NIM : 03031281621111
NIK : 1310020901970001
Golongan Darah : A+
Riwayat Kesehatan :-
Alergi Makanan/Obat :-
Kekhususan :-
Emai : the97einstein@gmail.com
Nomor HP : 085263822598
Palembang, 2018
(Rudi Yusuf)
a) Cerelac
Cerelac Plant
Produk : Cerelac
Peralatan : Roller dryer, dry mix base powder, packing lines
Kapasitas : 8.700 MT
Pengolahan Limbah
Limbah merupakan hal yang tidak dapat dihindari dari suatu kegiatan
produksi apapun, termasuk dalam proses produksi produk makanan dan telah
menjadi kewajiban pelaku industri untuk mengolahnya agar tidak merusak
lingkungan. Limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan susu di PT Nestle
Indonesia di terbagi menjadi dua, yakni berupa air dan sludge (lumpur) dari hasil
pengolahan air susu murni. Air didapatkan dari proses pengolahan air susu sapi
murni. Air susu sapi murni yang mengandung sejumlah 88 % dan solid 12%. Air
didapat dari dua proses pengolahan air susu murni. Pada PT Nestle terdapat dua
produk, yakni berupa susu bubuk dan susu cair. Limbah air paling banyak
didapatkan pada proses pengolahan air susu murni menjadi produk susu bubuk
dengan total solid yang didapatkan sebesar 97% dari awal.
Pengolahan limbah di PT Nestle menggunakan fasilitas Pengolahan Air
Limbah (IPAL), atau Waste Water Treatment Plant (WWTP) yang sesuai dengan
standar nasional dan internasional. Pengelolaan limbah dari proses pembuatan
susu ini adalah dilakukan pengecekan terlebih dahulu. Setelah dipastikan bahwa
kandungan limbah air telah memenuhi standar keamanan, barulah air dialirkan ke
kolam ikan, air juga dapat digunakan untuk menyiram tanaman di lingkungan
pabrik, dan air tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kepentingan irigasi
persawahan sekitar pabrik. Untuk sludge atau lumpur yang dihasilkan dari proses
pembuatan susu ini, sludge diolah di dalam bioreactor menggunakan
mikroorganisme aerob. Kandungan yang berbahaya dipisahkan terlebih dahulu.
Sludge yang telah diolah kemudian dikeringkan dan nantinya digunakan menjadi
pupuk untuk tanaman disekitar industri. Untuk limbah bahan beracun, dan
berbahaya (B3) yang dihasilkan oleh PT Nestle Indonesia, limbah berbahaya
tersebut dikirim ke badan pengolahan lebih lanjut.
Pengujian Produk
Sebagai perusahaan nutrisi, kecintaan Nestle pada kebersihan & keamanan
proses produksi adalah mutlak. Sejak susu segar diterima pabrik hingga menjadi
susu dalam kemasan, semuanya dilakukan oleh mesin secara otomatis dan tidak
boleh melalui kurun waktu 24 jam. Ini demi meminimalisasi campur tangan
manusia serta memastikan kualitas susu.
Tes kualitas juga dilakukan pada tiap proses pengolahan susu, Nestle
senidiri mempunyai lab yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional,
dan telah bersertifikat ISO yaitu ISO 17025 (good laboratory practice). Sertifikasi
ini memastikan kualitas tertinggi dalam hal analisa kerja yang sesuai dengan
deklarasi standar Nestle. Selain itu PT. Nestle Indonesia juga mengikuti standar
kualitas lain, seperti keamanan makanan, keselamatan dan juga lingkungan yaitu
22000 (food safety), 18001 (safety), 14000 (environment).