Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU IKM RAWA GAMBUT

Modul Masalah Kesehatan Di Daerah Rawa Gambut Tropika dan Daerah Aliran Sungai

Disusun oleh

Nama : Gabriella Charles Singam

NIM : FAA 117 038

Kelompok : 6 (Enam)

Fasilitator : Tri Widodo, SKM, MPH

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran

Universitas Palangka Raya

2020
1. Penyakit / masalah kesehatan apa saja yang biasa di alami warga yang tinggal di daerah
rawa gambut dan DAS ?

- ISPA
- Diare
- Malaria
- Demam berdarah
- schistosomiasis

2. Apa yang menyebabkan mereka mengalami penyakit / masalah kesehatan tersebut ?

- ISPA  Kebakaran Hutan dan kabut asap


- Diare  pencemaran air atau lingkungan sekitar (limbah industri, rumah tangga dan
pertanian)
- Malaria  sering terkena orang yang bekerja di hutan dan didaerah yang endemis
- Demam berdarah  akibat lingkungan tidak bersih dan adanya genangan air di
sekitar rumah
- Schistosomiasis  air untuk mandi dan untuk konsumsi tidak disaring , dan
masyarakat yang tinggal di daerah sungai atau danau , dan masih ada jamban di
sungai

3. Bagaimana penanggulangannya?

- Menghibau masyarakat agar tidak membakar hutan sembarangan dan ketika terjadi
kabut asap masyarakat disarankan untuk memakai masker ketika keluar rumah.
Kemudian masyarat melakukan penanaman pohon kembali.

- 1. Pembuatan kolam stabliisasi

Di kolam stabilisasi ini air limbah diolah secara alami. Ini dilakukan untuk
menetralisasi zat-zat pencemar sebelum dialirkan ke sungai.

2. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

Pengolahan air limbah dengan IPAL ini menggunakan alat-alat khusus dan
menggunakan tiga tahapan, yakni primary treatment (pengolahan pertama),
secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan
lanjutan)

3. Pengelolaan Excrexta (Human Excreta). Pengelolaan ini dapat ditemukan dalam


septic tank yangbisa diolah dengan cara anaerobik menjadi biogas. Setelah itu bisa
dimanfaatkan sebagai sumber gas untuk rumah tangga.
Recycle (daur ulang)

Reuse (penggunaan ulang)

Reduce (pengurangan penggunaan)

Repair (perbaikan)

Menghindari gigitan nyamuk adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi parasit malaria.
Caranya antara lain dengan:

- Menutup kulit dengan celana panjang dan baju berlengan panjang


- Tidur dengan tempat tidur berkelambu
- Memakai krim pelindung dari gigitan nyamuk

Selain dengan vaksin, demam dengue dapat dicegah melalui kegiatan PSN (pemberantasan
sarang nyamuk). PSN dilakukan dalam dua kali pengasapan insektisida atau fogging. Pengasapan
kedua akan dilakukan satu minggu setelah pengasapan pertama, untuk membunuh jentik nyamuk
yang tidak dapat dibasmi saat pengasapan pertama.

Metode PSN lain adalah dengan rutin menjalankan 3M-Plus, terutama pada musim hujan.
Langkah 3M, yaitu:

 Menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi atau toren, minimal tiap pekan.
 Menutup rapat tempat penampungan air.
 Mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk
Aedes aegypti.

Selain itu, lakukan pula langkah Plus untuk membantu pencegahan. Langkah Plus antara lain
dengan mengatur cahaya yang cukup di dalam rumah, memasang kawat anti nyamuk di ventilasi
rumah, menaburkan bubuk larvasida (abate) pada penampungan air yang sulit dikuras,
menggunakan kelambu saat tidur, menanam tumbuhan pengusir nyamuk, dan menghentikan
kebiasaan menggantung pakaian. Cara lain untuk mencegah gigitan nyamuk adalah dengan
menghindari area yang rentan terjadi infeksi.
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda
mengatasi Schistosomiasis:

 Hindari mendayung, berenang atau mencuci di air tawar – berenang hanya di lautan atau kolam
renang dengan klorin

 Bawa celana dan sepatu boot anti air apabila ada kemungkinan Anda harus melewati aliran atau
sungai

 Rebus atau saring air sebelum meminum – parasit dapat masuk ke dalam bibir atau mulut jika
Anda meminum air yang terkontaminasi

 Oleskan penangkal serangga di kulit Anda atau segera keringkan kulit Anda dengan handuk
setelah keluar dari air yang kemungkinan terkontaminasi

 Gunakan dosis tunggal Praziquantel oral setiap tahun, untuk mengurangi kemungkinan infeksi
dan komplikasi.

4. Bagaimana menurut anda apakah stunting yang terjadi di Kalimantan Tengah ada
hubungannya dengan daerah rawa gambut? Jelaskan!

Ya , seperti yang kita ketahui bahwa perilaku kebersihan dari masyarakat Kalimantan
Tengah masih kurang baik dan juga sanitasi lingkungan yang buruk sehingga masih
banyak kasus anak yang mengalami stunting.
DAFTAR PUSTAKA

1. Acharya, et al. (2017). Host–Parasite Interactions in Human Malaria: Clinical


Implications of Basic Research. Frontiers in Microbiology, Doi:
https://doi.org/10.3389/fmicb.2017.00889
2. Broderick, et al. (2015). Clinical, Geographical, and Temporal Risk Factors
Associated with Presentation and Outcome of Vivax Malaria Imported into the
United Kingdom Over 27 Years: Observational Study. The BMJ, Doi:
10.1136.bmj.h1703
3. Hasan, S. et al. (2016). Dengue Virus: A Global Human Threat: Review of
Literature. Journal International Society of Preventive & Community Dentistry,
6(1), pp. 1-6
4. Sa-ngamuang, C. et al. (2018). Accuracy of Dengue Clinical Diagnosis With and
Without NS1 Antigen Rapid Test: Comparison Between Human and Bayesian
Network Model Decision. PLOS Neglected Tropical Diseases, 12(6), e0006573.
5. BetterHealth (2017). Health. Dengue Virus Disease.
6. Chistosomiasis(bilharzia).http://www.nhs.uk/Conditions/schistosomiasis
/Pages/Introduction.aspx.
7. Parasites – Schistosomiasis. https://www.cdc.gov/parasites/schistosomiasis/.
8. Schistosomiasis. http://www.webmd.com/a-to-z-guides/schistosomiasis

Anda mungkin juga menyukai