Anda di halaman 1dari 18

PEDOMAN PENYUSUNAN

STUDI KELAYAKAN PERUSAHAAN

JEGUD MILK BANDUNG


Supplier Susu Murni Pasteurisasi

19 Februari 2019

disusun oleh:
Eris Septian M. (11915023)
Beiby Septi A. (11915026)
Ghalda Khairunnisa (11915031)
Ajeng Aryani Puteri (11915034)
Chaerunisa Sephia (11916006)
Finian Dimitra M. (14515018)

Jl. Waas, Batununggal, Bandung Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat 40266
STUDI KELAYAKAN BISNIS
SUSU SAPI “JEGUD MILK”

RINGKASAN PROYEK
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Gagasan Pengembangan Bisnis Susu Sapi “Jegud Milk”


Perusahaan susu sapi “Jegud Milk” merupakan produsen susu sapi murni yang
telah diproses melalui Pasteurisasi yang baru berdiri Desember 2012 sehingga
merupakan perusahaan yang cukup baru dan masih banyak aspek perusahaan yang
perlu dikembangkan. Pengembangan perusahaan dilakukan karena adanya
peluang yang tinggi dari penjualan produk susu yang kian meningkat dari tahun
ke tahun dan lokasi strategis perusahaan yang berada di Bandung, Jawa Barat
yang merupakan kota penghasil susu murni terbesar di Jawa Barat. Masalah yang
dihadapi oleh perusahaan ialah rendahnya kapasitas produksi sehingga pada tahun
2014 sebanyak 4689 Liter permintaan susu tidak terpenuhi (Darmaseptana et al.,
2016). Dengan demikian, perlu adanya analisis kelayakan usaha untuk
menentukan strategi bisnis untuk mengembangkan perusahaan tersebut agar dapat
memenuhi target permintaan.

1.2 Nama dan Alamat Perusahaan


Perusahaan “Jegud Milk” berlokasi di Jalan Waas, Batununggal, Bandung
Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat 40266 Telp (022) 911554809.

1.3 Bidang Usaha


Produsen susu sapi murni yang telah diproses melalui teknik Pasteurisasi
dengan berbagai varian rasa yang coock untuk kaum muda.

1.4 Bentuk Perusahaan


Perusahaan “Jegud Milk” merupakan perusahaan yang berbentuk Persekutuan
Komanditer (CV) yang telah memiliki akta perseroan comanditer, akta notaris
dari Departemen Kehakiman, dan tanda daftar perusahaan dari Deperindag
(Darmaseptana et al., 2016).

1.5 Gambaran Perkembangan Perusahaan


Perusahaan “Jegud Milk” berdiri pada Desember 2012 yang memproduksi
susu sapi murni Pasteurisasi dengan berbagai varian rasa sesuai dengan selera
kaum muda. Harga produk susu dalam kemasan ialah Rp10.000 / 330 mL (botol).
Selama 6 tahun berdiri, perusahaan tersebut telah mampu memproduksi sebanyak
250 L/jam dengan kapasitas produksi per tahun sebanyak 180.000 liter/tahun atau
sebnayak 545.400 Botol/tahun. Akan tetapi, kapasitas produksi tersebut masih
lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan pesaing (di Bandung) sehingga
belum mampu memenuhi permintaan susu yang kian meningkat dari tahun ke
tahun. Dengan demikian, penjualan produk “Jegud Milk” gencar melakukan
promosi secara online maupun offline dan adanya layanan open member agar
dapat memasarkan produk dengan cara delivery service secara rutin
(Darmaseptana et al., 2016).
BAB II
PROFL PERUSAHAAN DEWASA INI

2.1 Gambaran Umum Perusahaan


Perusahaan “Jegud Milk” merupakan perusahaan komanditer (CV) yang
bergerak di bidang pangan dengan memproduksi susu sapi murni yang telah
diproses melalui Teknik Pasteurisasi. Perusahaan ini didirikan pada Desember
2012 dan berlokasi di daerah Jalan Waas, Batununggal, Bandung Kidul, Kota
Bandung, Jawa Barat yang rencananya akan dibuat perusahaan baru di daerah
Ciganitri, Kabupaten Bandung. Produk susu yang dihasilkan memiliki berbagai
varian rasa dan telah dikemas dalam botol plastik PET berukuran 330 mL yang
dijual seharga Rp10.000/botol. Varian rasa yang menarik pada produk susu yang
dihasilkan ditujukan untuk memnuhi target konsumen kaum muda yang berusia
antara 15 s.d 30 tahun. Perusahaan tersebut baru mampu menjual produk di sekitar
Bandung dan baru mencapai kapasitas produksi per tahun sebanyak 180.000
liter/tahun atau sebnayak 545.400 Botol/tahun. Penjualan produk “Jegud Milk”
gencar melakukan promosi secara online maupun offline dan adanya layanan open
member agar dapat memasarkan produk dengan cara delivery service secara rutin
(Darmaseptana et al., 2016).

2.2 Perizinan
2.2.1 Aspek Legal dan Lingkungan
Merupakan aspek yang beruhubungan dengan badan hukum dan
lingkungan untuk menentukan apakah secara lingkungan hidup bisnis dapat
dilaksanakan secara layak atau sebaliknya. Aspek legal meliputi syarat izin
keberadaan bisnis yang berlaku sesuai hukum dan aspek lingkungan meliputi
limbah yang dihasilkan dan akan berpengaruh pada lingkungan dan upaya yang
dilakukan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan dari sisa proses produksi.
Suatu usaha dikatakan layak jika telah memenuhi aspek legal dan lingkungan
yaitu (Darmaseptana et al., 2016):
1. Badan usaha yang dibentuk untuk usaha pengolahan susu sapi
2. Memenuhi peraturan izin departemen dan persyaratan legalitas untuk
membuat badan usaha
3. Limbah yang dihasilkan adalah limbah tidak berbahaya dan sudah
difiltrasi sebelum dibuang sehingga tidak menimbulkan dampak
negatif bagi lingkungan sekitar
2.2.1.1 Penentuan Badan Hukum
Faktor yang menentukan adalah ukuran perusahaan, jenis perusahaan,
resiko perusahaan, pembagian keuntungan, dan pembagian penguasaan atau
pengawasan perusahaan. Jegud Milk merupakan usaha yang tergolong pengolahan
susu murni yang memiliki organisasi sederhana dan jika terjadi kerugian, resiko
ditanggung bersama oleh perusahaan dan pemilik usaha. Jegud Milk merupakan
CV yang memiliki syarat badan hukum sebagai berikut (Darmaseptana et al.,
2016):
1. Membuat akta pendirian perseroan comanditer yang terdiri dari nama
dan kedudukan usaha, NPWP, domisili pemilik perusahaan, jabatan
dan jumlah anggota direksi.
2. Pendaftaran akta notaris ke Departemen Kehakiman
3. Tnda Daftar Perusahaan dari Deperindag

2.2.1.2 Legalitas Usaha


Untuk mendapatkan izin usaha, Jegud Milk harus mengajukan izin SIUP
dan IUI Badan Pleayan Perizinan Terpadu (BPPT), isin TDP ke Deperindag, izin
pengolahan susu sapi murni ke BPOM, sertifikasi halal dari MUI, dan pengajuan
pendirian badan usaha lewat notaris. Apabila izin usaha sudah didapatkan,
perusahaan dapat dinyatakan legal secara hokum (Darmaseptana et al., 2016).
2.2.1.3 Limbah yang Dihasilkan
Limbah yang dihasilkan perusahaan Jegud Milk terbagi dua, yaitu limbah
ekonomis dan limbah non-ekonomis. Limbah ekonomis adalah limbah yang dapat
dijual kembali ke pengepul sehingga menjadi pemasukan tambahan perusahaan
seperti kardus dan karus kemasan bahan baku, sisa label kemasan, dan plastik
kemasan bahan baku. Sedangkan limbah non-ekonomis adalah limbah yang
ditiriskan dan dialirkan ke tangki penampungan limbah, contohnya air sisa proses
pasteurisasi (Darmaseptana et al., 2016).
Untuk mengatasi limbah dapat dibuat bak penampungan limbah untuk
limbah padat dan saluran air untuk mengalirkan limbah cair menuju selokan yang
diteruskan ke kali. Untuk mengatasi bau yang ditimbulkan sapi, kebersihan
kendang harus tetap terjaga agar bau dapat dikurangi seminimal mungkin.

2.2.4 Analisis Dampak Lingkungan


Analisis dampak lingkungan perusahaan “Jegud Milk” dilakukan
berdasarkan data limbah. Limbah-limbah yang dihasilkan dari proses produksi
yang termasuk dalam kategori limbah ekonomis akan ditangani dengan cara dijual
langsung ke pengepul sehingga menambah pemasukan perusahaan. Sedangkan,
limbah non-ekonomis akan ditiriskan terlebih dahulu dan dialirkan ke tangki
penampungan limbah (Darmaseptana et al., 2016). Pengelolaan limbah lebih
lanjut dapat dibuat Instalasi Pengelolaan Limbah (IPAL) dengan menggunakan
model Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB).
Pengelolaan limbah dengan mengguanakn model UASB dilakukan dengan
membentuk tiga zona yang teridiri dari zona pengendapan, zona transisi, dan
digestion zone. Volume zona pengendapan sebesar 15-20% dari total volume
reaktor. Dimensi unit UASB yaitu 6,6 m x 3,3 m x 8 m dengan tinggi total reactor
8 m. Hydraulic retention time (HRT) UASB yang direncanakan ialah 6,98 jam.
Organic loading rate (OLR) yang direncanakan ialah 14,24 kgCOD (chemical
oxygen dissolve)/m3.hari. Sedangkan, kecepatan aliran ke aras dalam reaktor ialah
0,86 m/jam (Kusumadewi dan Bagastyo, 2016).

Gambar 2.1 Tampak atas UASB


(Sumber: Kusumadewi dan Bagastyo, 2016)

Gambar 2.2 Potongan A-A UASB


(Sumber: Kusumadewi dan Bagastyo, 2016)
Gambar 2.3 Potongan B-B UASB
(Sumber: Kusumadewi dan Bagastyo, 2016)
Adapun rencana anggaran biaya yang perlu dikeluarkan untuk membuat
pengelolaan limbah dengan model UASB ialah:

Tabel 2.1 Rencana anggaran biaya penggunaan model UASB


No. Uraian Pekerjaan Jumlah Harga (Rp)
1. Pekerjaan persiapan 130.507.604
2. Pekerjaan konstruksi bangunan 1.488.561.915
3. Pekerjaan pengadaan dan 35.324.802
pemasangan pipa, aksesoris, dan
perlengkapan lainnya
4. Pekerjaan finishing 8.788.679
Total Biaya 1.663.886.717
Sumber: Kusumadewi dan Bagastyo (2016)

2.3 Aspek Teknis Produksi/Operasi (lengkapi dengan DED)


Aspek teknis ini meliputi spesifikasi produk, perencanaan kapasitas produksi,
perencanaan proses dan fasilitas, mesin dan peralatan yang digunakan, serta
perencanaan lokasi usaha.
2.3.1 Spesifikasi Produk
Produk yang diproduksi dari perusahaan ini adalah produk susu
pasteurisasi hasil olahan susu sapi murni. Produk dipasarkan dalam bentuk
kemasan botol plastik PET bening 330ml betutup botol putih, produk memiliki
varian rasa tawar, greentea, taro, coklat, mocca, vanilla, strawberry, dan melon.
Kemasan produk memiliki label berbahan transparan.
Gambar hasil produk “Jegud Milk”
(Sumber: Darmaseptana et al., 2016)

2.3.2 Perencanaan Kapasitas Produksi


Perencanaan kapasitas produksi yang baru direncanakan menggunakan
mesin pasteurisasi berkapasitas 250 liter/jam. Berikut perhitungan untuk
perencanaan kapasitas produksi Jegud Milk dalam usaha pengolahan susu sapi
murni:
Kapasitas mesin pasteurisasi = 250 Liter/jam
Jam kerja per hari = 8 jam/hari
Waktu proses per 300 Liter = 4 jam
Hari kerja per bulan = 30 hari
Volume 1 botol kemasan Jegud Milk = 330ml
Rumus perhitungan kapasitas produksi:
Kapasitas produksi per hari = Kapasitas mesin x (jam kerja per hari/waktu proses)
Kapasitas produksi per hari = 180.000 liter/tahun
Konversi kapasitas menjadi satuan botol
Jumlah produk dihasilkan = (500 liter/hari x 1000ml) / 330ml/botol
= 545.400 Botol/tahun

2.3.3 Perencanaan Proses dan Fasilitas


2.3.4 Perencanaan Lokasi Usaha
Perencanaan Lokasi Usaha Lokasi usaha yang baru direncanakan berada di daerah
Ciganitri, Kabupaten Bandung dengan luas tanah 500m2, di daerah tersebut sudah
tersedia lahan yang sesuai dengan kebutuhan luas untuk usaha pengembangan
pengolahan susu sapi murni ini.

Gambar Layout Bangunan Pengolahan Susu Sapi Murni


(Sumber: Hendrawati & Utomo., 2016)
2.3.5 Mesin dan Peralatan yang Digunakan
No. Nama Alat dan Spesifikasi Kapasitas Jumlah
1 Tangki Penyimpan susu . 1 m3 2
kapasitas 1 m3, bahan stainless
steel sus 304 food grade
2 PHE No 3 , A : 0,1622 m2, 1 m3/jam 1
material stainless steel. Tekanan 2
bar
3 Pompa. Kapasitas 3,6 m3/jam, head : 3,6 m3/jam 1
30 m, bahan stainles steel 304, inlet
outlet 1 inch, electric motor 3 phase,
380 Volt, 60 Hz, power 2 Kw

4 Tangki Pencampur/pasteurilisasi . 0,6 m3 1


kapasitas 0,6 m3, D : 1.098mm, H :
1.632 mm, bahan stainless steel tebal 3
mm

5 PHE No 3 , A : 0,3244 m2, material 0,6 m3/jam 1


stainless steel. Tekanan 2 bar

6 Pompa. Kapasitas 3,6 m3/jam, head : 3,6 m3/jam 1


30 m, bahan stainles steel 304, inlet
outlet 1 inch, electric motor 3 phase,
380 Volt, 60 Hz, power 2 Kw

7 Homogenizer , output 300 liter/jam.


0,3 m3/Jam 1
Tekanan 150 bar, material stainless
steel. electric motor 3 phase, 380 Volt,
60 Hz, Power 2,2 kW, Vbelt drive
system, crank case fully immerse oil

8 Tangki Aseptik. kapasitas 0,6 m3, 0,6 m3 1


bahan stainless steel tebal 5 mm
stainless steel.

9 Pompa. Kapasitas 3,6 m3/jam, head : 3,6 m3/jam 1


30 m, bahan stainles steel 304, inlet
outlet 1 inch, electric motor 3 phase,
380 Volt, 60 Hz, power 2 kW

10 Mesin Pengisi dan Kemasan, kapasitas 500 liter/jam 1


500 liter/jam, cold packing system,
bottles packing, 80.100 dan 210 ml
packaging.

11 Autoclave, kapasitas 504 botol @ 80 1


ml, tekanan 4 bar. D ; 1.200 mm, L :
2.000 mm. Material stainless seteel

12 Boiler, kapasitas 0,6 Ton/jam, tekanan 0,6 Ton/jam 1


5 bar, bahan bakar gas. Pompa umpan
boiler Kapasitas 1,5 m3/jam, head : 10
atm , bahan stainles steel 304, inlet
outlet 3 inch, electric motor 3 phase,
380 Volt, 60 Hz, power 1,5 kW x 2 =
3 kW, safety valve, level & Pressure
switch.

13 Genset , kapasitas 20 kW, 3 phase, 380 20 kW 1


Volt, 60Hs, fuel solar.
14 Screw compressor, cap. 2m3/jam, 2m3/jam 1
Pressure 7,5 – 10 bar, 2,2 kW

15 Chiller, kapasitas 1.026.000 kJ, low 1.026.000 kJ 1


temp service 40C, power 6,5 kW
(compressor+pompa
evaporator+Proses)

16 Demin Plant, kapasitas 0,5 m3/jam, 0,5 m3/jam 1


resin kation & resin anion, regenerasi
unit/ Setara air isi ulang

17 Water Treatment, 7 m3/jam 7 m3/jam 1

18 Aerobic Pond, Kapasitas total 18,7 m3, 18,7 m3 1


kolam aerasi 14,7 m3 PxLxH : 2x3x3,5
m, kolam equalisasi 2,1 m3 + Kolam
adjusting 1,05 m3, PxLxH : 4x3x1,5
m, material beton cor standard K250.

2.4 Aspek Pemasaran


2.4.1 Analisis Pasar
Aspek pasar terdiri dari penentuan peluang pasar dan target penjualan
berdasarkan data demand dan supply terhadap susu sapi murni, penentuan harga
ditentukan berdasarkan harga pesaing, serta analisi strategi pemasaran usaha
pengolahan susu sapi murni. Berdasarkan hasil peramalan yang dilakukan, maka
dapat diketahui peluang pasar yang tersedia yang diperoleh dari hasil selisih
antara demand dan supply tersebut didapat peluang pasar yang bernilai positif.
Target penjualan ditentukan berdasarkan kemampuan investasi pembelian mesin
pasteurisasi seharga Rp 25.000.000, mesin tersebut berkapasitas 250 liter/jam
sehingga dalam 1 tahun mampu memenuhi target penjualan 180.000 liter/tahun.

2.4.2 Analisis Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran yang digunakan “Jegud Milk” adalah marketing mix
4P, 4P tersebut adalah: Product (produk), Place (tempat), Promotion (promosi),
dan Price (harga) (Darmaseptana et al., 2016) sebagai berikut:
1. Product (produk), produk yang diunggulkan adalah produk yang memiliki
berbagai macam varian rasa, dimana rasa tersebut memiliki ciri khas tersendiri
yang tidak dimiliki oleh pesaing. Selain itu produk yang dihasilkan memiliki
packaging (kemasan) botol.
2. Place (tempat), strategi pemasaran pada aspek tempat ini adalah dengan
memanfaatkan saluran distribusi, pengembangan produk melalui reseller,
penjualan produk ke kantin universitas dan cafe-cafe yang ada di Bandung,
strategi pemasaran lain yang diunggulkan ialah metode open member, open
member merupakan layanan berlangganan, dimana produk dipasarkan dengan cara
delivery service secara rutin.
3. Promotion (promosi), strategi pemasaran pada aspek promosi ini bertujuan
untuk mengkomunikasikan produk “Jegud Milk” dan menumbuhkan brand
awareness baik secara online melalui berbagai media sosial dan offline. Media
sosial yang dipergunakan antara lain Official Line, Instagram, dan Facebook.
Secara offline dilakukan dengan cara mengikuti berbagai macam event kuliner,
menyebarkan brosur ke perumahan-perumahan untuk mendapatkan member, dan
menjual produk di Car Free Day Dago.
4. Price (Harga), strategi pemasaran bertujuan untuk memberikan harga yang
kompetitif dengan produk-produk pesaing untuk memicu daya beli target market
terhadap produk “Jegud Milk”. Harga produk susu “Jegud Milk” adalah sebesar
Rp 10.000/botol 330ml, sedangkan pesaing menawarkan produknya dengan harga
Rp 8.000 s/d Rp 15.000 per kemasan 250ml.

2.4.3 Target Pasar dan Daerah Pemasaran


Laki-laki dan perempuan umur 15-30 tahun (sudah ada data penduduk
Bandung umur 15-29 tahun di BPS) (Darmaseptana et al., 2016).

2.4.4 Struktur Pasar


Struktur pasar penjualan susu murni “Jegud Milk” tergolong ke dalam pasar
persaingan tidak sempurna dalam bentuk monopolistic karena pelaku usaha bebas
masuk dan keluar pasar, barang yang dihasilkan mempunyai corak atau ciri khas
yang berbeda, dan barang yang dihasilkan tidak homogen (Ziani, 2014).

2.5 Aspek Manajemen


2.5.1 Visi Misi Perusahaan
Visi dan misi perusahaan “Jegud Milk” ialah sebuah acuan yang dijunjung
tinggi oleh setiap pemangku kepentingan dan seluruh tenaga kerja dalam
perusahaan. Berikut ini merupakan visi dan misi perusahaan “Jegud Milk”:
Visi perusahaan yaitu “Menjadi perusahaan kebanggan Nasional dalam
menghasilkan produk olahan susu berkualitas dan menjunjung tinggi kepercayaan
serta kepuasan konsumen”. Sedangkan, misi perusahaan yaitu “Menghasilkan
produk olahan susu berstandar nasional, menjadi pelopor minum susu sebagai
gaya hidup sehat, dan menyediakan produk yang mudah diperoleh oleh
konsumen” (Darmaseptana et al., 2016).
2.5.2 Perencanaan Struktur Organisasi
Rencana struktur organisasi “Jegud Milk” yaitu terdapat empat jabatan
pimpinan utama seperti CEO, Kepala Produksi dan Riset atau kepala produksi,
kepala marketing, dan kepala finansial.

Gambar struktur organisasi “Jegud Milk”


(Sumber: Darmaseptana et al., 2016)

2.5.3 Perencanaan Tenaga Kerja


Perencanaan tenaga kerja pada perusahaan “Jegud Milk” dibuat
berdasarkan piramida struktur tenaga kerja yaitu terdapat tiga level struktur
management yang terdiri atas top level management, middle level management,
dan low level management (Darmaseptana et al., 2016).

2.5.4 Perencanaan Pelatihan Tenaga Kerja


Perencanaan program pelatihan tenaga kerja “Jegud Milk” saat ini lebih
diutamakan pada bagian opersional perusahaan dan mengikutsertakan tenaga kerja
ke dalam seminar atau workshop (Darmaseptana et al., 2016).

2.6 Aspek Keuangan


Tujuan menganalisis aspek finansial dari studi kelayakan usaha adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang
diharapkan dengan membandingkan pengeluaran dan pendapatan, seperti
ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan usaha untuk membayar kembali dana
tersebut dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah usaha akan
dapat dikembangkan terus (Umar, 2001).
Analisis keuangan atau finansial ini menjelaskan mengenai sumber modal yang
digunakan, perhitungan rugi dan laba, perhitungan aliran kas, melalui pendekatan
payback period (PP), net present value (NPV), dan internal rate of return (IRR).

2.6.1 Sumber Modal


Sumber modal yang digunakan merupakan sumber dana pribadi pemilik
usaha dan investor. Modal yang dimiliki digunakan untuk memenuhi kebutuhan
produksi dan investasi awal. Investasi awal yang dilakukan yaitu pembelian mesin
produksi senilai Rp.25.000.000 dengan kapasitas 250L/jam (Darmaseptana et al.,
2016).

2.6.2 Payback Period (PP)


Pengukuran Payback Period (PP) merupakan salah satu teknik penilaian
jangka waktu pengembalian investasi suatu usaha dengan mengukur seberapa
cepat investasi perusahan tersebut dapat kembali (Aisyah, 2017). Menurut Aisyah
(2017) Payback Period (PP) dapat dihitung menggunakan dua metode, yaitu:
1. Jika aliran kas per tahun jumlanya sama, maka
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡
𝑃𝑃 = 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑓𝑙𝑜𝑤/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
2. Jika aliran kas tidak sam, maka
𝑎−𝑏
𝑃𝑃 = 𝑛 + 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑐−𝑏
Keterangan:
n = tahun terakhir dimana jumlah cash flow masih belum bisa menutup orginal
investment
a = jumlah orginal investment
b = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n
c = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n + 1

2.6.3 Net Present Value (NPV)


Metode Net Present Value merupakan metode perhitungan selisih nilai
investasi sekarang (capital outlays) dengan nilai penerimaan kas bersih (present
value of proceed) baik dari operational cash flow maupun dari terminal cash flow
pada masa yang akan datang. NPV akan menentukan apakah suatu usulan
proyeksi investasi diterima atau ditolak. Apabila kas bersih lebih besar dibanding
investasi atau NPV positif maka usaha tersebut dikatakan layak (Aisyah, 2017).
𝑛

NPV = −A0 ∑ 𝐴𝑡 (1 − 𝑟)^𝑡


𝑡=0
Keterangan :
-A0 = aliran kas keluar (initial investment)
At = aliran kas masuk pada periode t
N = periode akhir aliran kas yang diharapkan
2.6.4 Internal Rate and Return (IRR)
Internal Rate of Return merupakan tingkat bunga yang menjadikan NPV
sama dengan nol, karena present value dari cash flow pada tingkat bunga sama
dengan internal investasinya. Suatu usulan proyeksi investasi dianggap layak atau
tidak dilakukan dengan membandingkan antara IRR dengan tingkat keuntungan
yang diharapkan/expected rate of return (Aisyah, 2017).
𝑛

𝐴0 = ∑ 𝐴𝑡 (1 − 𝑟)^𝑡
𝑡=0
Keterangan :
A0 = aliran kas keluar (initial investment)
At = aliran kas masuk pada periode t
∑ = aliran kas yang didiskon pada akhir tahun 0 sampai tahun ke-t

Tabel 1. Nilai PP, NPV, dan IRR dari Susu Murni “Jegud Milk”

Payback Period (PP) 2 Tahun 1 bulan

Net Present Value (NPV) Rp. 1.379.738.166,36

Internal Rate and Return (IRR) 31,4%

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa investasi awal susu murni


“Jegud Milk” dapat kembali setelah perusahaan berjalan 2 tahun 1 bulan dan
usaha tersebut termasuk layak atau dapat dikebangkan, sebab NPV yang dimiliki
bernilai positif dengan tingkat bunga (IRR) sebesar 31,4% (Darmaseptana et al.,
2016).
BAB III
KESIMPULAN

1. Berdasarkan aspek pasar, usaha Jegud Milk dalam pengolahan susu sapi murni
layak untuk dikembangkan karena tersedianya peluang pasar yang positif, harga
produk yang kompetitif dengan para pesaing, dan strategi pemasaran yang
berbeda serta unggul daripada pesaing.
2. Berdasarkan aspek teknis, usaha Jegud Milk dalam pengolahan susu sapi murni
layak untuk dikembangkan karena produk dapat di produksi dan dipasarkan
dengan ditunjang oleh fasilitas yang tersedia dan proses yang dilakukan, target
penjualan dapat terpenuhi oleh kapasitas produksi, dan lokasi yang digunakan
dapat mendukung usaha pengolahan susu sapi murni.
3. Berdasarkan aspek legal dan lingkungan, usaha Jegud Milk dalam pengolahan
susu sapi murni layak untuk dikembangkan. Hal tersebut didasarkan pada badan
hukum dapat didirikan, tidak masuk kedalam Daftar Negatif Investasi (DNI),
usaha yang dilakukan mengikuti peraturan dan perizinan yag berlaku di Indonesia,
dan adanya pengolahan limbah sehigga tidak mencemari lingkungan sekitar.
4. Berdasarkan aspek manajemen sumber daya manusia, usaha Jegud Milk dalam
pengolahan susu sapi murni layak untuk dikembangkan. Hal tersebut didasarkan
pada usaha ini memiliki struktur organisasi yang jelas dengan pembagian tugas
dan fungsi yang jelas, serta tenaga kerja yang mencukupi kebutuhan untuk
menjalankan kegiatan operasional.
5. Berdasarkan aspek finansial, usaha Jegud Milk dalam pengolahan susu sapi
murni layak untuk dikembangkan. Hal tersebut didasarkan pada:
a. Payback Periode (PP) lebih pendek dari pada jangka waktu analisis usaha yaitu
selama 2 tahun 1 bulan.
b. Nilai Net Present Value (NPV) lebih besar dari pada nol yaitu sebesar Rp
1.379.738.166,36.
c. Nilai Internal Rate of Return lebih besar dari pada nilai Minimum Attractive
Rate of Return (MARR), yaitu 31,4% > 12,1%.
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, I. N. (2017). Analisis Studi Kelayakan Bisnis Susu Sapi Murni Studi
Kasus Koperasi susu SAE di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.
[Skripsi]. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Darmaseptana, D., Saleh, A., & Kurniawan, D. (2016). Analisis kelayakan usaha
pengolahan susu sapi murni di kota bandung (studi kasus di jegud milk).
Reka Integra, 4(1).
Hendrawati, T. Y., & Utomo, S. (2016). Perancangan Detailed Engineering
Design Industri Susu Sterilisasi Skala Menengah dan Kelayakannya di
Jawa Tengah, Indonesia. Prosiding Semnastek.
Kusumadewi, R. Y. (2016). Perencanaan instalasi pengolahan air limbah kegiatan
peternakan sapi perah dan industri tahu. Jurnal Teknik ITS, 5(2), D98-
D102.
Zaini, A. A. (2014). Pasar persaingan sempurna dalam perspektif ekonomi Islam.
Ummul Qura, 4(2), 88-104.

Anda mungkin juga menyukai