ABSTRACT
Dengan begitu, kandungan amonia pada limbah cair yang telah diolah pada IPAL
PT Ultrajaya Milk Industry
and Trading Company, Tbk masih di atas baku mutu yang ditetapkan. Lumpur
yang dihasilkan dari proses pengolahan limbah cair tidak dilakukan
pengolahan dan
langsung ditampung pada sludge pit. Secara berkala, lumpur pada sludge pit
selanjutnya diangkut oleh pihak ketiga yang telah memiliki ijin dari Kementrian
Lingkungan Hidup.
Proses pengolahan limbah cair PT Ultrajaya Milk Industry and Trading
Company, Tbk dilakukan secara aerob dengan tingkat pengolahan yaitu
pretreatment, primary treatment dan secondary treatment. Unit pengolahan
meliputi unit static screen, DAF 1, equalization basin, selector tank, aeration
basin dan DAF 2. Efisiensi IPAL dalam mengurangi kandungan pencemar TSS,
amonia, COD dan BOD5 yaitu sebesar 90.2%, 45.1%, 89.5% dan 89.6%.
Efisiensi rata-rata IPAL Ultrajaya yaitu sebesar 81.8%. Berdasarkan hasil
observasi lapang pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Ultrajaya
disarankan untuk membuat kolam bioindikator sebagai indikator kualitas air
limbah yang telah diolah dengan menggunakan hewan seperti ikan mas.
Melakukan pengolahan biofilter untuk mengurangi kandungan amonia pada air
limbah yang telah diolah. Melakukan pengukuran kualitas air limbah pada inlet
setiap bulan. Melakukan pemanfaatan pada air limbah yang telah diolah sebagai
reuse water dan pemanfaatan lumpur sebagai pupuk.
Laporan Akhir
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Diploma Keahlian Teknik dan Manajemen Lingkungan
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur ditujukan kepada Allah Subhana Wa Ta’ala atas rahmat-
Nya sehingga Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama dua bulan di PT Ultrajaya
Milk Industry and Trading Company, Tbk dapat diselesaikan. Penulis
mengucapkan syukur pula atas tersusunnya Tugas Akhir Praktik Kerja Lapangan
yang dimulai tanggal 13 Februari sampai 7 April 2017. Tema laporan Akhir yang
dipilih pada Praktik Kerja Lapangan ini yaitu Pengolahan Limbah Cair di PT
Ultajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk.
Laporan Akhir ini pun tak lepas dari campur tangan pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil. Dengan begitu, ucapan terimakasih
disampaikan kepada:
1. Sumber do’a, semangat dan kasih sayang yaitu Ayah, Ibu, Kakak dan
adik tercinta.
2. Bapak Emil Wahdi, SSi, MSi selaku dosen pembimbing.
3. Bapak Maman Khoerudin, SH selaku pembimbing lapangan, Bapak
Catur dan Bapak Topo beserta staff HSE PT Ultrajaya Milk Industry and
Trading Company, Tbk (Bapak Dani, Bapak Yusup, Bapak Yusron dan
Teh Restu).
4. Sahabat-sahabat perkuliahan (Bella, Dinda, Ulfi, Stephanie, Ica, Rizka,
Adilah, Ravi, Aldi, Fajar, Anjar, Yatna, Hazmi) dan sahabat-sahabat
SMA (Vivi, Caca, Dinita, Ivan, Ichsan, Ilham, Galih, Farid).
5. Teman-teman Program Keahlian Teknik dan Manajemen Lingkungan
Program Diploma IPB angkatan 51.
Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan semua pihak yang berkepentingan.
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN iii
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
Manfaat bagi Perusahaan 2
Manfaat bagi Program Diploma Institut Pertanian Bogor 2
Manfaat bagi Mahasiswa 2
2 METODE KERJA 3
2.1 Lokasi dan Waktu PKL 3
2.2 Teknik Pengumpulan Data 3
2.3 Analisis Efisiensi IPAL 3
3 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 4
3.1 Lokasi Perusahaan 4
3.2 Sejarah Perusahaan 5
3.3 Visi dan Misi Perusahaan 6
3.3.1 Visi 6
3.3.2 Misi 6
3.4 Struktur Organisasi 6
3.5 Tenaga Kerja 7
3.6 Penggunaan Energi 7
3.6.1 Air 7
3.6.2 Listrik 8
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 9
4.1 Sumber Limbah Cair 9
4.2 Karakteristik Limbah Cair 10
4.2.1 Karakteristik Fisika 11
4.2.2 Karakteristik Kimia 11
4.3 Alur Proses Pengolahan Limbah Cair 11
4.3.1 Pretreatment 11
4.3.2 Primary Treatment 12
4.3.3 Secondary Treatment 12
4.4 Instalasi Pengolahan Air Limbah 12
4.4.1 Pump Pit 13
4.4.2 Static Screen 13
4.4.3 Dissolve Air Flotation (DAF) 1 14
4.4.4 Equalization Basin 14
4.4.5 Selector Tank 15
4.4.6 Aeration Basin 15
4.4.7 Dissolve Air Flotation (DAF) 2 16
4.4.8 Bak Effluent 16
4.4.9 Sludge Pit 17
4.5 Analisa Pengolahan Air Limbah 17
ii
4.5.1 Nilai pH 18
4.5.2 Amonia 19
4.5.1 Total Suspended Solid (TSS) 20
4.5.2 Chemical Oxygen Demand (COD) 21
4.5.3 Biological Oxygen Demand (BOD) 22
4.6 Efisiensi IPAL 23
5 SIMPULAN DAN SARAN 23
5.1 Simpulan 23
5.2 Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 25
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1.2 Tujuan
Tujuan Praktik Kerja Lapangan ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan
khusus, adapun tujuan tersebut sebagai berikut :
Tujuan Umum
1. Mengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama dalam pendidikan
program Diploma Institut Pertanian Bogor.
2. Menambah wawasan, meningkatkan dan memantapkan keterampilan kerja
sebagai bekal yang sesuai dengan Program Keahlian Teknik dan Manajemen
Lingkungan.
3. Melatih kemampuan mahasiswa dalam menganalisis dan melakukan
observasi, serta diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan
dalam dunia industri berdasarkan ilmu yang telah dipelajari.
Tujuan Khusus
1. Menguraikan proses pengolahan limbah cair di Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Ultrajaya.
2. Menjabarkan unit-unit yang digunakan dalam pengolahan limbah cair di
Ultrajaya.
3. Menghitung efisiensi IPAL di Ultrajaya terhadap pengurangan konsentrasi
pencemar.
1.3 Manfaat
2 METODE KERJA
Data yang digunakan dalam kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini adalah
data sekunder. Data sekunder yang digunakan yaitu data yang berasal dari
Laboratorium Balai Lingkungan Keairan Bandung. Data sekunder yang diperoleh
merupakan data bulan Januari sampai Desember 2017. Efesiensi pengolahan air
limbah dihitung berdasarkan perbandingan kualitas air limbah sebelum dan
sesudah diolah menggunakan persentase.
Data sekunder yang telah diperoleh dari Balai Keairan dianalisis dengan
menggunakan rumus efisiensi IPAL. Efisiensi tersebut dapat menunjukan dan
mengevaluasi kinerja IPAL. Rumus efisiensi IPAL sebagai berikut:
Keterangan:
Cin = Konsentrasi inlet IPAL (mg/L)
Cout = Konsentrasi outlet IPAL (mg/L)
4
(a)
(b)
Gambar 1 Denah lokasi Ultrajaya (a), plant layout Ultrajaya (b)
Sumber: Ultrajaya (2016)
3.3.1 Visi
3.3.2 Misi
Muhtasawar Azwar
Plant Manager
Maman Khoerudin
HSE Manager
semua pihak yang terlibat pada kegiatan produksi, keamanan dan kenyamanan
kerja maupun lingkungan. Departemen HSE dikepalai oleh Bapak Maman
Khoerudin, SH selaku manager yang bertanggung jawab terhadap manager plant
yaitu. Departemen HSE memiliki unit operasional berupa klinik, TPS limbah B3
dan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Klinik yang dikelola dapat diakses
oleh semua karyawan maupun kontraktor. TPS limbah B3 merupakan tempat
penyimpanan limbah B3 sebelum diberikan kepada pihak ketiga dengan waktu
penyimpanan yang terbatas. Kegiatan produksi yang menghasilkan produk sisa
(excess) terbanyak berupa cairan yang sepenuhnya dikelola mandiri di IPAL lama
maupun baru Ultrajaya.
3.6.1 Air
dan mineral (Fe, Mg, Ca dan Mn). Proses pengolahan air baku dari sumur bor
meliputi penambahan Poly Alumunium Chloride (PAC), penyaringan dengan sand
filter dan carbon filter, demineralisasi dari ion-ion dan kesadahan dan
penyaringan dengan ultra filter. Mata air menyediakan air baku dengan
kandungan padatan dan mineral yang lebih rendah sehingga dalam pengolahannya
tidak memerlukan tambahan polimer. Pengolahan air baku yang berasal dari
Gunung TTJ langsung masuk ke dalam sand filter, carbon filter, demineralisasi,
dan ultra filter.
Unit penyaringan utama pada proses pengolahan air bersih di Ultrajaya
berupa saringan pasir. Unit tersebut menyaring padatan-padatan pada air baku
sehingga mengurangi kandungan TSS dalam air baku. Air yang telah disaring
kemudian masuk ke dalam unit carbon filter. Unit tersebut menggunakan arang
yang telah diaktifkan terlebih dahulu untuk menyerap warna dan bau dari air
baku. Air baku yang diolah masih memiliki nilai kesadahan yang tinggi sehingga
perlu dilakukan demineralisasi. Proses menghilangkan ion-ion seperti Ca dan Mg
(demineralisasi) dilakukan dengan melewatkan air baku pada resin. Resin
kemudian menyerap ion-ion pada air sehingga nilai kesadahan berkurang. Pada
kondisi jenuh, resin akan diregenerasikan dengan pencucian menggunakan larutan
NaCl. Air yang telah melalui ultra filter siap didistribusikan dan dikonsumsi.
Kegiatan distribusi air di Ultrajaya dilakukan menggunakan pompa submersible.
Diagram alur proses pengolahan air baku Ultrajaya dapat dilihat pada Gambar 3.
3.6.2 Listrik
Mulai
Flokulator (Penambahan
PAC)
Air Baku
Bak Penampungan Gunung TTJ
Sand Filter
Regenerasi Demineralisasi
Ultra Filter
Air Produksi
Selesai
penyemprotan lantai ruang produksi dengan air yang dilakukan setiap proses
pemasakan. Proses produksi Ultrajaya menghasilkan rejected product yang
merupakan produk kadaluwarsa, jatuh dan rusak. Rejected product yang
dihasilkan sebagian diolah pada IPAL dan sebagian dibuang kepada pihak ketiga
yang memiliki ijin. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kapasitas IPAL. Debit
limbah cair yang masuk pada inlet IPAL Ultrajaya yaitu 60 m3/jam.
Waste Water
Treatment Plant
4.3.1 Pretreatment
Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan produksi Ultrajaya maupun Kraft
dialirkan melalui pipa ke pump pit. Pump pit merupakan bak dengan kedalaman
20 meter dan luas permukaan ± 2.5 m2 untuk menampung limbah cair sebelum
masuk ke unit penyaringan yaitu static screen. Unit pump pit berbeda dengan bak
ekualisasi, unit ini hanya menyatukan dan menampung sementara limbah cair
yang berasal dari berbagai saluran. Limbah cair yang masuk berasal dari UHT
Process, Juice Plant, Spray Dryer Powder, Sweet Condenesed Milk dan Kraft.
Penggunaan unit DAF 1 di awal pengolahan limbah cair ini berfungsi untuk
memisahkan fat (lemak) yang terkandung dalam limbah cair. Udara dengan
tekanan 6 bar akan diinjeksikan pada air limbah sehingga gelembung-gelembung
udara yang berukuran sangat kecil dan halus akan menempel pada lemak yang
kemudian terangkat ke permukaan air. Lemak yang berada di atas permukaan air
dipisahkan dari air limbah dengan scrapper. Air limbah selanjutnya masuk ke unit
ekualisasi sedangkan fat yang tersaring dipompa menuju sludge pit.
pengendapan dan timbulnya bau. Bak ini mempunyai volume total 1280 m3
dengan volume efektif air limbah yang ditampung sebanyak 1100 m3.
Air limbah dari unit ekualisasi dialirkan ke bak selector sebelum masuk unit
aerasi. Pada bak selector air limbah dicampurkan dengan lumpur yang dihasilkan
dari unit DAF 2. Penambahan lumpur dilakukan untuk menjaga kandungan
mikroorganisme dalam proses selanjutnya yaitu aerasi terjaga. Selector tank
dilengkapi dengan pengaduk (mixer) sehingga pencampuran air limbah ini
diusahakan semaksimal mungkin. Volume total bak ini adalah 286 m3.
Air limbah yang telah diolah pada unit aerasi kemudian dialirkan ke DAF 2.
DAF 2 memiliki fungsi memisahkan padatan dari air limbah dengan cara kerja
yang sama seperti DAF 1 yang ditambahkan polimer. Polimer yang digunakan
sebagai flokulan pada proses ini yaitu Nalco 9916 (Poli Akrilamida). Penambahan
polimer berfungsi untuk mengikat padatan yang masih lolos pada pengolahan
sebelumnya. Padatan yang terangkat ke permukaan oleh gelembung udara
kemudian dipisahkan dari air limbah menggunakan scrapper. Air limbah yang
telah dipisahkan dari lumpur dialirkan ke bak effluent. Populasi bakteri di dalam
aeration basin dipertahankan dengan cara mensirkulasikan lumpur biologi
kembali ke dalam tanki selector. Jika MLSS sudah mencapai nilai tertentu maka
lumpur ini berhenti untuk disirkulasikan dan dialirkan ke bak penampungan
lumpur (sludge pit). Volume air limbah pada unit ini yaitu 465 m3.
Unit ini menampung air limbah yang telah diolah dan siap dialirkan ke
badan sungai melalui pipa outlet. Pipa outlet disebut juga sebagai titik penaatan
karena sampling kualitas air limbah dilakukan di titik ini. Pipa outlet berasal dari
dua sumber yaitu bak effluent IPAL baru dan clarifier IPAL lama. Kapasitas
penampungan bak ini yaitu 400 m3.
17
Lumpur yang dihasilkan pada DAF 1 dan clarifier pada IPAL lama dipompa
menuju sludge tank. Sludge tank merupakan bak tempat penampungan sementara
lumpur sebelum diangkut oleh pihak ketiga. Kegiatan pengankutan dilakukan
setiap satu bulan sekali. Proses pengolahan limbah cair di Ultrajaya menghasilkan
excess berupa lumpur sebanyak 1 m3/hari. Sebagian lumpur yang dihasilkan
masuk kembali ke dalam IPAL untuk sirkulasi sebanyak 70% dari total lumpur
yang dihasilkan. Sebanyak 30% lumpur masuk ke dalam sludge pit dan kemudian
diangkut oleh pihak ketiga.
Trading Company, Tbk mengacu pada lampiran III SK Gubernur Jawa Barat
Nomor 6 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Industri di Jawa Barat.
Parameter utama pada limbah cair Ultrajaya diantaranya pH, TSS, COD dan
BOD5.
4.5.1 Nilai pH
4.5.2 Amonia
5.1 Simpulan
24
1. Proses pengolahan limbah cair dilakukan secara fisika, biologi dan kimia.
Tingkat pengolahan limbah cair di Ultrajaya yaitu pretreatment, primary
treatment dan secondary treatment. Pengolahan limbah cair dilakukan hingga
memenuhi baku mutu yang ditetapkan yaitu pada lampiran III SK Gubernur
Jawa Barat Nomor 6 tahun 1999 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi
Kegiatan Industri di Jawa Barat.
2. Unit pengolahan pada IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) meliputi unit
static screen, DAF 1, equalization basin, selector tank, aeration basin dan
DAF 2. Lumpur yang dihasilkan dari pengolahan air limbah ditampung pada
sludge pit dan diangkut secara berkala oleh pihak ketiga.
3. Efisiensi IPAL dalam mengurangi kandungan pencemar TSS, amonia, COD
dan BOD5 yaitu sebesar 90.2%, 45.1%, 89.5% dan 89.6%. Efisiensi rata-rata
IPAL Ultrajaya yaitu sebesar 81.75%.
5.2 Saran
1 Suhu ᵒC 29 28,1 28,5 30,1 31,5 29,8 31,5 30,4 29,9 29,4 27,6 27,8 38
2 Residu Terlarut (TDS) mg/l 1168 1088 1170 1156 975 826 1170 1060 1290 1120 1050 984 2000
KIMIA
1 pH - 6,1 7,2 7,4 7,8 7,5 7,6 7,6 7,2 7,9 7,6 7,7 7,5 6,0-9,0
<
2 Besi terlarut (Fe) mg/l 0,266 0,082 0,076 0,023 0,104 0,015 0,086 0,114 0,113 0,218 0,176 5
0,012
3 Mangan terlarut (Mn) mg/l 0,053 0,016 0,019 0,008 0,009 0,023 0,007 0,012 0,013 0,013 0,047 0,031 2
< < < < < < < < < < < <
4 Tembaga (Cu) mg/l 2
0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012 0,012
< <
5 Seng (Zn) mg/l 0,048 0,01 0,063 0,072 0,004 0,074 0,016 0,093 0,005 0,036 5
0,004 0,004
< < < < < < < < < < < <
6 Krom Heksavalen (Cr6) mg/l 0,1
0,004 0,004 0,004 0,003 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004
< < < < < < < < < < < <
7 Krom Total (Cr-T) mg/l 0,5
0,018 0,018 0,009 0,009 0,009 0,009 0,009 0,009 0,009 0,009 0,009 0,009
< < < < < < < < < < < <
8 Kadmium (Cd) mg/l 0,05
0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001
< < < < < < < < < < < <
9 Timbal (Pb) mg/l 0,1
0,009 0,009 0,009 0,009 0,009 0,009 0,009 0,009 0,009 0,009 0,009 0,009
< < < < < < < < 0,2
10 Nikel (Ni) mg/l 0,057 0,006 0,012 0,015
0,006 0,006 0,006 0,006 0,006 0,006 0,006 0,006
31
32
32
Hasil Pengukuran
No Parameter Satuan Baku
J F M A M J J A S O N D Mutu
11 < < < < < < < < < < < <
Sulfida (H2S) mg/l 0,05
0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
<
12 Flourida (F) mg/l 0,098 0,264 0,658 0,543 0,128 1,54 0,624 0,224 0,412 0,706 0,225 2
0,06
< < < < < < < < < < < <
13 Klorin Bebas (Cl2) mg/l 1
0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
14 Ammonia (NH3-N) mg/l 1,12 0,446 0,919 1,55 0,49 0,56 1,22 2,28 2,04 1,26 3,81 2,74 1
15 Nitrat (NO3-N) mg/l 0,24 0,24 0,09 0,2 0,08 0,22 0,52 0,49 0,2 0,35 0,11 0,25 20
< <
16 Nitrit (NO2-N) mg/l 0,016 0,012 0,013 0,013 0,016 0,006 0,012 0,017 0,006 0,011 1
0,003 0,003
17 BOD5 mg/l 26 30 32 13 33 29 28 31 24 28 30 27 50
19 Senyawa aktif biru metilen mg/l 0,224 0,08 0,062 0,12 0,298 0,306 0,063 0,217 0,229 0,304 0,396 0,316 5
< < < < < < < <
20 Fenol mg/l 0,005 0,004 0,006 0,005 0,5
0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,004 0,003 0,003
21 Minyak dan lemak mg/l 0,1 < 0,1 < 0,1 < 0,1 0,2 < 0,1 < 0,1 < 0,1 < 0,1 < 0,1 0,2 0,2 5
33
Fisika
Kimia
9 Cr-6 (mg/L) < 0,004 < 0,004 < 0,004 < 0,004
10 Cr-T (mg/L) < 0,009 < 0,009 < 0,009 < 0,009
33
34
16 Cl2 (mg/L) < 0,02 < 0,02 < 0,02 < 0,02
Efisiensi IPAL =
TSS = = 90.20%
BOD5 = = 89.60%
COD = = 89.50%
Amonia = = 45.10%
= 81.75%
39
RIWAYAT HIDUP