Kelompok 2 PMM :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tentang
“Laporan Proses Bisnis (Studi Kasus Pada PT. KPBS PANGALENGAN Kab.
BANDUNG)”. Laporan ini disusun guna untuk memenuhi tugas besar mata
kuliah Sistem Informasi Management.
Laporan ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak. Maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dalam penyusunan laporan ini :
2
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
2.1. Sejarah
2.2 Visi Misi
2.3 Struktur Organisasi
2.4 Produk yang dihasilkan Perusahaan
2.5 Wilayah Pemasaran
BAB III
3.1. Proses Bisnis Fungsional Manajemen Keuangan/Akuntansi
3.2. Proses Bisnis Fungsional Manajemen Produksi Operasi
3.3. Proses Bisnis Fungsional Manajemen SDM
3.4. Proses Bisnis Fungsional Manajemen Pemasaran
3.6. Usulan Perbaikan Proses Bisnis :
3.6.1 Usulan Perbaikan Proses Bisnis Keuangan
3.6.2 Usulan Perbaikan Proses Bisnis Produksi
BAB IV
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Produk Olahan Susu KPBS Pangalengan
5
BAB 1
PENDAHULUAN
6
lanjut guna mengetahui lebih dalam dari proses bisnis yang terjadi di dalamnya
dengan didukung adanya program swasembada susu pada tahun 2030 oleh
pemerintah.
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Proses Bisnis Fungsional Manajemen Keuangan/Akuntansi:
● Menilai efektivitas dan efisiensi proses bisnis keuangan/akuntansi dalam
mendukung pengelolaan keuangan perusahaan.
● Menganalisis kendala dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam proses
bisnis keuangan/akuntansi.
● Memberikan rekomendasi untuk perbaikan atau peningkatan pada proses
bisnis keuangan/akuntansi.
1.3. 2. Tujuan Proses Bisnis Fungsional Manajemen Produksi Operasi:
● Mengevaluasi kelancaran dan keefisienan proses bisnis produksi operasi
perusahaan.
● Mengidentifikasi potensi perbaikan atau inovasi dalam meningkatkan kinerja
produksi.
● Memberikan saran untuk optimalisasi manajemen produksi operasi.
1.3. 3. Tujuan Proses Bisnis Fungsional Manajemen SDM:
● Menganalisis efektivitas sistem manajemen SDM dalam mendukung
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia.
● Mengidentifikasi potensi hambatan atau permasalahan dalam proses bisnis
manajemen SDM.
1.3. 4.Tujuan Proses Bisnis Fungsional Manajemen Pemasaran:
● Menilai strategi dan kinerja proses bisnis pemasaran perusahaan.
● Mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan
pemasaran.
7
1.3. 5. Tujuan Integrasi Proses Bisnis:
● Menganalisis sejauh mana integrasi proses bisnis telah dilaksanakan dalam
perusahaan.
● Mengidentifikasi potensi manfaat dan tantangan yang terkait dengan integrasi
proses bisnis.
8
BAB II
GAMBARAN LOKASI
2.1. Sejarah
Sejarah PT KPBS Pangalengan Bandung dimulai pada zaman penjajahan Belanda di
Indonesia. Pada masa itu, para peternak sapi perah di Pangalengan menghadapi kesulitan
dalam memasarkan susu mereka karena harga yang rendah yang ditetapkan oleh tengkulak.
Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 1952, peternak sapi perah mulai membentuk
kelompok-kelompok kecil untuk memasarkan susu secara bersama-sama. Kelompok-
kelompok ini kemudian berkembang dan bergabung menjadi Koperasi Peternakan Bandung
Selatan (KPBS) pada tanggal 1 April 1969.
Awalnya, KPBS Pangalengan hanya memiliki 150 anggota. Namun, seiring
berjalannya waktu, jumlah anggota terus meningkat, mencapai lebih dari 2.000 orang pada
tahun 2023. Peran KPBS Pangalengan dalam meningkatkan kesejahteraan para peternak sapi
perah di Pangalengan sangat signifikan. Koperasi ini membantu para peternak untuk
mendapatkan harga susu yang lebih tinggi daripada harga yang ditawarkan oleh tengkulak.
Selain itu, KPBS menyediakan berbagai fasilitas dan layanan untuk mendukung usaha
peternakan mereka.
Seiring berjalannya waktu, KPBS Pangalengan mengalami perkembangan signifikan
dalam produk-produk yang dihasilkan. Awalnya fokus pada susu cup, perusahaan ini
kemudian diversifikasi produknya menjadi keju mozarella, susu bubuk, susu pasteurisasi,
susu segar, dan yoghurt.
Sejarah perusahaan ini mencerminkan semangat kolaboratif peternak sapi perah di
Pangalengan untuk meningkatkan kondisi ekonomi mereka melalui pemasaran bersama dan
mendirikan koperasi. KPBS Pangalengan terus tumbuh dan berkembang, menjadikannya
salah satu produsen susu terkemuka di Indonesia.
9
Misi
a. Taat dan patuh terhadap Pancasila, UUD 1945, Undang-Undang Perkoperasian serta
Peraturan Pelaksanaannya dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, serta
melaksanakan amanah keputusan rapat anggota.
b. Memotivasi anggota secara mandiri untuk meningkatkan harkat derajat sendiri,
sekaligus mengangkat citra Perkoperasian.
c. Meningkatkan kompetensi sumber daya koperasi.
d. Melaksanakan tata kelola operasional dengan baik, efektif & efisien.
e. Menjadi laboratorium koperasi persusuan.
f. Mengimplementasikan inovasi, ilmu pengetahuan, teknologi tepat guna yang ramah
lingkungan.
10
1 Susu Cup
2 Keju Mozarella
3 Susu Pasteurisasi
11
3 Yoghurt
4 Permen Susu
5 Bolu Susu
12
6 Dodol Susu
7 Pie Susu
8 Mentega
13
berkaitan dengan PT KPBS Pangalengan) tidak menjual produk langsung, melainkan
bekerja sama dengan distributor yang menyalurkan produknya ke pasar.
BAB III
PEMBAHASAN
14
3.1. Proses Bisnis Fungsional Manajemen Keuangan/Akuntansi
Proses bisnis fungsional manajemen keuangan/akuntansi di KPBS
Pangalengan, sebagai perusahaan keluarga, menonjolkan pendekatan yang sederhana
namun efektif dalam mengelola aspek keuangan. Langkah awal yang krusial adalah
pencatatan setiap transaksi keuangan, yang dilakukan dengan metode manual atau
menggunakan perangkat lunak akuntansi sesuai dengan skala operasi perusahaan.
Pencatatan ini memiliki tujuan utama untuk memastikan akurasi data keuangan dan
melacak dengan teliti arus kas masuk dan keluar.
Dilanjutkan dengan penyusunan laporan keuangan sederhana, termasuk
laporan laba rugi dan neraca, dengan format yang mudah dipahami oleh pemilik
perusahaan. Informasi yang dihasilkan dari laporan ini memungkinkan perusahaan
memahami kondisi finansialnya dengan lebih baik. Fokus pada manajemen kas yang
efisien menjadi sorotan, dengan perhatian khusus pada pengelolaan penerimaan dan
pengeluaran kas untuk menjaga likuiditas perusahaan. Meskipun sederhana,
pendekatan ini memungkinkan pemilik perusahaan untuk tetap terlibat langsung
dalam proses manajemen keuangan.
Penting juga dicatat bahwa KPBS Pangalengan memberikan penekanan pada
pemenuhan kewajiban pajak dan hukum sebagai bagian integral dari proses bisnis
fungsional keuangan/akuntansi. Perusahaan memastikan bahwa pembayaran pajak
dan kewajiban hukum lainnya dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain itu juga, perusahaan masih menjalankan proses perencanaan keuangan untuk
mendukung pertumbuhan. Melalui perencanaan ini, anggota keluarga pemilik
perusahaan berdiskusi dan menetapkan prioritas investasi, serta memastikan alokasi
dana yang efektif. Kesederhanaan dalam pendekatan ini mempertahankan keterlibatan
langsung pemilik perusahaan, memungkinkan mereka untuk memahami dengan jelas
posisi keuangan perusahaan dan mengambil keputusan yang tepat.
Meskipun demikian, adanya evaluasi terhadap sistem keuangan mencerminkan
keinginan perusahaan untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Sistem
keuangan yang sederhana mungkin telah menjadi ciri khas, tetapi perusahaan
menyadari perlunya memperbarui dan mengintegrasikan teknologi baru untuk
meningkatkan efisiensi dan relevansi dalam dunia bisnis yang terus berubah. Evaluasi
ini mencerminkan sikap proaktif perusahaan dalam menghadapi tantangan dan
peluang yang mungkin muncul di masa depan. Meskipun demikian, kendati terdapat
keinginan untuk beradaptasi dengan tren modern, tidak ada masalah signifikan yang
15
teridentifikasi dalam sistem keuangan KPBS Pangalengan yang dapat mempengaruhi
stabilitas keuangan perusahaan. Kesederhanaan ini menjadi kekuatan utama, dan
pengelolaan keuangan yang efisien telah melibatkan pendekatan yang penuh
kesadaran terhadap sumber daya perusahaan. Oleh karena itu, meskipun terdapat
evaluasi dan aspirasi untuk meningkatkan kecanggihan sistem keuangan, perusahaan
tetap mampu mempertahankan kestabilan dan keseimbangan keuangan dengan baik.
Tahap Perencanaan
16
Pada tahap perencanaan, dilakukan berbagai kegiatan untuk menentukan
tujuan produksi, menetapkan strategi produksi, dan menyusun rencana produksi.
Tujuan produksi di PT KPBS Pangalengan Bandung adalah untuk memenuhi
kebutuhan pasar akan produk susu, baik susu segar maupun produk turunan susu.
Strategi produksi yang diterapkan adalah strategi produksi berkelanjutan, yaitu
dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia secara efisien dan
efektif. Rencana produksi disusun berdasarkan perkiraan permintaan pasar,
ketersediaan bahan baku, dan kapasitas produksi.
Tahap Produksi
Pada tahap produksi, dilakukan berbagai kegiatan untuk mengubah bahan
baku menjadi produk jadi. Proses produksi di PT KPBS Pangalengan Bandung dibagi
menjadi dua tahap, yaitu proses produksi susu segar dan proses produksi produk
turunan susu. Proses produksi susu segar meliputi penerimaan susu, penyaringan,
pasteurisasi, dan pendinginan. Proses produksi produk turunan susu meliputi
pengolahan susu menjadi produk-produk seperti keju mozarella, susu cup, susu
pasteurisasi, dan juga yoghurt.
17
Pada tahap pengawasan mutu, dilakukan berbagai kegiatan untuk memastikan
bahwa produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang ditetapkan. Pengawasan
mutu dilakukan pada semua tahap produksi, mulai dari penerimaan bahan baku
hingga pengiriman produk jadi. Pengawasan mutu dilakukan oleh tim Quality Control
(QC) yang terdiri dari tenaga ahli di bidang mutu.
18
karyawan baru. Proses pelatihan dan pengembangan dilakukan secara terjadwal,
namun tidak semua karyawan mengikuti pelatihan secara langsung setelah bergabung,
menciptakan kebutuhan untuk pelatihan yang lebih terstruktur dan sering
Manajemen kinerja di PT KPBS Pangalengan tampaknya kurang terstruktur
atau bersifat informal. Dalam hal hubungan kerja dan komunikasi, komunikasi utama
bersifat informal, didorong oleh keakraban dalam konteks keluarga perusahaan.
Namun, perlu diperkuat komunikasi formal dan hubungan kerja untuk memastikan
transparansi dan keadilan dalam lingkungan kerja.
Struktur organisasi di PT KPBS Pangalengan terpengaruh oleh sifat
perusahaan keluarga, yang dapat menciptakan ketidakjelasan dalam peran dan
tanggung jawab. Oleh karena itu, diperlukan klarifikasi peran dan tanggung jawab,
serta mungkin evaluasi kembali struktur organisasi untuk meningkatkan efisiensi.
Sistem kompensasi dan penghargaan di perusahaan ini tidak dijelaskan secara
rinci, namun, evaluasi kembali mungkin diperlukan untuk memastikan keadilan dan
motivasi karyawan. Terakhir, mengenai kesejahteraan dan keamanan kerja, informasi
rinci tidak diberikan, sehingga perlu diimplementasikan program kesejahteraan dan
keamanan kerja untuk memastikan kesejahteraan karyawan dan meminimalkan risiko
kecelakaan kerja. Dengan demikian, perbaikan dan peningkatan pada proses bisnis
SDM dapat mencakup berbagai aspek, termasuk rekrutmen, pelatihan, manajemen
kinerja, hubungan kerja, struktur organisasi, sistem kompensasi, dan kesejahteraan
karyawan.
19
Gambar 3.3 Flowchart Proses Bisnis Bagian SDM
20
merancang strategi pemasaran yang khusus. Sebaliknya, keberhasilan pemasaran
perusahaan ini sejauh ini didasarkan pada hubungan internal keluarga dan kelompok
distributornya.
Dalam konteks distribusi, KPBS Pangalengan melibatkan dua distributor yang
masing-masing berfokus pada jenis produk tertentu, yaitu susu dan mozzarella.
Meskipun tidak ada penunjukan resmi, proses kerjasama diatur sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan. Pilihan untuk memanfaatkan
keluarga sebagai distributor juga menambah dimensi keunikan dalam proses bisnis
ini.
Meski tidak menggunakan strategi pemasaran konvensional, KPBS
Pangalengan mampu menjalankan operasinya dengan sukses dengan memanfaatkan
jaringan keluarga sebagai distributor. Keberhasilan ini sejalan dengan prinsip-prinsip
kolaborasi internal yang efektif dan keterlibatan keluarga dalam setiap langkah bisnis.
Meskipun masih dalam tahap awal ekspansi wilayah, KPBS Pangalengan dapat
memanfaatkan keunggulan jaringan keluarga dan distributor untuk membangun
kehadiran dan meraih kepercayaan pelanggan di pasar yang mereka layani.
21
PT KPBS Pangalengan Bandung merupakan salah satu perusahaan susu
terbesar di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi berbagai produk susu, seperti susu
segar, susu bubuk, dan susu kental manis. Untuk menghasilkan produk-produk
tersebut, perusahaan ini memiliki proses bisnis yang kompleks dan terintegrasi.
● Pemeliharaan sapi: Tahap ini dimulai dengan pengadaan sapi berkualitas dari
peternak lokal. Sapi-sapi tersebut kemudian dipelihara di peternakan
perusahaan dengan menggunakan sistem kandang tertutup.
● Perah susu: Tahap ini dilakukan setiap pagi dan sore hari. Susu yang diperah
kemudian dikumpulkan di tangki pendingin untuk menjaga kualitasnya.
● Pengolahan susu: Susu yang telah dikumpulkan kemudian diproses di pabrik
susu perusahaan. Proses pengolahan susu meliputi pembersihan,
homogenisasi, pasteurisasi, dan pengemasan.
● Pendistribusian susu: Susu yang telah diolah kemudian didistribusikan ke
berbagai wilayah di Indonesia. Distribusi susu dilakukan menggunakan truk
pendingin untuk menjaga kualitasnya.
22
● Meningkatkan pengambilan keputusan: Integrasi proses bisnis membantu
perusahaan untuk memperoleh informasi yang lebih akurat dan komprehensif
untuk mendukung pengambilan keputusan.
23
Selain itu, perlu ditingkatkan pelaporan keuangan dengan memperkenalkan
elemen visualisasi data yang lebih komprehensif. Laporan yang lebih intuitif dan
terstruktur dengan baik dapat membantu pemangku kepentingan, termasuk pemilik
perusahaan, untuk lebih mudah memahami kinerja keuangan dan membuat keputusan
yang lebih tepat. Implementasi dashboard atau grafik yang menyajikan informasi
keuangan secara langsung dapat menjadi sarana efektif untuk pemantauan dan
evaluasi secara berkala.
Selanjutnya, dalam rangka meningkatkan kontrol internal, diperlukan
penguatan kebijakan dan prosedur terkait pengelolaan risiko keuangan. Dengan
mendefinisikan pedoman yang lebih ketat, perusahaan dapat meminimalkan potensi
risiko dan meningkatkan ketahanan terhadap fluktuasi pasar. Pembaruan dalam
prosedur ini juga perlu didukung oleh pelatihan yang memadai bagi personel terkait
agar mampu mengimplementasikan dan mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan.
Selain itu, untuk meningkatkan transparansi dan keterlibatan pemilik
perusahaan, disarankan untuk memperkuat komunikasi internal. Pengaturan rapat
periodik atau presentasi keuangan yang lebih rutin dapat menjadi sarana efektif untuk
menyampaikan perkembangan keuangan, tujuan perusahaan, dan langkah-langkah
strategis yang diambil. Dengan demikian, pemilik perusahaan dapat lebih aktif terlibat
dalam proses pengambilan keputusan dan memberikan kontribusi yang lebih besar
terhadap pertumbuhan dan stabilitas keuangan perusahaan.
Usulan-usulan perbaikan ini diarahkan untuk membangun fondasi yang kokoh
dan berkelanjutan dalam Proses Bisnis Fungsional Manajemen Keuangan PT KPBS
Pangalengan. Dengan penerapan perubahan ini, diharapkan perusahaan dapat
menghadapi dinamika bisnis dengan lebih adaptif dan memberikan nilai tambah yang
signifikan pada keseluruhan operasional dan keuangan perusahaan.
24
Peningkatan efisiensi proses penerimaan susu
Saat ini, proses penerimaan susu di PT KPBS Pangalengan Bandung masih
dilakukan secara manual. Hal ini menyebabkan proses penerimaan susu menjadi
kurang efisien dan rentan terhadap kesalahan.
Untuk meningkatkan efisiensi proses penerimaan susu, PT KPBS Pangalengan
Bandung dapat menerapkan sistem penerimaan susu berbasis digital. Sistem ini dapat
membantu untuk mencatat data penerimaan susu secara akurat dan real-time. Selain
itu, sistem ini juga dapat membantu untuk memantau kualitas susu yang diterima.
BAB IV
PENUTUP
25
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap proses bisnis fungsional manajemen
keuangan/akuntansi, produksi operasi, sumber daya manusia (SDM), pemasaran, dan
integrasi proses bisnis PT KPBS Pangalengan Bandung, beberapa temuan dan usulan
perbaikan dapat diidentifikasi.
Proses Bisnis Fungsional Manajemen Keuangan/Akuntansi PT KPBS
Pangalengan menonjolkan pendekatan sederhana namun efektif dalam mengelola
keuangan. Usulan perbaikan melibatkan peningkatan implementasi teknologi
informasi, pelaporan keuangan yang lebih intuitif, penguatan kontrol internal, dan
komunikasi yang lebih efektif untuk melibatkan pemilik perusahaan.
Proses Bisnis Fungsional Manajemen Produksi Operasi PT KPBS
Pangalengan mencakup tahap perencanaan, pengadaan bahan baku, produksi, dan
pengawasan mutu. Usulan perbaikan melibatkan peningkatan efisiensi dalam
penerimaan susu, pengolahan susu dengan teknologi modern, dan distribusi susu
melalui sistem berbasis digital.
Proses Bisnis Fungsional Manajemen SDM PT KPBS Pangalengan
menunjukkan karakteristik perusahaan keluarga dengan aspek-aspek seperti
rekrutmen informal dan hubungan kerja yang bersifat keluarga. Usulan perbaikan
melibatkan perkuatan pelatihan, struktur organisasi yang lebih jelas, dan sistem
kompensasi yang lebih terstruktur.
Proses Bisnis Fungsional Manajemen Pemasaran PT KPBS Pangalengan
mengandalkan model distribusi dan keterlibatan distributor keluarga. Usulan
perbaikan mencakup pengembangan strategi pemasaran yang lebih terarah dan formal
serta mempertimbangkan strategi distribusi yang lebih efisien.
Integrasi Proses Bisnis di PT KPBS Pangalengan didukung oleh teknologi
informasi. Usulan perbaikan mencakup penerapan teknologi informasi secara optimal
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis.
Dengan menerapkan usulan perbaikan ini, diharapkan PT KPBS Pangalengan
dapat meningkatkan kinerja, efisiensi, dan daya saingnya dalam industri pengolahan
susu. Selain itu, keseluruhan proses bisnis yang terintegrasi dapat membantu
perusahaan mencapai visi untuk menjadi koperasi susu terbesar dan terdepan di
Indonesia.
26
4.2. Saran
Dalam upaya meningkatkan kinerja dan daya saing PT KPBS Pangalengan,
beberapa saran dapat diusulkan. Pertama, perlu adanya integrasi teknologi informasi
dalam proses operasi produksi guna meningkatkan efisiensi dan ketepatan waktu.
Penerapan sistem digital tidak hanya akan meminimalkan risiko kesalahan manusia
tetapi juga meningkatkan kemampuan perusahaan dalam merespons dinamika pasar
dengan lebih cepat.
Kedua, dalam proses bisnis keuangan, disarankan untuk memperdalam
pelaporan keuangan dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Implementasi elemen
visualisasi data yang lebih detail dan mudah dipahami dapat membantu pemilik
perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih strategis. Dengan memfokuskan
pada transparansi keuangan, perusahaan dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal.
Ketiga, dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM), perlu ditingkatkan
pelatihan karyawan secara rutin untuk meningkatkan kompetensi mereka. Rekrutmen
juga dapat ditingkatkan melalui strategi yang lebih terstruktur, termasuk
mempertimbangkan keberlanjutan peningkatan sumber daya manusia dalam jangka
panjang.
Keempat, dalam proses pemasaran, perlu dipertimbangkan untuk merumuskan
strategi pemasaran yang lebih terarah untuk memasuki pasar baru dan memperluas
cakupan wilayah. Keterlibatan distributor dapat dioptimalkan melalui pelibatan
mereka dalam perencanaan strategi pemasaran. Evaluasi reguler terhadap
keberhasilan kampanye pemasaran dan umpan balik pasar dapat membantu
perusahaan menyesuaikan strategi mereka dengan lebih baik.
Terakhir, perlu diperkuat koordinasi dan komunikasi antar departemen.
Struktur perusahaan yang bersifat keluarga dapat dimanfaatkan dengan lebih baik
untuk membangun sinergi antar departemen. Kegiatan bersama dan pertemuan rutin
antar departemen dapat memfasilitasi pertukaran informasi yang lebih lancar dan
penyelesaian masalah dengan lebih efektif. Dengan demikian, PT KPBS Pangalengan
dapat mencapai tujuannya menjadi perusahaan dan koperasi yang amaliah, modern,
dan unggul di tingkat regional dan nasional.
27
Daftar Pustaka
Sudrajat, A., Saleh, D. M., Rimbawanto, E. A., & Christi, R. F. (2021). Produksi
dan Kualitas Susu Sapi Friesian Holstein (FH) di Kpbs Pangalengan
Kabupaten Bandung. TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal
Production, 22(1), 42–51. https://doi.org/10.21776/ub.jtapro.2021.022.01.6
Lampiran
28
Dokumentasi Bersama Narasumber Bapak Arfan Fadhillah
29