“BLASTOMIKOSIS”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi yang Diampu Oleh Dosen Rosi Kurnia
Sugiharti,SST.,M.Kes
Disusun oleh:
Kelompok 4
FAKULTAS KESEHATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT sehingga penyusunan makalah
”Blastomikosis” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya .Selain itu kami ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata
kuliah ”MIKRO DAN PARASITOLOGI” atas bimbingan dan motivasinya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I .......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
I. Latar Belakang............................................................................................................... 1
II. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
III. Tujuan ............................................................................................................................ 2
BAB II ......................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 3
A. PENGERTIAN ................................................................................................................. 3
B. TAKSONOMI .................................................................................................................. 4
C. EPIDEMIOLOGI .............................................................................................................. 4
D. MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI .................................................................................... 5
E. ETIOLOGI ....................................................................................................................... 6
F. SIMTOMA ...................................................................................................................... 6
G. PENULARAN .................................................................................................................. 8
H. DIAGNOSIS .................................................................................................................... 8
I. PENGOBATAN ............................................................................................................. 11
BAB III ...................................................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan.................................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita menjumpai jamur. Jamur adalah
nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna
makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Jamur
memiliki bermacam-macam bentuk. Umumnya jamur berukuran mikroskopis, oleh karena
itu studi tentang jamur ini baru dimulai setelah penemuan mikroskop oleh Van Leeuwnhoek
pada abab ke 17.
Banyak jamur yang menimbulkan penyakit pada makhluk hidup lainnya. Seperti gatal-
gatal pada kulit, kerusakan dermis pada manusia serta penyakit yang dapat menimbulkan
ematian pada hewan maupun tanaman. Selain itu jamur juga menyebabkan pembusukan
bahan pangan dengan cara merusak jaringan dan akhirnya merusak makanan tersebut.
Selain menghancurkan jaringan tanaman secara langsung, beberapa patogen tanaman
merusak tanaman dengan menghasilkan racun kuat. Jamur juga bertanggung jawab untuk
pembusukan makanan dan membusuk tanaman disimpan. Walaupun terdapat jamur yang
menguntungkan.
1
III. Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian dari blastomikosis.
2. Mengetahui bagaimana taksonomi dari blastomikosis.
3. Mengetahui bagaimana epidemiologi dari blastomikosis.
4. Mengetahui bagaimana morfologi dan identifikasinya dari blastomikosis.
5. Mengetahui bagaimana etiologi dari blastomikosis.
6. Mengetahui bagaimana simtoma dari blastomikosis.
7. Mengetahui bagaimana penularan dari blastomikosis.
8. Mengetahui bagaimana diagnosis dari blastomikosis.
9. Mengetahui bagaimana pengobatan dari blastomikosis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Blastomycosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi dari
dapat menyebar ke seluruh tubuh lewat mengalirnya darah. Penyakit Gilchrist atau
mengandung sisa-sisa bahan organik dan kotoran hewan.Ketika konidia (salah satu
bagian tubuh) dari B. dermatitidis terhirup oleh manusia maka akan terjadi perubahan
bentuk dari miselium menjadi khamir dan sistem imun manusia tidak sempat
mold dalam biakan, menghasilkan hifa hyalin bersepta dan bercabang seperti konidia.
Pada suhu 370C dalam tubuh inang, ia berubah menjadi sel ragi besar yang bertunas
3
sendiri-sendiri. Blastomyces dematitidis menyebabkan blastomikosis, infeksi kronis
dengan lesi granulomatosa dan supuratif yang dimulai di paru, dimana penyebaran bisa
terjadi ke organ lain apa saja, tetapi lebih banyak ke kulit dan tulang.
B. TAKSONOMI
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Euascomycetes
Ordo : Onygenales
Family : Onygenaceae
Genus : Blastomyces
C. EPIDEMIOLOGI
Dermatitidis jarang bisa di isolasi sebagai natural habitat, tetapi telah
dilaporkan keberhasilan isolasi yang berhubungan dengan kayu yang membusuk dan
berang-berang yang mengandung banyak bahan organik. Fungi ini banyak terdapat di
tanah yang kaya dengan material organik seperti kotoran hewan, rotting wood, plant
fragment, insect remain, dan debu. Tetapi dimungkinkan juga jamur ini terdapat di
tanah lembab yang kurang terkena cahaya matahari, mengandung sampah organik dan
4
Amerika Selatan, dan Asia.Ia merupakan endemis pada manusia dan anjing di AS
bagian timur.
memiliki dua bentuk yaitu bentuk hifa dan ragi yang berkembang pada kondisi
pertumbuhan yang berbeda dalam artian pada temperatur yang berbeda yakni pada
1. Pada suhu 250C → mold phase/ mycelialform/ bentuk hifa. Ketika ditanam pada
agar Sabaraud terbentuk koloni putih atau kecokelatan dengan hifa bercabang
yang menghasilkan konidia bulat, ovoid atau pilliform (berdiameter 3-5 µm)
pada konidia lateral/ ujung yang langsing. Chlamydospora yang lebih besar(7-18
µm) bisa juga dihasilkan. Membutuhkan 2-3 minggu untuk ditumbuhkan pada
2. Pada suhu 370C →yeast form/ bentuk ragi Dalam jaringan atau biakan pada suhu
5
dan sel yeast induk menempel pada suatu dasar yang luas, dan tunas ini bisa
membesar hingga berukuran sama dengan sel yeast induk sebelum mereka
terlepas. Sel yeast ibu dengan anak yang masih melekat disebut
E. ETIOLOGI
Penyebab dari penyakit ini adalah Jamur Blastomyces dermatitidis. Spora
dari jamur Blasomyces dermatitidis diduga berasal dari rumah berang-berang. Spora
mungkin masuk ke dalam tubuh manusia melalui sistem pernafasan karena terhirup
Mississippi, juga di Afrika.Penyakit ini biasanya menyerang pria berusia antara 20-40
F. SIMTOMA
Gejala penyakit ini dimulai dengan timbulnya demam yang cukup tinggi
bahkan hingga menggigil dan terdapat pula keringat yang cukup banyak. Bisa juga di
6
sertai batuk berdahak yang cukup parah ( tetapi masih dalam kondisi wajar ) maupun
kulit dimulai dengan benjolan kecil (papula) dan bisa juga benjolan tersebut
berisi nanah (papulopustula), dan penyakit ini akan menyebar ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah. Kemudian akan timbul kutil yang dikelilingi abses atau penimbunan
nanah. Apabila terjadi pada tulang maka akan timbul pembengkakan disertai nyeri
Panas dingin
Demam
Berkeringat
Kelelahan
Masalah pernapasan
Dasar ketidaknyamanan
Lesi kulit, yang dimulai sebagai kecil, benjolan mengangkat atau lecet yang
7
Penyakit ini dimulai dengan timbulnya demam, menggigil dan berkeringat
banyak. Kemudian bisa disertai batuk berdahak maupun kering, nyeri dada dan
kesulitan bernafas.Meskipun infeksi paru yang terjadi pada penyakit ini biasanya
Penyakit ini juga bisa menimbulkan gejala yang terlihat dikarenakan infeksi kulit,
infeksi itu dapat dimulai dengan benjolan kecil (papula) dan mungkin saja berisi nanah
akan timbul kutil yang dikelilingi abses (penimbunan nanah) yang tidak terasa nyeri.
Pada tulang bisa timbul pembengkakan disertai nyeri. Pada laki-laki terjadi
G. PENULARAN
Penularan terjadi secara inhalasi dengan reservoir kemungkinan adalah tanah.
1. Masa inkubasi antara 2-4 minggu dengan gejala klinis berupa batuk, demam,dahak
berdarah.
2. Pada kasus kronis dapat menimbulkan rasa nyeri di dada dan jika tidak diobati
subkutan. Bila menyerang tulang akan terasa nyeri dan terjadi osteomyelitis. Bila
H. DIAGNOSIS
1. Bahan klinis:
Kerokan kulit, sputum dan bilas bronkus, cairan serebrospinal,cairan pleura, dan
darah, sumsum tulang, urin dan biopsi jaringan dari berbagai organ dalam.
8
2. Mikroskopik langsung:
a. Kerokan kulit harus diperiksa menggunakanKOH 10% dan tinta Parker atau
denganmenggunakan KOH 10% dan tinta Parker atau calcofluor white mounts,
dan merupakan satu dari cara yang paling penting untuk memperingatkan
sebagai patogen. Potongan jaringan menunjukkan sel seperti ragi yang besar,
untuk dapat melihat sel seperti ragi dengan jelas, yang seringkali sulit dilihat
9
Interpretasi:
3. Kultur:
Spesimen klinis harus diinokulasi ke dalam media isolasi primer seperti agar
dextrose Sabouraud dan agar infusi jantung otak ditambah dengandarah kambing
5%.
Interpretasi:
10
PERINGATAN:
Kultur
Blastomyces dermatitidis
4. Serologi:
5. Identifikasi:
Pada morfologi mikroskopik yang lalu, konversi dari bentuk jamur ke bentuk ragi,
Blastomyces dermatitidis
I. PENGOBATAN
Setelah diagnosa ditentukan, blastomikosis dapat diobati dengan pemberian
obat anti jamur, dengan pengobatan, perbaikan akan cepat terjadi. Tetapi obat harus
obat pilihan bagi pasien dengan infeksi akut yang mengancam jiwa dan mereka dengan
meningitis.Pasien dengan kavitas paru dan lesi di tempat selain paru dan kulit
membutuhkanterapi yang lebih lama. Itraconazole oral [200 mg/hari untuk paling sedikit
selama 3 bulan] adalah obat pilihan bagi pasien dengan bentuk blastomikosis yang
11
ditingkatkanmenjadi 200 mg dua kali sehari. Pasien dengan infeksi serius yang
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketika konidia (salah satu bagian tubuh) dari B. dermatitidis terhirup oleh manusia maka
akan terjadi perubahan bentuk dari miselium menjadi khamir dan sistem imun manusia
tidak sempat menghasilkan respon imun terhadap perubahan tersebut. Agen penyakit akan
menyebar melalui sistem limfa dan aliran darah. Gejala penyakit ini sangat bervariasi
karena banyak sistem organ yang berperan dalam penyebarannya. Namun, beberapa gejala
yang paling sering diperiksakan adalah gejala yang berkaitan dengan manifestasi
pulmonari, lesi pada kulit yang tidak sembuh, lesi tulang yang seringkali tanpa rasa sakit,
keberadaan infeksi dalam tubuh dapat dilakukan dengan biopsi jaringan tubuh untuk
B. Saran
Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih mendalami isi
makalah dapat dibaca dalam website rujukan yang tercantum dalam daftar pustaka.
pembaca apabila terdapat kesalahan dalam penulisan atau pun kekeliruan dalam
13
penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa menambah
14
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, G, N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan Edisi Ketiga. UGM Press. Yogyakarta.
Jainul .2008. Klasifikasi Jamur. Diakses dari: http://www.klasifikasi-jamur.html. Pada hari selasa,
tanggal 10 Maret 2015 Pukul 20.00 WITA
Madina. 2008. Jamur Patogen.l diakses dari http://www.madinask.com pada hari selasa tanggal 10
Maret 2015 Pukul 20.00 WITA.
15