Anda di halaman 1dari 6

JUDUL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Praktik Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia

NAMA : ARIKA MILA SARI

KELAS/NOMOR : XII MIPA 2/ 07

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI

SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


LINGKUNGAN DI MASA PANDEMI

ARIKA MILA SARI – XII MIPA 2 / 07

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya
alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.

Lingkungan bersih dan sehat bisa diartikan lingkungan yang jauh dari kondisi yang
menimbulkan penyakit. Lingkungan yang bersih akan menunjang terwujudnya hidup sehat.
Makna dari lingkungan bersih hisup sehat ialah Lingkungan yang kita tempati memberikan
kesan baik terhadap indra dan memberikan makna kesehatan.

Nah dimasa pandemi ini lingkungan yang ditempati dapat mendukung dan mempengaruhi
kehidupan diri manusia. Jika lingkungan yang ditempati, masyarakatnya membiasakan hidup
sehat, pastinya mewujudkan kesan yang baik bagi sendiri, masyarakat dan dapat mengurangi
penyebaran Covid-19. Namun sebaliknya jika tinggal di sekitar masyarakat yang
membiasakan hidup kotor ini dapat mempengaruhi penyebaran Covid-19, kondisi seperti ini
harus anda hindari karena lingkungan seperti ini dapat menimbulkan klaster penyebaran
Covid-19.

Pandemi covid-19 ini mengharuskan kita untuk kebiasaan pola hidup bersih dan sehat. Hidup
sehat merupakan hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang karena manfaat yang
didapat sangat banyak, mulai dari kesehatan jiwa dan raga hingga kefokusan dalam
mengerjakan sesuatu, serta pada kesejahteraan hidup anggota keluarga serta terciptanya
suasana yang indah, asri serta damai sehingga membuat lingkungan hidup terasa nyaman
Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk upaya kita dalam menjaga keshatan agar terhindar dari
virus Covid-19.

Pemerintah yang terus menghimbau masyarakat pola hidup bersih dan sehat  untuk
mencegahan penyebaran Covid-19 pada masa pandemi ini. Pola hidup lingkungan bersih dan
sehat ini nantinya akan menjadi sebuah kebiasaan baik kita kedepanya, hal ini juga dapat kita
tularkan kepada kerabat ataupun orang-orang disekitar kita agar peduli dengan pola hidup
sehat. Ada beberapa anjurkan ini dapat menjadi bahan edukasi bagi masyarakat sebagai salah
satu cara pencegahan penularan virus Covid-19.
Pola lingkungan hidup bersih dan sehat perlu dilakukan secara menyeluruh, baik untuk diri
sendiri,keluarga, serta lingkungan melalui

1. Memahami kondisi kesehatan anda masing-masing

Imun yang merupakan salah satu benteng pencegahan Covid-19, pahami kondisi masalah
pribadi, termasuk risiko penyakit, atau masalah kesehatan tertentu membantu pencegahan
Covid-19

2. Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

Menu yang sehat dan seimbang dapat membantu menjaga kondisi tubuh dan imun. Kosumsi
vitamin dapat ditambahkan sesuai dosis pemakaian.

3. Perbanyak cairan untuk tubuh

.Minum air hangat 6-8 gelas sehari selain bermanfaat untuk menjaga asupan caira tubuh,
sekaligus dapat membantu mencegah virus menempel di tenggorokan.

4. Biasakan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Mencuci tangan dengan sabun minimal 30 detik dibawah air yang mengalir merupakan salah
satu cara paling mudah mencgah penularan virus.

5. Lakukan aktivitas fisik atau olahraga yang cukup.

Beraktivitas fisik dirumah bisa menjaga imun sekaligus mencegah penularan Covid-19 ini

6. Hentikan aktivitas atau kebiasaan yang merugikan kesehatan.

Masa pencegahan pandemik Covid-19 bisa menjadi momen tepat untuk menghentikan
kebiasaan merokok atau minum beralkohol.

7. Istirahat yang cukup, untuk badan dan fikiran.

Tidak hanya tubuh yang memerlukan istirahat tetapi pikiran juga demikian. Hindadri yag
memicu beban pikiran anda.

8. Jaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.

Kondisi rumah yang baik serta lingkungan yang bersih dan sehat menjadi salah satu faktor
juga dalam pencegahan

Pandemi COVID-19 ini berakibat pada berhentinya seluruh aktivitas manusia. Semua orang
dipaksa untuk selalu hidup bersih dan mencuci tangan,  selalu menggunakan masker, untuk
tetap tinggal di rumah sebagai bentuk dari jarak sosial dan jarak fisik.Pandemi berdampak
kepada perubahan norma perilaku manusia dalam berinterkasi dengan orang lain maupun
lingkungannya.

Beredarnya berita mengenai lingkungan dimedia sosial mengabarkan kondisi lingkungan


menjadi lebih baik dimasa pandemi ini. Karantina wilayah ataupun Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) memaksa banyak orang untuk tetap tinggal di rumah. Karyawan
harus bekerja dari rumah (work from home), anak-anak sekolah diminta untuk sekolah dari
rumah alias sekolah dalam jaringan (school from home), tempat hiburan dan wisata ditutup,
serta transportasi umum dibatasi jumlah dan jam operasional dibatasi memberi dampak
kepada kondisi lingkungan. Di banyak negara, dilaporkan bahwa kondisi lingkungan semakin
baik dan sehat, tingkat pencemaran udara menurun drastis. Di Jakarta, banyak wargane t yang
memposting foto di media sosial yang memperlihatkan kondisi langit Jakarta yang nampak
cerah dan biru. Bahkan, gunung Salak dan gunung Gede yang tidak pernah terlihat dari
Jakarta, dilaporkan dapat dilihat dengan mata kepala.

Namun, di masa pandemi COVID-19 ini juga dilaporkan adanya peningkatan jumlah sampah
plastik, terutama sampah dari medis, yang meningkat tajam. Selain itu juga, dilaporkan
bahwa penggunaan listrik rumah tangga juga mengalami peningkatan. Hal tersebut terjadi
akibat dari beralihnya seluruh kegiatan yang tadinya di ruang publik beralih ke dalam rumah.
Lonjakan penggunaan listrik tentu saja akan berdampak kepada perubahan iklim. Suhu
permukaan bumi diperkirakan akan semakin meningkat, yang akan berdampak pada
kegagalan panen, kelangkaan air, tenggelamnya daerah pesisir, banjir, dan kekeringan.
Permasalahan tersebut merupakan contoh nyata masih pentingnya kita membicarakan tentang
perilaku peduli lingkungan

Pandemi yang sedang terjadi ini memaksa pemerintah untuk melakukan tindakan pencegahan
penularannya dengan melakukan pembatasan sosial di beberapa daerah yang berstatus
waspada. Akan tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan perburuan dan perdagangan satwa liar
secara ilegal. Sehingga hal ini mencerminkan pemberlakuan new normal pun tak berpengaruh
nyata pada bisnis satwa liar secara ilegal.

Dari contoh kasus mengenai lingkungan akibat pandemi ini, dapat memperlihatkan
pemberlakuan  new normal dalam isu lingkungan tidak sepenuhnya berpengaruh nyata.
Sebagian isu besar lingkungan hidup memang terkait dengan kebijakan pemerintah yang
memberlakukan pembatasan sosial.
Munculnya penyakit-penyaki baru pun dapat menjadi risiko terburuk apabila kita melakukan
pembiaran terhadap perburuan dan perdagangan ilegal satwa liar. Pada contoh kasus emisi
karbon itu telah memberikan pembelajaran kepada kita dampak yang ditimbulkan bilamana
pemerintah secara tegas memberlakukan aturan protokol kesehatan.

Pemerintah menyuarakan untuk bekerja dan belajar dari rumah, yang secara otomatis
mengurangi beban transportasi di jalanan. Hal ini pun mengakibatkan beban kendaraan pun
berkurang dan penggunaan bahan bakar pun berkurang.

Seiring dengan beberapa hal yang telah disebutkan, terkait penderitaan lingkungan hidup ada
baiknya kita kurangi dan lebih merawat lingkungan hidup di sekitar kita. Pertama, kita mesti
bisa berdamai dengan lingkungan di sekitar kita.

Pandemi Covid-19 telah menimbulkan berbagai dampak bagi lingkungan global. Dampak
positif ditandai dengan penurunan emisi gas rumah kaca, membaiknya kualitas perairan dan
udara perkotaan, serta peningkatan keanekaragaman hayati. Namun di lain pihak, dampak
negatif dirasakan terutama pada sektor persampahan dan kehutanan. Jumlah sampah plastik
dan medis yang dihasilkan kian bertambah dan deforestasi juga makin meningkat.

Jika dijabarkan, Di lain pihak, beberapa organisasi lingkungan juga berpandangan bahwa
dampak positif adanya pandemi terhadap lingkungan global hanya bersifat sementara.
Penurunan pertumbuhan ekonomi dari berbagai sektor seperti industri dan perdagangan
selama pandemi akan diikuti upaya recovery untuk memulihkannya. Berbagai usaha
difokuskan pada sektor ekonomi, sehingga sektor lingkungan akan lebih terpinggirkan.
Terlebih lagi jika ketertinggalan ekonomi ini mendorong kebijakan industrialisasi besar-
besaran yang mengakibatkan adanya polusi yang tentu akan membuat kondisi lingkungan
global semakin rusak, Mengacu pada kedua sudut pandang tersebut, sisi positif adanya
pandemi pada lingkungan global hendaknya diiringi kebijakan berupa mitigasi, adaptasi, serta
program yang memberikan sumbangan dalam rangka menghambat krisis iklim. Penanganan
sampah hendaknya dilakukan secara menyeluruh dari sumber sampah hingga pembuangan
akhir dan penambahan sarana dan prasarana pengelolaan limbah medis. Demikian juga
penegakan hukum perlu terus dijalankan untuk meminimalisasi perusakan atau pembakaran
hutan. Hal penting lainnya adalah perlunya peran 16 serta masyarakat, misalnya dalam
pengurangan sampah plastik dan penggunaan energi karbon yang lebih bijak, termasuk
beralih ke alat tranportasi umum untuk mengurangi emisi.

Adpun melakukan merawat lingkungan di masa pandemi ini bisa dimulai dengan hal hal kecil
seperti,

1. Kurangi sampah plastik

Pusat perbelanjaan, toko swalayan, pasar, pedagang, serta pembeli diimbau untuk
menggantikan kantong plastik dengan kantong belanja ramah lingkungan (KBRL)
yang terbuat dari kain dan dapat digunakan kembali. peraturan ini ditetapkan demi
mengurangi pencemaran lingkungan
2. Masker dan Hand Sanitizer, Perlengkapan Esensial di Kala Masa Transisi
Smartcitizen tentunya mengenakan masker dan membawa hand sanitizer ketika
sedang beraktivitas di luar. Menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk, serta
mencuci tangan secara rutin sangatlah penting untuk menjaga kesehatan pribadi serta
orang lain. Namun jenis masker dan hand sanitizer yang digunakan juga penting
untuk memelihara lingkungan. 
Menggunakan masker bedah tidak disarankan, bukan hanya karena itu merupakan
perlengkapan yang diprioritaskan untuk petugas kesehatan, tapi juga karena masker
bedah bersifat sekali pakai sehingga akan memperbanyak jumlah sampah. 

3. Budaya kan bersepeda dan jalan kaki

Pusat perbelanjaan, toko swalayan, pasar, pedagang, serta pembeli diimbau untuk
menggantikan kantong plastik dengan kantong belanja ramah lingkungan (KBRL)
yang terbuat dari kain dan dapat digunakan kembali. Menurut Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan, peraturan ini ditetapkan demi mengurangi pencemaran lingkungan

Kebijakan pemerintah baiknya tidak hanya tentang penerapan protokol kesehatan. Akan
tetapi pada protokol penyelamatan lingkungan hidup yang berfungsi sebagai benteng
pertahanan terhadap penyakit. Melimpahnya sumberdaya alam di dalam negeri menjadi suatu
berkah tersendiri bila pemerintah berani untuk mengeksplorasi lebih jauh manfaat dari
sumberdaya alam yang dimiliki.

Berbagai macam tindakan yang telah dijabarkan tersebut tentunya dapat dilakukan bila kita
semua mau untuk bahu-membahu memperbaiki kondisi lingkungan kita di masa new
normal ini.

Pemerintah tidak akan bisa bergerak sendiri bila masyarakat tidak mendukung kebijakannya,
sebaliknya masyarakat tidak akan mampu menyelamatkan lingkungan hidup yang sekarat ini
dengan visi kehidupan lebih baik bila pemerintah tak memiliki perhatian pada sektor
lingkungan hidup. Mari bergandengan tangan untuk menyelamatkan lingkungan hidup yang
sekarat untuk kehidupan mendatang. 

Anda mungkin juga menyukai