DIKO FRANDI
SUPRIANTO
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul (judul makalah) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dr. Eddy E
Sanjaya ,Ms pada Mata Kuliah Rekayasa Penyehatan Lingkungan, selain itu makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca tak hanya di kalangan
mahasiswa tetapi juga untuk kalangan umum.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak dosen Dr. Eddy E Sanjaya ,Ms yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang ditekuni.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu , kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah kami ini.
Perusahaan ini memproduksi Vetsin ( penyedap rasa ) , setiap ibu rumah tangga tidak
pernah lepas daribumbu penyedap rasa, karena setiap masakan membutuhkan bumbu itu
supaya masakan lebih gurih dan sedap. Maka dari itu PT SASA Inti memproduksi Vetsin non
stop yaitu selama 12 bulan, sehingga perusahaan ini menampung tetes tebu yang merupakan
bahan dasar pembuatan Vetsin sebanyak 15000 ton tetes tebu. Karena PT SASA INTI ini
lokasinya ddekat dengan pabrik gula maka PT SASA inti, mengambil tetes tebu dari, pabrik
gula tsb. Karena pabrik gula itu giling dan menghasilkan tetes tebu setiap 6 bulan sekali,
maka PT SASA Inti menampung tetes tebu sebanyak 15000 ton kedalam beberapa bak. Hasil
produksi di ekspor ke 5 benua namun sebagian besar di ekspor ke benua Eropa. Setiap benua
kemasan yang di gunakan berbeda.
Setiap perusahaan industri pasti menghasilkan limbah, tak terkecuali di PT SASA Inti
ini, namun disini terdapat tempat pengolahan limbah yakni 13 bak pengolahan limbah, dan
juga kolam limbah yang telah di olah dan terdapat ikan yang digunakan sebagai indikator air
limbah, setelah itu limbah yang telah diolah dibuang di di sungai melalui pipa. Sehingga air
tersebut tidak membahayakan kesehatan manusia yang menggunakan jasa air sungai serta
tidak berbahaya bagi biota air.
II. Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik. Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan
dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus, dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik
lainnya.
Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
Pencemaran lingkungan dapat diukur dengan parameter kualitas limbah. Parameter tersebut
digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran yang sudah terjadi di lingkungan. Beberapa
parameter kimia kualitas air yang perlu diketahui antara lain adalah BOD, COD, DO, dan pH.
Pengukuran fisik dapat dilakukan dengan memperhatikan warna, bau, dan rasa air sungai,
kecepatan laju air dengan bola pingpong, penetrasi cahaya, dalam dan lebar sungai dan
lainnya.
Manakala pengukuran biologi dilakukan dengan menghitung indeks keanekaragaman dan
kelimpahan organisme air seperti plankton, benthos, serangga air, moluska, ikan dan lainnya
sehingga diperoleh data yang valid. Pengukuran ketiga metode (faktor fisik, kimia dan
biologi) merupakan metode paling tepat dan akurat dalam menentukan parameter kualitas
perairan.
B. Hasil Pembahasan
II. Akibat yang Timbul Apabila Parameter pH Limbah Cair Tidak Disesuaikan
dengan Standart yang Telah Ditetapkan
Akibat yang ditimbulkan apabila parameter air limbah tidak disesuaikan dengan
standart yang ditetapkan antara lain :
BAB II
PENUTUP
I. Kesimpulan
1. Limbah cair yang dihasilkan oleh PT SASA Inti diolah secara modern dengan
beberapa tahap mulai dari ditampung di 13 bak secara berurutan, diberi bakteri, lalu
ditampung di kolam limbah PT SASA Inti yang telah di beri ikan sebagai indikator,
sehingga air limbah yang dibuang ke sungai aman untuk digunakan kebutuhan sehari-
hari.
2. Untuk mengukur kualitas air limbah di masing-masing bak diperlukan beberapa
pHmeter. pHmeter yang digunakan di PT Sasa Inti Gending terdiri atas 3 jenis, yaitu
DO (Disolved Oksigen), BOD (Biochemical Oxygent Demand), dan COD (Chemical
Oxygent Demand).
3. Tujuan mengukur kualitas air limbah adalah agar limbah yang telah dibuang ke sungai
tidak membahayakan kesehatan manusia yang menggunakan jasa air sungai, sehingga
tidak menimbulkan berbagai penyakit. Serta tidak membayakan dan tidak merusak
biota air sungai.
4. Akibat-akibat yang ditimbulkan apabila parameter air limbah yang di buang ke sungai
tidak sesuai dengan standart yang ditentukan yakni :
Pencemaran air
Merusak biota air
Merusak drainase tanah
Mengurangi daya ikat air tanah
Penyakit ( untuk orang yang MCK di sungai )
Menganggu estetika
Menurunnya kualitas air bersih
II. Saran
Dengan demikian, tidak semua limbah itu membahayakan dan dapat mencemari
lingkungan atau bahkan membawa dampak buruk bagi lingkungan. Hal itu kembali pada diri
kita sendiri, bagaimana cara mengolah limbah tersebut sehingga bermanfaat bahkan
membawa nilai ekonomis bagi kita. Jadi, kita tidak perlu khawatir bahwa limbah akan
mencemari lingkungan kita karena saat ini, beberapa perusahaan telah mengolah limbah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Sebagai contohnya, PT Sasa Inti Gending
yang merupakan perusahaan yang mengolah limbah secara modern dan bertahap. Oleh karena
itu, limbah yang dihasilkan tidak membawa dampak buruk bagi lingkungan, manusia, dan
biota air. Sehingga PT Sasa Inti Gending merupakan perusahaan yang bersih dan bebas dari
pencemaran air