Anda di halaman 1dari 4

Mata Kuliah : Kemuhammadiyahan

Nama Mahasiswa : Eka Febriani


NIM : A410190080
Nama Dosen : Prof. Dr. Tjipto Subadi, M.Si.

1. Materi 8_ Landasan Operasional Muhammadiyah


Landasan Operasional yang merupakan pijakan bagi persyarikatan Muhammadiyah
dalam menjalankan aktivitas-aktivitas untuk mencapai maksud dan tujuannya meliputi
beberapa hal, antara lain Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Khittah
Perjuangan, dan Keputusan-keputusan Muhammadiyah.
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Muhammadiyah
Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah merupakan anggaran pokok yang menyatakan
dasar, maksud dan tujuan organisasi Muhammadiyah, peraturan-peraturan pokok dalam
menjalankan organisasi, dan usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mencapai maksud dan
tujuan tersebut.
Khittah Perjuangan Muhammadiyah
Khittah Perjuangan Muhammadiyah merupakan strategi yang ditetapkan dalam
Muktamar untuk mencapai maksud dan tujuan persyarikatan, Dengan demikian Khittah
merupakan langkah-langkah yang terperinci dan berjenjang serta berkesinambungan yang
memberikan jalan dan arah bagi amal usaha Muhammadiyah, sehingga Khittah dapat
berubah setiap saat.
Keputusan-keputusan Muhammadiyah
Keputusan-keputusan Muhammadiyah meliputi banyak hal, dari keputusan Muktamar,
Tanwir, Musyawarah Wilayah (Musywil), Musyawarah Daerah (Musyda), Musyawarah
Cabang (Musycab), sampai Musyawarah Ranting (Musyran). Keputusan Muktamar
merupakan acuan utama dalam pelaksanaan program selama satu periode, sebagai
kelanjutan dan rangkaian program periode sebelumnya serta menjadi dasar bagi penyusunan
program periode berikutnya.

2. Materi 9_ Sistem Gerakan Muhammadiyah (Ideologi Sistem dan Struktur dalam


Muhammadiyah)
Ideologi secara harfiah ialah “sistem paham” atau “sekumpilan ide atau gagasan”.
Kata ideologi berasal dari bahasa Yunani “ideos” (ide, gagasan) dan “logos” (ilmu logika).
Sistem Gerak Organisasi Gerakan Muhammadiyah menggunakan sistem organisasi modern,
yang dicanangkan sejak berdirinya pada tahun 1912. Penilaian bahwa Muhammadiyah
sebagai gerakan modern dapat dilihat dari visi dan misi gerakannya, juga didasarkan pada
penggunaan organisasi sebagai wahana perjuangan.
Dalam rangka menjalankan usaha-usaha baik dalam tataran konseptual maupun
operasional sebagai gerakan Islam, dan dakwah amar makruf nahi munkar, Muhammadiyah
telah membangun struktur organisasi, baik struktur vertikal maupun horisontal. Struktur
vertikal adalah susunan organisasi dan kepemimpinan dari bawah ke atas atau sebaliknya.
Adapun struktur horisontal adalah susunan organisasi berdasarkan bidang-bidang kerja dan
tugas yang menjadi konsentrasi gerakan Muhammadiyah yang ada di setiap level organisasi
dan kepemimpinan, dalam bentuk badan atau unsure pembantu pimpinan dan organisasi
otonom.

3. Materi 10_Majelis-majelis dalam Muhammadiyah


Pengertian majelis telah diatur dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah, tercantum
pada Bab Visi Unsur Pembantu Pimpinan, Pasal 20 ayat 2. Majelis adalah unsur pembantu
pimpinan yang menjalankan sebagian tugas pokok Muhammadiyah.
Majelis-Majelis dalam Muhammadiyah, sebagai berikut :
(1) Majelis Tarjih dan Tajdid
(2) Majelis Tabligh
(3) Majelis Pendidikan Tinggi
(4) Majelis Pembina Kesehatan Umum
(5) Majelis Pustaka dan Informasi
(6) Majelis Pendidikan Kader
(7) Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
(8) Majelis Pelayanan Sosial
(9) Majelis Pemberdayaan Masyarakat
(10) Majelis Lingkungan Hidup
(11) Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia
(12) Majelis Wakaf dan Kehartabendaan
(13) Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah

4. Materi 11_ Lembaga-lembaga dalam Muhammadiyah


Lembaga adalah unsur pembantu pimpinan yang menjalankan tugas pendukung yang
tidak operasional atau tidak langsung berhubungan dengan pencapaian tujuan
Muhammadiyah.
1. Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting
2. Lembaga Pembina dan Pengawas Keuangan
3. Lembaga Penelitian dan Pengembangan
4. Lembaga Penanggulangan Bencana
5. Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah
6. Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
7. Lembaga Seni Budaya dan Olahraga
8. Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional
5. Materi 12_ Organisasi Otonom dalam Muhammadiyah
Organisasi-organisasi ortonom dalam Muhammadiyah, sebagai berikut :
1. Aisyiyah
Aisyiyah adalah organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah, merupakan
gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang berasas Islam serta
bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2. Tapak Suci Putra Muhammadiyah
Lahirnya Tapak Suci secara resmi pada tanggal 31 Juli 1963 bertepatan dengan tanggal
10 Rabi’ul Awwal 1383 H. Kelahiran perguruan Tapak Suci ditandai dengan sebuah
pertemuan terbuka yang dihadiri segenap tokoh-tokoh persilatan dari masyarakat umum,
yang bertempay di Gedung Pesantren Aisyiyah Kauman Yogyakarta.
3. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah gerakan mahasiswa Islam yang bergerak di
bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan.
4. Pemuda Muhammadiyah
Pemuda Muhammadiyah adalah organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah yang
merupakan gerakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi mungkar di kalangan pemuda,
beraqidah Islam, dan bersumber pada al-Quran dan Sunnah Rasul. Organisasi ini
didirikan dengan maksud dan tujuan untuk menghimpun, membina, dan menggerakkan
potensi Pemuda Islam serta meningkatkan perannya sebagai  kader untuk mencapai
tujuan Muhammadiyah.
5. Nasyiyatul Aisyiyah
Berdirinya Nasyiatul Aisyiyah bermula dari ide Somodirjo dalam usahanya untuk
memajukan Muhammadiyah dengan mengadakan perkumpulan yang anggotanya terdiri
dari para remaja putra putri Standar School Muhammadiyah denagn nama Siswa Praja
(SP) pada tahun 1919.
6. Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Muhammadiyah untuk mendirikan organisasi pelajar Muhammadiyah telah dirintis sejak
tahun 1919. Akan tetapi selalu saja mendapat halangan dan rintangan dari berbagai
pihak, termasuk oleh Muhammadiyah sendiri. Aktivitas pelajar Muhammadiyah untuk
membentuk kader organisasi Muhammadiyah di kalangan pelajar akhirnya mendapat
titik –titik terang dan mulai menunjukkan keberhasilannya, yaitu ketika pada tahun 1958,
Konferensi Pemuda Muhammdiyah di garut menempatkan organisasi pelajar
Muhammmadiyah di bawah pengawasan Pemuda Muhammadiyah.
7. Hizbul Wathan
Hizbul Wathan yang artinya pembela tanah air adalah suatu gerakan kepanduan dalam
Muhammadiyah. Pandu HW didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1918,
denagn nama Padvinder Muhammadiyah. Tokoh perintisnya yang terkenal adalah Siraj
Dahlan dan Sarbini. Atas usul KH. Agus Salim istilah Belanda, Padvinder di
Indonesiakan menjadi “Kepanduan Muhammadiyah”. Pada tahun 1920, atas usul KH. R.
Hajid kepanduan Muhammadiyah dinamakan Pandu Hizbul Wathan (Pandu HW0.
6. Materi 13_ Muhammadiyah dan Kiprah Sosial Kemasyarakatan
Muhammadiyah adalah organisasi islam tertua di Indonesia yang hingga sekarang
masih tetap berdiri kokoh.Muhammadiyah juga telah menunjukkan kiprahnya dalam
membangun masyarakat Indonesia diseluruh aspek kehidupan.Oleh karena itu,banyak atribut
yang dialamatkan kepada Muhammadiyah.Antara lain,adalah bahwa Muhammadiyah
sebagai gerakan islam Modernis,gerakan pendidikan,gerakan ekonomi,gerakan sosial-
keagamaan, gerakan pembaharu; dan bahkan sebagai gerakan Politik.
1. Muhammadiyah dan Pendidikan
2. Muhammadiyah dan Sosial-Budaya
(1) Menyantuni anak yatim
(2) Mengembangkan Seni Budaya
3. Muhammadiyah dan Ekonomi
4. Muhammadiyah dan Politik
5. Muhammadiyah dan Tantangan Ghazwul Fikr
(1) Ghazwul Fikri:Mitos atau Realitas?
(2) Benturan Peradaban Barat dan Islam
(3) Pokok-pokok Pikiran Liberalisasi Pemikiran Islam
(4) Strategi Muhammadiyah menghadapi Ghazwul Fikri
 Konsistensi Agama dan Ideologi
 Konsistensi Sosial Politik
 Konsistensi Sosial Budaya

7. Materi 14_ Muhammadiyah dan Kiprah Sosial Kemasyarakatan (Bagian 2)


Strategi Muhammadiyah menghadapi Ghazwul Fikri
Dalam menghadapi tantangan Ghazwul Fikri, dalam berbagai bentuknya, yang paling
pokok menurut hemat penulis adalah bahwa Muhammadiyah harus istiqamah dalam khitah.
Konsistensi dan komitmen  yang harus tegak dalam kepemimpinan Muhammadiyah masa
depan meliputi berbagai aspek, sebagai berikut :
(1) Konsistensi Agama dan Ideologi
(2) Konsistensi Sosial Politik
(3) Konsistensi Sosial Budaya

Anda mungkin juga menyukai