Anda di halaman 1dari 3

EFEKTIFITAS TEKNIK PERAJANGAN DALAM MENINGKATKAN

RENDEMEN MINYAK ATSIRI TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin


BENTH)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara indonesia merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor

minyak atsiri terbesar di dunia. Tercatat tidak kurang dari 70 jenis tanaman

penghasil minyak atsiri yang selama ini diperdagangkan di pasar dunia, Sekitar 40

jenis diantaranya ternyata bisa diproduksi di indonesia karena tanaman

penghasilnya mampu di budidayakan di negeri yang subur dan beriklim tropis ini

(Tony dan Yeyet, 2002).

Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu jenis tanaman

hasil hutan bukan kayu yang menghasilkan minyak atsiri bernilai ekonomi tinggi.

Tanaman nilam berbentuk perdu berdaun banyak yang tumbuh tegak, memiliki

banyak percabangan dan termasuk suku Labiate. Menurut Tony dan Yeyet (2002),

Lokasi tempat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dengan ketinggian 2.200

m diatas permukaan laut.

Minyak atsiri, minyak mudah menguap, atau minyak terbang merupakan

campuran dari senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang memiliki

komposisi maupun titik didih yang beragam. Minyak atsiri yang dihasilkan dari

tanaman nilam disebut minyak nilam (Patchouli oil). Salah satu sifat minyak

nilam yang khas adalah daya fiksasinya yang cukup tinggi penggantian minyak

nilam dengan produk sintesis kurang memungkinkan.


Minyak atsiri pada nilam terdapat pada bagian akar, batang, ranting

maupun daun tanaman. Umumnya kandungan minyak atsiri pada bagian akar,

batang, dan ranting tanaman lebih kecil (0,4-0,5%) dibandingkan kandungan

minyak atsiri pada bagian daun (2,5-5,0%) (Kardinan, 2005).

Minyak atsiri dibutuhkan oleh berbagai kalangan, misalnya industri

parfum, kosmetik, farmasi, serta industri makanan dan minuman. Selain untuk

memenuhi kebutuhan industri yang sudah ada, munculnya bisnis spa dan sauna

meningkatkan jumlah permintaan minyak atsiri.

Penyulingan minyak nilam sudah dilakukan sejak 100 tahun yang lalu.

Namun, perkembangan proses produksinya belum banyak mengalami perubahan.

Permasalahan yang dihadapi adalah karena kualitas minyak nilam yang dihasilkan

kurang baik. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah tidak

menguapnya seluruh minyak yang terdapat pada tanaman nilam.

Perlakuan sebelum penyulingan memiliki peran yang sangat penting dalam

menentukan banyak atau tidaknya minyak yang dihasilkan. Selain ditentukan oleh

pengeringannya, proses pengecilan ukuran atau perajangan juga memiliki

pengaruh. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Yuliani dan Suyanti (2012)

bahwa minyak atsiri sebagian terdapat di permukaan dan sebagian lagi terdapat di

dalam daun. Perajangan daun segar juga akan menyebabkan penurunan rendemen

minyak akibat penguapan minyak selama proses pelayuan. Dengan pelayuan atau

pengeringan, dinding sel akan terbuka sehingga mudah ditembus oleh uap. Oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian tentang efektifitas teknik perajangan dalam
meningkatkan rendemen minyak atsiri tanaman nilam sebagai bahan informasi

untuk pengembangan pengelolaan minyak atsiri.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas teknik perajangan

dalam meningkatkan rendemen minyak atsiri tanaman nilam (Pogostemon cablin

Benth).

Anda mungkin juga menyukai