Anda di halaman 1dari 14

Tugas Analisis Usaha dan Perencanaan Komoditas

Membuka Peluang Usaha Es Krim Susu Kambing Berdasarkan


Entrepreneurship Competency

Oleh:
Amadea Inas Zahirah
062124353001

PROGRAM MAGISTER AGRIBISNIS VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dalam mata kuliah analisis usaha dan

perencanaan komoditas. Tugas makalah yang berjudul “Membuka Peluang Usaha Es Krim

Susu Kambing Berdasarkan Entrepreneurship Competency”. Penulis berharap makalah ini

dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai langkah-langkah

dalam membuka peluang usaha baru.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini masih terdapat kekurangan-

kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik,

saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang

sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya makalah analisis usaha dan perencanaan komoditas yang telah disusun ini dapat berguna

bagi penulis maupun orang lain yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila

terdapat kesalahan kata-katayang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan di masa depan.

Surabaya, 12 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1

II PEMBAHASAN............................................................................................. 2

2.1 Peluang Usaha...................................................................................... 2

2.2 Visi Misi .............................................................................................. 2

2.3 Manajemen Produksi.............................................................................3

2.3.1 Proses Produksi.................................................................................... 3

2.4 Analisis Faktor Strategi Internal (IFAS) .............................................. 4

2.5 Analisis Faktor Strategi Eksternal (EFAS) .......................................... 5

2.6. Manajemen Finansial ........................................................................... 6

2.7. Strategi Pemasaran ............................................................................... 7

2.7.1 Menjalin Kerjasama dengan Relational Marketing..............................8

2.8. Manajemen Sumber Daya Manusia ..................................................... 9

III. KESIMPULAN .......................................................................................... 10

IV. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 11

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beternak kambing etawa atau PE (peranakan etawa) sedang menjadi trend di beberapa
daerah di Indonesia, khususnya di Bogor, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Kambing
etawa secara agribisnis merupakan kambing yang dwiguna, walaupun menurut peneliti multiguna.
Kambing bertipe dwiguna maksudnya sebagai penghasil daging dan susu. Menurut Sodiq dan
Abidin (2002), berat badan kambing etawa jantan dapat mencapai 90 kg, sedangkan betina sekitar
60 kg. Produksi susu sangat tinggi, yaitu dapat mencapai 235 kg per masa laktasi (261 hari),
bahkan di puncak masa laktasi produksinya dapat mencapai 3,8 kg/hari.
Potensi tersebut jelas menggambarkan tingginya prospek agribisnis ternak kambing etawa.
Dari sisi gizi, susu kambing mengandung banyak nutrisi dan memiliki karakter kimia-fisik
tersendiri. Butiran lemak susu kambing berukuran 1 – 10 milimikron sama dengan susu sapi, tetapi
jumlah butiran lemak yang berdiameter kecil dan homogen lebih banyak terdapat pada susu
kambing, sehingga susu kambing lebih mudah dicerna alat pencernaan manusia, serta tidak
menimbulkan diare bagi yang mengkonsumsinya. Kasiat susu kambing lainnya yaitu untuk terapi
penyakit TBC, membantu memulihkan orang yang baru sembuh dari sakit, mampu mengontrol
kadar kolesterol dalam darah, dan baik untuk kesehatan kulit (Sodiq dan Abidin, 2002). Harga
susu kambing segar di pasaran berkisar Rp. 20.000,00 – Rp. 30.000,00. Akan tetapi, salah satu
karakter susu kambing etawa yang kurang disukai oleh sebagian kecil orang adalah aromanya yang
khas. Kendala tersebut tentu dapat ditekan dengan pengolahan produk susu menjadi ragam produk

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana membuka peluang usaha pembuatan produk es krim susu kambing, jika ditinjau
berdasarkan entrepreneurship competency?

1.3 Tujuan
Untuk megetahui langkah – langkah dalam membuka peluang usaha pengolahan susu
kambing menjadi produk es krim berdasarkan entrepreneurship competency

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peluang Usaha

Kambing perah merupakan komoditas baru di Indonesi yang kemungkinan memiliki


prospek pengembangan yang baik. Kambing perah yang banyak dikembangkan di Indonesia
adalah kambing peranakan etawah (PE). Susu kambing belum dikenal secara luas seperti susu sapi
padahal memiliki komposisi kimia yang cukup baik, dan memberi manfaat yang baik untuk
kesehatan tubuh karena susu banyak mengandung nutrisi dan komponen bioaktif yang berperan
menjaga kesehatan tubuh. Hasil penelitian Sunarlim dkk (1992) menunjukkan bahwa susu
kambing mempunyai kandungan protein 4,3% dan kandungan lemak 2,8%, nilai ini relatif lebih
baikdibandingkan kandungan susu sapi yang mempunyai kandunga protein 3,8% dan kandungan
lemak sebesar 5,0%. Selain itu dibandingkan dengan susu sapi, susu kambing lebih mudah dicerna,
karena ukuran molekul lemak susu kambing lebih kecil dan secara alamiah sudah berada dalam
keadaan homogen (Sunarlim dkk, 1992; Sinn, 1983).Pengolahan susu kambing PE perlu dilakukan
dengan mengaplikasikan hasil-hasil riset untuk menepis citra yang sering disandang pada susu
kambing yang berbau tajam, salah satunya diolah menjadi produk olehan seperti es krim sehingga
dapat meningkatkan kesukaan konsumen.
Salah satu industri dibidang makanan dan minuman yang memiliki potensi untuk
berkembang adalah industri es krim, hal ini dapat dilihatdengan tingkat konsumsi konsumen
terhadap produk es krim. Rata rata setiap orang di Indonesia mengkonsumsi 0,2 liter es krim per
tahun, sekitar 250 mililiter per orang per tahunnya. Kecenderungan bertambahnya tingkat
konsumsi konsumen terhadap produk es krim dapat disebabkan oleh meningkatnya tingkat
pendapatan masyarakat Indonesia, hal ini juga sangat dipengaruhi oleh selera dan gaya hidup yang
mulai berubah. Peluang usaha es krim tingkat rumahan lumayan marak saat ini seiring dengan
semakin banyaknya penggemar es krim maka pelaku bisnis ini jugasemakin bermunculan . Jika
dulu es krim hanya dikuasai produksi pabrik sekarang es Krim bisa dijadikan industri rumah
tangga yang cukup berpotensi. Keunggulan es krim produksi rumahan dibanding produk pabrikan
adalah penggunaan bahan bakunya . es krim Rumahan bisa dibuat dengan bahan baku berkualitas
dan otentik sehinga rasanya lebih natural. Kelebihan lain es krim Rumahan rasanya lebih beragam
dibandingkan es krim olahan pabrik.

2
2.2. Visi dan Misi
• Visi: Menjadikan Ice Cream “Tabularasa” sebagai produsen es krim yang berbahan dasar
dari susu kambing pertama yang mewujudkan es krim sehat, berkualitas, bersih dan
bercitarasa tinggi dan menjadikan Ice Cream “Tabularasa” sebagai dessert kekinian yang
memiliki ciri khas yang otentik sehingga diminati oleh semua kalangan
• Misi:
1. Mengutamakan kualitas bahan dan kebersihan dalam produksi produk dan pelayanan
2. Memastikan bahwa produk di buat secara aman, berkualitas dan memiliki manfaat
kesehatan bagi konsumen
3. Mengembangkan berbagai inovasi produk dari segi varian bentuk, rasa maupun
packaging

2.3. Manajemen Produksi


2.3.1 Proses Produksi
Proses produksi dilakukan dalam skala home industry, proses produksinya sebagai berikut,
A. Bahan dan alat
1. Blender
2. Mixer
3. Freezer
4. Alat pengaduk
5. Wadah
6. Susu kambing
7. Telur
8. Gula
9. Garam
10. Krim

B. Proses Pembuatan
1. Kupas buah buahan sebagai penambah rasa, seperti jeruk dan strawberry
2. Haluskan dengan blender buah buahan yang sudah terkupas
3. Masukkan buah buahan yang telah di haluskan ke dalam panci bersamaan dengan

3
susu kambing dan krim
4. Rebus dengan api kecil dan aduk secara perlahan
5. Angkat panci apabila gelembung krim dan susu sudah mulai naik
6. Campurkan telur, gula dan garam dengan mixer
7. Setelah tercampur rata, masukkan campurn telur, gula dan garam kedalam panci
yang berisi campuran susu kambing dan buah-buahan
8. Rebus dengan api kecil dan aduk secara perlahan hingga mengental
9. Tuangkan adonan ke dalam wadah es krim
10. Masukkan adonan kedalam Freezer selama 3-4 jam
11. Setiap 1 jam adonan es krim diaduk dan lkukan hingga 4 kali atau lebih hingga hasil
adonan es krim menjadi lembut dan mengembang
12. Apabila Es krim sudah mengeras, siap untuk masuk ke dalam proses pengemasan

C. Proses Pengemasan
Ice Cream “Tabularasa” yang telah selesai dibuat dimasukkan ke dalam kemasan
Polipropilen dan kertas komposit. Proses pengisian produk dilakukan dengan steril.
Selanjutnya produk yang telah dikemas disimpan pada mesin pembeku (freezer) dengan
suhu -4 C (Nur,2012). Berikut merupakan packaging dari produk Ice Cream “Tabularasa”,
yang terlihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Packaging Ice Cream “Tabularasa”

4
D. Proses Penyimpanan
Proses penyimpanan es krim dengan melakukan pembekuan es krim pada freezer
dengan suhu 4 C, dengan begitu kualitas es krim akan tetap stabil dan tidak cepat meleleh
serta agar mendinginkan lemak dalam proses emulsi dan kristalisasi. Proses pendinginan
harus dilakukan secara cepat agar kristal es yang terbentuk akan semakin kecil (Oksilia et
al., 2012).

2.4. Analisis Faktor Strategi Internal (IFAS)


Analisis faktor internal meliputi kekuatan dan kelemahan dari usaha es krim susu kambing
“Tabularasa”.
A. Kekuatan
1. Peminat produk es krim home made yang cukup tinggi
2. Mudahnya mendapatkan bahan dasar yaitu susu kambing yang berkualitas
3. Harga susu kambing yang cukup terjangkau
4. Produk unit memiliki inofasi dan unik (terbuat dari bahan dasar susu kambing dan
penambahn varian buah segar)
5. Harga produk yang terjangkau
B. Kelemahan
1. Proses produksi es krim yang tidak tepat dapat menyebabkan tidak sempurnanya
konsistensi, bentuk dan rasa dari es krim
2. Merupakan produk baru yang berada di pasar

2.5. Analisis Faktor Strategi Eksternal (EFAS)


Faktor eksternal yang mempengaruhi keberadaan usaha es krim susu kambing
“Tabularasa” adalah adanya peluang dan ancaman
A. Peluang
1. Semakin banyak peternak kambing yang befokus pada komoditas susu kambing
2. Pasar es krim yang besar dan luas
3. Pemasaran digital menjadi peluang untuk mempromosikan produk es krim

5
B. Ancaman
1. Stigma masyarakat bahwa susu kambing memiliki bau yang tidak sedap
2. Persaingan dengan prosuk es krim yang berasal dari susu sapi
3. Produk home made, sehingga memiliki masa simpan yang relatif pendek dan alat
produksi yang kurang mendukung

2.6. Manajemen Finansial


Tabel 1. Perhitungan Biaya Produksi
No Nama Barang Jumlah Barang Jumlah (Rp)
1 Susu Kambing 500 ml Rp. 3.500
2 Gula 50-75 gram Rp. 3.000
3 Garam 50-75 gram Rp. 3.000
4 Buah -Buahan 1 kg Rp. 35.000
5 Kemasan dan Sendok 1 kemasan (20 cup) Rp. 4.000
6 Listrik untuk mixer 30 watt (15 menit) Rp. 10.000
7 Listrik untuk freezer 200 watt (2-3 jam) Rp. 20.000
8 Gas untuk memasak 5-7 menit Rp. 1.000
Total Varibel Cost Rp. 79.500

a. Harga produk produksi produk es krim


Berdasarakan perhitungan biaya produksi di atas, maka dilakukan perhitungan harga pokok
produksi sebagai berikut :

HPP = Total Biaya Produksi


Jumlah Produk

= Rp. 79.500 = Rp. 3.975


20
Berdasarkan hasil analisa di atas, maka harga pokok produksi es krim adalah sebesar Rp. 3.975

b. Harga Jual Es Krim


Harga jual es krim = Rp. 6.000/cup

6
c. Keuntungan
Keuntungan = Harga jual – HPP
= Rp. 6.000 – Rp. 3.975
= Rp. 2.025 / cup
2.7. Strategi Pemasaran
a. Segmenting
Menurut Sugiyanto (2017), strategi ini mengelompokan segmentasi pasar menjadi
beberapa kelompok yaitu kelompok menurut jenis kelamin, kelompok jenis usia, kelompok
jenis hasil pendapatan (pekerjaan). Dari hasil analisa unit usaha didapatkan bahwasanya
produk es krim yang di produksi, relevan dengan segementasi pasar dari umur 7 tahun
hingga 35 tahun, dengan jenis kelamin perempuan (yang menjadi target utama), dan
memiliki pekerjaan sebagai pelajar dan wiraswasta.
b. Targetting
Menurut Nasution dkk (2017), strategi ini adalah hasil turunan dari strategi
segmenting yang merupakan prospek pasar secara luas. Strategi ini lebih spesifik karena
mengelompokkan segementasi pasar menjadi beberapa kelompok yang meliputi target
utama (hot prospect hinggan low prospect). Berdasarkan analisa pengolahan data yang
telah dilakukan, bahwasanya target utama dari pemasaran es krim adalah mahasiswa
perempuan dengan rentan umur 19-23 tahun. Hal ini didasari oleh banyaknya mahasiswa
di lingkungan sekitar unit usaha. Sehingga berpotensi besar untuk meningkatkan omzet
penjualan es krim.
c. Positioning
Menurut Santoso dkk (2017), strategi ini adalah strategi yang dilakukan setelah
mendapatkan target pasar yang potensial. Inovasi kemasan dan produk yang dilakukan
akan menambah daya jual dan menjadikan produk es krim dari unit usaha ini mendapatkan
tempat diprespektif masyarakat. Positioning yang akan dilakukan adalah dengan membuat
es krim home made yang bebas dari pengawet dan memiliki harga yang terjangkau oleh
target pasar dengan keunikan produk yang ditawarkan. Sehingga dengan adanya strategi
ini akan dapat bertahan dari persaingan es krim yang sudah ada di pasaran.

7
2.7.1. Menjalin Kerjasama dengan Relational Marketing
Relationship marketing adalah suatu proses berkelanjutan yang mensyaratkan suatu
perusahaan agar menjalin komunikasi tetap dengan konsumen untuk memastikan tujuan tercapai, dan
memadukan proses relationship marketing ke dalam rencana strategik sehingga memungkinkan
perusahaan mengolah sumber daya dengan baik dan memenuhi kebutuhan konsumen di masa yang
akan datang. Tujuan utama dari relationship marketing sebenarnya adalah untuk menemukan lifetime
value dari pelanggan. Setelah lifetime value didapat, tujuan selanjutnya adalah bagaimana agar
lifetime value masing-masing kelompok pelanggan dapat terus diperbesar dari tahun ke tahun. Setelah
itu, tujuan ketiganya adalah bagaimana menggunakan profit yang didapat dari dua tujuan pertama
untuk mendapatkan pelanggan baru dengan biaya yang relatif murah.
Relation marketing bisa diaplikasikan dengan melakukan promosi produk melalui
memasukkan produk kepada influencer. Pada zaman kini para konsumen sangat menjalin hubungan
yang dekat melalui social media dengan influencer. Dengan memasukkan produk kepada para
influencer, para konsumen akan lebih percaya dan tertarik membeli produk. Apabila perusahaan
menjalin Kerjasama baik dengan influencer maka dapat membantu pemasaran produk kepada
konsumen secara efisien baik waktu maupun uang.
2.8. Manajemen Sumber Daya Manusia
Kerja sama (Teamwork) adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara
kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok. Bukan bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi.
Kompetensi kerja sama menekankan peran sebagai anggota kelompok, bukan sebagai pemimpin.
Kelompok disini dalam arti yang luas, yaitu sekelompok individu yang menyelesaikan suatu tugas atau
proses. Di sinilah seorang entrepreneur harus dapat mengelola kerja sama kelompok di dalam
perusahaan agar tujuan yang telah ditetapkan perusahaaan tercapai. Sukses tidaknya suatu tim, sangat
tergantung dari kualitas anggota tim. Di antaranya kualitas anggota tim dalam membangun kerja sama
di dalam tim (teamwork). Perilaku yang harus ditunjukkan oleh seorang entrepreneur untuk kompetensi
kerja sama tim (teamwork) adalah mampu secara konsisten menampilkan perilaku-perilaku tersebut di
tempat kerjanya dengan indikator perilaku di antaranya:
• Kepercayaan Mendorong orang lain dalam tim untuk membentuk dan membangun
kepercayaan dan saling membantu dalam melaksanakan pekerjaan kelompok.
• Menghormati perbedaan dan menonjolkan kekuatan Membangun sinergi di antara orang-
orang dari latar belakang yang berbeda dan menggunakan kelebihan individu untuk

8
membentuk tim yang lebih baik yang memberikan hasil yang berarti.
• Komitmen terhadap tujuan tim Mendorong orang lain untuk memiliki komitmen terhadap
tujuan/kesepakatan tim dan membangkitkan kerja sama tim sebagai cara utama untuk
mencapai tujuan yang luas.
• Umpan balik yang konstruktif Mengevaluasi, memeriksa hasil kerja, menyediakan umpan
balik dan rekomendasi dalam bagaimana memperbaiki diri untuk mencapai tujuan tim.
• Keterlibatan dan partisipasi Memberikan nasihat dan bimbingan pada pihak lain dalam
memperkirakan lingkup kerja, penilaian kualitas kerja, dan sebagainya. Meyakinkan orang
lain untuk mengambil inisiatif dalam melaksanakan tugas. Menjelaskan lingkup kerja dan
memberikan kesempatan pada orang lain untuk berperan lebih aktif dalam kelompok.
• Penanganan konflik Mengantisipasi situasi konflik dan menyediakan solusi untuk
mengatasinya.

9
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Dalam membuka peluang usaha baru sangat perlu dalam
memperhatian entrepreneurship competency. Entrepreneur sukses adalah mereka yang
memiliki kompetensi dalam ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individu.
Kesuksesan berwirausaha ditentukan oleh kompetensi seseorang dalam mengelola
bisnisnya.Perpaduan tersebut akan melahirkan dan meningkatkan inovasi, unggul dalam
persaingan, dan meningkatkan kinerja perusahaan. Sebagai pelaku usaha, perencanaan
yang matang dan melihat peluang dalam sesuatu bisnis sangat diperlukan. Pada usaha
dibidang pengphalan susu kambing menjadi es krim termasuk usahan yang
menguntungkan dan menjanjikan, karena melihat peluang pasar yang tinggi dan
merupakan salah satu produk inovatif dibidang kuliner pada masa kini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sodiq dan Abidin. 2002. Kambing Peranakan Etawa. Agro MediaPustaka, Jakarta
Sugiyanto., Aisyatul, K., Auria F.Y. 2017. Peningkatan Ketrampilan Pembuatan Desain Kemasan
serta Pemanfaatan Media Promosi dan Pemasaran Online Pada Kube Ash-Shidiqqy dan
Pik Abdussalam Jepara. Jurnal Techno.COM. 16(1) : 9-16.

Nasution, M.I., Muhammad A.P., Satria M.A.N. 2017. Pembinaan Pengelolaan Manajemen Usaha
dan E-Marketing Pada Pelaku Usaha Industri Mikro Pengrajin Sepatu di Kecamatan Medan
Denai. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 23(2) : 292-299.

Santoso, D., Indarto., Aprih S. 2017. Pemberdayaan Usaha Kecil Mikro (UKM) Menuju
Kemandirian Melalui Pembinaan Kewirausahaan, Pemodalan, dan Pemasaran di
Kecamatan Tugu. Jurnal Pengabdian Masyarakat. 8(2) : 166- 173

11

Anda mungkin juga menyukai