A. Latar Belakang
Saat ini, kebutuhan kayu sebagai bahan baku industri kayu lapis semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, terutama kebutuhan
terhadap kayu bulat berdiameter besar. Akan tetapi potensi kayu bulat berdiameter
besar dan memiliki kualitas bagus yang terdapat di hutan alam semakin berkurang
sehingga ketersediaannya menjadi terbatas. Hal ini menimbulkan permasalahan di
industri perkayuan terutama industri kayu lapis yang menggunakan kayu bulat
berdiameter besar sebagai bahan baku. Jika hal ini tetap dibiarkan
berkelanjutan, masa depan industri kayu lapis dapat terancam kesulitan bahan baku
(Arsadi, 2011).
1
bulat berdiameter kecil banyak mengandung kayu juvenile yang menyebabkan
kerapatan dan kekuatannya lebih rendah dari kayu mature. Selain itu, stabilitas
dimensi Small Diameter Logs (SDL) lebih rendah dari Large Diameter Logs
(LDL) (Massijaya et al. 2010). Oleh karena itu, dibutuhkan teknologi yang
baik dan pengolahan yang tepat agar diperoleh produk yang berkualitas (Arsadi,
2011).
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan,
bahan yang digunakan, mutu serta kegunaan dari kayu lapis struktural.
2
PEMBAHASAN
Hing (1992) mendefinisikan kayu lapis adalah sebuah papan tiruan yang
terbuat dari lembaran-lembaran tipis atau vinir kayu yang terdiri dari tiga
lapis atau lebih dimana setiap lapisan ditumpuk dan direkatkan satu sama lain
dengan arah serat berlawanan atau tegak lurus. Namun, menurut Bowyer et al.
(2003) kayu lapis merupakan sebuah produk panel dari lembaran vinir yang
direkatkan bersama-sama sehingga arah seratnya tegak lurus dari beberapa vinir
kayu dan sejajar atau searah panel.
Sifat dan kinerja kayu lapis dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Faherty
dan Williamson (1999) faktor-faktor yang mempengaruhi sifat dan kinerja
kayu lapis berasal dari komposisi kayu lapis itu sendiri, antara lain ketebalan
lapisan, jumlah lapisan, jenis vinir dalam satu panel, orientasi lapisan, kualitas kelas
vinir dan jenis perekat. Kombinasi dari komposisi tersebut memungkinkan
produsen untuk menyesuaikan produk sesuai tujuan penggunannya.
Contoh kayu yang dapat digunakan sebagai bahan baku kayu lapis antara
lain meranti, kamper, mersawa, mengkulang, gerunggang, mahoni, agathis,
trembesi, sengon, mindi dan sebagainya. Diameter log yang digunakan
disarankan diatas 30 cm, tetapi saat ini mesin-mesin yang lebih modern dapat
mengolah log dengan diameter yang lebih kecil.
3
B. Penggolongan Kayu Lapis
a. Kayu lapis interior yaitu kayu lapis yang penggunaanya di dalam ruangan atau
dengan kata lain tidak langsung terekspos oleh kondisi lingkungan luar
ruangan, perekat yang dipergunakan adalah perekat interior seperti UF, MF
dan MUF .
b. Kayu lapis eksterior yaitu kayu lapis yang penggunaanya di luar ruangan yang
terekspos langsung dengan kondisi luar ruangan, perekat yang dipergunakan adalah
perekat eksterior seperti PF.
a. Ordinary plywood yaitu kayu lapis dimana finir mukanya dihasilkan dari
proses rotary cutting.
b. Fancy plywood yaitu kayu lapis dimanafinir mukanya terbuat dari kayu-kayu
indah dan dihasilkan dari proses slice cutting atau half rotary cutting.
a. Konstruksi bangunan
· Bahan pelapis
4
· Lantai
· Sidding : dinding
· Plyform
Proses pembuatan finir dimulai dengan pemotongan kayu menjadi ukuran yang
dikehendaki, pemberian perlakuan pendahuluan, pembersihan, pengirisan atau
pengupasan menjadi finir, pemotongan finir menjadi lembaran yang dikehendaki
untuk kemudian dikeringkan, atau untuk finir-finir muka / face dan belakangan /
back biasanya dari pisau pengupas kemudian finir digulung dan dikeringkan untuk
selanjutnya dipotong menjadi ukuran yang dikehendaki, setelah itu baru finir-finir
tadi dikelompokkan dan bila perlu diperbaiki.
1. Pemanasan
a. Hasil finir yang lebih tinggi dapat diperoleh dari kayu bulat.
5
Pemanasan dapat dilakukan dengan mengukus (uap panas), atau
menyemprotkan air panas bersuhu 93o C. Pemanasan ini dilakukan beberapa saat
sebelum blok dikupas menjadi finir.
2. Pengupasan
4. Pengeringan Finir
300O C. Dengan suhu setinggi ini diharapkan diperoleh kestabilan yang merata ke
seluruh bagian finir dan memudahkan proses perekatannya.
6
5. Perekatan
Dalam pebuatan kayu lapis bahan perekat merupakan faktor penting kerena
bersifat mempersatukan lembaran-lembaran finir menjadi satu ketebalan tertentu.
Berdasarkan sifat-sifatnya perekat dibagi menjadi beberapa golongan yaitu :
b. perekat yang berasal dari hewan : perekat kasein, perekat darah (albumim) dan
lain-lain.
c. perekat sintesis : perekat yang dibuat dari sintesis antara lain ureaformaldehid,
termosetting, fenol formaldehid, resoresinol, formaldehid dan lain-lain.
Jenis-jenis perekat di atas digunakan untuk menghasilkan kayu lapis yang perlu
benar-benar menghasilkan kayu lapis yang yang berkualitas baik, yiatu :
7
Setelah finir muka (face) dan inti (core) disusun seperti yang dikehendaki,
kemudian dilakukan pengepresan menggunakan mesin dengan tekanan berkisar
110 – 200 psi tergantung pada jenis dan kerapatan plywood yang diinginkan.
7. Penyelesaian
Dari mesin press, kayu lapis tersebut menuju mesin gergaji untuk dibuat
ukuran-ukuran standar arah memanjang dan melebar kayu lapis tersebut. Dan
selanjutnya kayu lapis masuk pada mesin amri untuk dihaluskan bidang
permukaannya, sekaligus diadakan pengujian kualitas. Kemudian diangkut dengan
forklift untuk disimpan di dalam gudang, disusun dengan baik dalam susunan
mendatar di atas landasan yang jarak dari lantai 10 – 20. lantai harus terlindungi
dari kelembaban, begitu pula keadaan gudang.
Menurut SNI 01-5008.7-1999, kayu lapis struktural adalah kayu lapis yang
terdiri dari susunan venir yang dibuat khusus untuk digunakan sebagai penahan atau
pemikul beban dari suatu kontruksi. Dalam SNI 01-5008.7-1999 juga dijelaskan
beberapa hal menyangkut kayu lapis struktural seperti berikut :
Kayu lapis struktural diklasifikas ikan menjadi dua katagori, yaitu katagori 1
(Tipe kayu lapis struktural) dan katagori 2 (Mutu kayu lapis struktural).
8
1. Kategori 1 (Tipe kayu lapis struktural).
Kayu lapis struktural diklasifikas ikan menjadi 2 tipe, berdasarkan kekuatan ikatan
perekatnya yaitu:
a. Tipe Eksterior I, adalah kayu lapis struktural yang dalam penggunaannya tahan
terhadap cuaca dalam waktu relatif lama.
b. Tipe Eksterior II, adalah kayu lapis struktural yang dalam penggunaannya
tahan terhadap cuaca dalam waktu relatif pendek.
2. Kategori 2 (Mutu kayu lapis struktural).
Syarat mutu kayu untuk plywood yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
Jenis kayu yang dapat digunakan untuk pembu atan kayu lapis struktural adalah
jenis-jenis kayu yang berat jenis (BJ) nya lebih dari 0,4.
• Syarat Umum
• Syarat Khusus
c. Kadar Air
Kadar air kayu lapis struktural tidak diperkenankan lebih dari 14%.
9
d. Keteguhan rekat
Keteguhan rekat pada kayu lapis struktural untuk setiap tipenya harus sesuai
dengan persyaratan yang ada.
e. Mutu Keteknikan
Mutu keteknikan kayu lapis struktural harus diuji dengan dua cara yaitu uji
lapangan dan uji laboratories.
10
PENUTUP
Kayu lapis hadir sebagai inovasi pengggunaan kayu solid agar lebih efektif
dan efisien. Dan kayu lapis struktural hadir untuk memenuhi berbagai kebutuhan
konsumen yang senang memilih kayu sebagai bahan untuk berbagai kebutuhan
konstruksi. Agar kualitasnya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen,
ketentuan dalam pemilihan bahan baku, perekat, pengawet, dan tata cara pembuatan
kayu lapis struktural harus diperhatikan dengan seksama.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arsadi, B. 2011. Kualitas Kayu Lapis Dari Kayu Bulat Berdiameter Kecil Jenis
Dadap (Erythrina variegata Lamk.), Kemiri (Aleurites moluccana L.
Willd.) dan Jengkol (Pithecellobium jiringa Benth. I. C. Nielsen). Fakultas
Kehutanan. IPB. Bogor.
Junus, M., A.R. Warasaka, J.J. Franz, M. Rusmaedy, Sudirman, S.N. Digut, M.
Sila. 1989. Dasar Umum Ilmu Kehutanan. Buku II. Badan Kerjasama
Perguruan Tinggi Negeri Indonesia bagian timur. Lembaga Penerbitan
Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.
12