Anda di halaman 1dari 34

Laporan Pendahuluan

Asuhan Keperawatan Post Partum Spontan Pada Ny. I di Ruang Nifas


RSU UMC

Dosen Pengampu : Liliek Pratiwi S.Kep., M.KM

Disusun oleh :
Devin Vindrian (210711027)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2023-2024
DAFTAR ISI

ABSTRAK..............................................................................................................i
BAB I
A. Laporan pendahuluan........................................................................................5
1. Definisi……………………………………………………………... 5
2. Tujuan asuhan keperawatan post partum ………………………5
3. Perawatan post partum…………………………………………... 7
4. Tahapan post partum…………………………………………….. 8
5. Perubahan Fisiologis……………………………………………… 9
B. Etiologi............................................................................................................12
C. Klasifikasi.......................................................................................................14
D. Patofisiologi....................................................................................................15
E. Komplikasi......................................................................................................15
F. Pemeriksaan Diagnostik..................................................................................17
G. Dampak terhadap kebutuhan dasar manusia…………………………..
H. Proses Asuhan Keperawatan...........................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................21
BAB II.................................................................................................................24
LAPORAN KASUS............................................................................................24
C. Diagnosa keperawatan....................................................................................32
D. Intervensi........................................................................................................32
E. Implementasi...................................................................................................35
E. Evaluasi...........................................................................................................37

i
ABSTRAK

Postpartum spontan adalah proses persalinan secara langsung melalui


vagina tanpa menggunakan alat maupun obat tertentu untuk mendorong
keluarnya bayi, proses persalinan ini mengandalkan tenaga dan usaha
ibu sendiri. Pada persalinan postpartum spontan pasien dalam hal
kenyamanan atau rasa nyaman dalam keadaan sehat atau normal dan
tidak merasakan sakit. Melakukan mobilisasi dini memungkinkan ibu
untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami serta untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kondisinya atau
kesehatannya. Tujuan dilakukan studi kasus ini adalah untuk
mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien post partum
spontan dengan jahitan perineum derajat II dalam pemenuhan kebutuhan
rasa nyaman. Metode yang dilakukan dalam studi kasus ini ada adalah
wawancara, observasi. subjek studi kasus ini adalah satu pasien
postpartum spontan yang mengalami nyeri pada jahitan perineum. Hasil
dari studi kasus ini menunjukkan berpengaruhnya mobilisasi dini
terhadap nyeri pada jahitan perineum pasien. Sehingga mobilisasi dini
ini dapat dijadikan rekomendasi untuk pasien postpartum spontan yang
menjalani perawatan di Rumah Sakit dengan keluhan nyeri pada jahitan
perineum.

ii
BAB I
Laporan pendahuluan
1. Definisi
Post partum merupakan periode waktu yang diperlukan untuk
pulihnya organ-organ reproduksi kembali pada keadaan semula (tidak
hamil) yang lamanya 6 minggusetelah bayi dilahirkan dapat juga
disebut dengan masa nifas (peurperium) (Rahmi,2019).
Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi yang terjadi pada
kehamilancukup bulan (37-42 minggu), keluar secara spontan dengan
presentasi kepala, tanpa komplikasi baik pada ibu atau pun pada bayi
(Arminietal., 2016)
Masa nifas (peurperium) adalah periode minggu- minggu pertama
setelah keluarnya bayi hingga alat-alat kandungan kembali ke keadaan
tidak hamil yang membutuhkan waktu sekitar enam minggu.Pada
periode ini ditandai dengan banyaknya perubahan fisiologi
(Seniorita,2017).

2. Tujuan asuhan keperawatan post partum


Tujuan asuhan keperawatan post partum menurut Azlina (2019) yaitu:
a. Mendeteksi adanya perdarahan 1nifas Perdarahan post partum
merupakan keluarnya darah dari jalan Lahir segera setelah
melahirkan. Kondisi ini terjadi jika kehilangan darah yang sangat
banyak sampai 500ml atau lebih.
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayi Kesehatan ibu dan bayi sangat
penting untuk dijaga, baik kesehatan Kesehatan fisik yang
dimaksud adalah memulihkan kesehatan umum ibu fisik maupun
psikologis.
c. Menjaga kesehatan diri Pada umumnya ibu dengan persalinan
normal akan mempunyai luka perineum yang sangat rentan terjadi
infeksi,oleh karena itu menjaga kesehatan diri sangat
penting.Berikut cara merawat perineum ibu dengan persalinan
normal:

1
1) Ganti pembalut setiap 3- 4 jam sekali atau setiap pembalut
sudah penuh, agar tidak terjadi perkembangbiakan bakteri.
2) Lepas pembalut dengan hati-hati mulai dari depan kebelakang
untuk mencegah pindahnya bakteri dari anus ke vagina.
3) Bersihkan perineum menggunakan larutanan antiseptik setelah
buang air kecil atau saat mengganti pembalut. Keringkan dengan
tissue atau handuk, ditepuk-tepuk secara halus.
4) Jangan lukaperineum sampai benar-benar pulih.
5) Sarankan ibu nifas untuk duduk diatas bantal untuk mendukung
otot-ototdisekitar perineum, jangan duduk terlalu lama untuk
menghindari tekanan lama pada perineum.
6) Jika luka perineum terasa gatal tandanya luka hmpir sembuh.
Rasa gatal dapat diredakan dengan mandi air hangat atau
kompres dengan air panas.
7) Ibu nifas disarankan melakukan latihan kegel supaya
merangsang peredaran darah pada perineum,
d. melakukan screening secara komprehensif
Tujuan dilakukan sreening adalah untuk mendeteksi apabila terjadi
masalah, kemudian mengobati dan merujuk apabila terdapat
komplikasi pada ibu nifas maupun bayinya. Jika terdapat
permasalahan, maka harus segera dilakukan tindakan sesuai dengan
standar pelayanan penatalaksanaan masa nifas.

e. Pendidikan laktasi dan perawatan payudara


Ada beberapa hal yang perlu disampaikan kepada ibu bersalin
untuk me nyiapkan diri menyusui bayinya yaitu :
1) Merawat agar payudara tetap bersih dan kering
2) Memakai bra yang bisa untuk menyusul agar nyaman
melaksanakan peran sebagai ibu menyusui
3) Menjelaskan tentang teknik menyusui dan pelekatan yang benar

2
4) Apabila terdapat permasalahan puting yang lecet,disarankan
untuk mengolesi kolostrum ataupun ASI di sekitar puting susu
setelah selesai menyusui.
f. KonselingKeluarga Berencana(KB)
Konseling KB adalah percakapan antara konselor dengan ibu
bersalin yang bertujuan untuk membantu ibu menentukan
keputusan sesuai kondisi dan pilihannya berdasarkan informasi
yang lengkap mengenai alat kontrasepsi.

3. Perawatan post partum


a. Mobilisasi Akibat kelelahan pasca persalinan, ibu bersalin harus
istirahat dan tidur terentang selama 8 jam pasca
melahirkan.Kemudian diperbolehkan miring kiri atau kanan agar
tidak terjadi trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-Z boleh
duduk,hari ke-3 boleh jalan-jalan, dan hari ke-4 atau ke-5 boleh
pulang. Mobilisasi diatas berbeda -beda tergantung komplikasi
nifas dan sembuh nya luka (Rahmadenti,2020).
b. Diet
Nutrisi yang baik harus diperhatikan dengan mengonsumsi
makanan 11 ber gizi tinggi seperti protein,lemak,
karbohidrat,vitamin dan mineral untuk meningkatkan produksi ASI
dan Pemulihan kesehatan ibu (Anggrahini,2016).
c. Miksi
Buang air kecil harus dilakukan ibu nifas setelah enam jam pasca
persalinan. Kadang ibu nifas mengalami kesulitan berkemih
disebabkan karena kurangnya tekanan intra abdominal, otot-otot
perut yang lemah, edema uretra, dandinding kandung kemih kurang
sensitif (Nurvita,2014).
d. Defekasi
Jika belum terjadi buang air besar dan konstipasi setelah 2-3 hari
pasca melahirkan,kontrol diet jika perlu menggunakan obat atau
lakukan klisma (Rahmadenti,2020).
e. Perawatan payudara

3
Perawatan payudara merupakan suatu tindakan untuk merawat
payudara terutama pada masa nifas untuk melancarkan keluarnya
ASI dan supaya puting susu tidak keras dan tidak kering, untuk
persiapan menyusui bayinya (Fatmawati et al., 2019).
f. Perawatan vulva
Perawatan vulva dilakukan supaya kebersihan vulva dan sekitarnya
terjaga dengan baik untuk mempercepat penyembuhan luka dan
menghindari resiko infeksi Perawatan vulva bisa dilakukan pada
pagi dan sore sebelum di atau pun setelah BAK dan BAB minimal
Zx dalam sehari. (Hesty 2019).

4. Tahapan post partum


Menurut Azlina (2019)ada 3 tahap post partum yaitu:
a. Immediate postpartum: 24 jam pertama, waktu 0-24 jam post
partum.
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan uterus, pengeluaran lochea,
suhu dan tekanan darah.
b. Early post partum: 1 minggu pertama,waktu1-7 hari post
partum.Pada periode ini memastikan tidak ada perdarahan,lochea
tidak berbau busuk, nifas dapat menyusui bayi dengan baik.
c. Late postpartum 1 minggu- minggu ke-6, waktu 1-6 minggu. Pada
masa ini tetap dilakukan perawatan dan pemeriksaan sehari- hari
serta konseling KB.

5. Perubahan Fisiologis
Pada Post Partum Spontan Beberapa perubahan fisoiologis postpartum
sebagai berikut:
a. Sistem reproduksi
1) Uterus
Setelah plasenta keluar, secara bertahap uterus akan kembali ke
keadaansebelum hamil yang disebut involusi uterus. Involusi
dapat terjadi akibat adanya kontraksi uterus (Arminietal., 2016).
Berikut adalah tabel uterus:
No Waktu Tinggi fundus Berat Diameter Palpasi

4
unvolusi uteri uterus uterus serviks
1. Bayi lahir Setinggipusat 1000gra 12,5cm Lunak
m
2. Uri/ Duajaribawah 750gram 12,5cm Lunak
plasenta pusat
lahir
3. 1Minggu Pertengahan 500gram 7,5cm 2cm
pusatsimfisis
4. 2Minggu Tidakteraba 300gram 5cm 1cm
diatassimfisis
5. 6Minggu Bertambah kecil 60gram 2,5cm Menyempit

2) Lochea
Lochea merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas.
Lochea juga mengalami proses involusi. Perubahan lochea
menurut W. L. S. Putri (2020 )sebagaiberikut:
a) Lochea Rubra
Terjadi pada hari 1-3 post partum,berwarna merah kehitaman
karena berisi darah dan sisa-sisa selaput ketuban.
b) Lochea Sanguilenta Warnanya putih
bercampur merah, berisisisa darah bercampur lendir,waktunya 3
sampai 7 hari pasca persalinan.
c) LocheaSerosa Terjadi harike-7sampai hari ke 14,warna
kekuningan,mengandung lebih sedikit darah.
d ) Lochea Alba Muncul setelah minggu ke-2 sampai minggu
ke-6, warnanya putih,terdiri dari leukosit.
3) Tempat Tertanamnya Plasenta Saat plasenta keluar uterus akan
berkontraksi sehingga volume atau ruang tempat plasenta akan
berubah sepat. 1 hari pasca persalinan berkerut sampai diameter 7,5
cm. Kira-kira 10 hari setelah persalinan, kurang
lebih2,5cm(Sulityawati, 2019). diameter plasenta.
4) Perineum, Vagina, Vulva,danAnus Berkurang nya sirkulasi
progesteron dapat membantu pemulihan otot
panngul,perineum,vagina,dan vulva kearah elastisitas dari liga
mentum otot rahim. Pada awal masa nifas, vagina dan muara

5
vagina membentuk suatu lorong luas 12 berdinding licin yang akan
berangsur-angsur mengecil ukurannya tapi jarang kembali ke
bentuk nulipara. Mukosa vagina tetap atrofi pada ibu menyusui
sekurang- kurangnya sampai kembali di mulainya masa
menstruasi.Mukosa vaginal membutuhkan waktu sekitar 2-3
minggu untuk kembali sembuh, tetapi pemulihan luka sub-mukosa
akan membutuhkan waktu lebih lama yaitu 4-6 minggu. Luka
perineum akan sembuh setelah 7 hari dan otot perineum akan pulih
pada hari ke 5 sampai 6.
Pada anus biasanya akan terlihat hemoroid, dan ditambah adanya
gejala gatal, kurang nyaman, dan perdarahan pada saat defekasi
yang berwarna merah terang.Ukuran hemoroid akan mengecil
beberapa minggu masa nifas(Sulityawati, 2019), b.
SistemPencernaan Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah
persalinan. Hal disebabkan karena pada waktu melahirkan alat
pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi
kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan waktu persalinan,
kurang asupan makanan, dan kurangnya aktivitas tubuh (F. A.
Putri, 2019).
b. Sistem Perkemihan
Terjadi diuresis yang sangat banyak dalam hari-hari pertama pasca
persalinan Diuresis fisiologis terjadi akibat pengurangan volume
darah dan peningkatan produk sisa yang dimulai pasca persalinan
sampai 5 hari post partum (Aprilianti,2019).
c. Sistem Musculos
celetal Pada saat persalinan, ligamen, fasia, dan diafragma pelvis
akan meregang dan setelah bayi lahir berangsur-angsur akan akan
menciut dan pulih kembali,sehingga tidak jarang uterus jatuh
kebelakang dan menjadi retrofleksi, dikarenakan rotundum yang
menjadi kendor Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu
ke-6 sampai ke-8 pasca persalinan (Womakal,2018).

6
e. SistemEndokrin
1) Hormon Oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh glandula papituitari posterior dan
bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Pada ibu
menyusui isapan bayi merangsang keluarnya oksitosin lagi yang
dapat membantu pengeluaran ASI dan kembalinya uterus
kebentuk normal.
2) Hormon Hipofisis
Pada ibu menyusui kadar prolaktin tetap tinggi dan merupakan
permulaan stimulasi folikel didalam ovarium ditekan. Kadar
prolactin meningkat secara progresif sepanjang masa hamil dan
akan tetap meningkat sampai minggu ke pasca persalinan.
3) Hormon Plasenta
Ketika plasenta keluar dari dinding uterus, tingkat hormone
HCG,HPL estrogen,14 dan progesterone didalam darah ibu akan
menurun cepat,normal nya setelah 7 hari postpartum (Aprilianti,
2019).

B. Etiologi
Dalam persalinan ada dua hormon yang mempengaruhi dan dominan
yaitu:
a. Hormon estrogen: Meningkatkan sensitifitas otot rahim dan
memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oxcytoksin,
prostaglandin, danrangsangan mekanisme.
b. Hormon progesteron: Menurunkan sensitifitas otot rahim,
menghambatrangsangan dari luar menyebabkan relaksasi otot dan
otot polos.

Teori yang menimbulkan adanya persalinan.


a. Teori keregangan: Keregangan otot rahim mempunyai batas tertentu
oleh karenaitu setelah melewati batas tertentu akan terjadi kontraksi.

7
b. Teori penurunan progesteron: Proses penuaan plasenta, dimana terjadi
penimbunan jaringan ikat, penyempitan pembuluh darah, sehingga
terjadikebuntuan menyebabkan produksi progesteron mengalami
penurunan.c.
c. Teori oxcytoksin internal: Keseimbangan progesteron dan
estrogen,meningkatkan pengeluaran oxcytoksin dan mengakibatkan
peningkatan aktivitaskontraksi rahim.d.
d. Teori prostaglandin: Peningkatan prostaglandin sejak hamil 15
minggudikeluarkan decidua dan prostaglandin sebagai pemicu
terjadinya persalinan.e.
e. Tekanan kepala bayi pada ganglion cervikalis dan fleksus franken
house dapatmenimbulkan kontraksi rahim dan reflek mengejan.
(Manuaba, 2010).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persalinan yaitu antara lain:
(Bobak,Lowdermilk & Jensen, 2004)
a. Passenger
Malpresentasi atau malformasi janin dapat mempengaruhi persalinan
normal.Pada faktor passenger, terdapat beberapa factor yang
mempengaruhi yakni ukurankepala janin, presentasi, letak, sikap dan
posisi janin. Karena plasenta juga harusmelalui jalan lahir, maka ia
dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin.
b. Passageaway
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat,
dasar panggul,vagina dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun
jaringan lunak khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut
menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan
dalam proses persalinan. Janin harus berhasilmenyesuaikan dirinya
terhadap jalan lahir yang relatif kaku.
c. Powers
His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks
membukadan mendorong janin ke bawah. Pada presentasi kepala, bila
his sudah cukupkuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam

8
rongga panggul. Ibumelakukan kontraksi involunter dan volunteer
secara bersamaan.d.
d. Position
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.
Posisi tegakmemberi sejumlah keuntungan. Mengubah posisi
membuat rasa letih hilang,memberi rasa nyaman dan memperbaki
sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk dan
jongkok.e.
e. Psychologic Respons
Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan
bagi wanita dan keluarganya. Rasa takut, tegang dan cemas mungkin
mengakibatkan proseskelahiran berlangsung lambat. Wanita yang
bersalin biasanya akan mengutarakan berbagai kekhawatiran jika
ditanya, tetapi mereka jarang dengan spontan menceritakannya.

C. Klasifikasi
a. Persalinan spontan: bila persalinan seluruhnya dengan kekuatan ibu
sendiri.
b. b. Persalinan buatan: bila persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
yaitu alatforceps, vacum, dan sectio caesarea
c. Persalinan anjuran: bila kekuatan untuk persalinan diambilkan dari
luar dengan jalan rangsangan seperti dengan induksi, amniotomi, dan
lain-lain.(Manuaba, 2010)

. Patofisiologi
Patways

9
E. Komplikasi
1. Komplikasi Kala I
Komplikasi yang dialami ibu melahirkan kala I adalah:
 Partus lama, biasanya terkait kontraksi uterus yang tidak adekuat
atau dilatasi serviks yang tidak sempurna
 Ketuban pecah dini (KPD), yaitu pecahnya ketuban sebelum ada
tanda inpartu
Komplikasi kala I juga dapat terjadi pada janin, sehingga penting bagi
petugas kesehatan untuk memastikan keselamatan dan kondisi janin.
Komplikasi yang dapat terjadi adalah:
 Asfiksia, yang dapat menyebabkan intrauterine fetal death (IUFD)
 Sepsis neonatorum, dapat terjadi karena infeksi akibat
KPD[3,15,18]
2. Komplikasi Kala II
Komplikasi pada ibu melahirkan kala II adalah distosia atau
persalinan kala II yang memanjang. Di mana waktu persalinan pada
primipara lebih dari 2 jam, atau pada multipara lebih dari 1 jam, tanpa

10
anestesi epidural. Kondisi ini dapat menyebabkan risiko
korioamnionitis, endometritis, infeksi saluran kemih, dan retensi urin.
Distosia dapat terjadi akibat lilitan tali pusat atau bayi
besar/makrosomia. Setelah lahir, kepala bayi perlu diperiksa apakah
ada lilitan tali pusat di leher, karena dapat menyebabkan komplikasi
pada janin seperti hipovolemia, anemia, syok hipoksik-iskemik,
bahkan ensefalopati. Janin makrosomia dapat menyebabkan distosia
bahu.
3. Komplikasi Kala III
Pada kala III, komplikasi yang dapat terjadi adalah retensio plasenta,
yaitu plasenta tidak lahir spontan dalam waktu 30 menit setelah bayi
lahir. Pada keadaan ini, perlu dilakukan tindakan manual plasenta.
Retensio plasenta dapat menyebabkan perdarahan postpartum.
4. Komplikasi Kala IV
Pada kala IV, komplikasi yang paling sering terjadi adalah perdarahan
postpartum, yaitu jumlah perdarahan pervaginam setelah bayi lahir
lebih dari 500 cc atau dapat mempengaruhi hemodinamik pasien.
Penyebab perdarahan postpartum terdiri dari 4T, yaitu tone (atonia
uteri), tissue (sisa jaringan plasenta), trauma (ruptur uteri, serviks, atau
vagina), dan thrombin (gangguan faktor koagulopati).

Pemeriksaan Diagnostik
Hemoglobin / Hematokrit (Hb/Ht), jumlah darah lengkap, urinalisis.
Pemeriksaan lain mungkin dilakukan sesuai indikasi dari temuan fisik.
A. Dampak terhadap kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia terdiri dari kebutuhan fisiologis
(tingkatan yang paling rendah/dasar), kebutuhan rasa aman dan
perlindungan, kebutuhan akan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis
diantaranya adalah kebutuhan akan oksigen, cairan (minuman), nutrisi
(makanan), keseimbangan suhu tubuh, eliminasi, tempat tinggal, personal
hygiene, istirahat dan tidur,

11
serta kebutuhan seksual.
Kebutuhan fisiologis ibu bersalin merupakan suatu kebutuhan dasar
pada ibu bersalin yang harus dipenuhi agar proses persalinan dapat
berjalan dengan lancar. Kebutuhan dasar ibu bersalin yang harus
diperhatikan bidan untuk dipenuhi yaitu kebutuhan oksigen, cairan dan
nutrisi, eliminasi, hygiene (kebersihan personal), istirahat, posisi dan
ambulasi, pengurangan rasa nyeri, penjahitan perineum (jika diperlukan),
serta kebutuhan akan pertolongan persalinan yang terstandar. Pemenuhan
kebutuhan dasar ini berbeda-beda, tergantung pada tahapan persalinan,
kala I, II, III atau IV. Adapun kebutuhan fisiologis ibu
bersalin adalah sebagai berikut:
1. Asuhan tubuh dan fisik.
2. Kehadiran seorang pendamping.
3. Penerimaan thd sikap & perilakunya.
4. Informasi & kepastian ttg hasil persalinan yg aman
5. Pengurangan rasa nyeri.

Proses Asuhan Keperawatan


Konsep Asuhan Keperawatan Post Partum
1. Pengkajian
Pengkajian pada ibu post partum menurut ilma(2017) yaitu:
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan?
a) Bagaimana keadaan ibu saat ini?
b) Bagaimana perasaan ibu pasca persalinan?
b. b. Pola nutrisi dan metabolik
a) Apakah ibu merasa haus pasca persalinan?
b) Apakah klien merasa lapar setelah melahirkan?
c) Apakah ibu tidak nafsu makan dan merasa mual muntah?
d) Apakah terjadi penurunan berat badan?
c. Pola aktivitas
a) Apakah klien merasa lelah setelah melahirkan?
b) Apakah klien toleransi terhadap aktivitas ringan atau sedang?

12
c) Apakah klien terlihat mengantuk?
d. Pola eliminasi
a) Apakah ada deuress pasca persalinan?
b) Apakah klien perlu bantuan saat BAK atau BAB?
e. Pola istirahat dan tidur
a) Apakah ada ketidak nyamanan yang menggangu istirahat?
b) Seberapa lamanya klien saat tidur?
f. Pola persepsi dan konsep diri
a) Bagaimana pandangan klien terhadap diri nya saat ini?
b) Apakah ada permasalahan perubahan penampilan tubuhnya yang
dialami saat ini?
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
1. PemeriksaanTanda-TandaVital
2. Pengkajian edema
3. Pemeriksaan reflek
4. Kajiadanya varises
5. Kaji Cortical Vertebra AreaTenderness(CVAT)
b. Payudara
1. Pengkajian area areola( pecah,pendek,rata)
2. Kaji adanya abses
3. Kaji adanya nyeri tekan
4. Observasi adanya pembengkakan atau ASI terhenti
5. Kaji pengeluaran ASI
c. Uterus
1. Observasi posisi uterus atau TFU
2. Kaji adanya kontraksi uterus
3. Observasi ukuran kandung kemih
d. Vulva atau perineum
1. Kaji pengeluaran lokhea
2. Observasi penjahitan laserasi atau luka episiotomi
3. Kaji adanya pembengkakan

13
4. Kaji adanya luka
5. Kaji adanya hemoroid
3. Diagnosa keperawatanMenurutSDKIPPNI(2016):
a. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
b. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
4. Intervensi
a. Resiko infeksi b.d trauma jaringan
Tujuan dan kriteria hasilSLKIPPNI (2018):
1) Tidak ada tanda-tanda infeksi
2) klien mampu mengenali tanda gejala infeksi
PlanningSIKIPPNI(2018):
1) Kaji tanda infeksi
2) Edukasi pencegahan infeksi
b. Ansietas b.d kurang terpapar informasi Tujuan dan kriteria hasil
SLKIPPNI (2018):
1) Tingkatan sietas menurun
2) Klien menunjukkan pengendalian diri terhadap kecemasan
Planning SIKI PPNI(2018) :
1. Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaan ketakutannya.
2. Berikan informasi tentang perawatan perineum

14
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk & Jensen. (2004). Buku ajar keperawatan maternitas.


Edisi 4, Alih Bahasa Maria A. Wijayanti. Peter 1 Anugerah. Jakarta:
EGC

Depkes RI. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR

Kurniawati, Desi, dkk. (2009). Obynacea: Obstetri dan Ginekologi.


Yogykarta: Tosca Enterprise.

Manuaba, IBG. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB.


Jakarta: EGC

Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem Hematologi. N.p.,


Penerbit Salemba.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia

(SDKI) Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI) Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia.

15
LAPORAN KASUS
Asuhan Keperawatan Post Partum Spontan Pada Ny. I di Ruang Nifas
RSU UMC

Dosen Pengampu : Liliek Pratiwi S.Kep., M.KM

Disusun oleh :
Devin Vindrian (210711027)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2023-2024

16
BAB II
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SPONTAN
PADA "NY. I." G1P1A0 DENGAN PERSALINAN NORMAL

1. PENGKAJIAN
A.BIODATA
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. I
Umur : 22 th
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : dusun 03,Rt.009/Rw. 003, Desa Cipeujeh wetan,
kecamatan Lemahabang kabupaten Cirebon.
Status Perkawinan : menikah
Agama : islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Register : 119505
Diagnosa Medis : G1P0A0 Grav 36 ms + klasifikasi placenta
Grade III
Tanggal Persalinan : 08 Juni 2023
Tanggal Masuk : 05 Juni 2023
Tanggal Pengkajian : 08-10 Juni 2023

2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama : Nanda Cahyana


Jenis Kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub, dengan pasien : Suami

17
Alamat : dusun 03,Rt.009/Rw. 003, Desa Cipeujeh
wetan, kecamatan Lemahabang kabupaten
Cirebon.

B. KELUHAN MASUK RUMAH SAKIT


DS : pasien mengatakan Mules(+) jarang, Gerakan janin(+) Keluar
lendir darah (-) air (-). HIS (-).
G1P0A0.
TFU : 30 cm.
BTA :120/ 160 ×/ menit
DO : Pasien terlihat lemas
TTV
Td : 130/70 MmHg
Suhu : 36,2 C
RR : 21 x/menit
N : 89 x/Menit
Spo² : 98%
BB/ TB : 70 kg/158 cm

C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


DS : Setelah persalinan jam 01.30,dilakukan pengkajian pada hari jumat
08 mei 2023 jam 09.10 diruang Siti walidah 1 , ditemukan keluhan pasien
nyeri luka pada jalan lahir atau kontraksi uterus, ASI tidak lancar, TD:
130/70 mmHg, N: 89x/menit, RR: 21x/menit, suhu: 36,2 ºC.

D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


DS : 1). pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit.
2). Klien mengatakan sebelumnya belum pernah hamil dan melahirkan
sebelumnya
ini adalah anak pertamanya.

B. Status obstetri

18
Pada tanggal 08 januari 2023 pukul 08.00 WIB yaitu 6 jam setelah
persalinan, klien dengan nifas hari 1 P1A0 (36 minggu). Tipe persalinan
yaitu post partum spontan,berat badan bayi waktu lahir 3,100 gram,tidak
terdapat komplikasi nifas,umur sekarang adalah 22 tahun.
C. Keluhan utama
Klien mengatakan merasa kurang nyaman karena luka jahitan perineum
nya terasa panas dan sakit, klien juga mengatakan khawatir dan takut jika
jahitan luka perineum nya terbuka atau robek.
d. Riwayat kesehatansekarang
Klien mengatakan perut nya mulai kencang dan mengeluarkan lendir,
kemudian dibawa ke lGD senin 05 juni 2023 pukul 15.30 WIB. Dan bayi
lahir secara spontan hari senin tanggal 08 juni 2023 pukul 01.00 WIB di
ruang VK (bersalin) dengan berat badan bayi 3.100 gram.
e. Riwayat kehamilan
Klien mengatakan ini kehamilan pertama,saat awal kehamilan sering
merasa mual dan muntah, klien memeriksakan kehamilannya dibidan
atau puskesmas terdekat.
f. Riwayat menstruasi
Klien mengatakan tahun,perutnya pertama kali menstruasi umur 14 sakit
dan nyeri saat hari pertama menstruasi, siklus menstruasinya teratur,
lama menstruasi 6 hari.
g. Riwayat Keluarga Berencana
Klien mengatakan belum pernah melakukan KB, dan ada rencana KB
suntik setelah kelahiran anak pertama.
h. Pemeriksaan fisik (HeadToToe)
Keadaan umum : klien tampak masih lemah
kesadaran : composmentis
tanda-tanda vital klien :
Td : 130/70 MmHg
Suhu : 36,2 C
Fr : 21 x/menit
N : 89 x/Menit

19
Spo² : 98%
Rambut : warna hitam, bersih, tidak rontpok dan tidak ada ketombe.
Kulit : berwarna sawo matang, bersih, tugor kulit normal.
Hidung : bersih,tidak ada sekret,tidak ada epistaksi,tidak ada
pembesaran polip,dan tidak terpasang 0².
Telinga : simetris, bersih, tidak ada penumpukan serum,tidak ada
infeksi dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
Mata : tidak ada secret, konjungtiva tidak anemis, seklera tidak
ikterik,penglihatan kemampuan normal.
Pemeriksaan : gigi normal, warna mulut normal, tidak ada kesulitan
mengunyah atau menelan. Leher tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid dan vena jugularis.
Dada : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi. Paru- paru
simetris tidak ada edema,bunyi vesikuler. Payudara
simetris, areola berwarna coklat, puting tidak terdapat
benjolan abnormal,tidak ada bendungan ASI.
Colostrum : berwarna kuning
Abdomen : teraba keras, diastasis rectus abdominis selebar 3 jari,
fundus uteri 3 jari dibawah pusat
Lokhea : berwarna merah muda, terdiri dari lendir dan darah,
bauanyir. Perineum rupture tingkat ll,
eliminasi : klien mengatakan BAK di pispot setelah persalinan, klien
belum bisa BAB. Ekstremitas atas dan bawah tidak ada
edema, ekstremitas atas tangan kiri terpasang infus dan
ekstremitas bawah tidakada varises.
i. Pengkajian kebutuhan khusus :
1) Oksigenasi
Klien mengatakan sesak nafas,klien tidak terpasang 02
(canul oksigen) tidak ada
2) Nutrisi
Klien makan sekitar 2 sampai 3 kali sehari dengan porsi

20
banyak selama kehamilan, setelah melahirkan porsi makan biasa,
tidak ada penurunan nafsu makan,dan tidak ada pantangan makanan.
3) Cairan
Klien mengatakan tidak ada pembatasan asupan cairan
4) Eliminasi
a) Adakah keluhan keringat berlebih?
Klien mengatakan tidak ada keringat berlebih
b) BAK pertama setelah melahirkan
Klien mengatakan baru 1x BAK setelah melahirkan,
klien mengatakan BAK campur darah nifas
c) Adakah keluhan BAK
Klien mengatakan tidak ada keluhan BAK
d) BAB pertama pasca persalinan
Klien mengatakan belum BAB setelah melahirkan
e) AdakahkeluhanBAB?
Klien mengatakan tidak ada gangguan BAB, tetapi
setelah melahirkan klien belum BAB
5) Kenyamanan
Klien mengatakan kurang nyaman di daerah jahitan
perineumnya, kalau dibuat jalan terasa nyeri.

J). Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan Keterangan
rujukan
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN
1).Hemoglobin L 11.3 11.7- g/dl Low
Hematokrit 15.5
Leukosit 33.8 %
Trombosit 33.0-
Golongan darah H16.51 45.0 ribu High
PPT ribu
PT 287 3.60-
PT (kontrol) 11.00
APTT O/Positif

21
APTT 150- Detik
APTT (kontrol) 440 Detik
KIMIA KLINIK Detik
Glukosa darah 9.3 Detik
sewaktu
IMUNOLOGI 10.5
BsAg
(kualitatif) 27.0 9.3-11.4
URINALISA
Urin lengkap 25.5 9.1-12.3

95 21.8-
28.4

Non reaktif 21.0-


28.4

75-110

Non
reaktif

Terapi Farmakologi
1. Cefadroxil 3x1
2. Metilergometria 3x1
3.Fermia 1x1
4. Asam Mefenama t3x1
5. Domperidon 3x2.

f. Pemeriksaan fisik bayi (Head To Toe)


Tingkat kesadaran : Berespon terhadap
Penyeri Tangisan : Merintih
Lingkar kepala : 33cm
Kelainan : Tidak ada
Gerakan : Lemah
Warna kulit : Kemerahan

22
Suhu : Hangat
Kepala : Bersih
Kuku : Panjang
Mata : Tidak ada rahasia
Tali pusat : Ada
Putung umbilical : Basah Vagina Bersih
Anus : Ada Nilai Apgar : 4-5-6
Ketuban : pecah sendiri
BB : Tidak berubah
Rambut : Tipis
Abdomen : Supe L
Lidah :Lembab
Selaput lendir : Lembab
Tugor: Sedang
Dextrosit: Normal

B. Analisa Data
No Data fokus Etiologi Masalah
1 DS: klien mengatakan luka di Pengeluaran resiko infeksi
jahitan perineum terasa sakit janin berhubungan
dan panas. dengan trauma
DO: klien tampak merintih, Robekan jaringan
luka jahitan perineum tampak dinding vagina (D.0142)
kemerahan,
TTV Luka
Td: 130/70 MmHg
Suhu : 36,2 C Kuman
Fr : 21 x/menit
N: 89 x/Menit Resiko infeksi

23
Spo² : 98%
DS: mengatakan khawatir Psikologis ansietas
dengan jahitan perineumnya, berhubungan
takut jika jahitan perineumnya Trauma dengan kurang
robek dan tidak tahu cara terpapar
perawatan lukanya Takut informasi.
DO:klien tampak cemas, (D.0080)
gelisah, dan kebingungan. Ansietas

C. Diagnosa keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi

D. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan hasil Intervensi Rasionalisasi
keperawatan kriteria
1 resiko infeksi Tujuan dan 1. Memonitor 1. Data di perlukan
berhubungan kriteria hasil yang tanda-tanda memantau ke
dengan trauma ditetapkan yaitu vital. efektifan dan
jaringan(D.0142) setelah dilakukan 2. kaji tanda-tanda kebutuhan
tindakan infeksi. intervensi
keperawatan 3x24 3. edukasi 2. mengetahui
jam diharapkan pencegahan tentang sirkulasi
masalah resiko infeksi. kulit dan masalah
infeksi dapat yang mungkin di
teratasi dengan sebabkan oleh
kriteria hasil: pembentukan
edema yang
1. TTV dalam membutuhkan
batas normal intervensi lebih
2. tidak ada lanjut
tanda-tanda 3. upaya untuk
infeksi memastikan

24
3. klien mampu perlindungan
mengetahui terhadap
tanda-tanda kemungkinan
infeksi. tertular infeksi

2 ansietas Tujuan dan 1. Berikan 1.Informasi dari klien


berhubungan kriteria hasil yang kesempatan penting bagi perawat
dengan kurang ditetapkan yaitu klien untuk membantu kien
terpapar informasi setelah dilakukan untukmengung dalam menyelesaikan
(D.0080) tindakan kap masalah yang
keperawatan 3x24 kan perasaan konstruktif.
jam diharapkan ketakutannya,. 2. Membantu klien
tingkat ansietas 2. ajarkan teknik dalam
berkurang dengan distraksi dan memusatkan/mengura
kriteria hasil: relaksasi. ngi rasa nyeri dan
sakit.
1. tingkat
ansietas
menurun,
2. klen
menunjukkan
pengendalian
diri terhadap
kecemasan,
tingkat
informasi
meningkat.

25
E. Implementasi
No Hari, Diagnosa Implementasi Respon Nama Ttd
tgl, keperawatan bidan/
jam perawat
1. 08 resiko infeksi 1. mengobservasi Ds: klien Devika
juni berhubungan TTV, mengatakan Anisah
2023. dengan trauma 2. Memonitor bersedia di Sari
Pukul jaringan tanda-tanda cek tanda- Devin
21.00- (D.0142) infeksi, respon tanda vitalnya. ( mahasiswa
21.30 pasien data Do: pl)
subyektifnya klien Td: 130/70
mengatakan luka MmHg
perineum terasa Suhu : 36,2 C
panas dan sakit, Fr : 21x/menit
22.40- data obyektifnya N: 89x/Menit
23.10. luka jahitan di Spo² : 98%
perineum tampak
kemerahan Ds: klien
3. Mengedukasi mengatakan
pencegahan luka perineum
infeksi terasa panas
dan sakit, Do:
luka jahitan di
perineum
tampak
kemerahan,
Ds: klien
mengatakan
bersedia
diberikan
edukasi
tentang

26
pencegahan
infeksi,
Do: klien
tampak
kooperatif.

2 09 ansietas 1. Memberikan Ds: klien Rika


juni berhubungan kesempatan klien mengatakan Dewi
2023. dengan kurang untuk takut jika Sari
Pukul terpapar mengungkapkan jahitannya Devin
14.00 informasi perasaan luka (mahasiswa
wib (D.0080) ketakutannya. perineumnya pl)
2. Memberikan robek.
informasi tentang Do: cemas dan
perawatan luka gelisah.
perineum. Ds: klien
3. Mengajarkan mengatakan
teknik distraksi- luka perineum
relaksasi, respon terasa panas
pasien dan sakit.
Do: klien
tampak
kebingungan
Ds: klien
mengatakan
bersedia
melakukan
teknik tarik
nafas dalam
Do: klien
mampu
melakukan

27
teknik tarik
nafas dalam

E. Evaluasi
No Tgl Dx Evaluasi Nama Ttd
bidan/perawat
1. 10 juni Resiko infeksi S:klien mengatakan Rika
2023. berhubungan luka jahitan di Devin
Pukul dengan trauma perineum terasa panas (mahasiswa pl)
09.00 jaringan. dan sakit
(D.0142) O: klien tampak
merintih, luka di
jahitan perineum
tampak kemerahan,
TD 130/70 mmHg,
nadi 86x/ menit, suhu
36,2 RR 21x/menit.
A :masalah belum
teratasi,
P:lanjutkan intervensi
2. 10 juni ansietas S:klien mengatakan Dewi
2023. berhubungan khawatir dengan Sari
Pukul dengan kurang jahitan perineumnya, Devin
01.20 terpapar dan takut jika (mahasiswa pl)
wib informasi. jahitannya robek, dan
(D.0080) tidak tahu cara
perawatan lukanya,
O: klien tampak
cemas, gelisah dan
kebingungan,

28
A: masalah
belumteratasi,
P:lanjutkanintervensi.

29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. PostPartum
Post partum atau masa nifas (peurperium) adalah periode minggu-
minggu pertama setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-
perubahan fisiologi (Seniorita, 2017),
alat kandungan kembali kekeadaan tidak hamil yang membutuhkan
waktu sekitar 6 minggu.Pada masa iniditandaidenganbanyaknya
2. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada Ny.I diperoleh dengan baik,dan
didapatkan data Ny.I mengatakan luka jahitan perineum terasa panas
dan sakit, khawatir dan takut jika jahitan perineum robek,dan tidak
tahu cara perawatan luka perineumnya.
3. Diagnosa
Masalah keperawatan yang muncul berdasarkan keluhan klien dan
hasil pengkajian data yang didapatkan adalah resiko infeksi
berhubungan dengan trauma jaringan, diagnosa yang kedua yaitu
ansietas berhubungan dengan kurang terpaparinformasi.
4. Intervensi Rencana keperawatan
yang telah ditetapkan dengan tujuan dan kriteria hasil dengan rencana
tindakan ini telah sesuai dengan Standart Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI) dan Standart intervensi keperawatan
Indonesia(SIKI).
5. Implementasi
Implementasi dilakukan 3 hari mulai tanggal 30 januari 2021 - 1
februari2021 selama 3x24 jam sesuai dengan intervensi yang telah
disusun pada masing-masingdiagnosa.
6. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 hari pada tanggal 05
juni 2023 sampai tanggal 10 juni 2023 selama 3x24 jam didapatkan
evaluasi hari ketiga tujuan tercapai dan masalah teratasi.

30
31

Anda mungkin juga menyukai