Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEW

(Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur dalam

Mata Kuliah kewirausahaan )

Dosen Pengampu :

Prof.Dr. Eva Marlina Ginting,M.Si

Purwanto,S.Si.,M.Pd

Disusun Oleh

Gerhat Moses Pakpahan


4183121031

FISIKA DIK A 2018

JURUSAN FISIKA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat dan
limpahan-Nya saya dapat menyelesaikan Critical Journal Review memenuhi tugas mata
kuliah Kewirausahaan.. Saya juga ingin berterima kasih kepada Bapak/ Ibu Dosen Pengampu
mata kuliah kewirausahaan, karena telah membimbing dan mengajar kami sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review ini.

Saya yakin bahwa Critical Journal Review ini masih memiliki kekurangan dan belum
sempurna dikarenakan keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu , saya berharap atas
kritik dan saran dari Bapak/ Ibu Dosen dan teman teman semuanya yang bersifat membangun
dan mendukung saya agar lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah di kemudian hari.
saya juga berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk kita
semua .

Medan, April 2021

Gerhat Moses Pakpahan

4183121031

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II METODE......................................................................................................................3
2.1 Jurnal Utama.....................................................................................................................3
2.2 Jurnal Pembanding..........................................................................................................5
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................................9
3.1 Hasil..................................................................................................................................9
3.2 Pembahasan.....................................................................................................................9
3.3 Kelebihan Dan Kekurangan Jurnal.................................................................................10
a) Jurnal Utama..............................................................................................................10
b) Jurnal Pembanding....................................................................................................11
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................1
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................1
4.2 Saran.................................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................1

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Penanggulangan masalah pengangguran telah dilakukan oleh pemerintah dengan


mencanangkan gerakan kewirausahaan. Salah satu model kewirausahaan yang akan
dikembangkan adalah kewirausahaan sosial dengan menekankan pada keterlibatan
semua anggota untuk meningkatkan kepedulian dengan sesama.Wirausaha sosial melihat
masalah sebagai peluang untuk membentuk sebuah model bisnis baru yang bermanfaat bagi
pemberdayaan masyarakat sekitar. Hibbert, Hogg, and Quinn dalam Hardi (2014)
mengungkapkan bahwa kewirausahaan sosial adalah pemanfaatan perilaku kewirausahaan
yang lebih berorientasi untuk pencapaian tujuan sosial dan tidak mengutamakan
perolehan laba, atau laba yang diperoleh dimanfaatkan untuk kepentingan soaial. Menurut
Rhenald (2008), banyak orang bicara tentang wirausaha, namun mereka belum paham.
Saat ini banyak mentor yang mengajarkan kewirausahaan dengan cara cepat kaya.
Padahal dalam kewirausahaan sosial hal yang menjadi pegangan yakni misi sosial,
produk atau servis yang ditukar, dan keuntungan yang dicari didistribusikan
bukan untuk kepentingan diri sendiri, serta harus dapat mempertanggung jawabkan terhadap
apa yang disalurkan. “Dalam kewirausahaan sosial, tidak hanya orang kaya yang bisa
berbagi. Disini, orang miskinpun bisa berbagi” .Salah satu makanan ringan adalah keripik,
yang tergolong jenis crackers,yaitu makanan yang bersifat kering,renyah, tahan lama, praktis,
mudah dibawadan disimpan, serta dapat dinikmatikapansaja (Direktorat Jenderal Pengolahan
danPemasaran Hasil Pertanian 2004).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja informasi yang terdapat dalam jurnal?


2. Apa kelebihan dan kekurangan dari jurnal?
3. Apakah isi jurnal dapat menambah pengetahuan mata kuliah Kewirausahaan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui informasi yang ada dalam jurnal tersebut.


2. Mampu menilai kekurangan dan kelebihan jurnal tersebut.
3. Untuk memenuhi Tugas Matakuliah Kewirausahaan

1
1.4 Identitas Journal yang Diriview

a. Jurnal Utama

Judul Jurnal : Peluang Pengembangan Teknologi pengolahan Keripik Buah


Denganmenggunakan Penggoreng Vakum

Nama Journal : Jurnal Litbang Pertanian,

Edisi Terbit : 2010

Pengarang : Elmi Kamsiati

Kota terbit : Palangkaraya

Penerbit : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah,

Volume(No)/ Hal : Vol 29 (2)

Tanggal Review : 23 Maret 2021

b. Jurnal Pembanding

Judul Jurnal : Kreatifitas Kewirausahaan Sosial Dan Menggali Ide Usaha Baru
Melalui Pengolahan Kripik Tempe Lupin

Nama Journal : Jurnal Pegabdian &Kewirausahaan

Edisi Terbit : 2013

Pengarang : Dedi Rianto Rahadi, Etty Susilowaty

Kota terbit : Surabaya

Penerbit : Universitas Presiden

Jilid(No)/ Hal : 1(1) / -

Tanggal Review : 23 Maret 2021

2
BAB II
METODE
2.1 Jurnal Utama

a. Pendahuluan
Pada saat musim panen, produksibuah-buahan berlimpah sehingga hargajualnya rendah.
Produksi buah yangmelimpah kadang juga belum diman-faatkan (Antarlina dan Rina
2005). Petanitidak dapat menyimpan buah-buahan lebihlama karena umur simpannya
pendek.Penanganan buah yang kurang hati-hatipada saat panen, termasuk
pengemasandan transportasi, akan menyebabkan keru-sakan 1060%. Oleh karena itu,
perluupaya meningkatkan umur simpan dannilai tambah buah-buahan (Sofyan 2004).Salah
satu bentuk makanan olahan daribuah-buahan yang mempunyai peluangpasar internasional
adalah makanankering. Permintaan akan makanan keringdari buah-buahan terus meningkat
karenamasyarakat negara-negara maju menyukaimakanan sehat yang banyak
mengandungserat (Syaefullahet al. 2002). Pada tahun2005, ekspor buah kering
mencapai16.151.250 kg dengan nilai US$3.282.041(Departemen Pertanian2009a). Pembu-
atan keripik buah dapat dilakukan denganmesin penggoreng vakum. Buah digorengpada
suhu rendah dalam tabung peng-goreng bertekanan rendah sehinggadihasilkan keripik
buah yang renyah.Kelebihan lain dari penggunaan mesin iniadalah aroma buah masih
seperti aslinya.
b. Pengolahan Keripik Buah Dengan Mesinpenggoreng Vakum
Salah satu produk olahan buah yang dapat dikembangkan dan mempunyai pasaryang cukup
baik adalah keripik. Keripikbuah lebih tahan disimpan dibanding-kan buah segarnya
karena kadar airnyarendah dan tidak lagi terjadi proses fisio-logis seperti buah segarnya
(Antarlinadan Rina 2005).
Salah satu upaya mempertahankanmutu dan daya simpan buah adalah mengolahnya
menjadi makanan kering(keripik buah). Pengolahan buah menjadikeripik perlu dukungan
teknologi sehing-ga kualitas keripik yang dihasilkan dapatditerima konsumen. Salah satu
cara untukmenghasilkan makanan sehat tanpamengubah bentuk aslinya adalah
denganmenggunakan teknologi penggorenganvakum (Siregaret al. 2004;
DepartemenPertanian 2008).
Mesin penggoreng vakum (vacuumfrying) dapat mengolah komoditas pekapanas seperti
buah-buahan menjadi hasilolahan berupa keripik (chips), sepertikeripik nangka, keripik
apel, keripik salak,keripik pisang, keripik nenas, keripikmelon, keripik salak, dan keripik
pepaya.

3
Dibandingkan dengan penggorengansecara konvensional, sistem vakummenghasilkan
produk yang jauh lebihbaik dari segi penampakan warna, aroma,dan rasa karena relatif
seperti buah asli-nya (Siregaret al. 2004;DepartemenPertanian 2008; Enggar 2009).Pada
kondisi vakum, suhu peng-gorengan dapat diturunkan menjadi 70-85°C karena
penurunan titik didih minyak.
Dengan demikian, kerusakan warna,aroma, rasa, dan nutrisi pada produkakibat panas
dapat dihindari. Selain itu,kerusakan minyak dan akibat lain yangditimbulkan karena
suhu tinggi dapatdiminimalkan karena proses dilakukanpada suhu dan tekanan
rendah.Tahapanpenggunaan mesin peng-goreng vakum adalah sebagai berikut:
1)Bahan yang akan digoreng disiapkan(dikupas dandiiris dengan ketebalan0,50-1 cm). Jika
kandungan airnyatinggi, dapat digunakan mesin peniris(spinner) untuk mengurangi kan-
dungan air.
2)Tabung penggoreng diisi minyakgoreng. Untuk menggoreng 4 kg buah diperlukan
minyak goreng 40 liter.
3)Mesin dan kompor gas dihidupkandan diatur suhunya.
4)Bahan dimasukkan ke dalam keranjang penggoreng; posisi keranjang beradadi atas (tidak
terendam minyak). Selan-jutnya tabung penggoreng dan kerantabung ditutup agar
kondisi tabung menjadi vakum.
5)Setelahjarum penunjuk tekanan menunjuk pada angka -680 mmHg ,keranjang
penggoreng diturunkan pada posisi terendam minyak. Bahan digoreng hingga kering.
6)Setelah penggorengan selesai, posisi keranjang dipindahkan ke atas (tidak terendam
minyak), dan kompor sertalistrik dimatikan.
7)Keran pada tabung penggoreng dibuka hingga jarum pada penunjuk tekanan menunjuk
pada angka 0.
8)Tutup tabung penggoreng dibuka lalu keripik diangkat dan ditiriskan dengan mesin
peniris.
9)Keripik didinginkan dan dikemas dalamplastik (PP 0,80 mm)/aluminium foil kemudian
disegel rapat
c. Peluang Pengembangan industri Keripik Buah
Pengolahan buah-buahan menjadi keripik menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan
umur simpan dan nilai tambah. Dengan berkembangnya teknologi penggorengan
vakum, terdapat peluang untuk menghasilkan keripik buah yang memiliki rasa dan aroma
seperti buahaslinya, tekstur renyah, serta nilai gizinya relatif dapat dipertahankan karena
suhu penggorengan relatif rendah. Keripik buah merupakan makanan ringan yang
menyehatkan karena kandungan seratnya tinggi.Hasil pengkajian menunjukkan,
pengolahan keripik buah memberikan keuntungan yang layak, yang dapat dilihat darinilai
R/C. Di Kalimantan Tengah, pengolahan keripik nenas memiliki R/C 1,922,31, keripik
nangka 2,202,64, dan keripik salak 1,892,27(Syaefullahet al. 2002).Selanjutnya Rinaet
al. (2005) menyatakan bahwa pengolahan keripik pisang kepok memberikan keuntungan
Rp45.164,50/20kg buah pisang segar dengan nilai R/C1,38. Pada pengolahan pisang
kapas, keuntungannya naik menjadi Rp99.963,50/20 kg buah pisang segar dengan nilai
4
R/C2,06. Nilai tambah ini diharapkan dapat dinikmati petani dengan cara
mengembangkan industri keripik buah di sentra-sentra produksi.
d. Keseragaman Bahan Baku
Buah yang sesuai sebagai bahan baku keripik adalah buah yang matang optimal.Buah
yang masih mentah akan meng-hasilkan keripik yang rasa dan aromanyakurang kuat,
sedangkan buah yang terlalumatang menghasilkan keripik yanggosong dan teksturnya
kurang renyah
e. Mutu Produk
Supriyati dan Suryani (2008) menyatakan,kualitas produk pertanian dan hasilolahannya
umumnya masih rendah se-hingga mengalami kesulitan dalam pema-saran baik di dalam
maupun luar negeri.
f. Pengemasan
Pengemasan penting untuk diperhatikankarena akan mempengaruhi umur simpanproduk.
Kemasan juga berperan sebagaisarana promosi untuk menarik konsumen,wahana
komunikasi antara produsen dankonsumen tentang produk yang adadalam kemasan
tersebut. Dalam menggunakan kemasan, adabeberapa hal yang perlu diperhatikan,yaitu:
1) estetika, merupakan nilai kein-dahan suatu kemasan, 2) ergonomis,dalam hal ini
menyangkut bentuk/ukurandari desain yang dibuat, 3) fungsional,dilihat dari bentuk
kemasan tersebutberdasarkan fungsinya, 4) pasar, dan 5)bahan yang dipakai (sesuai
sebagai ba-han kemasan). Desain kemasan sebaiknya menunjukkan ciri khas masing-
masing daerah, misalnya Malang dengan keripik apelnya, Yogyakarta dengan keripik salak
pondohnya, sehingga lebih mudah dikenal

2.2 Jurnal Pembanding

a. Pendahuluan
Penanggulangan masalah pengangguran telah dilakukan oleh pemerintah dengan
mencanangkan gerakan kewirausahaan.
Salah satu model kewirausahaan yang akan dikembangkan adalah kewirausahaan
sosial dengan menekankan pada keterlibatan semua anggota untuk meningkatkan
kepedulian dengan sesama. Salah satu kegiatan pengabdian masyarakat yang akan
dilakukan team dosen universitas presiden untuk menumbuhkan kemandirian dalam
melakukan kewirausahaan sosial adalah memberikan pelatihan pembuatan kripik
tempe lupin pada KUP Suta Nusantara (Komunitas Usaha Pertanian Sentra Usaha
Tani dan Agribisnis Nusantara) di daerah Surabaya. Kripik Tempe Lupin adalah
makanan tradisional dari Indonesia yang dibuat dari Kedelai, namun ada inovasi baru dari
pembuatan Tempe yaitu dibuat dari Lupin. Lupin adalah sejenis kacang-kacangan
dari tanaman Lupinus Angustifolius(Lupin berdaunruncing) yang dibudidayakan di
Australia. Di Eropa, lupin digunakan untuk menggantikan biji-bijian sereal atau kedelai
dalam produk makanan panggang, makanan kecil, mie dan pasta. Bahkan diperkirakan
bahwa 500.000 ton produk makanan di Eropa mengandung Lupin putih Eropa

5
dan Lupin manis Australia sebagai bahan bakunya. Inovasi ini sangat berguna bagi
masyarakat di Indonesia, karena masalah krisis Kedelai yang sangat mengancam
para pekerja pembuat Tempe.
b. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
1.Masih minimnya social entrepreneuship yang bergerak dibidang pengolahan keripik
tempe LUPIN.
2.Masih rendahnya spirit keluarga KUP Suta Nusantara (Komunitas Usaha Pertanian
Sentra Usaha Tani dan Agribisnis Nusantara) dalam berwirausaha khususnya yang
bergerak dibidang pengolahan keripik tempe LUPIN.
3.Masih kurangnya kreativitas untuk menggali ide potensi usaha baru
keluarga pada KUP Suta Nusantara (Komunitas Usaha Pertanian Sentra Usaha
Tani dan Agribisnis Nusantara).
c. Identifikasi Masalah
1.Bagaimana menumbuhkan spirit, motivasi, dan kreativitas kerwirausahaan sosial kepada
keluarga KUP Suta Nusantara (Komunitas Usaha Pertanian Sentra Usaha Tani dan
Agribisnis Nusantara)
2.Bagaimana memberikan pengetahuan yang memadai dalam pengolahan keripik
tempe LUPIN

d. Tujuan dan Manfaat Kegiatan

Tujuan kegiatan Program Pengabdian Masyarakat (PPM)ini adalah:

1.Menumbuhkan spirit, motivasi, dan kreativitas kerwirausahaan sosial kepada


keluarga KUP Suta Nusantara (Komunitas Usaha Pertanian Sentra Usaha Tani dan
Agribisnis Nusantara).

2.Memberikan pengetahuan yang memadai untuk membuat keripik tempe LUPIN.


Manfaat kegiatan PPM ini adalah:

1.Bagi para peserta dapat memiliki spirit, motivasi untuk membentuk kerwirausahaan
sosial

2.Bagi lembaga yang terkait, yaitu Universitas Presiden dan masyarakat


diharapkan dapat terjalinnya kerja sama yang semakin erat, sehingga memberikan
kontribusi positif pada kedua belah pihak

e. Tinjauan Pustaka

Konsep Kewirausahaan Sosial

Bill Drayton (pendiri Ashoka Foundation) selaku penggagas kewirausahaan sosial


menegaskan bahwa ada dua hal kunci dalam kewirausahaan sosial. Pertama, adanya

6
inovasi sosial yang mampu mengubah sistem yang ada di masyarakat. Kedua,
hadirnya individu bervisi, kreatif, berjiwa wirausaha (entrepreneurial), dan beretika di
belakang gagasan inovatif tersebut.

Karakteristik Social Entrepreneur

Karakteristik yang dimiliki social entrepreneur menurut Borstein (2006) dijelaskan


sebagai berikut:

1.Orang-orang yang mempunyai visi untuk memecahkan masalah masalah


kemasyarakatan sebagai pembaharu masyarakat dengan gagasan-gagasan yang sangat
kuat untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat.

2.Umumnya bukan orang terkenal, misal : dokter, pengacara, insinyur, konsultan


manajemen, pekerja sosial, guru dan wartawan.

3.Orang-orang yang memiliki daya transformatif, yakni orang-orang dengan gagasan baru
dalam menghadapi masalah besar, yang tak kenal lelah dalam mewujudkan misinya,
menyukai tantangan, punya daya tahan tinggi, orang-orang yang sungguh-sungguh
tidak mengenal kata menyerah hingga mereka berhasil menyebarkan gagasannya sejauh
mereka mampu.

4.Orang yang mampu mengubah daya kinerja masyarakat dengan cara terus
memperbaiki, memperkuat, dan memperluas cita-cita.

5.Orang yang memajukan perubahan sistemik: bagaimana mereka mengubah pola


perilaku dan pemahaman.

6.Pemecah masalah paling kreatif.

7.Mampu menjangkau jauh lebih banyak orang dengan uang atau sumber daya yang
jauh lebih sedikit, dengan keberanian mengambil resiko sehingga mereka harus
sangat inovatif dalam mengajukan pemecahan masalah.

8.Orang-orang yang tidak bisa diam, yang ingin memecahkan masalahmasalah yang telah
gagal ditangani oleh pranata (negara dan mekanisme pasar) yang ada.

9.Mereka melampaui format-format lama (struktur mapan) dan terdorong untuk


menemukanbentuk-bentuk baru organisasi.

10.Mereka lebih bebas dan independen, lebih efektif dan memilih keterlibatan yang
lebih produktif.

Hakikat Kewirausahaan

7
Kata wirausaha atau pengusaha diambil dari bahasa Perancis “entrepreneur”yang pada
mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan (Jhingan, 1999). Istilah Wirausaha
sering dipakai tumpang tindih dengan istilah Wiraswasta. Ada pandangan yang
menyatakan Wiraswasta sebagai pengganti dari entrepreneur sedangkan Wirausaha sebagai
pengganti dari entrepreneurship (Suparman Sumahamijya, 1981). Suryana (2003)
mendefinifikan kewirausahaan sebagai kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.

Jiwa dan Kompetensi Kewirausahaan

Meredith et al (2002) menjabarkan enam nilai hakiki dalam kewirausahaan yaitu:


percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil risiko,
kepemimpinan, berorientasi pada masa depan, dan orisinilitas (Kreativitas dan
inovasi). Kepercayaan diri merupakan pendorong seseorang untuk berperilaku dan
bertindak, orang yang memiliki kepercayaan diri cukup akan cenderung memilki
kemampuan untuk bertindak sesuai dengan pemikirannya.

Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini dilakukan dengan


menggunakan metode ceramah dan pratek dalam membuat keripik tempe LUPIN serta
modifikasi produk dengan bahan olahan oleh peserta.

Langkah-langkah Kegiatan PPM

Langkah-langkah kegiatan pengabdian ini adalah sebaga berikut:

Langkah 1 (Metode Ceramah) :Peserta diberi motivasi agar memiliki spirit dan jiwa
kewirausahaan yang tinggi dan melekat dengan cara mengubah paradigma berfikir
peserta terkait dengan kegiatan berwirausaha.Langkah pertama diselenggarakan selama 3
jam.

Langkah 2 (Metode Diskusi):Peserta diberikan kasus pemecahan dan konsep pengeloalan


usaha dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan kewirausahaan. Kemudian peserta
diberi pelatihan merancang usaha baru dengan membuat business plan yangvisible, dan
kemudian dipresentasikan di depan forum diskusi. Langkah kedua diselenggarakan
selama 3 jam.

Langkah 3 (Pratikum):Peserta diberikan kasus bagaimana mengelola dan membuat kripik


tempe LUPIN. Langkah ketiga diselenggarakan selama 3 jam.

Rencana Pelaksanaan Kegiatan

8
Kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi keluarga KUP Suta Nusantara (Komunitas
Usaha Pertanian Sentra Usaha Tani dan Agribisnis Nusantara) di Surabayaakan
dilaksanakan selama dua hari

f. Hasil Dan Pembahasan

Setelah mengikuti Pelatihan Pengolahan Kripik Tempe Lupin Sebagai Upaya


Menumbuhkan Kreatifitas Kewirausahaan Sosial Dan Menggali Ide Usaha Baru, mulai
munculjiwa kewirausahaan sosial dikalangan anggota keluarga KUP Suta
Nusantara (Komunitas Usaha Pertanian Sentra Usaha Tani dan Agribisnis
Nusantara).Wirausahawansosialdapat mewujudkan individu yang memiliki solusi
inovatif untuk menyelesaikan permasalahan sosialdi masyarakat sekitar mereka.
Anggota keluarga akan memiliki jiwa yang ambisius dan pantang menyerah dalam
menangani masalahsosialyang besar dan menawarkan ide-ide baru untuk
membawa perubahan yang lebih luas. Kedelai LUPIN diharapkan dapat menjadi
bahan baku yang nantinya tidak hanya keripik tempe tetapi dapat berbagai produk olahan
sesuai dengan selera masyarakat.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil
1. Jurnal Utama
Pengembangan industri pengolahan keripik buah di sentra produksi dapat
meningkatkan nilai tambah komoditas.Pengolahan keripik pisang kepok mem-berikan
keuntungan Rp45.164,50/20 kg buah pisang segar dengan nilai R/C 1,38,sedangkan
pengolahan pisang kapas keuntungannya Rp99.963,50/20 kg buah pisang segar dengan
nilai R/C 2,06.Pengolahan keripik nenas memiliki R/C1,92-2,31, keripik nangka 2,20-
2,64, dankeripik salak 1,89-2,27.

2. Jurnal Pembanding
Setelah mengikuti Pelatihan Pengolahan Kripik Tempe Lupin Sebagai Upaya
Menumbuhkan Kreatifitas Kewirausahaan Sosial Dan Menggali Ide Usaha Baru,
mulai munculjiwa kewirausahaan sosial dikalangan anggota keluarga KUP Suta
Nusantara (Komunitas Usaha Pertanian Sentra Usaha Tani dan Agribisnis
Nusantara).Wirausahawansosialdapat mewujudkan individu yang memiliki solusi
inovatif untuk menyelesaikan permasalahan sosial di masyarakat sekitar mereka.
Anggota keluarga akan memiliki jiwa yang ambisius dan pantang menyerah dalam
menangani masalahsosial yang besar dan menawarkan ide-ide baru untuk
membawa perubahan yang lebih luas. Kedelai LUPIN diharapkan dapat menjadi

9
bahan baku yang nantinya tidak hanya keripik tempe tetapi dapat berbagai produk
olahan sesuai dengan selera masyarakat.

3.2 Pembahasan
 Kejelasan abstrak
Abstak pada jurnal utama dan pembanding sudah jelas, sehingga dengan membaca abstrak
jurnal ini pembaca dapat mengetahui isi dari jurnal tersebut. Pada abstrak jurnal utama
dipaparkan secara langsung mengenai penjelasan metode penelitian, tujuan, hasil, serta
subjek yang akan digunakan.Sedangkan pada jurnal pembanding astraknya beda dengan
jurnal utama dikarenakan jurnal pembanding bukan suatu jurnal penelitian. Perbedaan
abstrak antara pada jurnal utama diberikan hasil penelitian dengan singkat dan padat,
sedangkan pada jurnal pembanding hanya memberikan suatu konsep tertentu saja,. Jurnal
utama dan pembanding yang direview memuat abstrak memakai bahasa indonesia dan
bahasa inggris.

 Sistematika bahan kajian


Sistematika penyusunan kajian jurnal utama dapat dikatakan sudah baik dan sudah sesuai
dengan penulisan standar jurnal yang tepat. Pada Jurnal utama memiliki metode penelitian
yang jelas dan terarah. Dijelaskan mulai dari langkah/ perencanaan yang digunakan, prosedur
yang dilakukan, hasil pengamatan, menjelaskan subjek, teknik pengumpulan data, sumber
data, pengolahan data, serta melakukan penelitian dengan sangat jelas dan terarah. Namun,
pada jurnal utama hanya menunjukkan cara analisis data dan tidak menggunakan diagram
dalam memperjelas hasil dai penelitian tersebut. Sedangkan, pada jurnal pembanding
menjelaskan bahan kajian dan konsep dengan tersusun sistematis, singkat dan jelas.

 Keakuratan data
Jurnal utama sudah memiliki keakuratan data karena dari cara analisis data diberika dengan
jelas dan rumus yang digunakan sudah baik dan benar. Dan untuk jurnal pembanding data
yang diberikan sudah jelas dan benar dan di lengkapi dengan rumus-rumus dan gambar dari
materi yang di jelaskan.Perbedaan pada kedua jurnal ini hanya terletak di jenis jurnalnya
saja.

 Sumber Informasi
Pada Jurnal utama dan kedua sudah memberikan Informasi yang mendukung hipotesis atau
sumber sebelumnya seperti memliki caki untuk mengetahui dari mana diperoleh konsep
tersebut. Sedangkan pada jurnal pembanding tidak diberikan caki dan hanya memberikan
Daftar Pustaka, sehingga pembaca kurang tahu dari mana sumber setiap hipotesis yang
diberikan.

10
3.3 Kelebihan Dan Kekurangan Jurnal

a) Jurnal Utama

Kelebihan jurnal

 dilihat dari aspek isi ruang lingkup artikel ,jurnal yang direview dalam memaparkan
konsep ,tujuan ,metode maupun manfaat penelitian diuraikan secara sistematis dan
sangat jelas
 dilihat dari aspek tata bahasa ,jurnal yang direview menggunakan bahasa yang sederhana
sehingga mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca .
 Terdapat abstrak yang menjadi landasan pembaca dalam memahami isi keseluruhan dari
artikel
 Metode yang digunakan dalam jurnal ini sudah baik dan benar
 Dalam jurnal ini proses pengaplikasian gerak harmonik sederhana sudah efektif,dimana
sudah dijelaskan bagaimana metodenya ataupun prosedur pengerjaannya.

Kekurangan jurnal

 Tidak terdapat Landasan teori yang dapat digunakan dalam memahami konsep jurnal
beserta pembahasannya

b) Jurnal Pembanding

Kelebihan Jurnal

 Pada jurnal ini pembelajaran cukup tinggi dan luas, dimana materi cukup sulit,dan juga
referensinya yang cukup banyak sehingga untuk mempelajarinya harus memerluka
pemikira yang kritis.dan tinggi, sehingga jurnal ini sangat bagus di pelajari oleh para
Pembaca.

Kekurangan Jurnal

 Dalam pemaparan isi dari jurnal ini terdapat kata kata yang sulit di pahami sehingga
pembaca merasa kesulitan ketika membaca isi dari jurnal tersebut .akibatnya si pembaca
akan timbul rasa malas dalam memahami isi jurnal tersebut.

11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Semua Jurnal memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, baik dari sisi sistemasi
kajian dan penyusunannya. Pada jurnal pertama, bahwa Pengolahan keripik buah dengan
menggunakan mesin penggoreng vakum menghasilkan keripik yang bertekstur renyah
dan memiliki rasa serta aroma seperti buah aslinya. Pengolahan keripik pisang muli dengan
menggunakan mesin penggoreng vakum pada suhu 85°C dan 90°C menghasilkan keripik
yang bertekstur renyah, warna kuning kecoklatan,aroma menyengat pisang, dan rasa
manis.

Untuk jurnal ke dua bahwa Hasil dari kegiatan pelatihan kewirausahaan sosial dalam
pembuatan kripik tempe LUPIN berlangsung dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan
tumbuhnya spirit, motivasi dan kreatifitas dalam menggali ide potensi usaha.

4.2 Saran

Jurnal Ini dapat direcomendasikan kepada calon pengusaha dan juga Mahasiswa. Dalam
penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik dari segi
penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya. Dari segi isi juga masih perlu
ditambahkan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini
agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.Trimakasih

DAFTAR PUSTAKA

Kamsiati Elmi.2010. Peluang Pengembangan Teknologi pengolahan Keripik Buah


Dengan menggunakan Penggoreng Vakun. Jurnal Litbang Pertanian. Universitas
Presiden.Vol 29(2)

Rahadi : Dedi Rianto, Etty Susilowaty .2013. Kreatifitas Kewirausahaan Sosial Dan
Menggali Ide Usaha Baru Melalui Pengolahan Kripik Tempe Lupin. Jurnal
Pegabdian &Kewirausahaan.Jilid 1(1)

Anda mungkin juga menyukai