Nama : Ellen
NIM : 03031181621121
NIK : 1671044205980002
Golongan Darah : AB
Riwayat Kesehatan :-
Alergi Makanan/Obat :-
Kekhususan :-
Emai : Elleneln11@gmail.com
Nomor HP : 0895355740122
Palembang, 2018
(ELLEN)
2.4 Gambaran Umum Industri
2.4.1 Bahan Baku
Bermitra dengan masyarakat, baik peternak maupun petani merupakan bagian
yang tak terpisakan dari PT. Nestle. Bahan baku utama PT. Nestle sendiri terdiri
dari susu, kopi, dan kakao. Selain bahan baku utama pada produk nestle
meemiliki bahan baku penunjang yang meliputi vitamin, mineral, malt serta gula
dan bahan lainnya.
Untuk mendapatkan bahan baku berupa susu, Nestle menjalin kerjasama
dengan 36.000 peternak sapi perah di 18 Kabupaten /Kotamadya di Jawa Timur,
yaitu Kota Batu, Kabupaten Malang, Pasuruan, Kediri, Tulungagung, Blitar,
Trenggalek, Ponorogo, Probolinggo, Lumajang, Mojokerto, Jombang, Magetan,
Jember, Banyuwangi, Gresik, Madiun dan Tuban. Kemitraan dengan peternak
sapi perah ini sudah dilakukan Nestle sejak 1975.
Untuk kopi, Nestle bermitra dengan 16.000 petani di dua kabupaten di provinsi
Lampung, yaitu Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Barat. Program
kemitraan Nestle dengan petani kopi ini sudah berlangsung sejak 1995.
Sedangkan untuk kakao, Nestle membuat program The Cocoa Plan yang
dilaksanakan bagi petani kakao di Sulawesi Barat semenjak tahun 2012. Program
The Cocoa Plan dibuat untuk membantu petani kakao meningkatkan produktivitas
dan kualitas produksi.
2.4.2 Utilitas
Peran utilitas dalam industri adalah untuk membantu jalannya semua proses
yang terjadi di dalam industri, meliputi proses produksi, kantor, maupun fasilitas
umum yang ada di pabrik. Utilitas pada PT. Nestle, meliputi:
a) Pembangkit Listrik dan Uap Gabungan
Hingga pertengahan tahun 2008, PT. Nestle masih menggunakan
alat penghasil uap dan pembangkit listrik konvensional yang
menggunakan dua jenis bahan bakar minyak, yaitu Heavy Fuel Oil (HFO)
dan Light Fuel Oil (LFO) atau yang kerap disebut sebagai diesel. Sebagai
bagian dari perencanaan jangka panjang dan untuk lebih menghemat
pemakaian energi dan mengurangi emisi hasil efek rumah kaca, maka PT.
Nestle memutuskan untuk menggunakan generator gabungan (co-
generation plant) di mana pemakaian bahan bakar minyak digantikan oleh
gas alam.
Di dalam pembangkit tenaga gabungan ini, gas alam dimasukkan
ke dalam sebuah turbin gas untuk menggerakkan generator yang
menghasilkan tenaga bagi generator. Gas panas yang disemburkan
kemudian dialihkan ke sebuah heat recovery generator untuk
menghasilkan uap yang digunakan dalam proses pembangkit energi.
Dengan menggunakan energi dari turbin gas dan generator uap, dapat
dihasilkan pengurangan penggunaan bahan minyak bumi hingga 24%.
Penggunaan generator gabungan ini telah terbukti
menguntungkan dalam hal penghematan energi dan dampaknya pada
lingkungan. Dibandingkan dengan bahan bakar minyak, gas alam
menghasilkan lebih sedikit gas karbondioksida, yang merupakan
penyumbang terbesar pada efek rumah kaca. Hal ini, ditambah dengan
penggunaan minyak bumi yang berkurang telah mengurangi jumlah
karbondioksida sebanyak 26.000 ton per tahunnya. Dengan fakta ini, maka
semua pabrik Nestlé di Indonesia telah mampu mengurangi emisi gas
karbondioksida sebanyak 30%. Langkah ini merupakan wujud komitmen
Nestle dalam mengurangi penggunaan sumber daya alam melalui
pemanfaatan teknologi mutakhir untuk mengurangi dampak buruk pada
lingkungan hidup.
b) Pengolahan Air
Air pada pabrik Nestle gunakan untuk menghasilkan uap (steam),
untuk menara pendingin dan juga sebagai pembersih. Untuk menghasilkan
uap, air dipanaskan di dalam sebuah pemanas. Uap ini kemudian
digunakan untuk proses pemanasan di mana akan terjadi kondensasi
menjadi air selama proses berlangsung. Air kondensasi ini kemudian
dikembalikan ke dalam generator uap dan dapat digunakan kembali
sebagai penghasil uap. Dengan prosedur ini maka kami dapat menghemat
penggunaan air.
Selain itu susu segar yang disetorkan oleh peternak kepada Nestle
masih berupa cairan. Untuk menghasilkan susu bubuk, maka diperlukan
proses pemisahan air dari susu padat, melalui proses yang dinamakan
evaporasi. Setelah dikondensasi, air yang biasa kami sebut sebagai cows
water ini dikumpulkan dalam sebuah tangki terpisah untuk kemudian
digunakan kembali untuk keperluan membersihkan alat-alat. Air ini juga
digunakan untuk menambah kekurangan air sebagai akibat proses
evaporasi di dalam menara pendingin.
2.4.3 Produk
Nestle adalah salah satu perusaaan yang menghadirkan berbagai jenis produk
makanan dan minuman dengan rasa unik dan lezat yang disukai oleh konsumen,
meliputi:
a) Makanan Pendamping ASI
Nestle memperkenalkan makanan pendamping ASI misalnya: Nestle
Cerelac dan Nestle Cerelac Bubur Susu.
b) Nutrisi Anak dan Keluarga
Nestle menghadirkan beragam jenis produk susu untuk memenuhi
kebutuhan gizi keluarga, misalnya: Dancow 1+, Dancow Batita, Dancow
Datita, Dancow Enriched, Dancow Actigo, Dancow Full Cream dan
Dancow Calcium Plus.
c) Nutrisi Kesehatan
Nestle menawarkan produk untuk mendukung segala kebutuhan
bidang kesehatan dengan berbagai produk yang menawarkan solusi nutrisi
lengkap untuk masyarakat yang memiliki penyakit, maupun penuaan yang
terkait kebutuhan gizi, misalnya: Nutren Diabetik, Nutren Optimum,
Nutren
Fibre, dan Nutren Junior.
d) Sereal Sarapan
Nestle menghadirkan pula berbagai jenis produk sereal makanan,
seperti: Nestle Fitnesse, Nestle Koko Krunch, Nestle Koko Krunch Duo,
Nestle Cornflakes, Nestle Milo Balls, Nestle Honey Stars, Nestle Cookies
Crisp, dan Nestle Honey Gold Flakes.
e) Produk Kuliner
Carnation dan Cap Nona adalah krimer kental manis yang diproduksi
Nestle untuk menambah kelezatan hidangan istimewa keluarga.
f) Minuman Siap Konsumsi
Nestle menghadirkan berbagai minuman siap minum yang sehat,
bernutrisi, serta meningkatkan vitalitas dan menyegarkan, yang bisa
dinikmati dalam segala suasana, misalnya: Bear Brand, Bear Brand Gold
White Tea, Milo, Nescafe dan Bear Brand Gold White Malt.
g) Peptamen
Peptamen adalah minuman khusus bergizi lengkap dan seimbang
berbasis 100% protein whey hidrolisat, seperti Peptamen Junior.
Tes kualitas juga dilakukan pada tiap proses pengolahan susu, Nestle
senidiri mempunyai lab yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi
Nasional, dan telah bersertifikat ISO yaitu ISO 17025 (good laboratory
practice). Sertifikasi ini memastikan kualitas tertinggi dalam hal analisa kerja
yang sesuai dengan deklarasi standar Nestle. Selain itu PT. Nestle Indonesia
juga mengikuti standar kualitas lain, seperti keamanan makanan, keselamatan
dan juga lingkungan yaitu 22000 (food safety), 18001 (safety), 14000
(environment).