Anda di halaman 1dari 11

Pengolahan Limbah Industri di CV.

Sari Mutiara Abadi


Malang, Jawa Timur

MAKALAH

MATA KULIAH BIOTEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN PRODUK PERIKANAN
SEMESTER IV

BUNGA REDA PERTIWI


NIT 20.4.02.064

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO
2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dalam kehidupan sehari-
hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 15 Juni 2022

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i
Kata Pengantar...................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
2.1 Pengolahan Rumput Laut Glacilaria sp menjadi Tepung Agar-Agar ...........2
2.2 Lay Out Pabrik Pengolahan Tepung Agar-Agar CV. Sari Mutiara Abadi....3
2.3 Kapasitas Produksi Tepung Agar-Agar.........................................................4
2.4 Potensi Limbah Produksi Padat dan Cair......................................................5
2.5 Penanganan Limbah Padat CV. Sari Mutiara Abadi.....................................5
2.6 Penanganan Limbah Cair CV. Sari Mutiara Abadi........................................5
2.7 Pengujian Limbah Cair di CV. Sari Mutiara Abadi........................................5
2.8 Pembuangan Limbah Cair di CV. Sari Mutiara Abadi...................................8
2.9 Dampak Pembuangan Limbah bagi Lingkungan..........................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................7
3.1 Kesimpulan...................................................................................................7
3.2 Saran............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................8
1

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengolahan limbah, atau pengolahan air limbah domestik, adalah proses penghilangan
kontaminan dari air limbah dan limbah rumah tangga, baik limpasan (efluen) maupun
domestik. Hal ini meliputi proses fisika, kimia, dan biologi untuk menghilangkan kontaminan
fisik, kimia dan biologis. Tujuannya adalah untuk menghasilkan aliran limbah (atau efluen
yang telah diolah) dan limbah padat atau lumpur yang cocok untuk pembuangan atau
penggunaan kembali terhadap lingkungan. Bahan ini sering secara tidak sengaja
terkontaminasi dengan banyak racun senyawa organik dan anorganik.
Industri agar-agar merupakan salah satu industri pangan yang menghasilkan limbah cair
dalam jumlah besar terutama dari proses pencucian bahan baku. Bahan baku yang
digunakan berasal dari rumput laut berjenis Gellidium sp., Gracillaria sp., dan Eucheuma
Cottoni. Berdasarkan PerGub Jatim no. 72 tahun 2013 terdapat 6 parameter baku mutu air
limbah yang harus dipenuhi sebelum membuang limbah ke badan air. Parameternya adalah
BOD, COD, TSS, pH, ammonia dan sisa klor. Pada perencanaan ini digunakan data primer
yang berasal dari industri agar-agar X yang berlokasi di Kab. Malang.
Dari data yang didapat, dilakukan analisa kualitas sampel terhadap 6 parameter
pencemar yang disesuaikan dengan baku mutu. Pengukuran salinitas juga dilakukan
terhadap sampel. Sampel yang diambil dari 3 titik dengan menggunakan metode Integrated
Sampling. Pada perencanaan ini digunakan data dari outlet 1 dan 2 yang tidak memenuhi
ambang baku mutu dengan nilai BOD sebesar 514,4 mg/l, COD sebesar 1710,59 mg/l, dan
TSS sebesar 269,26 mg/l. Sedangkan untuk parameter pencemar lainnya sudah memenuhi
baku mutu. Unit IPAL yang direncanakan merupakan unit-unit pengolahan fisik-kimia. Unit
IPAL terdiri dari bar screen, bak ekualisasi, prasedimentasi, koagulasi-flokulasi, sedimentasi
dan filter dengan media zeolite. Pemilihan alternatif pengolahan didasarkan pada
karakteristik limbah yang banyak mengandung bahan kimia terlarut untuk proses pencucian.
Perhitungan BOQ dan RAB menggunakan HSPK Kota Malang 2015 dan didapatkan angka
sebesar Rp141.665.444,00 untuk pembangunan seluruh unit IPAL.

1.2 Tujuan

Pengolahan air limbah merupakan serangkaian proses yang dilakukan untuk


menghilangkan dan membersihkan limbah hasil industri, komersial atau rumah tangga yang
terkandung di dalam air sehingga dapat dimanfaatkan kembali oleh lingkungan tanpa
memberkan dampat negatif apapun.
Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, partikel tercampur, serta
membunuh organisme pathogen. Selain tujuan di atas, pengolahan air limbah juga bertujuan
untuk menghilangkan bahan nutrisi, komponen beracun serta bahan yang tidak dapat
didegrasikan agar konsentrasi yang ada menjadi rendah
2

II.PEMBAHASAN

2.1 Pengolahan Rumput Laut Glacilaria sp menjadi Tepung Agar-Agar

CV. SARI MUTIARA ABADI adalah pabrik pengolahan rumput laut yang berdiri sejak
2006 berlokasi di Lawang, Kab. Malang. Produk CV. SARI MUTIARA ABADI adalah tepung
agar agar (agar powder), karagenan (carrageenan) dan rumput laut (seaweed). Setiap
produk tersebut memiliki beberapa diversifikasi yang berbeda. Tepung agar agar (agar
powder) CV. SARI MUTIARA ABADI menjangkau segala kebutuhan baik industri maupun
rumah tangga. Karagenan (carrageenan) terdiri dari Alkali Treated Cottonii Chips (ATCC),
Semi Refined Carrageenan (SRC) dan Refined Carrageenan (RC). Sedangkan, rumput laut
diolah menjadi Dried Gracillaria Seaweed dan Alkali Treated Gracillaria (ATG), yang dapat
digunakan sebagai bahan baku pada industri tepung agar agar (agar powder).
Pengoalahan Rumput Laut Glacilaria sp menjadi Tepung Agar-Agar di CV. Sari Mutiara
Abadi Malang, Jawa Timur melalui beberapa tahapan proses produksi yang dilakukan di
pabrik pusat yaitu di Lawang, Malang, Jawa Timur. Namun juga memiliki Pabrik pembantu
lainnya yang berlokasi di Purwosari dan Blitar serta Kantor Pusat yang berlokasi di Karanglo
sebagai pusat dan laboratorium pengujian mutu agar-agar.
Pada Proses Produksi terdiri dari kegiatan penerimaan bahan baku dengan asal bahan
baku dari Pasuruan dan Malang sebagaimana tempat pabrik pembantu berada, parameter
bahan baku yang digunakan adalah penimbangan dan uji kadar air bahan baku. Kemudian
proses perendaman dengan NaOH mendidih selama 2 jam dengan perbandingan 1 banding
10. Selanjutnya perendaman dengan Kalsium Hipoklorit dilanjutkan dengan pembuangan air
hasil perendaman Kalsium Hipoklorit dilanjutkan dengan perendaman air asam dan proses
pemasakan selama 2 jam kemudian di tambahkan tepung pialite lalu diblender dan dialirkan
menuju press filter masuk ke tanki pendingin selama 5 jam hingga berbentuk gel atau agar
kemudian dialirkan ke mesin press dan difilter dengan hasil bentuknya memanjang lebar
kemudian jalan ke mesin perajang lalu di oven dengan suhu maksimal 80 derajat dengan
mesin pemanas kemudian ke mesin Crusher dari panjang menjadi bentuk chips lalu digiling
dan diayak menggunakan mesin pengayak lalu di campur atau di mixer menggunakan
molen sesuai dengan GS atau Gelly Strange untuk tepung agar dicampur lagi dengan bubuk
vanila dan juga tepung Maltodekstrin lalu dikemas menggunakan plastik seal dan kardus.
Packing di mesin sealer dan strapping dilakukan di ruang pengemasan dengan bantuan
mesin angkut barang dengan tangan atau Handpalet.
3

2.2 Lay Out Pabrik Pengolahan Tepung Agar-Agar CV. Sari Mutiara Abadi

UKURAN (m) Luas


NO BANGUNAN
(PxL) (m2)

1. Pos 2x3 6

2. Kamar Mandi 9x3 27


4

3. Musholla 6x9 54

4. Kantor 10x8 80

5. Gudang Distribusi 40x20 800

6. Gudang Kemasan 40x20 800

7. Ruang Masak 40x20 800

8. Ruang Oven 10x25 250

9. Gudang Tepung 40x10 400

10. Gudang Kimia 40x10 400

11. Gudang Rumput Laut 40x10 400

12. Ruang Pengepresan 60x15 900

13. Gudang Kaporit 30x20 600

14. Boiler 10x3 30

15. Kolam Limbah 14x4 56

16. Penyimpanan Asam 4x6 24

Penyimpanan Limbah 4x6


17. 24
Sementara

18. Lapangan Jemur 60x80 4800

19. Tempat Parkir 15x5 25

20. Tandon Air 7x5 35

21. Gedung Produksi 60x15 900

Total Luas Bangunan 11411

Total Luas Jalan/Lingkungan 1689

Luas Tanah : 13100

2.3 Kapasitas Produksi Tepung Agar-Agar

Produksi Tepung Agar-Agar di CV. Sari Mutiara Abadi


Satuan : kg
Kapasitas Produksi : 692155,996 kg/tahun
1 tahun : 300 hari
1 hari : 2307,186653 kg
5

Basis : 1 hari
Proses : kontinyu

Untuk mendapatkan tepung agar-agar sebanyak 2307,186653 kg, diperlukan rumput


laut sebesar 2850,665 kg.

2.4 Potensi Limbah Produksi Padat dan Cair


Dalam pengolahan agar-agar terdapat potensi limbah cair, limbah padat dan limbah
kemasan yang diantaranya seperti limbah padat yang berasal dari ampas hasil proses
penyaringan dan penirisan (Riyanto, 1998) dan juga limbah B3. Kemudian limbah cair
yang didapatkan dari pencucian dan pemasakan rumput laut glacilaria sp dan juga
limbah hasil kemasan dari bahan baku dan segala proses produksi rumput laut menjadi
agar-agar powder.

2.5 Penanganan Limbah Padat CV. Sari Mutiara Abadi


Limbah padat produksi pengolahan agar-agar dari proses penyaringan dan penirisan
bisa dimanfaatkan untuk pupuk tanaman dan juga limbah padat dari tepung pialite yang
digunakan sebagai pupuk patin diambil setiap hari, kemudian untuk limbah B3 padat
diangkut 1 bulan sekali ke pabrik pengolahan limbah B3.

2.6 Penanganan Limbah Cair CV. Sari Mutiara Abadi


Limbah cair berasal dari kegiatan pencucian dan pemasakan rumput laut hingga
menjadi agar-agar powder dari tanki masak ke masin limbah di saring atau cuci buang,
cairan cuci asam dan kaporit setelah itu limbah disaring dengan biofilm, Proses
pengolahan air limbah dengan proses biofilm atau biofilter tercelup dilakukan dengan
cara mengalirkan air limbah ke dalam reaktor biologis yang di dalamnya diisi dengan
media penyangga untuk pengebangbiakan mikroorganisme dengan atau tanpa aerasi.
Biofilter adalah bagian dari sistem perlakuan (treatment) terhadap air secara biologis.
merupakan sistem pengolahan limbah domestik secara anaerob yang diutamakan dari
proses. Aliran secara vertikal dan horisontal dengan sistem pembagian ruangan,
sehingga akan terjadi proses fermentasi yang sempurna. Setelah melalui proses
pembagian ruangan maka ruang terakhir adalah air limbah tanpa endapan yang aman
untuk dialirkan ke sungai. Limbah cair dibuang atau dialirkan ke sungai setiap hari.

2.7 Pengujian Limbah Cair di CV. Sari Mutiara Abadi


Setelah proses pengelolaan limbah cair kemudian hasil akan dibawa ke laboratorium
untuk pengujian limbah sebagai parameter untuk pemenuhan syarat keamanan air
limbah jika dialirkan. Metode pengukuran BOD adalah mengukur kandungan oksigen
terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah pengambilan contoh, kemudian mengukur
kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada
kondisi gelap dan suhu tetap (20oC) yang sering disebut dengan DO5. Selisih DOi dan
DO5 (DOi - DO5) merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per
liter (mg/L). Nilai BOD dapat diketahui setelah waktu inkubasi lima hari. Metode
pengukuran COD adalah dengan menambahkan sejumlah tertentu kalium bikromat
(K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang telah
ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama
beberapa waktu. Selanjutnya, kelebihan kalium bikromat ditera dengan cara titrasi. Nilai
COD dapat segera diketahui setelah satu atau dua jam.
6

2.8 Pembuangan Limbah Cair di CV. Sari Mutiara Abadi


Pembuangan limbah cair di CV. Sari Mutiara Abadi dilakukan setiap hari dengan
cara dibuang ke sungai namun setelah melalui pengelolaan dengan biofilm dan juga uji
laboratorium BOD dan COD untuk menentukan apakah aman jika air limbah tersebut
dialirkan ke sungai atau diperlukan proses biodegradasi.
Untuk mengetahui kualitas air limbah maka telah dilakukan penelitian untuk mengkaji
polutan organik Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand
(COD) dalam air lindi, air sumur dan air sungai. Penentuan kadar BOD dan COD
ditentukan masingmasing sesuai metode SNI 6989.72:2009 dan SNI 6989.15:2019.
Berdasakan hasil pengujian, kadar COD air lindi melebihi baku mutu berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No.
P59/Menlhk/Setjen/kum.1/7/2016, dan kadar BOD masih berada di bawah ambang
batas maksimal yang ditetapkan. Nilai BOD dan COD dalam air sungai tidak memenuhi
kualitas air yang bagus, baik kelas satu, dua, tiga maupun kelas empat berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001. Rasio BOD/COD yang diperoleh sebesar
0,9 memungkinkan untuk dilakukan biodegradasi guna menghasilkan air yang lebih baik
kualitasnya

2.9 Dampak Pembuangan Limbah bagi Lingkungan


Limbah pabrik memiliki dampak yang vital, salah satunya adalah berimbas pada
lingkungan. Limbah secara garis besar berpotensi untuk mencemari lingkungan baik air,
tanah maupun udara. Udara yang kotor dan tercemar akan merusak kesehatan paru-
paru dan mengakibatkan masalah kesehatan bagi makhluk hidup yang terpapar.
Apalagi lokasi aliran sungai yang digunakan mengalir ke daerah pemukiman warga
sehingga diperlukan penanganan yang kontinyu agar meminimalisir dampak-dampak
buruk yang mungkin terjadi sehingga dilakukan pengelolaan air limbah dengan metode
biofilm dan juga pengujian limbah air dengan metode BOD dan COD guna memastikan
jika air limbah dialirkan ke sungai maka tidak ada dampak buruk yang ditimbulkan yang
mengancam kesehatan warga di sekitar tempat atau lokasi pabrik.
7

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penanganan Limbah pada CV.Sari Mutiara Abadi telah terback-up seluruhnya mulai
dari limbah padat, limbah cair, dan juga limbah hasil kemasan. Limbah padat yang
dihasilkan dari tepung pialite dapat digunakan untuk pupuk patin yang rutin diambil setiap
hari oleh pengolah pupuk patin kemudian limbah padat B3 yang diangkut rutin 1 bulan sekali
oleh pabrik pengolah limbah B3. Limbah cair yang dihasilkan dari proses perendaman dan
pemasakan dikelola dengan metode biofilm dan pengujian BOD dan COD sehingga
dipastikan aman sebelum dialirkan ke sungai pada setiap harinya.

3.2 Saran
Sebaiknya CV.Sari Mutiara Abadi mulai menentukan strategi tindakan pencegahan
apabila terjadi kejadian yang tidak terduga seperti melakukan sampling di bak kontrol
pabrik/perusahaan yang diduga menghasilkan limbah melebihi ketentuan dan standar air
limbah yang ditetapkan CV.Sari Mutiara Abadi secara rutin setiap bulan, yang menyebabkan
parameter-parameter tertentu meningkat secara spesifik, misalnya kadar logam berat dalam
proses pengolahan air limbah.
8

DAFTAR PUSTAKA

Akinbile, C.O. (2012). Environmental Impact of Landfill on Groundwater Quality and


Agricultural Soils in Nigeria. Soil and Water Research, 7(1): 18–26.

Badan Standardisasi Nasional. (2009). SNI 6989.72:2009: Cara uji Kebutuhan Oksigen
Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/BOD). Jakarta : BSN.

Badan Standardisasi Nasional (BSN). (2019). SNI 6989.15:2019: Cara uji Kebutuhan
Oksigen Kimiawi (Chemical Oxygen Demand/COD). Jakarta : BSN.

Abdullah, S., (2010), Kesehatan Lingkungan: Pengolahan Limbah Secara Biologis,


http://sugengzend.blogspot.com/2010/11/pengolahan-limbah-secara-biologis.html,
tanggal akses: 11 Agustus 2015.

Achmad dan Rukaesih, (2004), Kimia Lingkungan, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Ginting, I.P., (2007), Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri, Edisi Pertama,
Yrama Widya, Bandung.

Horan, N.J., (1990), Biological Wastewater Treatment System: Theory and Operation, John
Wiley and Sons, USA.

Mahida, U., (1994), Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri, CV Rajawali,
Jakarta.

Mara, D., (1978), Sewage Treatment in Hot Climates, John Wiley and Sons, USA.

Metcalf and Eddy, (2003), Wastewater Engineering: Treatment and Reuse, Fourth Edition,
Mc Graw Hill, New York.

Sastrawijaya, A.T., (2000), Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipta, Surabaya.

Svehla, G., (1985), Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro, Edisi Kelima,
Kalman Media Pusaka, Jakarta.

Sugiharto, (1987), Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah, Edisi Pertama, UI Press, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai