptokokosis
7. Histoplasmosis
8. Koksidiomikosis
9. Blastomikosis
10. Kandidiasis
11. Aspergilosis
12. Entomoftoramikosis
13. Keratonmikosis
14. Rinosporidiosis
15. Aktimikosis
16. Konidiobolomikosis.
17. Parakoksidiomikosis
2) Sporotrikosis
Sporotrikosis adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh Sporotrichium
schenckii dan ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening. Kulit dan
jaringan subkutis diatas nodus bening sering melunak dan pecah membentuk
ulkus yang indolen. Infeksi terjadi karena jamur masuk ke dalam jaringan subkutis
melalui luka pada kulit oleh duri atau kayu lapuk. Infeksi dapat juga melalui
inhalasi spora.
Sporotrikosis disebabkan oleh Sporotrichum schenckii atau Sporothrix
schenckii. Dialam bebas, S.schenckii sering terdapat di tanah dan tumbuh-
tumbuhan yang sudah lapuk. Sporotrichum schenckii adalah jamur dimorfik
bergantung suhu (thermally dimorphic). Biakan jamur pada suhu kamar
membentuk koloni filamen putih dengan hifa halus dan spora yang tersusun
menyerupai bunga pada ujung konidiofora. Pada suhu 37°C biakan membentuk
koloni ragi dengan blastospora yang bulat dan lonjong.
3) Kromomikosis
Kromomikosis merupakan infeksi lokal yang menahun pada kulit dan
jaringan subkutis orang sehat dan imunokompeten, yang sering terjadi pada kaki
atau tungkai bawah, dengan kelainan khas berbentuk kutil (verrucous) yang secara
lambat tumbuh terus. Kelainan ini disebabkan oleh beberapa spesies jamur
berwarna gelap coklat kehitaman (dematiaceae).
Kromomikosis disebabkan oleh beberapa spesies jamur yang tergolong
Dematiaceae. Diantaranya adalah Phialophora verrucosa, Fonseceae pedrosoi,
Fonseceae compacta, Cladosporium carrionii dan Rhinocladiella aquaspersa.
Jamur penyebab kromomikosis terdapat di tanah, kayu dan tumbuh-tumbuhan
yang sudah busuk. Jamur ini tergolong Dematiaceae, berwarna gelap coklat
sampai coklat kehitaman dan membentuk koloni filamen. Masing-masing spesies
mempunyai jenis sporulasi yang berbeda.
5. Nokardiosis
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Nocardia asteroides, infeksi terjadi melalui
inhalasi. Kelainan primer terjadi pada paru – paru menyebar melalui darah dapat
menginfeksi ginjal dan otak. Nokardiosis ialah penyakit kosmopolit .Di Indonesia
telah dilaporkaan penderita nokardiosis paru diantaranya disebabkan oleh N.
Brasiliensis. Nocardia berukuran diameter <1 mikron,bersifat gram positif
Nocardia asteroides, N. Brasiliensis bersifat tahan asam sebagian.
Koloni Nocardia bersfat aerob. Infeksi terjadi dengan inhalasi jamur, kelainan
primer terdapat dalam paru dan menyerupai penyakit paru lain. Dengan
penyebaran hematogen,jamur dapat ke alat alat lain terutama ke otak dan ginjal.
6. Kriptokokosis
Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, LCS, darah, Urin, kotoran burung
merpati. Pemeriksaan langsung dilakukan dengan menggunakan KHO tinta cina
untuk melihat adanya kapsul pada spora yang berbentuk oval. Biakan pada media
Sabaroud agar tampak koloni berwarna krem, konsistensi mucoid (berlendir).
7. Histoplasmosis
Bahan pemeriksaan ditanam pada media Saboraud agar akan tumbuh koloni:
8. Koksidiomikosis
9. Blastomikosis
10. Kandidiasis
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida , Candida yang
paling patogen adalah Candida albicans dan paling sering ditemukan . Genus ini
hidup sebagai saprofit dan merupakan flora normal kulit dan selaput mukosa,
saluran pencernaan, vagina dialam ditemukan pada air , tanah.Infeksi terjadi
melalui kontak, tertelan,dan lesi/ traumatik Jamur ini berbentuk dimorfik yaitu
berbentuk hifa / speudohifa ditemukan pada penyakit atau bentuk patogen dan
berbentuk ragi / yeast merupakan bentuk istirahat sebagai saprofit. Kandida
berada pada jaringan yang mati dan melakukan invasi kebawah permukaan kulit
atau mukosa yang luka, terjadinya invasi ke jaringan bawah kulit dipengaruhi oleh
faktor virulensi, kolonisasi pada kulit serta terjadinya penurunan daya tahan
tubuh. Faktor virulensi berperan dalam terjadinya adhesi candida pada endotel dan
epitel, sekresi enzim memudahkan invasi jaringan dan kemampuan mengatasi
imunitas inang, candida mampu membentuk pseudohifa dan enzim proteinase
aspartat untuk menembus sel jaringan inang.
o Vaginitis
o Saluran pencernaan
Bahan pemeriksaan berasal dari swab vagina, sputum, LCS, sekret mata,
mukosa mulut. Pemeriksaan langsung dengan pulasan gram dan KOH 10
%. Secara mikroskopik tampak spora yang berbentuk oval, pada pulasan gram
bersifat gram positip. Ditemukan blastospora, klamidospora, pseudohifa. Pada
media Sabaroud agar koloni tampak krem konsistensi smooth Bau seperti ragi.
11. Aspergilosis
12. Entomoftoramikosis
13. Keratonmikosis
Penyakit infeksi pada kornea yang disebabkan oleh jamur pertama kali
dilaporkan oleh lebar tahun 1879 setelah itu banyak Dilaporkan dari banyak
negara penyebabnya berbagai jamur saprofit seperti Fusarium, Aspergillus
Curvularia, Candida di jakarta adalah Aspergilus flavus.
14. Rinosporidiosis
Penyakit Ini pertama kali dilaporkan di Argentina penyebab penyakitnya
adalah rhinosporidium seeberi awalnya dimasukkan kelompok protozoa,
kemudian jamur dan terakhir sebagai parasit protista diduga habitat alaminya
adalah air tanah terjadi di 70 negara.
15. Aktimikosis
Adalah infeksi bakteri yang akut atau kronik disebabkan bakteri filamen
gram positif dari rubik atau mikroaerofilik yang tidak tahan asam karakter
Penyakit ini menyebar secara kontinuitas tampak sebagai peradangan yang supur
aktif granulomatosa.
16. Konidiobolomikosis.
Kasus pertama pada manusia ditemukan oleh beras tahun 1965 di daerah
hidung penyakit ini disebut Rhino fikomikosis entomophthera penyebabnya
adalah Conidiobolus coronata atau Conidiobolus incongruss.
17. Parakoksidiomikosis
Pengobatan
Misetoma biasanya harus disertai reseksi radikal, bahkan amputasikadang-
kadang perlu dipertimbangkan. Obat-obat misalnya kombinasi
kotrimoksazoldengan streptomisin dapat bermanfaat, bila penyakit yang dihadapi
adalah misetomaaktinomikotik, tetapi pengobatan memerlukan waktu lama (9
bulan- 1tahun) dan bilakelainan belum meluas benar. Obat-obat baru antifungal
misalnya itrakonazol dapatdipertimbangkan untuk misetoma maduromikotik.
Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan klinis morfologik sesuai dengan urain di
atas. Namun bila disokong dengan gambaran histologik dan hasil biakan,
diagnosis akan lebih meyakinkan. Lagi pula penentuan spesies penyebab sangat
penting artinya untuk terapi dan prognosis.
2. Sporotrikosis
Pengobatan
Pengobatan yang biasanya dengan pemberian larutan kaliumIodida jenuh oral.
Dalam hal yang rekalsitran pengobatan dengan amfoterisin B atauitrakonazol
dapat diberikan.
3. Kromomikosis
Penyakit iniditandai dengan pembentukan nodus verukosa kutan yang
perlahan-lahan sehingga akhirnya membentuk vegetasi papilomatosa yang besar.
Pertumbuhan ini dapat menjadiulkus atau tidak, biasanya ada di kaki dan tungkai,
namun lokalisasi di tempat lain pernahditemukan, misalnya pada tangan, muka,
leher, dada, dan bokong.
Sumber penyakit
Sumber penyakit berasal dari alam dan terjadi infeksi melalui
trauma.Penyakit tidak ditularkan dari manusia ke manusia dan belum pernah
dilaporkanterjadi pada binatang. Diseminasi dapat terjadi melalui autoinokulasi,
ada jugakemungkinan penyebaran melalui saluran getah bening. Penyebaran
melalui darahdengan terserangnya susunan saraf sentral pernah
dilaporkan.Pengobatannya sulit. Terapi X pernah dilakukan dengan hasil yang
berbeda-beda.Kadang-kadang dapat diperlukan amputasi. Pada kasus lain reseksi
leso mikotik disusuldengan skin graft member hasil yangcukup baik.
Pengobatan
Obat-obatan biasanya memberikan hasil yang kurang memuaskan dan harus
diberikan dalam waktu yang lama.Hasil pengobatan yang baik dicapai dengan
kombinasi amfoterisin B dan5-fluorositosin. Itrakonazol pada akhir-akhir ini
memberikan harapan baru pada penyakit ini terutama bila penyebabnya adalah Cl
adosporium carrionii.