A. Pengertian
Finir adalah lembaran kayu tipis dari 0,24 mm sampai 0,6 mm yang diperoleh dari
penyayatan (pengupasan) dolok kayu jenis-jenis tertentu.dengan ketebalan sama dan lebih
kecil dari 6 mm. Ketebalan diatas batas ini digolongkan ke dalam jenis papan. Penggunaan
utama dari finir adalah untuk pembuatan kayu lapis (plywood), di mana beberapa lembar finir
direkat menjadi satu dengan arah serat yang saling tegak lurus dalam jumlah yang ganjil.
Finir dapat juga dibuat menjadi papan lamina (laminated wood) di mana lembaran-lembaran
finir direkat menjadi satu dengan arah serat yang sama. Finir juga digunakan dalam
pembuatan papan balok (block board) di mana lapisan muka dan belakang adalah finir
(lapisan luar) dan lapisan tengah adalah potongan kayu memanjang disusun berdampingan.
Selain untuk pembuatan kayu lapis, papan lamina dan papan balok, finir juga diproduksi
untuk pembuatan kotak dan batang korek api, tusuk gigi dan lain-lain.
Kayu lapis adalah (plywood) adalah papan buatan dengan ukuran tertentu yang terbuat dari
beberapa lapisan finir. Plywood dengan tiga lapis disebut tripleks, atau three-ply, lapis 5 (5
ply),, lapis 7 (7 ply), lapis 9 (9 ply). Lapis 5 dan selebihnya disebut pula multipleks atau
multiply.
Maksud dan tujuan pembuatan finir dan kayu lapis untuk mendapatkan papan yang berukuran
dekoratif kayu.
a. Dengan Pisau
1). Mesin Kupas (peelerirotary), kayu diputar berlawanan dengan mata pisau. Pisau akan
memotong atau mengupas kayu setebal finir yang dikehendaki. Mengerjakan dengan cara ini
akan menghasilkan finir yang lebar sekali dan dapat digulung dengan alat penggulung.
2) Mesin Kupas Kerat (slicer). Pisau bergerak horizontal (maju dan mundur) dan ada juga yang
bergerak vertikal (naik turun). Dengan cara ini akan didapatkan finir yang lebih banyak dan
b. Dengan gergaji
Kayu bulat pertama-tama dibelah dua dengan gergaji. Setelah itu digergaji dengan gergaji
pita untuk dijadikan finir. Dengan cara ini banyak kayu terbuang, serta memakan waktu
cukup lama. Keuntungannya, adalah pengerjaan kayu tanpa diuapkan atau direbus lebih
dahulu
C. Bahan Pokok
Kayu yang dibuat finir adalah dari jenis-jenis kayu yang lunak, ringan, kelas kuat dan kelas
awetnya sekitar II-IV dan bila dikupas tidak mudah pecah. Jenis kayu yang biasa
Sedangkan untuk pembuatan finir indah (fancy veneer) digunakan jenis-jenis kayu yang
berkualitas tinggi dengan nilai dekoratif yang indah dan menarik, misalnya :
Proses pembuatan finir dimulai dengan pemotongan kayu menjadi ukuran yang dikehendaki,
pemotongan finir menjadi lembaran yang dikehendaki untuk kemudian dikeringkan, atau
untuk finir-finir muka / face dan belakangan / back biasanya dari pisau pengupas kemudian
finir digulung dan dikeringkan untuk selanjutnya dipotong menjadi ukuran yang dikehendaki,
setelah itu baru finir-finir tadi dikelompokkan dan bila perlu diperbaiki.
1. Pemanasan
Sebelum diadakan pemotongan finir maka finir terlebih dahulu dipanaskan. Pemanasan
dilakukan untuk melunakkkan kayu dan mata-mata kayunya yang membuatnya lebih mudah
untuk dipotong. Pemanasan juga untuk meningkatkan kualitas permukaan, dan mengurangi
kekasaran.
a. Hasil finir yang lebih tinggi dapat diperoleh dari kayu bulat.
b. Kualitas finir meningkat
Pemanasan dapat dilakukan dengan mengukus (uap panas), atau menyemprotkan air panas
bersuhu 93o C. Pemanasan ini dilakukan beberapa saat sebelum blok dikupas menjadi finir.
2. Pengupasan
Pengupasan dilakukan menggunakan pisau statis yang dikasitkan pada blok kayu yang
berputar. Hasil pengupasan ini berupa lembaran tipis kayu yang disebut finir. Pengupasan
dilanjutkan hingga diameter blok tinggal 5,5 sampai 4,0 inchi. Oleh karena finir hasil
pengupasan masih berupa lembaran yang memanjang maka pada proses selanjutnya finir
Penyimpanan yang dimaksud di sini adalah bukanlah seperti penyimpanan barang digudang atau
sesuai ukuran.
Penyimpanan dapat dilakukan dengan 2 cara yakni sistem gulungan dan sistem konveyer. Sistem
gulungan dirasakan kurang praktis dan lebih lambat dibandingkan dengan sistem konveyer.
Hal ini disebabkan pada sistem gulungan finir mesti disusun berbentuk gulungan terlebih
dahulu sebelum dibawa ke mesin pemotong untuk dipotong sesuai ukuran. Sementara pada
sistem konveyer mesin pemotong diletakkan satu jalur dengan mesin pengupas sehingga
4. Pengeringan Finir
Pengeringan finir dilakukan dengan menyemprotkan udara panas ke permukaan finir. Suhu
5. Perekatan
Sebelum lembaran disusun seperti yang diinginkan, terlebih dahulu permukaan finir disemprot
dengan perekat. Biasanya digunakan perekat sintesis thermosetting yang biasa mengeras
akibat terkena panas. Jenis perekat yang biasa digunakan adalah Urea Formaldehide dan
Fenol formaldehyde.
Dalam pebuatan kayu lapis bahan perekat merupakan faktor penting kerena bersifat mempersatukan
b. perekat yang berasal dari hewan : perekat kasein, perekat darah (albumim) dan lain-lain.
c. perekat sintesis : perekat yang dibuat dari sintesis antara lain ureaformaldehid, termosetting,
Jenis-jenis perekat di atas digunakan untuk menghasilkan kayu lapis yang perlu benar-benar
dilakukan pengepresan menggunakan mesin dengan tekanan berkisar 110 – 200 psi
7. Penyelesaian
Dari mesin press, kayu lapis tersebut menuju mesin gergaji untuk dibuat ukuran-ukuran
standar arah memanjang dan melebar kayu lapis tersebut. Dan selanjutnya kayu lapis masuk
pada mesin amri untuk dihaluskan bidang permukaannya, sekaligus diadakan pengujian
kualitas. Kemudian diangkut dengan forklift untuk disimpan di dalam gudang, disusun
dengan baik dalam susunan mendatar di atas landasan yang jarak dari lantai 10 – 20. lantai
Sifat kekuatan dan sifat kaku adalah suatu syarat yang baik bagi kayu lapis, sehingga bahan
bangunan yang kuat yang kuat. Lebih banyak lapisan pada kayu lapis semakin merata
Dengan memasang finir bersilangan,kayu lapis menjadi kuat tahan geseran ke arah , begitu pula
halnya dengan kekuatan menahan paku, sehingga pada waktu pada pemakuan tidak pecah
untuk dipergunakan sebagai dasar lantai, penutup dinding dan lain kegunaannya.
5. Pengerjaan
Kayu lapis merupakan bahan jadi, mudah dikerjakan. Dapat dipotong menjadi berbagai
ukuran dan bentuk, mudah dipaku ataupun disekrup dan tidak dikuatirkan akan pecah. Kayu
1. Persayaratan Umum
Persyaratan umum meliputi hal ukuran (Tebal, panjang dan lebar, kadar air kayu lapis dan
keadaan finir penyusun kayu lapis, baik finir luar maupun finir dalam.
2. Persyaratan Khusus
Meliputi keadaan finir luar dan dalam. Finir luar terdiri atas finir muka dan finir belakang.
Dengan adanya cacat-cacat pada finir luar dan dalam, maka dapat dibedakan beberapa
macam mutu yang ditulis dalam huruf besar seperti A, B, C dan seterusnya.
Keteguhan rekat menggambarkan baik tidaknya perekat yang mengikat finir penyusun kayu
lapis.
Untuk kayu lapis biasa umumnya belum dituntut persyaratan kekuatan. Tetapi untuk kayu
b. Permukaan kayu lapis dijaga terhadap kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh
dironci (dialur).
d. Mengangkat lembaran kayu lapis dengan cara memegang bagian tepinya, dan hindari
e. Melindungi kayu lapis dari sinar matahari langsung, air atau kelembaban yang
f. Kayu lapis yang akan digunakan, hendaknya dibeli pada saat pengerjaan untuk itu
Kayu lapis dapat dibedakan atas bemacam-macam tipe yang didasarkan atas beberapa
penggolongan yaitu :
a. Berdasarkan Kelompok
a) Kembang susut pada arah memanjang dan melebar jauh lebih kecil, sehingga merupakan
f) Ringannya kayu lapis hinga memudahkan perlakuan kayu lapis pada pembuatan-pembuatan
barang tertentu.
a. Bangunan
1) Rangka
2) Dinding
3) Langit-langit
4) Lantai
1) Interior di mobil
d. bahan pengemas : kopor, tas, dan lain kegunaan yang ada hubungan dengan
kemasan .
f. Barang-barang kerajinan : kap lampu, hiasan dinding, alat alat kantor, serta
Pada tahun 1974/1975 catatan investasi indusstri finir dan plywood di Indonesia
3. Rate of Capital Turn Over / Gross Value of output per investment : US.$ 90,-
Dalam periode tahun 1983 / 1984, terdapat 22 unit industri kayu lapis HPH yang mengajukan
aplikasi perluasan pabrik atau pendirian pabrik baru, dengan jumlah kapasitas produksi
1.322.626 m3/tahun. 12 unit diantaranya telah mencapai SPT BKPM dengan kapasitas
Industri kayu lapis sejak tahun 1980 sampai , yaitu sejak ditempuh kebijaksanaan pemerintah
di bidang kehutanan ( yang dikenal dengan SKBTM), berkembang cukup pesat. Volume
eksport kayu lapis indonesia meningkat cukup pesat. Kalau pada tahun 1980 ekspor baru
mencapai ± 245 ribu m3, maka pada tahun 1980 eksport 1984 telah mencapai ± 3.045 ribu m 3.
namun kenaikan volume ini tidak diimbangi dengan kenaikan untuk nilai setiap satuan. Pada
tahun 1983 nilai setiap satuan dapat mencapai ± US. $ 242 / m 3, kemudian tyurun cukup
tajam pada tahun 1984 menjadi ± US. $ 216 / m 3. Meskipun demikian, nilai devisa secara
keseluruhan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Atmosuseno, B.S. dan Khaeruddi Duljafar. 1996. Kayu Komersial. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Departemen kehutanan. 1976. Vademecum Kehutanan Indonesia. Direktorat
Jendral Kehutanan, Jakarta.
___________________. 1999. Panduan Kehutanan Indonesia. Koperasi Karyawan
Departemen kehutanan dan Perkebunan, Jakarta.
___________________. 2000. Hand Book of Indonesian Forestry. Koperasi
Karyawan Departemen Kehutanan, Jakarta.
Dumanauw, J.F., 1990. Mengenal Kayu. Kanisius, Jakarta.
Haygreen, J.G. dan Jim L. Bowyer. 1995. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu, Suatu
Pengantar. Gadja Mada University Press, Yokyakarta
Junus, M., A.R. Warasaka, J.J. Franz, M. Rusmaedy, Sudirman, S.N. Digut, M. Sila.
1989. Dasar Umum Ilmu Kehutanan. Buku II. Badan Kerjasama Perguruan
Tinggi Negeri Indonesia bagian timur. Lembaga Penerbitan Universitas
Hasanuddin, Ujung Pandang.
Soetomo, 2001. Industri Pengolahan Kayu. Majalah Kehutanan Indonesia, Jakarta.