Pada video ini membahas tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Menurut saya
Model Segitiga Epidemologi yang paling tepat. Berdasarkan model ini terdapat komponen,
yaitu: host, agent, environment.
Agen
DBD merupakan penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti, Ketika nyamuk
ini menggigit virus dengue akan masuk kedalam tubuh korban dan berebut protein dengan
sel-sel tubuh. Apabila imun tubuh korban lemah, maka virus dengue akan mudah menginfeksi
tubuh korbannya.
Host
Factor timbulnya penyakit, Pekerjaan dilingkungan sekitar tidak memadai atau terbilang kotor,
pola makan tidak teratur sehingga membuat imun tubuh melemah, kebiasaan dalam
membersihkan suatu ruangan seperti bak mandi menjadi tempat perkembang biakan nyamuk
serta kamar yang menggantung baju sehingga tumpukan banyak membuat area sekitar
lembab.
Environment
DBD rentan terhadapa Kawasan iklim subtropic dan tropis. Factor lingkungan meningkatnya
DBD juga bisa dilihat dari buruknya kondisi sanitasi lingkungan, banyak genangan air,
tumpukan sampah, rumput rumput lebat, drainase mampet, tempat yang lmbab hingga
sulitnya pelayanan Kesehatan masyarakat.
Alternatif
Fogging, sebagai upaya mencegah penyebaran virus dengue ini dengan cara penyemprotan
insektisida ke rumah rumah hingga tempat yang rawan nyamuk berkembang biak agar
nyamuk-nyamuk tersebut mati. Fogging juga berdampak negative bagi Kesehatan
masyarakat, bila terpapar asap fogging dalam jumlah besar bisa berdampak mata perih,
batuk, sulit bernapas, lemas, sakit kepala, hingga detak jantung dan tekanan darah menurun
dan masih banyak lagi.
Agen
Penyebab terjadinya penularan ini dikarenakan pencemaran air yang disebabkan oleh
pembuangan limbah dari pabrik yang berada di kota tersebut. Limbah tersebut teradapat methyl
merkuri yang tercmar diperairan tersebut lalu terkontaminasi pada ikan atau hewan air yang ada
di perairan. Apabila dikonsumsi oleh penduduk sekitar maupun bintangan lainnya srti kucing,
anjing mengakibatkan keracunan merkuri.
Host
Efek keracunan merkuri ini bisa berdampak kepada anak dalam kandungan, bayi, anak-anak, dan
orang tua. Bayi yang lahir dalam kandungan ibu yang terkontaminasi dengan racun merkuri
walaupun kandungan tersbut tidak mengkonsumsi ikan, tetapi mereka lahir dengan keadaan
sakit dan cacat serta mengalami kesulitan berbicara akibat dari ibunya yang mengkonsumsi
makanan laut. Gejala penyakit Minamata biasanya terasa. Kram otot, mati rasa pada tangan dan
kaki, kelemahan otot, penglihatan menyempit, gangguan pendengaran dan bicara merupakan
gejala penyakit Minamata yang perlu diwaspadai. Pada kasus yang parah, keracunan merkuri di
Kota Minamata, Jepang dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan jiwa, koma, bahkan
kematian. Pada saat yang sama, keracunan merkuri pada ibu hamil juga dapat menyebabkan
malformasi janin, keguguran, dan bahkan lahir meninggal. pencemaran air ini menyebabkan ikan
tidak dapat diambil karena teracuni merkuri yang membuat masyarakat kehilangan sumber
penghasilan serta makanan keseharian.
Environment
Berdasarkan geografinya dekat dengan perairan yang dimana penduduk setempat otomatis
mengkonsusmsi makanan laut. buruknya pengolahan makanan yang tidak bersih serta kurang
tegasnya pengolahan limbah pada pabrik tersebut. buangan sisa sisa makanan manusia juga
masih memiliki racun merkuri yang kemudian dikonsumsi oleh hewan-hewan setempat seperti
kucing, anjing dan babi.