Anda di halaman 1dari 5

BIODATA PESERTA KULIAH KERJA LAPANGAN

(KKL) JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS


SRIWIJAYA

Nama : Rudi Yusuf

NIM : 03031281621111

NIK : 1310020901970001

Tempat, Tanggal Lahir : Pariaman, 09 Januari 1997

Alamat Tinggal : Jl. Lintas Sumatera KM 1, Jorong Kubang Panjang,


Desa Empat Koto Pulau Punjung, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten
Dharmasraya.

Golongan Darah : A+

Riwayat Kesehatan :-

Alergi Makanan/Obat :-

Kekhususan :-

Emai : the97einstein@gmail.com

Nomor HP : 085263822598

Palembang, 2018

(Rudi Yusuf)
a) Cerelac
Cerelac Plant
 Produk : Cerelac
 Peralatan : Roller dryer, dry mix base powder, packing lines
 Kapasitas : 8.700 MT

Produk Cerelac diproduksi pada pabrik Karawang terbagi menjadi beberapa


tahap. Bahan baku yang digunakan dalam produksi cerelac berupa gandum,
kacang hijau, beras putih, dan beras merah yang didapat dari pertanian mitra
pabrik Nestle Karawang. Bahan Baku dicampurkan dan digiling hingga
menjadi tepung. Pada proses berikutnya tepung ditambah gula dan material
tambahan hingga menjadi adonan berupa tepung bubur. Adonan kemudian
dipasteuriasi pada kondisi operasi tertentu, agar dapat membunuh kuman
patogenik yang ada dalam bahan dengan mempertahankan semaksimal
mungkin kandungan gizi, cita rasa dan sifat fisik dari produk. Setelah
dipasteurisasi, bahan dikeringkan hingga menjadi tepung bubuk dasar.
Proses selanjutnya tepung bubuk dasar ini kemudian dicampurkan kembali
dengan buah, sayuran, daging bubuk, mineral, dan vitamin yang telah
disterilisasi sehingga menjadi bubur bayi siap saji. Bubur bayi yang telah
jadi kemudian di-packing ke dalam kemasan.
Bahan baku dalam proses produksi produk Cerelac didapat dari pertanian
dalam negeri semenjak beroperasinya Pabrik Nestle Karawang, Jawa Barat.
Demi mewujudkan goal dari Pabrik Nestle sendiri yaitu “Membantu
memperbaiki taraf hidup 30 juta keluarga di berbagai kelompok masyarakat
yang terkait dengan bisnis kami.” Dengan adanya mitra antara pemasok
bahan baku dan Nestle, hal ini dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat dan juga dapat menekan biaya produksi. Sebelum adanya Pabrik
Nestle Karawang, Nestle mengimpor bahan baku dari luar, dalam
memproduksi beberapa produknya, mengingat besarnya permintaan pasar
akan produk Nestle yang diminati masyarakat, maka membangun Pabrik
Nestle Karawang.
b) Milo
Milo Plant
 Produk : Milo
 Peralatan : Vacuum bed dryer, dry mix base powder, packing lines
 Kapasitas : 21.000 MT
Proses pembuatan MILO Nestle karawang dibuat dengan menggunakan
bahan baku berupa cokelat, susu vitamin dan mineral yang di campur
dengan menggunakan perbandingan khusus di dalam vacuum bed dryer
hingga tercampur sempurna, kemudian hasil campuran dari bahan baku tadi
akan ditambahkan dengan bahan cair berupa air dan protomalt, dicampur
didalam tank berpengaduk untuk mencampur seluruh bahan baku hingga
membentuk susu milo yang kental, susu milo yang setengah jadi tersebut
akan di ove hingga membentuk milo cake, kemudian milo yang berbentuk
padatan akan dimasukkan kedalam mesin akhir yangakan mengubah bentuk
milo menjadi butiran – butiran halus dan siap untuk di packing. Metode
pengemasannya sendiri sangat memperhatikan kebersihan di area pabrik.
Sehingga milo yang di produksi dan di edarkan di pasaran tidak
mengandung kontaminan dan memperpanjang masa simpan produk milo.
Pabrik milo di karawang adalah pabrik makanan dan minuman yang
mengurangi keterlibatan kontak tubuh manusia dan kebanyakan
menggunakan alat proses, sehingga tenaga kerja yang terlibat di proses
pembuatan milo hanya memantau mesin dan indicator agar tidak terjadi
kerusakan, hal ini digunakan untuk menjaga agar produk dan proses
produksi aman, steril, dan terhindar dari kontak dengan kuman penyakit.

Pengolahan Limbah
Limbah merupakan hal yang tidak dapat dihindari dari suatu kegiatan
produksi apapun, termasuk dalam proses produksi produk makanan dan telah
menjadi kewajiban pelaku industri untuk mengolahnya agar tidak merusak
lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan susu di PT Nestle
Indonesia di terbagi menjadi dua, yakni berupa air dan sludge (lumpur) dari hasil
pengolahan air susu murni. Air didapatkan dari proses pengolahan air susu sapi
murni. Air susu sapi murni yang mengandung sejumlah 88 % dan solid 12%. Air
didapat dari dua proses pengolahan air susu murni. Pada PT Nestle terdapat dua
produk, yakni berupa susu bubuk dan susu cair. Limbah air paling banyak
didapatkan pada proses pengolahan air susu murni menjadi produk susu bubuk
dengan total solid yang didapatkan sebesar 97% dari awal.
Pengolahan limbah di PT Nestle menggunakan fasilitas Pengolahan Air
Limbah (IPAL), atau Waste Water Treatment Plant (WWTP) yang sesuai dengan
standar nasional dan internasional. Pengelolaan limbah dari proses pembuatan
susu ini adalah dilakukan pengecekan terlebih dahulu. Setelah dipastikan bahwa
kandungan limbah air telah memenuhi standar keamanan, barulah air dialirkan ke
kolam ikan, air juga dapat digunakan untuk menyiram tanaman di lingkungan
pabrik, dan air tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kepentingan irigasi
persawahan sekitar pabrik. Untuk sludge atau lumpur yang dihasilkan dari proses
pembuatan susu ini, sludge diolah di dalam bioreactor menggunakan
mikroorganisme aerob. Kandungan yang berbahaya dipisahkan terlebih dahulu.
Sludge yang telah diolah kemudian dikeringkan dan nantinya digunakan menjadi
pupuk untuk tanaman disekitar industri. Untuk limbah bahan beracun, dan
berbahaya (B3) yang dihasilkan oleh PT Nestle Indonesia, limbah berbahaya
tersebut dikirim ke badan pengolahan lebih lanjut.
Pengujian Produk
Sebagai perusahaan nutrisi, kecintaan Nestle pada kebersihan & keamanan
proses produksi adalah mutlak. Sejak susu segar diterima pabrik hingga menjadi
susu dalam kemasan, semuanya dilakukan oleh mesin secara otomatis dan tidak
boleh melalui kurun waktu 24 jam. Ini demi meminimalisasi campur tangan
manusia serta memastikan kualitas susu.

Tes kualitas juga dilakukan pada tiap proses pengolahan susu, Nestle
senidiri mempunyai lab yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional,
dan telah bersertifikat ISO yaitu ISO 17025 (good laboratory practice). Sertifikasi
ini memastikan kualitas tertinggi dalam hal analisa kerja yang sesuai dengan
deklarasi standar Nestle. Selain itu PT. Nestle Indonesia juga mengikuti standar
kualitas lain, seperti keamanan makanan, keselamatan dan juga lingkungan yaitu
22000 (food safety), 18001 (safety), 14000 (environment).

Anda mungkin juga menyukai