Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PROSES BISNIS

STUDI KASUS PADA PT. KPBS PANGALENGAN Kab. BANDUNG

Disusun guna memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah


Sistem Informasi Manajemen

Dosen Pengampu: Widayanto, S.Sos, M.Si

Kelompok 2 PMM :

Meyli Permata Juliana 14030123187017


Rangga 14030123187015
Putra Imam Firmansyah 14030123187004

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tentang
“Laporan Proses Bisnis (Studi Kasus Pada PT. KPBS PANGALENGAN Kab.
BANDUNG)”. Laporan ini disusun guna untuk memenuhi tugas besar mata
kuliah Sistem Informasi Management.

Laporan ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak. Maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dalam penyusunan laporan ini :

1. Pihak PT. KPBS PANGALENGAN Kab. BANDUNG yang membantu


berkoordinasi untuk penelitian ini.
2. Anggota kelompok 2 PMM yang terlibat dalam penyusunan laporan dari
awal hingga akhir.
3. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini.

Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan


ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Kami berharap agar laporan ini bermanfaat bagi banyak orang.

Jatinangor, 18 November 2023

2
Kelompok 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
2.1. Sejarah
2.2 Visi Misi
2.3 Struktur Organisasi
2.4 Produk yang dihasilkan Perusahaan
2.5 Wilayah Pemasaran
BAB III
3.1. Proses Bisnis Fungsional Manajemen Keuangan/Akuntansi
3.2. Proses Bisnis Fungsional Manajemen Produksi Operasi
3.3. Proses Bisnis Fungsional Manajemen SDM
3.4. Proses Bisnis Fungsional Manajemen Pemasaran
3.6. Usulan Perbaikan Proses Bisnis :
3.6.1 Usulan Perbaikan Proses Bisnis Keuangan
3.6.2 Usulan Perbaikan Proses Bisnis Produksi
BAB IV
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi


Gambar 3.1 Flowchart Proses Bisnis Bagian Akuntansi/Keuangan
Gambar 3.2 Flowchart Proses Bisnis Bagian Produksi Operasi
Gambar 3.3 Flowchart Proses Bisnis Bagian SDM
Gambar 3.4 Flowchart Proses Bisnis Bagian Pemasaran
Gambar 3.5 Flowchart Proses Bisnis Bagian Pemasaran

4
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Produk Olahan Susu KPBS Pangalengan

5
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, industri pengolahan susu di
Indonesia tumbuh sebesar 7,3% pada tahun 2022. Pertumbuhan ini didorong oleh
peningkatan permintaan susu dari dalam negeri maupun luar negeri.
Pada tahun 2022, produksi susu segar di Indonesia mencapai 1,6 juta ton.
Jumlah ini masih jauh dari kebutuhan industri pengolahan susu yang mencapai 2,5
juta ton. Oleh karena itu, Indonesia masih mengimpor susu dalam jumlah besar, yaitu
sekitar 70% dari kebutuhan. Pemerintah Indonesia telah menargetkan untuk mencapai
swasembada susu pada tahun 2030. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah
melakukan berbagai upaya.
Peluang pertumbuhan industri dan pasar susu sapi di Indonesia masih sangat
terbuka. Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan pelaku industri,
diharapkan industri susu sapi di Indonesia dapat tumbuh secara berkelanjutan dan
memenuhi kebutuhan susu masyarakat Indonesia.
PT KPBS Pangalengan Bandung atau Koperasi Peternakan Bandung Selatan
Pangalengan adalah sebuah koperasi yang beranggotakan para peternak sapi perah
yang berada di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Koperasi
ini didirikan pada tanggal 22 Maret 1969 dan secara resmi berbadan hukum pada
tanggal 1 April 1969.KPBS Pangalengan memiliki visi untuk menjadi koperasi susu
terbesar dan terdepan di Indonesia.
Proses bisnis PT KPBS Pangalengan Bandung terdiri dari tiga tahap, yaitu:
Pemeliharaan dan Pembibitan Sapi Perah, Pengumpulan dan Pengolahan Susu,
Pemasaran Produk Susu
PT KPBS Pangalengan memiliki potensi pengembangan yang cukup besar,
baik dari segi produksi susu maupun pemasaran produk susu. Dari segi produksi susu,
KPBS Pangalengan dapat meningkatkan produksi susunya dengan meningkatkan
jumlah sapi perah yang dipelihara anggotanya. KPBS Pangalengan juga dapat
meningkatkan produktivitas susu sapi perah dengan menerapkan teknologi peternakan
yang modern. Oleh karena itu, PT KPBS menarik untuk dilakukan observasi lebih

6
lanjut guna mengetahui lebih dalam dari proses bisnis yang terjadi di dalamnya
dengan didukung adanya program swasembada susu pada tahun 2030 oleh
pemerintah.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana Proses Bisnis Fungsional Manajemen Keuangan/Akuntansi?
1.2. 2. Bagaimana Proses Bisnis Fungsional Manajemen Produksi Operasi?
1.2. 3. Bagaimana Proses Bisnis Fungsional Manajemen SDM?
1.2. 4. Bagaimana Proses Bisnis Fungsional Manajemen Pemasaran?
1.2. 5. Bagaimana Integrasi Proses Bisnis?

1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Proses Bisnis Fungsional Manajemen Keuangan/Akuntansi:
● Menilai efektivitas dan efisiensi proses bisnis keuangan/akuntansi dalam
mendukung pengelolaan keuangan perusahaan.
● Menganalisis kendala dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam proses
bisnis keuangan/akuntansi.
● Memberikan rekomendasi untuk perbaikan atau peningkatan pada proses
bisnis keuangan/akuntansi.
1.3. 2. Tujuan Proses Bisnis Fungsional Manajemen Produksi Operasi:
● Mengevaluasi kelancaran dan keefisienan proses bisnis produksi operasi
perusahaan.
● Mengidentifikasi potensi perbaikan atau inovasi dalam meningkatkan kinerja
produksi.
● Memberikan saran untuk optimalisasi manajemen produksi operasi.
1.3. 3. Tujuan Proses Bisnis Fungsional Manajemen SDM:
● Menganalisis efektivitas sistem manajemen SDM dalam mendukung
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia.
● Mengidentifikasi potensi hambatan atau permasalahan dalam proses bisnis
manajemen SDM.
1.3. 4.Tujuan Proses Bisnis Fungsional Manajemen Pemasaran:
● Menilai strategi dan kinerja proses bisnis pemasaran perusahaan.
● Mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan
pemasaran.
7
1.3. 5. Tujuan Integrasi Proses Bisnis:
● Menganalisis sejauh mana integrasi proses bisnis telah dilaksanakan dalam
perusahaan.
● Mengidentifikasi potensi manfaat dan tantangan yang terkait dengan integrasi
proses bisnis.

8
BAB II

GAMBARAN LOKASI

2.1. Sejarah
Sejarah PT KPBS Pangalengan Bandung dimulai pada zaman penjajahan Belanda di
Indonesia. Pada masa itu, para peternak sapi perah di Pangalengan menghadapi kesulitan
dalam memasarkan susu mereka karena harga yang rendah yang ditetapkan oleh tengkulak.
Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 1952, peternak sapi perah mulai membentuk
kelompok-kelompok kecil untuk memasarkan susu secara bersama-sama. Kelompok-
kelompok ini kemudian berkembang dan bergabung menjadi Koperasi Peternakan Bandung
Selatan (KPBS) pada tanggal 1 April 1969.
Awalnya, KPBS Pangalengan hanya memiliki 150 anggota. Namun, seiring
berjalannya waktu, jumlah anggota terus meningkat, mencapai lebih dari 2.000 orang pada
tahun 2023. Peran KPBS Pangalengan dalam meningkatkan kesejahteraan para peternak sapi
perah di Pangalengan sangat signifikan. Koperasi ini membantu para peternak untuk
mendapatkan harga susu yang lebih tinggi daripada harga yang ditawarkan oleh tengkulak.
Selain itu, KPBS menyediakan berbagai fasilitas dan layanan untuk mendukung usaha
peternakan mereka.
Seiring berjalannya waktu, KPBS Pangalengan mengalami perkembangan signifikan
dalam produk-produk yang dihasilkan. Awalnya fokus pada susu cup, perusahaan ini
kemudian diversifikasi produknya menjadi keju mozarella, susu bubuk, susu pasteurisasi,
susu segar, dan yoghurt.
Sejarah perusahaan ini mencerminkan semangat kolaboratif peternak sapi perah di
Pangalengan untuk meningkatkan kondisi ekonomi mereka melalui pemasaran bersama dan
mendirikan koperasi. KPBS Pangalengan terus tumbuh dan berkembang, menjadikannya
salah satu produsen susu terkemuka di Indonesia.

2.2 Visi Misi


Visi
Menjadi perusahaan dan koperasi yang amaliah, modern, sehat organisasi, sehat usaha dan
sehat mental serta unggul di tingkat regional & nasional.

9
Misi
a. Taat dan patuh terhadap Pancasila, UUD 1945, Undang-Undang Perkoperasian serta
Peraturan Pelaksanaannya dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, serta
melaksanakan amanah keputusan rapat anggota.
b. Memotivasi anggota secara mandiri untuk meningkatkan harkat derajat sendiri,
sekaligus mengangkat citra Perkoperasian.
c. Meningkatkan kompetensi sumber daya koperasi.
d. Melaksanakan tata kelola operasional dengan baik, efektif & efisien.
e. Menjadi laboratorium koperasi persusuan.
f. Mengimplementasikan inovasi, ilmu pengetahuan, teknologi tepat guna yang ramah
lingkungan.

2.3 Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

2.4 Produk yang dihasilkan Perusahaan


PT KPBS Pangalengan Bandung Selatan merupakan sebuah usaha keluarga
yang berfokus pada pengolahan susu sapi, pada awalnya mereka fokus pada 1 jenis
produk yaitu susu cup kemudian semakin berkembangnya zaman, mereka
mendiversifikasikan produknya menjadi keju mozarella, susu cup, susu pasteurisasi,
dan juga yoghurt.

No Nama Produk Gambar Produk

10
1 Susu Cup

2 Keju Mozarella

3 Susu Pasteurisasi

11
3 Yoghurt

4 Permen Susu

5 Bolu Susu

12
6 Dodol Susu

7 Pie Susu

8 Mentega

Tabel 2.1 Produk Olahan Susu KPBS Pangalengan

2.5 Wilayah Pemasaran


Wilayah pemasaran PT KPBS Pangalengan mencakup sekitar Bandung Raya
dan Garut, dengan perluasan baru ke wilayah Garut yang dimulai sekitar sebulan yang
lalu. Sebelumnya, fokus pemasaran terutama di sekitar Bandung Raya. Strategi
pemasaran perusahaan ini melibatkan distributor, di mana PT SKP (Perusahaan yang

13
berkaitan dengan PT KPBS Pangalengan) tidak menjual produk langsung, melainkan
bekerja sama dengan distributor yang menyalurkan produknya ke pasar.

BAB III

PEMBAHASAN

14
3.1. Proses Bisnis Fungsional Manajemen Keuangan/Akuntansi
Proses bisnis fungsional manajemen keuangan/akuntansi di KPBS
Pangalengan, sebagai perusahaan keluarga, menonjolkan pendekatan yang sederhana
namun efektif dalam mengelola aspek keuangan. Langkah awal yang krusial adalah
pencatatan setiap transaksi keuangan, yang dilakukan dengan metode manual atau
menggunakan perangkat lunak akuntansi sesuai dengan skala operasi perusahaan.
Pencatatan ini memiliki tujuan utama untuk memastikan akurasi data keuangan dan
melacak dengan teliti arus kas masuk dan keluar.
Dilanjutkan dengan penyusunan laporan keuangan sederhana, termasuk
laporan laba rugi dan neraca, dengan format yang mudah dipahami oleh pemilik
perusahaan. Informasi yang dihasilkan dari laporan ini memungkinkan perusahaan
memahami kondisi finansialnya dengan lebih baik. Fokus pada manajemen kas yang
efisien menjadi sorotan, dengan perhatian khusus pada pengelolaan penerimaan dan
pengeluaran kas untuk menjaga likuiditas perusahaan. Meskipun sederhana,
pendekatan ini memungkinkan pemilik perusahaan untuk tetap terlibat langsung
dalam proses manajemen keuangan.
Penting juga dicatat bahwa KPBS Pangalengan memberikan penekanan pada
pemenuhan kewajiban pajak dan hukum sebagai bagian integral dari proses bisnis
fungsional keuangan/akuntansi. Perusahaan memastikan bahwa pembayaran pajak
dan kewajiban hukum lainnya dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain itu juga, perusahaan masih menjalankan proses perencanaan keuangan untuk
mendukung pertumbuhan. Melalui perencanaan ini, anggota keluarga pemilik
perusahaan berdiskusi dan menetapkan prioritas investasi, serta memastikan alokasi
dana yang efektif. Kesederhanaan dalam pendekatan ini mempertahankan keterlibatan
langsung pemilik perusahaan, memungkinkan mereka untuk memahami dengan jelas
posisi keuangan perusahaan dan mengambil keputusan yang tepat.
Meskipun demikian, adanya evaluasi terhadap sistem keuangan mencerminkan
keinginan perusahaan untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Sistem
keuangan yang sederhana mungkin telah menjadi ciri khas, tetapi perusahaan
menyadari perlunya memperbarui dan mengintegrasikan teknologi baru untuk
meningkatkan efisiensi dan relevansi dalam dunia bisnis yang terus berubah. Evaluasi
ini mencerminkan sikap proaktif perusahaan dalam menghadapi tantangan dan
peluang yang mungkin muncul di masa depan. Meskipun demikian, kendati terdapat
keinginan untuk beradaptasi dengan tren modern, tidak ada masalah signifikan yang

15
teridentifikasi dalam sistem keuangan KPBS Pangalengan yang dapat mempengaruhi
stabilitas keuangan perusahaan. Kesederhanaan ini menjadi kekuatan utama, dan
pengelolaan keuangan yang efisien telah melibatkan pendekatan yang penuh
kesadaran terhadap sumber daya perusahaan. Oleh karena itu, meskipun terdapat
evaluasi dan aspirasi untuk meningkatkan kecanggihan sistem keuangan, perusahaan
tetap mampu mempertahankan kestabilan dan keseimbangan keuangan dengan baik.

Gambar 3.1 Flowchart Proses Bisnis Bagian Akuntansi/Keuangan

3.2. Proses Bisnis Fungsional Manajemen Produksi Operasi


Proses bisnis fungsional manajemen produksi operasi PT KPBS Pangalengan
Bandung dapat dibagi menjadi beberapa tahap utama, yaitu:

Tahap Perencanaan

16
Pada tahap perencanaan, dilakukan berbagai kegiatan untuk menentukan
tujuan produksi, menetapkan strategi produksi, dan menyusun rencana produksi.
Tujuan produksi di PT KPBS Pangalengan Bandung adalah untuk memenuhi
kebutuhan pasar akan produk susu, baik susu segar maupun produk turunan susu.
Strategi produksi yang diterapkan adalah strategi produksi berkelanjutan, yaitu
dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia secara efisien dan
efektif. Rencana produksi disusun berdasarkan perkiraan permintaan pasar,
ketersediaan bahan baku, dan kapasitas produksi.

Tahap Pengadaan Bahan Baku


Pada tahap pengadaan bahan baku, dilakukan berbagai kegiatan untuk
memperoleh bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi. Bahan baku utama yang
dibutuhkan PT KPBS Pangalengan Bandung adalah susu segar dari peternak anggota.
Selain susu segar, PT KPBS Pangalengan Bandung juga membutuhkan bahan baku
lain, seperti gula, tepung, dan pengawet. Bahan baku tersebut diperoleh dari pemasok
yang telah ditunjuk oleh PT KPBS Pangalengan Bandung.

Tahap Produksi
Pada tahap produksi, dilakukan berbagai kegiatan untuk mengubah bahan
baku menjadi produk jadi. Proses produksi di PT KPBS Pangalengan Bandung dibagi
menjadi dua tahap, yaitu proses produksi susu segar dan proses produksi produk
turunan susu. Proses produksi susu segar meliputi penerimaan susu, penyaringan,
pasteurisasi, dan pendinginan. Proses produksi produk turunan susu meliputi
pengolahan susu menjadi produk-produk seperti keju mozarella, susu cup, susu
pasteurisasi, dan juga yoghurt.

Tahap Pengawasan Mutu

17
Pada tahap pengawasan mutu, dilakukan berbagai kegiatan untuk memastikan
bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang ditetapkan. Pengawasan
mutu dilakukan pada semua tahap produksi, mulai dari penerimaan bahan baku
hingga pengiriman produk jadi. Pengawasan mutu dilakukan oleh tim Quality Control
(QC) yang terdiri dari tenaga ahli di bidang mutu.

Gambar 3.2 Flowchart Proses Bisnis Bagian Produksi Operasi

3.3. Proses Bisnis Fungsional Manajemen SDM


Proses Bisnis Fungsional Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di PT
KPBS Pangalengan mencerminkan kekhasan perusahaan keluarga. Dalam rekrutmen
dan perekrutan, perusahaan mengandalkan metode informal dan rekomendasi dari
warga lokal di Pangalengan. Meskipun demikian, keterbatasan perekrutan dari
kalangan lokal dapat menimbulkan kekurangan dalam pengetahuan dan pengalaman

18
karyawan baru. Proses pelatihan dan pengembangan dilakukan secara terjadwal,
namun tidak semua karyawan mengikuti pelatihan secara langsung setelah bergabung,
menciptakan kebutuhan untuk pelatihan yang lebih terstruktur dan sering
Manajemen kinerja di PT KPBS Pangalengan tampaknya kurang terstruktur
atau bersifat informal. Dalam hal hubungan kerja dan komunikasi, komunikasi utama
bersifat informal, didorong oleh keakraban dalam konteks keluarga perusahaan.
Namun, perlu diperkuat komunikasi formal dan hubungan kerja untuk memastikan
transparansi dan keadilan dalam lingkungan kerja.
Struktur organisasi di PT KPBS Pangalengan terpengaruh oleh sifat
perusahaan keluarga, yang dapat menciptakan ketidakjelasan dalam peran dan
tanggung jawab. Oleh karena itu, diperlukan klarifikasi peran dan tanggung jawab,
serta mungkin evaluasi kembali struktur organisasi untuk meningkatkan efisiensi.
Sistem kompensasi dan penghargaan di perusahaan ini tidak dijelaskan secara
rinci, namun, evaluasi kembali mungkin diperlukan untuk memastikan keadilan dan
motivasi karyawan. Terakhir, mengenai kesejahteraan dan keamanan kerja, informasi
rinci tidak diberikan, sehingga perlu diimplementasikan program kesejahteraan dan
keamanan kerja untuk memastikan kesejahteraan karyawan dan meminimalkan risiko
kecelakaan kerja. Dengan demikian, perbaikan dan peningkatan pada proses bisnis
SDM dapat mencakup berbagai aspek, termasuk rekrutmen, pelatihan, manajemen
kinerja, hubungan kerja, struktur organisasi, sistem kompensasi, dan kesejahteraan
karyawan.

19
Gambar 3.3 Flowchart Proses Bisnis Bagian SDM

3.4. Proses Bisnis Fungsional Manajemen Pemasaran


Proses Bisnis Fungsional Manajemen Pemasaran di KPBS Pangalengan
menggambarkan dinamika yang unik, terutama dalam konteks wilayah pemasaran dan
strategi distribusi. Pemasaran KPBS Pangalengan saat ini terbatas di sekitar Bandung
Raya dan Garut, dengan ekspansi wilayah Garut baru dimulai dalam sebulan terakhir.
Keputusan untuk fokus pada wilayah tertentu mencerminkan pendekatan bertahap
perusahaan dalam membangun basis pelanggan lokal sebelum mempertimbangkan
perluasan lebih lanjut.
Penting untuk dicatat bahwa KPBS Pangalengan tidak menjalankan strategi
pemasaran langsung ke konsumen. Sebaliknya, perusahaan ini menggunakan model
distribusi, di mana produknya disalurkan melalui distributor. Distributor menjadi
perantara utama antara KPBS Pangalengan dan konsumen akhir.KPBS Pangalengan
berperan sebagai pemenuhan permintaan dari distributor dan rest area. Sebagai
contoh, jika seorang distributor meminta 10 karton produk, KPBS Pangalengan
bertanggung jawab untuk menyediakan pesanan tersebut.
Keunikan lain dalam proses pemasaran KPBS Pangalengan adalah tidak
adanya strategi pemasaran tertentu maupun strategi pemasaran yang tradisional.
Karena keterlibatan distributor yang erat dengan perusahaan dan situasi internal
perusahaan yang merupakan perusahaan keluarga, KPBS Pangalengan tidak

20
merancang strategi pemasaran yang khusus. Sebaliknya, keberhasilan pemasaran
perusahaan ini sejauh ini didasarkan pada hubungan internal keluarga dan kelompok
distributornya.
Dalam konteks distribusi, KPBS Pangalengan melibatkan dua distributor yang
masing-masing berfokus pada jenis produk tertentu, yaitu susu dan mozzarella.
Meskipun tidak ada penunjukan resmi, proses kerjasama diatur sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan. Pilihan untuk memanfaatkan
keluarga sebagai distributor juga menambah dimensi keunikan dalam proses bisnis
ini.
Meski tidak menggunakan strategi pemasaran konvensional, KPBS
Pangalengan mampu menjalankan operasinya dengan sukses dengan memanfaatkan
jaringan keluarga sebagai distributor. Keberhasilan ini sejalan dengan prinsip-prinsip
kolaborasi internal yang efektif dan keterlibatan keluarga dalam setiap langkah bisnis.
Meskipun masih dalam tahap awal ekspansi wilayah, KPBS Pangalengan dapat
memanfaatkan keunggulan jaringan keluarga dan distributor untuk membangun
kehadiran dan meraih kepercayaan pelanggan di pasar yang mereka layani.

Gambar 3.4 Flowchart Proses Bisnis Bagian Pemasaran

3.5. Integrasi Proses Bisnis

21
PT KPBS Pangalengan Bandung merupakan salah satu perusahaan susu
terbesar di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi berbagai produk susu, seperti susu
segar, susu bubuk, dan susu kental manis. Untuk menghasilkan produk-produk
tersebut, perusahaan ini memiliki proses bisnis yang kompleks dan terintegrasi.

Proses bisnis PT KPBS Pangalengan Bandung dapat dibagi menjadi beberapa


tahap, yaitu:

● Pemeliharaan sapi: Tahap ini dimulai dengan pengadaan sapi berkualitas dari
peternak lokal. Sapi-sapi tersebut kemudian dipelihara di peternakan
perusahaan dengan menggunakan sistem kandang tertutup.
● Perah susu: Tahap ini dilakukan setiap pagi dan sore hari. Susu yang diperah
kemudian dikumpulkan di tangki pendingin untuk menjaga kualitasnya.
● Pengolahan susu: Susu yang telah dikumpulkan kemudian diproses di pabrik
susu perusahaan. Proses pengolahan susu meliputi pembersihan,
homogenisasi, pasteurisasi, dan pengemasan.
● Pendistribusian susu: Susu yang telah diolah kemudian didistribusikan ke
berbagai wilayah di Indonesia. Distribusi susu dilakukan menggunakan truk
pendingin untuk menjaga kualitasnya.

Proses bisnis PT KPBS Pangalengan Bandung diintegrasikan menggunakan


teknologi informasi. Teknologi informasi digunakan untuk mendukung berbagai
proses bisnis, seperti pengelolaan data sapi, pengolahan susu, dan distribusi susu.
Integrasi teknologi informasi ini membantu perusahaan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas proses bisnisnya.

Berikut adalah beberapa manfaat dari integrasi proses bisnis PT KPBS


Pangalengan Bandung:

● Meningkatkan efisiensi: Integrasi proses bisnis membantu perusahaan untuk


mengurangi duplikasi pekerjaan dan meningkatkan produktivitas.
● Meningkatkan efektivitas: Integrasi proses bisnis membantu perusahaan untuk
meningkatkan kualitas produk dan layanannya.

22
● Meningkatkan pengambilan keputusan: Integrasi proses bisnis membantu
perusahaan untuk memperoleh informasi yang lebih akurat dan komprehensif
untuk mendukung pengambilan keputusan.

PT KPBS Pangalengan Bandung terus berinovasi untuk meningkatkan


integrasi proses bisnisnya. Perusahaan ini menargetkan untuk menggunakan teknologi
informasi secara lebih optimal untuk mendukung berbagai proses bisnisnya.

Gambar 3.5 Flowchart Proses Bisnis Bagian Pemasaran

3.6. Usulan Perbaikan Proses Bisnis :


3.6.1 Usulan Perbaikan Proses Bisnis Keuangan
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan kinerja dalam Proses Bisnis
Fungsional Manajemen Keuangan di PT KPBS Pangalengan, beberapa usulan
perbaikan dapat diintegrasikan. Pertama-tama, peningkatan implementasi teknologi
informasi dalam pencatatan keuangan dapat mengoptimalkan proses. Pergeseran dari
metode manual ke sistem akuntansi digital dapat meminimalkan risiko kesalahan dan
mempercepat proses pencatatan, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih
cepat.

23
Selain itu, perlu ditingkatkan pelaporan keuangan dengan memperkenalkan
elemen visualisasi data yang lebih komprehensif. Laporan yang lebih intuitif dan
terstruktur dengan baik dapat membantu pemangku kepentingan, termasuk pemilik
perusahaan, untuk lebih mudah memahami kinerja keuangan dan membuat keputusan
yang lebih tepat. Implementasi dashboard atau grafik yang menyajikan informasi
keuangan secara langsung dapat menjadi sarana efektif untuk pemantauan dan
evaluasi secara berkala.
Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan kontrol internal, diperlukan
penguatan kebijakan dan prosedur terkait pengelolaan risiko keuangan. Dengan
mendefinisikan pedoman yang lebih ketat, perusahaan dapat meminimalkan potensi
risiko dan meningkatkan ketahanan terhadap fluktuasi pasar. Pembaruan dalam
prosedur ini juga perlu didukung oleh pelatihan yang memadai bagi personel terkait
agar mampu mengimplementasikan dan mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan.
Selain itu, untuk meningkatkan transparansi dan keterlibatan pemilik
perusahaan, disarankan untuk memperkuat komunikasi internal. Pengaturan rapat
periodik atau presentasi keuangan yang lebih rutin dapat menjadi sarana efektif untuk
menyampaikan perkembangan keuangan, tujuan perusahaan, dan langkah-langkah
strategis yang diambil. Dengan demikian, pemilik perusahaan dapat lebih aktif terlibat
dalam proses pengambilan keputusan dan memberikan kontribusi yang lebih besar
terhadap pertumbuhan dan stabilitas keuangan perusahaan.
Usulan-usulan perbaikan ini diarahkan untuk membangun fondasi yang kokoh
dan berkelanjutan dalam Proses Bisnis Fungsional Manajemen Keuangan PT KPBS
Pangalengan. Dengan penerapan perubahan ini, diharapkan perusahaan dapat
menghadapi dinamika bisnis dengan lebih adaptif dan memberikan nilai tambah yang
signifikan pada keseluruhan operasional dan keuangan perusahaan.

3.6.2 Usulan Perbaikan Proses Bisnis Produksi


PT KPBS Pangalengan Bandung merupakan salah satu produsen susu terbesar
di Indonesia. Dengan kapasitas produksi sebesar 100.000 liter per hari, PT KPBS
Pangalengan Bandung mampu memenuhi kebutuhan susu segar di wilayah Jawa Barat
dan sekitarnya.
Meskipun demikian, PT KPBS Pangalengan Bandung masih memiliki
beberapa peluang untuk perbaikan proses bisnis produksinya. Berikut adalah beberapa
usulan perbaikan proses bisnis produksi PT KPBS Pangalengan Bandung:

24
Peningkatan efisiensi proses penerimaan susu
Saat ini, proses penerimaan susu di PT KPBS Pangalengan Bandung masih
dilakukan secara manual. Hal ini menyebabkan proses penerimaan susu menjadi
kurang efisien dan rentan terhadap kesalahan.
Untuk meningkatkan efisiensi proses penerimaan susu, PT KPBS Pangalengan
Bandung dapat menerapkan sistem penerimaan susu berbasis digital. Sistem ini dapat
membantu untuk mencatat data penerimaan susu secara akurat dan real-time. Selain
itu, sistem ini juga dapat membantu untuk memantau kualitas susu yang diterima.

Peningkatan efisiensi proses pengolahan susu


Proses pengolahan susu di PT KPBS Pangalengan Bandung saat ini masih
dilakukan secara tradisional. Hal ini menyebabkan proses pengolahan susu menjadi
kurang efisien dan rentan terhadap kontaminasi.
Untuk meningkatkan efisiensi proses pengolahan susu, PT KPBS Pangalengan
Bandung dapat menerapkan teknologi modern dalam proses pengolahan susu.
Teknologi modern dapat membantu untuk meningkatkan kapasitas produksi,
mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan kualitas susu yang dihasilkan.

Peningkatan efisiensi proses distribusi susu


Proses distribusi susu di PT KPBS Pangalengan Bandung saat ini masih
dilakukan secara manual. Hal ini menyebabkan proses distribusi susu menjadi kurang
efisien dan rentan terhadap kerusakan.
Untuk meningkatkan efisiensi proses distribusi susu, PT KPBS Pangalengan
Bandung dapat menerapkan sistem distribusi berbasis digital. Sistem ini dapat
membantu untuk melacak pergerakan susu secara akurat dan real-time. Selain itu,
sistem ini juga dapat membantu untuk menjaga kualitas susu selama proses distribusi.
Usulan-usulan perbaikan proses bisnis produksi PT KPBS Pangalengan Bandung ini
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, kualitas, dan daya saing perusahaan.

BAB IV

PENUTUP

25
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap proses bisnis fungsional manajemen
keuangan/akuntansi, produksi operasi, sumber daya manusia (SDM), pemasaran, dan
integrasi proses bisnis PT KPBS Pangalengan Bandung, beberapa temuan dan usulan
perbaikan dapat diidentifikasi.
Proses Bisnis Fungsional Manajemen Keuangan/Akuntansi PT KPBS
Pangalengan menonjolkan pendekatan sederhana namun efektif dalam mengelola
keuangan. Usulan perbaikan melibatkan peningkatan implementasi teknologi
informasi, pelaporan keuangan yang lebih intuitif, penguatan kontrol internal, dan
komunikasi yang lebih efektif untuk melibatkan pemilik perusahaan.
Proses Bisnis Fungsional Manajemen Produksi Operasi PT KPBS
Pangalengan mencakup tahap perencanaan, pengadaan bahan baku, produksi, dan
pengawasan mutu. Usulan perbaikan melibatkan peningkatan efisiensi dalam
penerimaan susu, pengolahan susu dengan teknologi modern, dan distribusi susu
melalui sistem berbasis digital.
Proses Bisnis Fungsional Manajemen SDM PT KPBS Pangalengan
menunjukkan karakteristik perusahaan keluarga dengan aspek-aspek seperti
rekrutmen informal dan hubungan kerja yang bersifat keluarga. Usulan perbaikan
melibatkan perkuatan pelatihan, struktur organisasi yang lebih jelas, dan sistem
kompensasi yang lebih terstruktur.
Proses Bisnis Fungsional Manajemen Pemasaran PT KPBS Pangalengan
mengandalkan model distribusi dan keterlibatan distributor keluarga. Usulan
perbaikan mencakup pengembangan strategi pemasaran yang lebih terarah dan formal
serta mempertimbangkan strategi distribusi yang lebih efisien.
Integrasi Proses Bisnis di PT KPBS Pangalengan didukung oleh teknologi
informasi. Usulan perbaikan mencakup penerapan teknologi informasi secara optimal
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis.
Dengan menerapkan usulan perbaikan ini, diharapkan PT KPBS Pangalengan
dapat meningkatkan kinerja, efisiensi, dan daya saingnya dalam industri pengolahan
susu. Selain itu, keseluruhan proses bisnis yang terintegrasi dapat membantu
perusahaan mencapai visi untuk menjadi koperasi susu terbesar dan terdepan di
Indonesia.

26
4.2. Saran
Dalam upaya meningkatkan kinerja dan daya saing PT KPBS Pangalengan,
beberapa saran dapat diusulkan. Pertama, perlu adanya integrasi teknologi informasi
dalam proses operasi produksi guna meningkatkan efisiensi dan ketepatan waktu.
Penerapan sistem digital tidak hanya akan meminimalkan risiko kesalahan manusia
tetapi juga meningkatkan kemampuan perusahaan dalam merespons dinamika pasar
dengan lebih cepat.
Kedua, dalam proses bisnis keuangan, disarankan untuk memperdalam
pelaporan keuangan dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Implementasi elemen
visualisasi data yang lebih detail dan mudah dipahami dapat membantu pemilik
perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih strategis. Dengan memfokuskan
pada transparansi keuangan, perusahaan dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal.
Ketiga, dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM), perlu ditingkatkan
pelatihan karyawan secara rutin untuk meningkatkan kompetensi mereka. Rekrutmen
juga dapat ditingkatkan melalui strategi yang lebih terstruktur, termasuk
mempertimbangkan keberlanjutan peningkatan sumber daya manusia dalam jangka
panjang.
Keempat, dalam proses pemasaran, perlu dipertimbangkan untuk merumuskan
strategi pemasaran yang lebih terarah untuk memasuki pasar baru dan memperluas
cakupan wilayah. Keterlibatan distributor dapat dioptimalkan melalui pelibatan
mereka dalam perencanaan strategi pemasaran. Evaluasi reguler terhadap
keberhasilan kampanye pemasaran dan umpan balik pasar dapat membantu
perusahaan menyesuaikan strategi mereka dengan lebih baik.
Terakhir, perlu diperkuat koordinasi dan komunikasi antar departemen.
Struktur perusahaan yang bersifat keluarga dapat dimanfaatkan dengan lebih baik
untuk membangun sinergi antar departemen. Kegiatan bersama dan pertemuan rutin
antar departemen dapat memfasilitasi pertukaran informasi yang lebih lancar dan
penyelesaian masalah dengan lebih efektif. Dengan demikian, PT KPBS Pangalengan
dapat mencapai tujuannya menjadi perusahaan dan koperasi yang amaliah, modern,
dan unggul di tingkat regional dan nasional.

27
Daftar Pustaka

Sudrajat, A., Saleh, D. M., Rimbawanto, E. A., & Christi, R. F. (2021). Produksi
dan Kualitas Susu Sapi Friesian Holstein (FH) di Kpbs Pangalengan
Kabupaten Bandung. TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal
Production, 22(1), 42–51. https://doi.org/10.21776/ub.jtapro.2021.022.01.6

Pasaribu, R. D., Inzaghi, Z., & Sutjipto, M. R. (2022). Analisis Strategi


Pengembangan Bisnis Menggunakan Analisis Swot Dan Qspm. Jurnal
Kewirausahaan Dan Inovasi, 5(1), 162–169.
https://jki.ub.ac.id/index.php/jki/article/view/26

Sumber, D. A. N., & Manusia, D. (n.d.). PROSES BISNIS PROKUREMEN.

Lampiran

28
Dokumentasi Bersama Narasumber Bapak Arfan Fadhillah

Kantor KPBS Pangalengan Kab. Bandung

29

Anda mungkin juga menyukai