Anda di halaman 1dari 10

Nama : Fauzi

Kelas : VB Pengelolaan Perkebunan


Nim : G19160022
Matkul : Pengelolaan Tanaman Perkebunan 2

Membuat Ringkasan Tentang Kelapa

Usaha perbaikan produktifitas tanaman kelapa harus dimulai sejak penyediaan.


Bahan tanaman/bibit mengingat potensi produksi suatu tanaman tergantung pada bahan
tanaman, cara penanganan danperlakuan yang diberikan. Untuk mendapatkan bibit kelapa
yang baik ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan sehingga didapatkan pohon kelapa
yang menghasilkan buah yang maksimal. Salah satu tahapan awal untuk mendapatkan
pohon kelapa dengan produksi maksimal adalah teknik penyediaan bibit tanaman kelapa.

Seleksi pohon induk perlu dilakukan untuk mendapatkan benih yang baik dan
selanjutnya dapat dijadikan sumber benih. Beberapa hal yang perlu diperhatian dalam
seleksi pohon induk adalah penampilan tanaman kelapa yang sehat dan baik. Setelah
ditemukan pohon induk yang baik maka perlu dilanjutkan dengan seleksi benih bermutu.
Buah yang dijadikan benih diambil dari pohon induk dengan jumlah buah per tandan lebih
dari 7 butir.
Benih yang baik mempunyai ciri-ciri:
1. Bebas hama dan penyakit.
2. Ukuran buah normal,
3. tidak terlalu besar atau kecil tergantung kultivar kelapa.
4. Warna buah kecoklatan dan licin sebagai tanda matang penuh.
5. Air buah kalau dikocok bunyinya nyaring
6. Berat buah minimal 1250 gram untuk kelapa Dalam.
Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (BALITKA) telah berhasil
mengidentifikasi beberapa kultivar kelapa Dalam yang berpotensi menjadi kelapa Dalam
Unggul Nasional. Kultivar-kultivar kelapa tersebut yaitu kelapa Dalam Tenga (DTA),
kelapa Dalam Bali (DBI), kelapa Dalam Palu (DPU) dan kelapa Dalam Mapanget (DMT).
Saat ini, kultivar kelapa Dalam ini telah dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia
antara lain: kelapa DTA telah dikembangkan di Sulut, Sumatera Utara, Aceh, Lampung dan
Jawa Barat; kelapa DPU dikembangkan di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Selatan, Sumatera
Utara, Aceh, Lampung dan Jawa Barat; kelapa DBI dikembangkan di Sulawesi Utara,
Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat dan Bali dan kelapa DMT
dikembangkan di Irian Jaya, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara.
Setelah dilakukan evaluasi terlihat bahwa penampilan produksi keempat kultivar
kelapa ini direkomendasikan untuk digunakan dalam program pemuliaan kelapa dan
perluasan areal serta peremajaan kelapa. Penampilan keempat kultivar kelapa Dalam dapat
dilihat pada Gambar berikut..

Dalam Tenga (DTA) Dalam Palu (DPU)

Dalam Bali (DBI) Dalam Mapanget (DMT)


A. Pembibitan pre nursery

Perbanyakan tanaman kelapa umumnya dilakukan secara generatif dengan


menggunakan buah yang disemai dengan tahapan, sebagai berikut:

Pemilihan Lokasi Pesemaian

Pembibitan kelapa dilakukan melalui 2 tahap yaitu pesemaian dan pembibitan.


Pesemaian dilakukan dengan tujuan untuk mengecambahkan benih yang diseleksi dari
pohon induk.
Untuk memperoleh kecambah yang baik maka harus dipilih lokasi pembibitan yang
memenuhi syarat antara lain :
 Tanah remah, subur dan dekat sumber air sehingga mudah untuk menyiram benih.
 Lokasi datar dan terbuka agar mempermudah pesemaian dan pengawasan.
 Pesemaian diusahakan dekat dengan jalan dan lahan penanaman agar mempermudah
transportasi.

Penyiapan Lahan Pesemaian

Setelah lokasi pesemaian terpilih, tanah dibersihkan dan diolah sedalam 30 - 40 cm.
Pengolahan tanah dapat dilakukan secara :
• Manual, dengan cangkul.
• Menggunakan bajak yang ditarik ternak sapi atau kerbau kemudian disisir atau
dihaluskan dengan cangkul.
• Buat bedengan pesemaian dengan ukuran lebar 1.5 m sedangkan panjang bedeng
disesuaikan dengan kondisi dan keadaan setempat, maksimum 25 m. Tinggi bedengan
sekitar 25 cm, dan jarak antar bedengan 80 cm. (Gambar 2).
• Dibuat penyangga sebagai penghalang dari belahan bambu supaya tanah bedengan
tidak mudah tererosi,
Untuk keamanan pesemaian dibuat pagar untuk mencegah masuknya hewan

Gambar pesemaian kelapa


Penyayatan Sabut

• Pertama-tama pilih bidang tempat yang akan muncul tunas yaitu sisi terlebar dari mata
benih.
• Dengan menggunakan parang tajam, sayatlah secara hati-hati pada sisi terlebar sedalam
1 cm. Perlakuan ini ditujukan agar kecambah mudah keluar dan pertumbuhan bibit
normal. Hati-hati menyayat benih yang sudah agak lama dalam perjalanan sejak panen
(2 bulan), karena mata tunas bisa ikut tersayat. Teknik sayatan dapat dibantu dengan
menarik keatas sebagian sabut yang disayat.

Pendederan Benih

• Letakkan benih yang telah disayat pada bedeng pengecambahan setelah sebagian tanah
dikeluarkan ke samping bedeng.
• Butiran kelapa disusun berderet saling bersinggungan, posisi agak miring, dengan
bagian yang disayat berada diatas.
• Barisan benih disusun secara zig-zag dengan arah sayatan satu arah.
• Sebagian tanah yang dikeluarkan semula, dikembalikan lagi kesamping benih dan jejal
kedalam rongga-rongga antara buah kelapa, sampai padat dan rata dengan jari tangan.
Sayatan jangan sampai tertimbun tanah.

Pemeliharaan Pesemaian

• Penyiraman benih dilakukan dua kali sehari pada musim kemarau, sedangkan musim
hujan cukup dilakukan sekali sehari, atau tergantung curah hujan. Penyiraman telah
cukup, jika sayatan ditekan akan nampak keluar air.
• Pencegahan hama dan penyakit dipesemaian perlu dilakukan setiap bulan. Apabila
diperlukan gunakan insektisida dan fungisida secara terpisah. Dosis yang dipakai
menurut takaran yang dianjurkan. Penyemprotan pestisida dilakukan secara merata pada
seluruh benih/kecambah.
• Penyiangan gulma yang tumbuh di pesemaian dilakukan setiap bulan. Gulma dicabut,
dikumpulkan dan dibakar.
Pembibitan

Pembibitan adalah tempat pertumbuhan kecambah atau bibit hasil seleksi sampai siap
tanam. Tempat pembibitan dapat dilakukan pada polibag atau bedeng pembibitan.

B. Pembibitan kelapa main nursery

Persiapan Polibag

• Polibag yang digunakan terbuat dari polyethylene berwarna hitam dengan ukuran:
panjang 40 cm, tinggi 50 cm dan tebal 0.18 mm – 0.20 mm atau 16-17 lembar polibag/kg.
• Lubang dibuat pada polibag dengan alat drift berdiameter 5 mm, sebanyak 3 baris
lubang dibagian bawah polibag. Jarak antar baris 7 cm dan jarak antara lubang dalam
baris 5 cm.
• Balik polibag bagian dalam menjadi bagian luar, sebelum diisi tanah sehingga polibag
dapat berdiri.

Pengisian Tanah

• Siapkan tanah gembur, dengan mencangkul lapisan tanah atas ayak tanak dengan
menggunakan penganyak kawat sehingga batu, gumpalan tanah yang besar sisasisa akar
gulma dan kotoran lain terpisah.
• Isilah polibag penuh dengan tanah hasil ayakan tersebut. Letakkan polibag berisi tanah
pada lokasi strategis dekat areal penanaman.
• Atur jarak antar polibag 60 cm x 60 cm x 60 cm sistem segitiga.
Pemindahan kecambah ke polibag

• Kecambah yang terseleksi dicabut dengan besi pengungkit atau cangkul melalui satu
sisi benih kemudian tarik benih dengan seluruh akar utama.
• Potong akar utama, sehingga tersisa 5 cm dari kulit buah.
• Angkut benih dengan tandu karung/kantong pupuk.
• Letakkan kecambah dengan posisi tunas dibagian tengah polibag dan tegak. Arah bibit
menghadap ke timur. Kembalikan tanah yang dikeluarkan dari polibag sampai benih
hampir tertutup kemudian padatkan tanah disekitar benih dengan jari. Siram bibit dalam
polibag sampai tergenang paling lambat 2 jam setelah pemindahan.

Pemeliharaan Bibit

Pemeliharaan bibit dilakukan antara lain dengan menyiram bibit dengan air. Pada
waktu hujan tidak perlu menyiram dan bila tidak ada hujan, maka dilakukan penyiraman.
Bibit umur 1-3 bulan disiram sekitar 1 ltr/kantong setiap 2 hari, sedangkan bibit umur 4-6
bulan 6 ltr/kantong tiap hari. Gunakan slang yang ujungnya disambung paralon dengan
ujung bengkok untuk penyiraman

Bibit main nursery

C . Pengolahan media tanam kelapa Persiapan

Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai.
Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah,
menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan dan biaya yang diperlukan.

Pembukaan Lahan

a. Lahan berupa hutan.


Kegiatan yang dilakukan meliputi: (a) Penebasan semak atau perdubahkan apabila
memungkinkan didongkel, dikumpulkan, dikeringkan dan dibakar, (b) Penebangan
pohon, dengan tinggi penebangan tergantung besarnya pohon. b. Lahan tanaman
kelapa tua.
Pohon kelapa tua ditebang pada leher akar. Apabila memungkinkan batang kelapa
dapat dijual sebagai bahan bangunan. c. Areal alang-alang
Tindakan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Alang-alang tinggi < 80 cm
 Babat alang-alang menjadi ± 20 cm, selanjutnya dibiarkan agar tumbuh kembali sampai
30- 40 cm.
 Semprot dengan herbisida yang mengandung bahan aktif glyphosate (Round up)
sebanyak 5 liter, 2,4 diamine, MSMA, dan Dowpon. Pengguanan Round up untuk tiap
hektar diperlukan.
 Setelah dua minggu, lakukan penyemprotan koreksi dengan cara spot spraying
menggunakan round up sebanyak 0.5 liter per hektar
2. Alang-alang tinggi >80 cm; Seperti pada point 2 dan 3 untuk alang-alang < 80 cm.

d. Lahan bekas pertanian


Tidak perlu pembukaan lahan lagi, dan dapat langsung dilakukan tindakan-tindakan
pengajiran, pembuatan lubang tanam, penanaman legume dan tindakan lain yang
diperlukan selanjutnya.

Pembentukan Bedengan

Bedengan dibuat melingkar lokasi dengan diameter 200 cm untuk mencegah hujan masuk
ke leher batang tanaman bibit.

Pengapuran

Pengapuran dilakukan apabila tanah mempunyai keasaman yang tinggi. Pengapuran


dilakukan pada tanah sampai pH 6-8.

Pemupukan

Pemupukan menggunakan pupuk TSP sebanyak 300 gram untuk tiap lubang (lokasi
yang ditanami) dengan cara dicampurkan pada tanah top soil yang berada di sebelah
utara lubang, kemudian memasukkan tanah tersebut dalam lubang.
Teknik Penanaman Penentuan Pola Tanam

Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan
pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini
jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar.

Pembuatan Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk
menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x
100 x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan
pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng
di bawahnya.
Teras dibuat miring 10 derajat ke arah dalam.

Cara Penanaman

Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan
cukup untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan
pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Adapun cara penanaman adalah sebagai
berikut:

a. Top soil dicampur dengan pupuk phospat 300 gram per lubang dan dimasukkan ke
lubang tanam.
b. Polybag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam,
dan dibuat irisan sampai ke ujung, bejkas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir
untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Arah
penanaman harus sama.
c. Bibit ditimbuan tanah yang berada di sebelah selatan dan utara lubang, dipadatkan
dengan ketebalan 3-5 cm diatas sabut bibit kelapa.
d. Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah
143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batang, sehingga
jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang.
Lain-lain a. Pemberian mulsa
Setelah di tanam, tanah sekitar tanjaman ditutup dengan mulsa (daun-daunan hijau dari
semak- semak, lalang atau rumput-rumputan lainnya dan juga jerami). b. Penanaman
tanaman penutup
Dilakukan sebelum musim hujan dengan famili Legminosae (Legume Cover Crop, LCC)
agar biji penutup tanah tidak membusuk. Keuntungannya menekan pertumbuhan gulma
dan perkembangan hama Oryctes rhinoceros, memperbaiki kandungan nitrogen dan
memperbaiki struktur tanah, mengurangi penguapan, mencegah erosi dan menahan aliran
permukaan, memperkecil amplitudo temperatur siang dan malam.
DAFTAR PUSTAKA

Allorerung D., Amrizal, Elsje Tenda, R.B. Maliangkay, M.L.A. Hosang, R.H.
Akuba, N.L. Bari dan A. Lay. 2000. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman
Kelapa (Cocos
Nucifera)/. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Manado
Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain. 2003. Empat varietas kelapa
dalam unggul untuk pengembangan kelapa di Indonesia. Usulan pemutihan
kelapa dalam DTA, DPU, DBI dan DMT sebagai kelapa Dalam Unggul
Nasional
Suhardiyono. L. 1988. Tanaman Kelapa (Budidaya dan Pemanfaatannya)
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Suhardiono, L., 1993, Tanaman Kelapa, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Setyamidjaja, Djoehana, 1986, Bertanam Kelapa Hibrida, Penerbit Kanisius,


Yogyakarta..

Warisno, 1998, Budi Daya Kelapa Kopyor, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai