2 2005
Oleh :
Satmoko Yudo
Peneliti pada Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair,
Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan – BPPT
Abstract
According to the result of the World Bank study, from 121 drinking water management
projects in rural area, only 20 (16,6%) are very effective projects. A lot of drinking water
management in developing country, including Indonesia is not running well. One of the
reasons of this problem is that community did not take part in developing and managing
drinking water treatment plant. A right policy and strategy could overcome the problem
and give an effective and sustainable of drinking water management.
This paper generally explain principles and general policy in developing the drinking
water treatment plant and how to apply the strategies, therefore that it is running well and
the are will being of the community sustainable.
There is also an example, a case study about small-scale drinking water treatment plant
in a fisherman village, Sungai Liat, Province Bangka-Belitung where the community took
part in every stage of building it.
189
Satmoko Yudo : Pengelolaan Air Minum Berbasis Masyarakat JAI Vol. 1, No.2 2005
pemerintah pusat dalam menyediakan anggaran Karakteristik yang paling menonjol dari
semakin berkurang baik saat ini maupun masa pengelolaan tipe ini adalah bahwa kekuasaan
yang akan datang. tertinggi dalam pengambilan keputusan atas
Melihat dari permasalahan di atas perlu seluruh aspek yang menyangkut air minum
adanya suatu kebijakan dan strategi dalam berada di tangan anggota masyarakat, mulai dari
pelaksanaan pembangunan sarana air minum tahap awal identifikasi kebutuhan pelayanan air
menjadi lebih baik dan memadai. minum, perencanaan tingkat pelayanan yang
diinginkan, perencanaan teknis, pelaksanaan
2. TINJAUAN PUSTAKA 2) pembangunan, hingga ke pengelolaan
operasional. Dalam waktu tertentu selama
2.1 Kebijakan Pembangunan Air Minum proses perkembangan mereka dapat
Pengelolaan Air Minum memperoleh fasilitasi dari pihak luar, misalnya
informasi tentang berbagai alternatif teknologi
Penyusunan kebijakan pelaksanaan dan bantuan teknis (misalnya kontraktor,
pengelolaan air minum mempunyai tiga pengusaha, atau tenaga profesional), namum
pendekatan pengelolaan yaitu pengelolaan keputusan terakhir tetap berada di tangan
berbasis lembaga (tipe A), kombinasi dari masyarakat itu sendiri.
pengelolaan berbasis lembaga dan pengelolaan
berbasis masyarakat (tipe B).dan pengelolaan
berbasis masyarakat (tipe C)
Katagori tipe B terjadi karena tumpang tindihnya Gambar : Pendekatan Pengelolaan Penyediaan
cakupan wilayah masing-masing pengelolaan Air Minum
lembaga dan pengelolaan oleh masyarakat.
Pendekatan tipe B membuka peluang hibrida 2.1.1 Kebijakan Pembangunan Air Minum
antara keduanya, dimana beberapa elemen Berbasis Masyarakat
dikelola oleh lembaga sedangkan elemen-
elemen lain oleh masyarakat pengguna. Selanjutnya akan diuraikan tujuan umum,
Kerjasama pengelolaan didasarkan kepada dasar hukum dan kebijakan umum
kesepakatan kedua belah pihak dengan tetap pembangunan air minum yang berbasis
mempertimbangkan aspek komersial, namun masyarakat.
segala urusan didalamnya sepenuhnya terserah
kepada anggota masyarakat yang bersangkutan. A. Tujuan Umum
190
Satmoko Yudo : Pengelolaan Air Minum Berbasis Masyarakat JAI Vol. 1, No.2 2005
191
Satmoko Yudo : Pengelolaan Air Minum Berbasis Masyarakat JAI Vol. 1, No.2 2005
sebagai benda yang langka dan mempunyai Pembangunan prasarana dan sarana air
nilai ekonomi, sehingga masyarakat minum harus mampu mengubah perilaku
mengeksploitasi air secara bebas dan masyarakat dalam menjaga dan
berlebihan. meningkatkan derajat kesehatan sebagai
Untuk merubah anggapan dan perilaku dasar menuju kualitas hidup yang lebih baik.
tersebut diperlukan usaha kampanya publik Salah satu upaya untuk mengubah perilaku
dan sosialisasi kepada lapisan masyarakat masyarakat adalah melalui pendidikan
bahwa air merupakan benda langka yang perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini
mempunyai nilai ekonomi dan memerlukan merupakan komponen utama dalam
pengorbanan untuk mendapatkannya. pembangunan air minum selain komponen
Sehingga diharapkan perilaku masyarakat fisik prasarana dan sarana air minum.
dalam memanfaatkan air akan berubah,
lebih bijak dalam mengeksploitasi air, lebih 5) Keberpihakan pada Masyarakat Miskin
efisien dalam memanfaatkan air, berkorban
dalam mendapatkan air. Pada dasarnya seluruh masyarakat
Prinsip utama dalam pelayanan air minum Indonesia berhak untuk mendapatkan
adalah “pengguna/pemakai harus membayar pelayanan air minum yang layak dan
atas pelayanan yang diperolehnya”. terjangkau. Oleh sebab itu pembangunan air
minum harus memperhatikan dan melibatkan
2) Pilihan yang Diinformasikan Sebagai secara aktif kelompok masyarakat miskin
Dasar dalam Pendekatan Tanggap dan kelompok masyarakat tidak mampu
Kebutuhan lainnya dalam proses pengambilan
keputusan. Hal ini sebagai upaya agar
Pendekatan tanggap kebutuhan (Demand mereka tidak terabaikan dalam pelayanan air
Responsive Approach) menempatkan minum, sehingga kebutuhan mereka akan air
masyarakat pada posisi teratas dalam minum dapat terpenuhi secara layak, adil
pengambilan keputusan dalam hal pemilihan dan terjangkau.
sistem yang akan dibangun, pendanaan, dan
tata cara pengelolaannya. Untuk 6) Peran Perempuan dalam Pengambilan
meningkatan efektivitas pendekatan Keputusan
tersebut, pemerintah sebagai fasilitator harus
memberikan pilihan yang diinformasikan Perempuan mempunyai peran dalam
kepada masyarakat. memenuhi kebutuhan air minum untuk
Pilihan yang diinformasikan tersebut kepentingan sehari-hari sangat dominan.
menyangkut seluruh aspek pembangunan air Mereka langsung berhubungan dengan
minum, seperti teknologi, pembiayaan, pemanfaatan prasarana dan sarana air
lingkungan sosial-budaya, kelembagaan minum dan lebih mengetahui apa yang
pengelolaan, serta partisipasi masyarakat mereka butuhkan dalam kemudahan
dalam keinginan membayar untuk menggunakan prasarana dan sarana air
pelayanan, biaya produksi dan minum.
pemeliharaan. Sehingga sepatutnya menempatkan
perempuan sebagai pelaku utama dalam
3) Pembangunan Berwawasan Lingkungan pembangunan air minum.
192
Satmoko Yudo : Pengelolaan Air Minum Berbasis Masyarakat JAI Vol. 1, No.2 2005
193
Satmoko Yudo : Pengelolaan Air Minum Berbasis Masyarakat JAI Vol. 1, No.2 2005
194
Satmoko Yudo : Pengelolaan Air Minum Berbasis Masyarakat JAI Vol. 1, No.2 2005
mendorong partisipasi aktif mereka dalam pengolahan air payau/asin bagi masyarakat
pembangunan dan pengelolaannya sehingga pesisir pantai untuk mengatasi masalah
keberlanjutan sarana prasarana air minum dapat kekurangan air minum, sehingga dengan
berlangsung terus. demikian pemahaman iptek dalam masyarakat
Berikut ini akan ditampilkan suatu contoh akan meningkat. Dengan tersedianya air minum
kasus pembangunan air minum di desa nelayan bagi masyarakat, maka tingkat kesejahteraan
di Kabupaten Sungai Liat, Propinsi Kepulauan masyarakat juga akan membaik.
Bangka-Belitung. Secara kuantitatif sasaran yang akan
dicapai adalah terbangunnya sarana air minum,
3. PEMBANGUNAN SARANA AIR MINUM yaitu unit pengolahan air payau/asin menjadi air
DI DESA NELAYAN siap minum dengan sistem reverse osmosis
(IPA-RO) di desa Nelayan II dengan kapasitas
3.1 Kebutuhan Air Minum 10.000 liter/hari.
195
Satmoko Yudo : Pengelolaan Air Minum Berbasis Masyarakat JAI Vol. 1, No.2 2005
196
Satmoko Yudo : Pengelolaan Air Minum Berbasis Masyarakat JAI Vol. 1, No.2 2005
75 botol galon setiap hari. Satu galon dijual Rp. Sebagai studi kasus dalam kebijakan
2.500 sehingga pendapatan kotor per bulan rata- pembangunan air minum berbasis masyarakat
rata sekitar Rp. 4.600.000,-. Analisa Keuntungan diberikan contoh pembangunan sarana air
dapat dilihat pada Tabel 1. minum di desa nelayan di daerah Kabupaten
Sungai Liat, Kepulauan Bangka-Belitung.
Disini secara umum dijelaskan bahwa
4. KESIMPULAN pembangunan air minum di desa ini, mulai dari
tahap awal identifikasi telah melibatkan peran
Tulisan di atas menjelaskan kebijakan aktif masyarakat setempat. Masyarakat baik
pembangunan air minum baik dalam bentuk nelayan maupun aparat desa diajak berdiskusi
pengelolaannya maupun dasar kebijakan yang mulai dari aspek perencanaan, besarnya
digunakan dalam pembangunan air minum di kebutuhan air minum, aspek teknis dan
Indonesia. manajemen, juga dala pelaksanaan
Dari tulisan tersebut dapat diambil pembangunan masyarakat setempat dilibatkan,
kesimpulan secara umum yang berkenaan kemudian menentukan kemampuan masyarakat
dengan kebijakan pembangunan air minum dalam membeli air minum, serta menetapkan
berbasis masyarakat, antara lain bahwa pengelola dalam melaksanakan pengelolaan
pembangunan air minum harus mewujudkan operasional dan pemeliharaannya.
kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan
dalam arti keberlanjutan dalam aspek DAFTAR PUSTAKA
pembiayaan, aspek teknik, aspek lingkungan
hidup, aspek kelembagaan dan aspek sosialnya. 1. SUPAS Statistik, BPS, 1995.
Dalam mewujudkan keberlanjutan di atas 2. WASPOLA, ”Kebijakan Nasional Pembangu-
serta hasil pembangunan air minum yang efektif nan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
dan bermanfaat, diberikan 16 (enam belas) Berbasis Masyarakat”, Bappenas, 2003.
strategi yang saling terkait satu dengan lainnya 3. Diah Parahita, ”Penyediaan Air Bersih Oleh
secara komprehensif. Mulai dari mendorong Komunitas”, Buletin Perkotaan dan Per-
partisipasi masyarakat, kemudian meningkatkan desaan, PU, 2003.
sumber daya manusia yang ada, serta 4. Anonim, , ”Pembangunan Unit Pengolah Air
meningkatkan kualitas pengelolaan sarana air Payau di Pangkal Pinang, Bangka-Belitung”,
minum sampai dengan mengembangkan P3TL-BPPT 2004.
monitoring dan evaluasi hasil pembangunannya.
LAMPIRAN :
197
Satmoko Yudo : Pengelolaan Air Minum Berbasis Masyarakat JAI Vol. 1, No.2 2005
198
Satmoko Yudo : Pengelolaan Air Minum Berbasis Masyarakat JAI Vol. 1, No.2 2005
199